Pb (1.48%),
207
206
Pb (23.6%),
207
Pb
Pb
untukseri
thorium.
Duapuluhtujuhisotoptimballainnyamerupakanradioaktif. Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan nomor atom 82 maka timbale memiliki konfigurasi electron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 dengan jumlah electron tiap selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada pada golongan IVA (14) bersama dengan C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada pada blok s.
Logam ini sangat populer dan banyak dikenal oleh orang awam. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya timah hitam yang digunakan di pabrik dan paling banyak menimbulkan keracunan pada mahluk hidup. Sifat-sifat dan kegunaan logam ini adalah : Mempunyai titik lebur yang rendah sehingga mudah digunakan dan murah biaya operasinya. Mudah dibentuk karena logam ini lunak. Mempunyai sifat kimia yang aktif sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam untuk mencegah perkaratan. Bila dicampur dengan logam lain membentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya. Kepadatannya melebihi logam lain.
Permukaan samudra atlantik Bagian dalam samudra atlantik Permukaan Samudra pasifik Bagian dalam samudra pasifik
Sumber mineral timbal yang utama adalah Galena (PbS) yang mengandung 86,6% Pb, Cerussite (PbCO3), dan Anglesite (PbSO4). 1. Galena (PbS) Galena adalah mieral timbal yang amat penting dan paling banyak tersebar di penjuru belahan bumi dan umumnya berasosiasi dengan mineral lain seperti sphalerite, calcite, dan flourite. Deposit galena biasanya mengandung sejumlah tertentu perak dan juga terdapat seng, cadmium, antimoni,arsen, dan bismuth, sehingga umumnya produksi timbal dari galena menghasilkan juga logam-logam tersebut. Warna galena adalah abu-abu mengkilap dan formulanya adalah PbS. Struktur kristalnya kubik dan oktahedral dan spesifik graviti 7,2 7,6.
Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Melalui proses geologi, Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Pada umumnya Pb berdisosiasi dengan Zn, Cu, dan As. Bijih Pb yang pada mulanya diperoleh dari hasil penambangan mengandung sekitar 3-10% Pb, kemudian dipekatkan lagi hingga 40% sehingga diperoleh logam timbal murni.
2.
Cerussite (PbCO3) Cerrusite merupakan salah satu mineral timbal yang mengandung timbal
karbonat dan menjadi sumber timbal yang utama setelah galena. Mineral ini juga terdapat dalam bentuk granular yang padat atau benbentuk fibrous. Warnanya umumnya tidak berwarna, hingga putih, abu-abu, biru, atau hijau dengan penampakkan darai transparan hingga translusen. Mineral ini bersifat getas tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam encer seperti asam nitrat. Dan spesifik gravitinya 6,53 - 6,57.
mineral inidiketahuiberacun. 3. Anglesite (PbSO4) Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO4. Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki spesifik grafiti 6,3 dengan kandungan timbal sekitar 73%. Angelsit merupakan mineral-mineral sekunder yang telah diubah oleh reaksi kimia (air dan udara) di dalam batuan aslinya, bukan oleh pergerakan lapisan bumi. Anglesitterbentukolehoksidasi di galena wales.
(timahdansulfid).Namanyaberasaldaritempatditemukanyaituanglesey
Kristal anglesit yang terbaik ditemukan di Namibia dan Maroko. Kristal tersebut berukuran besar namun rapuh dan lunak. Komposisi kimianya berupa PbSO4 yang mempunyai sistem kristal orthorombik, dengan kekerasan 2.5 3.
e.
Fase Vulkanik Pada kesempatan ini akan dijelaskan bagaimana genesa Timbal yang
terbentuk secara fase hidrothermal khususnya jenis hipothermal. Sebelumnya terdapat beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 0C 200C) yang berada dekat permukaan bumi dan terletak paling jauh dari tubuh intrusi, Mesothermal (T 150C - 350C) kedalaman bekisar 4.000 meter sampai 12.000 meter, dan Hipothermal (T 300C - 500C) pada kedalaman > 12. 000 meter. Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldsparfeldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat. Unsur Pb umumnya ditemukan berasosiasi dengan Zn - Cu dalam tubuh bijih. Bijih logam timbal (Pb) dapat terbentuk dalam cebakan-cebakan seperti stratabound sulfida massif, replacement, urat, sedimentasi, dan metasomatisma kontak dengan mineral-mineral utama terdiri atas: galena (PbS), cerusit (PbCO3), anglesit (PbSO4), wulfenit (PbMoO4), dan piromorfit [Pb5(PO4, AsO4)3Cl]. Larutan pembawa Pb diantaranya: air connate, air meteorik artesian, dan larutan hidrotermal yang naik ke permukaan; dengan sebagian besar Pb berasal dari larutan hidrotermal yang membentuk cebakan bijih pada suhu rendah, berupa pengisian rongga batuan induk. Pb dalam batuan berada pada struktur silikat yang menggantikan unsur kalsium/Ca, dan baru dapat diserap oleh tumbuhan ketika Pb dalam mineral utama terpisah oleh proses pelapukan. Pb relatif dapat melarut dalam air dengan pH < 5dimana air yang bersentuhan dengan timah hitam dalam suatu periode waktu dapat mengandung > 1 g Pb/dm3; sedangkan batas kandungan dalam air minum adalah 50 g Pb/dm3. Komposisi utama dari larutan hipothermal adalah air. Airnya selalu mengandung garam-garam, sodium khlorida, potassium khlorida, kalsium sulfat, dan kalsium khlorida. Kadar garam yang terlarut sangatlah bervariasi, mulai dari salinitas air laut yaitu 3.5% berat sampai puluhan kalinya. Larutan yang sangat
asin (barin, kadar garam tinggi) dapat melarutkan sedikit mineral yang tampaknya tidak larut seperti emas, kalkopirit, galena dan sfalerit. Larutan hipotermal terjadi dalam beberapa cara. Salah satunya peleburan magma yang terjadi oleh parsial basah yang mendingin dan mengkristal, air yang menyebabkan peleburan parsial basah dilepaskan. Namun tidak sebagai air murni, tetapi mengandung semua unsure yang dapat larut yang terdapat pada magma seperti NaCl dan unsure kimia: emas, perak, tembaga, timbal, zinc, merkuri dan molybdenum, yang tidak terikat kuarsa, feldspar, dan mineral lain dengan substitusi ion. Suhu yang tinggi meningkatkan efektifitas larutan yang sangat asin ini untuk membentuk endapan mineral hidrotermal. Larutan lainnya berasal dari air hujan atau air laut yang bersirkulasi jauh didalam kerak.
Timbal pada umumnya terdapat pada suatu zona hipotermal dimana pada umumnya zona hipotermal merupakan daerah vulkanis. Genesis Timbal sendiri dikatakan bahwa Timbal berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana kemudian air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks mengangkut logam Timbal ke permukaan bumi. Arah aliran dari larutan kimia yang mengandung Timbal ini pada umumnya searah dengan saluran magma pada gunung api membentuk urat-urat (vein) Timbal. Saat larutan Timbal terendapkan pada saluran magma yang telah membeku proses hipotermal yang merupakan kegiatan pos vulkanis terjadi dari kontak air meteorik dengan batuan yang panas atau gerakan air magmatik ke atas dimana keduanya membawa dan melarutkan ion sulfida-klorida-tio kompleks yang menyebabkan Timbal semakin
terendapkan di permukaan bumi. Atau ion-ion sulfida-klorida-tio kompleks pembawa Timbal, mengisi rongga-rongga atau bukaan-bukaan pada batuan dan kemudian terendapkan sebagai vein Timbal. Pergerakan larutan hipotermal dari sumber ke tempat pengendapan sangat tergantung pada tersedianya bukaan (opening) dalam batuan, sedang pembentukan tubuh bijih yang besar tergantung kepada banyaknya suplai material yang bisa terangkut melalui bukaan tersebut. Dengan demikian bukaan tersebut harus saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
3.1 Tugas
1. 2. Deskripsikan 15 item mineral pada Laboratorium Eksplorasi Analisa pendeskripsian tersebut
3.2 Pembahasan
1. No sample Deskripsi maseral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Batubara : Hitam : Menggores kuku : Hitam :Konkoidal : Beraturan : Pejal (Masif) : Lemak : Lapisan : Lapisan : Analisa mineralogi, genesa dari sedimentasi bahan organik yang dipengaruhi :M-1
10
2.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: 28
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Tidak merata : Logam : Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.
Sketsa
3.
No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap
:M-5
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak ada : Tidak merata : Logam
11
Bentuk
: Vein
Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Manganite : Hitam : Menggores kuku : Hitam :: Tidak jelas : Sangat tidak merata : Lemak : Pocket : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal. Sketsa :
4.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap
: M - 27
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam :: Tidak jelas : Merata : Logam
12
Bentuk
Sketsa
5.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: 15 - i
: Pyrite : Kuning kehitaman : Menggores kuku : Hitam kehijauan : Konkoidal : Sempurna : Tidak merata : Logam : Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.
Sketsa
13
6.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: M - 17
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Merata : Logam : Vein : Isometris : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.
Sketsa
7.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap
: M - 19
: Manganite : Hitam : Menggores kuku : Hitam : Tak beraturan : Tidak ada : Tidak merata : Lemak
14
Bentuk
Sketsa
8.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: M - 25
: Spalerite : Hitam kecoklatan : Menggores kuku : Hitam : Tak beraturan : Tidak jelas : Merata : Lemak : Pocket : Pocket : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.
Sketsa
15
9.
No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: 12
: Hematite : Coklat : Menggores kuku : Coklat : Tak beraturan : Tak jelas : Tidak merata : Tanah : Pocket : Isometris : Analisa mineralogi, genesa dari proses magmatik
Sketsa
10. No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: EX - 34
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Tidak merata : Logam : Vein
16
Sketsa
11. No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: M - 71
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Merata : Logam : Vein
Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Pyrite : Kuning keemasan pucat : Menggores kuku : Hitam kehijauan :: Tidak jelas : Merata : Logam : Vein : Isometris
Bentuk tubuh
17
Keterangan
Sketsa
12. No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: M - 14
: Magnetite : Hitam : Menggores kuku : Hitam : Tidak Beraturan : Tidak jelas : Pejal (masif) : Lilin : Isometris
Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Hematite : Coklat kemerahan : Menggores kuku : Coklat :: Tidak jelas : Merata : Tanah : Vein : Isometris
Bentuk tubuh
18
Keterangan
: Analisa magmatik.
mineralogi,
genesa
secara
Sketsa
13. No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: GB - 14
: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam ::Tidak jelas : Sngat tidak merata : Logam : Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.
Sketsa
19
14. No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: EX - 37
: Manganite : Hitam : Menggores kuku : Hitam :: Tidak jelas : Tidak merata : Lemak : Pocket : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.
Sketsa
15. No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk
: M - 10
: : Hitam : Menggores kuku : Hitam : Tidak Beraturan : Tidak jelas : Pejal (masif) : Kaca : Isometris
20
Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : : Krem : Menggores kuku : :: Tidak jelas : Pejal (Masif) : Lemak : Vein : Isometris : Analisa magmatik. Sketsa : mineralogi, genesa secara
21
BAB IV ANALISA
22
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan analisa data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Pendeskripsian mineral yang dilakukan pada praktikum kali ini dilakukan secara makroskopis, artinya hanya melalui pengamatan dengan mata telanjang saja. Hal ini akan mempengaruhi keakuratan pendeskripsian yang dilakukan. 2. 3. Mineral berharga yang ditemukan didominasi oleh Kalkopyrite dan Pyrite. Bentuk-bentuk pemineralan yang digunakan antara lain Vein, Veinlet, Sebaran, Pocket, Lensa dan Massive (Pejal). 4. Bentuk tubuh bahan galian dapat dikelompokkan menjadi bentuk isometris, lapisan dan tidak sederhana (Urat, lensa, atau pocket). 5. Pendeskripsian dasar yang bisa dilakukan adalah melalui warna dan gores suatu mineral.
5.2 Saran
Diharapkan pembelajaran disetiap pokok bahasan agar diperdalam lagi, sehingga praktikan akan lebih mengerti mengenai materi praktikum.
23
DAFTAR PUSTAKA
24
LAMPIRAN
25
Nama Batuan Warna Genesa Komposisi Ukuran Butir Bentuk Kristal Golongan
: Andesit : Intermediet (Abu-abu) : Intermedier Ekstrusif : Silika, Kuarsa, Feldspar, Piroksen, Plagioklas, biotit. : Halus : Anhedral, Euhedral : Batuan Beku Intermediet
26
Nama Batuan Warna Genesa Komposisi Ukuran Butir Bentuk Kristal Golongan
: Basalt : Gelap : Ekstrusif : Plagioklas dan Piroksen : Halus : Euhedral : Batuan Beku Basa
27