Anda di halaman 1dari 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan yang baku sehingga berbagai pihak baik instansi pemerintah maupun perusahaan pertambangan menggunakan klasifikasi secara sendiri-sendiri, klasifikasi yang dianggap paling sesuai dengan sifat-sifat endapan mineralnya dan kebijakasanaan yang ada diperusahaan tersebut. Tahapan eksplorasi, yang menggambarkan pula tingkat keyakinan akan potensinya, dilakukan usaha pengelompokan atau klasifikasi sumber daya mineral dan cadangan.Dasar atau kriteria klasifikasi di sejumlah negara terutama adalah tingkatkeyakinan geologi dan kelayakan ekonomi.. Akibatnya adalah pernyataan mengenai kuantitas dan kualitas sumber daya mineral atau cadangan sering menimbulkan kerancuan, terlebih apabila pernyataan tersebut tidak disertai penjelasan yang rinci mengenai kriteria klasifikasinya. Berkenaan dengan kenyataan tersebut diatas, Pemerintah Indonesia dalam hal ini Departemen Pertambangan dan Energi memandang perlu untuk menyusun suatu klasifikasi baku yang bisa digunakan untuk mengelompokkan jenis-jenis sumberdaya mineral dan cadangan serta

menentukan kriteria yang digunakan untuk pengelompokan itu.

1.2 Maksud dan Tujuan Praktikum


1.2.1 Maksud Maksud dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat : 1. Memahami kegunaan sni dalam sumberdaya. 2. Memahami konsep dari sumber daya menurut sni. 1.2.2 Tujuan Setelah dilakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat : 1. Mengetahui manfaat sni dalam pengelohan sumberdaya

BAB II LEAD - HIPOTHERMAL

2.1 Definisi Lead (Timbal, Pb)


Timbal merupakan unsur tertua di dunia. Timbal dikenal dengan lead dalam bahasa Inggris dan plumbum dalam bahasa Latin. Timbal (Pb) pada awalnya adalah sebuah logam berat yang terdapat di kerak bumi, namun ia juga berasal dari kegiatan manusia dan mampu mencapai 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami.Timbal adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Pb dan nomor atom 82. Timbal (Pb) adalah logam berat yang terdapat secara alami di dalam kerak bumi. Keberadaan timbal bisa juga berasal dari hasil aktivitas manusia, yang mana jumlahnya 300 kali lebih banyak dibandingkan Pb alami yang terdapat pada kerak bumi. Timbal merupakan logam yang berwarna abu-abu kebiruan mengkilat serta mudah dimurnikan dari pertambangan. Ia sangat lunak, mudah dibentuk, ductile (bentuknya dapat diubah), dan bukan konduktor listrik yang baik. Ia memiliki sifat kimia yang aktif resistasi tinggi terhadap korosi sehingga bisa digunakan untuk melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Pipa-pipa timbal dari jaman Romawi masih digunakan sampai sekarang. Unsur ini juga digunakan dalam kontainer yang mengandung cairan korosif seperti asam sulfur dan dapat dibuat lebih kuat dengan cara mencampurnya dengan antimoni atau logam lainnya.

Foto 2.1 Bijih Timbal (Lead)

Timbal dikenal dengan nama timah hitam. Timbalalamiadalahcampuran 4 isotop, yaitu


204

Pb (1.48%),
207

206

Pb (23.6%),

207

Pb (22.6%) dan208Pb (52.3%).


206

Isotop-isotoptimbalmerupakanprodukakhirdaritigaseriunsurradioaktifalami: untukseri uranium, Pb untukseriaktinium, dan


208

Pb

Pb

untukseri

thorium.

Duapuluhtujuhisotoptimballainnyamerupakanradioaktif. Timbal memiliki nomor atom 82 dan nomor massa 207,2. Dengan nomor atom 82 maka timbale memiliki konfigurasi electron [Xe] 4f14 5d10 6s2 6p2 dengan jumlah electron tiap selnya adalah 2, 8, 18, 32, 18, 4. Timbal berada pada golongan IVA (14) bersama dengan C, Si, Ge, dan Sn, periode 6 dan berada pada blok s.

Gambar 2.1 Susunan Atom Timbal (Lead)

Logam ini sangat populer dan banyak dikenal oleh orang awam. Hal tersebut disebabkan oleh banyaknya timah hitam yang digunakan di pabrik dan paling banyak menimbulkan keracunan pada mahluk hidup. Sifat-sifat dan kegunaan logam ini adalah : Mempunyai titik lebur yang rendah sehingga mudah digunakan dan murah biaya operasinya. Mudah dibentuk karena logam ini lunak. Mempunyai sifat kimia yang aktif sehingga dapat digunakan untuk melapisi logam untuk mencegah perkaratan. Bila dicampur dengan logam lain membentuk logam campuran yang lebih bagus daripada logam murninya. Kepadatannya melebihi logam lain.

2.2 Sumber Lead (Timbal, Pb)


Timbal tidak ditemukan bebas dialam akan tetapi biasanya ditemukan sebagai biji mineral bersama dengan logam lain misalnya seng, perak, dan tembaga. Kandungan timbal dikerak bumi adalah 14 ppm, sedanngkan dilautan adalah :

Permukaan samudra atlantik Bagian dalam samudra atlantik Permukaan Samudra pasifik Bagian dalam samudra pasifik

: 0,00003 ppm : 0,000004 ppm : 0,00001 ppm : 0,000001 ppm

Sumber mineral timbal yang utama adalah Galena (PbS) yang mengandung 86,6% Pb, Cerussite (PbCO3), dan Anglesite (PbSO4). 1. Galena (PbS) Galena adalah mieral timbal yang amat penting dan paling banyak tersebar di penjuru belahan bumi dan umumnya berasosiasi dengan mineral lain seperti sphalerite, calcite, dan flourite. Deposit galena biasanya mengandung sejumlah tertentu perak dan juga terdapat seng, cadmium, antimoni,arsen, dan bismuth, sehingga umumnya produksi timbal dari galena menghasilkan juga logam-logam tersebut. Warna galena adalah abu-abu mengkilap dan formulanya adalah PbS. Struktur kristalnya kubik dan oktahedral dan spesifik graviti 7,2 7,6.

Foto 2.2 Galena (PbS)

Timbal didapatkan dari galena (PbS) dengan proses pemanggangan. Melalui proses geologi, Pb terkonsentrasi dalam deposit bijih logam. Pada umumnya Pb berdisosiasi dengan Zn, Cu, dan As. Bijih Pb yang pada mulanya diperoleh dari hasil penambangan mengandung sekitar 3-10% Pb, kemudian dipekatkan lagi hingga 40% sehingga diperoleh logam timbal murni.

2.

Cerussite (PbCO3) Cerrusite merupakan salah satu mineral timbal yang mengandung timbal

karbonat dan menjadi sumber timbal yang utama setelah galena. Mineral ini juga terdapat dalam bentuk granular yang padat atau benbentuk fibrous. Warnanya umumnya tidak berwarna, hingga putih, abu-abu, biru, atau hijau dengan penampakkan darai transparan hingga translusen. Mineral ini bersifat getas tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam asam encer seperti asam nitrat. Dan spesifik gravitinya 6,53 - 6,57.

Foto 2.3 Cerrusite (PbCO3)

Cerrusitkadang - kadang kelirudibedakandenganberliandanpermata lain yang jugaberwarnajernih, tetapicerrusitlebihpadatdanterlalulunak,

sehinggatidaktermasukjenis mineral yang berharga. Cerrusitterbentukdarilapisan mineral yang berubahsepertihalnyatimahhitam, tembaga,

danseng.Timahhitamawalnyamelelehdaricerrusit.Cerrusitdipakaipadapipa air di roma, bahkanuntuktempatpenyimpananmakanandan air sebelumakhirnya

mineral inidiketahuiberacun. 3. Anglesite (PbSO4) Anglesite merupakan mineral timbal yang mengandung timbal sulfat PbSO4. Mineral ini terjadi sebagai hasil oksidasi mineral gelena akibat pengaruh cuaca. Warna mineral ini dari putih, abu-abu, hingga kuning, jika tidak murni maka warnanya abu-abu gelap. Mineral ini memiliki spesifik grafiti 6,3 dengan kandungan timbal sekitar 73%. Angelsit merupakan mineral-mineral sekunder yang telah diubah oleh reaksi kimia (air dan udara) di dalam batuan aslinya, bukan oleh pergerakan lapisan bumi. Anglesitterbentukolehoksidasi di galena wales.

(timahdansulfid).Namanyaberasaldaritempatditemukanyaituanglesey

Kristal anglesit yang terbaik ditemukan di Namibia dan Maroko. Kristal tersebut berukuran besar namun rapuh dan lunak. Komposisi kimianya berupa PbSO4 yang mempunyai sistem kristal orthorombik, dengan kekerasan 2.5 3.

Foto 2.4 Anglesite (PbSO4)

2.3 Genesa Lead - Hipothermal


Secara umum genesa bahan galian mencakup aspek-aspek keterdapatan, proses pembentukan, komposisi, model (bentuk, ukuran, dimensi), kedudukan, dan faktor-faktor pengendali pengendapan bahan galian (geologic controls). Endapan-endapan mineral yang muncul sesuai dengan bentuk asalnya disebut dengan endapan primer (hypogen). Jika mineral-mineral primer telah terubah melalui pelapukan atau proses-proses luar (superficial processes) disebut dengan endapan sekunder (supergen). Kerak bumi terdiri dari batuan-batuan beku, sedimen, dan metamorfik.Pengertian bijih adalah endapan bahan galian yang dapat diekstrak (diambil) mineral berharganya secara ekonomis, dan bijih dalam suatu endapan ini tergantung pada dua faktor utama, yaitu tingkat terkonsentrasi (kandungan logam berharga pada endapan), letak serta ukuran (dimensi) endapan tersebut. Pembentukan bijih primer secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi lima jenis endapan, yaitu : a. b. c. d. Fase Magmatik Cair Fase Pegmatit Fase Pneumatolitik Fase Hidrothermal

e.

Fase Vulkanik Pada kesempatan ini akan dijelaskan bagaimana genesa Timbal yang

terbentuk secara fase hidrothermal khususnya jenis hipothermal. Sebelumnya terdapat beberapa jenis endapan hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 0C 200C) yang berada dekat permukaan bumi dan terletak paling jauh dari tubuh intrusi, Mesothermal (T 150C - 350C) kedalaman bekisar 4.000 meter sampai 12.000 meter, dan Hipothermal (T 300C - 500C) pada kedalaman > 12. 000 meter. Setiap tipe endapan hidrothermal diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS), pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit (CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs), spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldsparfeldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat. Unsur Pb umumnya ditemukan berasosiasi dengan Zn - Cu dalam tubuh bijih. Bijih logam timbal (Pb) dapat terbentuk dalam cebakan-cebakan seperti stratabound sulfida massif, replacement, urat, sedimentasi, dan metasomatisma kontak dengan mineral-mineral utama terdiri atas: galena (PbS), cerusit (PbCO3), anglesit (PbSO4), wulfenit (PbMoO4), dan piromorfit [Pb5(PO4, AsO4)3Cl]. Larutan pembawa Pb diantaranya: air connate, air meteorik artesian, dan larutan hidrotermal yang naik ke permukaan; dengan sebagian besar Pb berasal dari larutan hidrotermal yang membentuk cebakan bijih pada suhu rendah, berupa pengisian rongga batuan induk. Pb dalam batuan berada pada struktur silikat yang menggantikan unsur kalsium/Ca, dan baru dapat diserap oleh tumbuhan ketika Pb dalam mineral utama terpisah oleh proses pelapukan. Pb relatif dapat melarut dalam air dengan pH < 5dimana air yang bersentuhan dengan timah hitam dalam suatu periode waktu dapat mengandung > 1 g Pb/dm3; sedangkan batas kandungan dalam air minum adalah 50 g Pb/dm3. Komposisi utama dari larutan hipothermal adalah air. Airnya selalu mengandung garam-garam, sodium khlorida, potassium khlorida, kalsium sulfat, dan kalsium khlorida. Kadar garam yang terlarut sangatlah bervariasi, mulai dari salinitas air laut yaitu 3.5% berat sampai puluhan kalinya. Larutan yang sangat

asin (barin, kadar garam tinggi) dapat melarutkan sedikit mineral yang tampaknya tidak larut seperti emas, kalkopirit, galena dan sfalerit. Larutan hipotermal terjadi dalam beberapa cara. Salah satunya peleburan magma yang terjadi oleh parsial basah yang mendingin dan mengkristal, air yang menyebabkan peleburan parsial basah dilepaskan. Namun tidak sebagai air murni, tetapi mengandung semua unsure yang dapat larut yang terdapat pada magma seperti NaCl dan unsure kimia: emas, perak, tembaga, timbal, zinc, merkuri dan molybdenum, yang tidak terikat kuarsa, feldspar, dan mineral lain dengan substitusi ion. Suhu yang tinggi meningkatkan efektifitas larutan yang sangat asin ini untuk membentuk endapan mineral hidrotermal. Larutan lainnya berasal dari air hujan atau air laut yang bersirkulasi jauh didalam kerak.

Gambar 2.2 Keterjadian Larutan Hidrothermal Lingkungan Laut

Timbal pada umumnya terdapat pada suatu zona hipotermal dimana pada umumnya zona hipotermal merupakan daerah vulkanis. Genesis Timbal sendiri dikatakan bahwa Timbal berasal dari suatu reservoar yaitu inti bumi dimana kemudian air magmatik yang mengandung ion sulfida, ion klorida, dan ion tio kompleks mengangkut logam Timbal ke permukaan bumi. Arah aliran dari larutan kimia yang mengandung Timbal ini pada umumnya searah dengan saluran magma pada gunung api membentuk urat-urat (vein) Timbal. Saat larutan Timbal terendapkan pada saluran magma yang telah membeku proses hipotermal yang merupakan kegiatan pos vulkanis terjadi dari kontak air meteorik dengan batuan yang panas atau gerakan air magmatik ke atas dimana keduanya membawa dan melarutkan ion sulfida-klorida-tio kompleks yang menyebabkan Timbal semakin

terendapkan di permukaan bumi. Atau ion-ion sulfida-klorida-tio kompleks pembawa Timbal, mengisi rongga-rongga atau bukaan-bukaan pada batuan dan kemudian terendapkan sebagai vein Timbal. Pergerakan larutan hipotermal dari sumber ke tempat pengendapan sangat tergantung pada tersedianya bukaan (opening) dalam batuan, sedang pembentukan tubuh bijih yang besar tergantung kepada banyaknya suplai material yang bisa terangkut melalui bukaan tersebut. Dengan demikian bukaan tersebut harus saling berhubungan antara satu dengan lainnya.

Gambar 2.3 Keterjadian Larutan Hidrotermal Lingkungan Darat

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
1. 2. Deskripsikan 15 item mineral pada Laboratorium Eksplorasi Analisa pendeskripsian tersebut

3.2 Pembahasan
1. No sample Deskripsi maseral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Batubara : Hitam : Menggores kuku : Hitam :Konkoidal : Beraturan : Pejal (Masif) : Lemak : Lapisan : Lapisan : Analisa mineralogi, genesa dari sedimentasi bahan organik yang dipengaruhi :M-1

Bentuk tubuh Keterangan

penambahan suhu dan tekanan. Sketsa :

10

2.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: 28

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Tidak merata : Logam : Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

3.

No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap

:M-5

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak ada : Tidak merata : Logam

11

Bentuk

: Vein

Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Manganite : Hitam : Menggores kuku : Hitam :: Tidak jelas : Sangat tidak merata : Lemak : Pocket : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal. Sketsa :

Bentuk tubuh Keterangan

4.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap

: M - 27

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam :: Tidak jelas : Merata : Logam

12

Bentuk

: Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

5.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: 15 - i

: Pyrite : Kuning kehitaman : Menggores kuku : Hitam kehijauan : Konkoidal : Sempurna : Tidak merata : Logam : Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

13

6.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: M - 17

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Merata : Logam : Vein : Isometris : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

7.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap

: M - 19

: Manganite : Hitam : Menggores kuku : Hitam : Tak beraturan : Tidak ada : Tidak merata : Lemak

14

Bentuk

: Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

8.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: M - 25

: Spalerite : Hitam kecoklatan : Menggores kuku : Hitam : Tak beraturan : Tidak jelas : Merata : Lemak : Pocket : Pocket : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

15

9.

No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: 12

: Hematite : Coklat : Menggores kuku : Coklat : Tak beraturan : Tak jelas : Tidak merata : Tanah : Pocket : Isometris : Analisa mineralogi, genesa dari proses magmatik

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

10. No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: EX - 34

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Tidak merata : Logam : Vein

16

Bentuk tubuh Keterangan

: Isometris : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Sketsa

11. No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: M - 71

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam : Tidak beraturan : Tidak jelas : Merata : Logam : Vein

Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Pyrite : Kuning keemasan pucat : Menggores kuku : Hitam kehijauan :: Tidak jelas : Merata : Logam : Vein : Isometris

Bentuk tubuh

17

Keterangan

: Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Sketsa

12. No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: M - 14

: Magnetite : Hitam : Menggores kuku : Hitam : Tidak Beraturan : Tidak jelas : Pejal (masif) : Lilin : Isometris

Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : Hematite : Coklat kemerahan : Menggores kuku : Coklat :: Tidak jelas : Merata : Tanah : Vein : Isometris

Bentuk tubuh

18

Keterangan

: Analisa magmatik.

mineralogi,

genesa

secara

Sketsa

13. No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: GB - 14

: Kalkopyrite : Silver kekuningan : Menggores kuku : Hitam ::Tidak jelas : Sngat tidak merata : Logam : Vein : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

19

14. No sample Deskripsi mineral Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: EX - 37

: Manganite : Hitam : Menggores kuku : Hitam :: Tidak jelas : Tidak merata : Lemak : Pocket : Vein : Analisa mineralogi, genesa dari larutan hidrotermal.

Bentuk tubuh Keterangan

Sketsa

15. No sample Deskripsi mineral 1 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk

: M - 10

: : Hitam : Menggores kuku : Hitam : Tidak Beraturan : Tidak jelas : Pejal (masif) : Kaca : Isometris

20

Deskripsi mineral 2 Nama Warna Kekerasan Gores Pecahan Belahan Sebaran Kilap Bentuk : : Krem : Menggores kuku : :: Tidak jelas : Pejal (Masif) : Lemak : Vein : Isometris : Analisa magmatik. Sketsa : mineralogi, genesa secara

Bentuk tubuh Keterangan

21

BAB IV ANALISA

4.1 Membedakan Kalkopyrite, Pyrite dan Emas.


Dilihat secara fisik, kalkopyrite, pyrite, dan emas memiliki kenampakan yang hampir sama. Hal ini sering menyebabkan kesalahan dalam pendeskripsian mineral tersebut dilapangan. Kesalahan pendeskripsian seperti ini berakibat sangat fatal bagi kegiatan eksplorasi khususnya dan perusahaan secara umum. Untuk itu perlu diketahui dasar pendeskripsian mineral-mineral tersebut. Kalkopyrite biasanya berwarna silver kekuningan (dominasi silver), apabila digoreskan pada porselen akan menghasilkan warna hitam. Pyrite berwarna kuning emas agak pucat, apabila digoreskan pada porselen akan menghasilkan warna hitam kehijauan. Emas berwarna kuning terang (warna umum emas), apabila digoreskan pada porselen akan menghasilkan warna kuning.

4.2 Membedakan Magnetite dan Hematite.


Mineral magnetite dan hematite merupakan mineral logam yang memiliki sifat kemagnetan. Artinya terpengaruh oleh suatu medan magnet. Hal ini sebenarnya mempermudah pekerjaan eksplorasi. Biasanya kompas geologi akan berubah-ubah arah apabila berada dekat dengan endapan mineral ini. Namun seringkali mineral magnetite dan hematite ditemukan berdampingan (asosiasi). Untuk membedakannya perlu dilakukan deskripsi seperti halnya kalkopyrite dan pyrite diatas. Mineral magnetite berwarna hitam keabuan, terpengaruh magnet, apabila digoreskan pada porselen akan mengasilkan warna hitam keabuan. Sedangkan mineral hematite berwarna coklat tanah, apabila digoreskan pada porselen akan menghasilkan warna coklat kemerahan.

22

BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan praktikum dan analisa data, maka dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Pendeskripsian mineral yang dilakukan pada praktikum kali ini dilakukan secara makroskopis, artinya hanya melalui pengamatan dengan mata telanjang saja. Hal ini akan mempengaruhi keakuratan pendeskripsian yang dilakukan. 2. 3. Mineral berharga yang ditemukan didominasi oleh Kalkopyrite dan Pyrite. Bentuk-bentuk pemineralan yang digunakan antara lain Vein, Veinlet, Sebaran, Pocket, Lensa dan Massive (Pejal). 4. Bentuk tubuh bahan galian dapat dikelompokkan menjadi bentuk isometris, lapisan dan tidak sederhana (Urat, lensa, atau pocket). 5. Pendeskripsian dasar yang bisa dilakukan adalah melalui warna dan gores suatu mineral.

5.2 Saran
Diharapkan pembelajaran disetiap pokok bahasan agar diperdalam lagi, sehingga praktikan akan lebih mengerti mengenai materi praktikum.

23

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Timbal http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/timbal.html http://www.bilangapa.co.cc/2011/02/timbal.html http://belajarkimia.com/timbal-pb/ http://altarkemuliaan1924.blogspot.com/2009/06/teknik-eksplorasi.html http://artikelbiboer.blogspot.com/2009/11/genesa-mineral.html http://thepresentisthekey.blogspot.com/2011/03/genesa-bahan-galian.html

24

LAMPIRAN

25

Nama Batuan Warna Genesa Komposisi Ukuran Butir Bentuk Kristal Golongan

: Andesit : Intermediet (Abu-abu) : Intermedier Ekstrusif : Silika, Kuarsa, Feldspar, Piroksen, Plagioklas, biotit. : Halus : Anhedral, Euhedral : Batuan Beku Intermediet

26

Nama Batuan Warna Genesa Komposisi Ukuran Butir Bentuk Kristal Golongan

: Basalt : Gelap : Ekstrusif : Plagioklas dan Piroksen : Halus : Euhedral : Batuan Beku Basa

27

Anda mungkin juga menyukai