Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN HASIL KEGIATAN PRAKTIKUM

SEDIMENTOLOGI

Materi Praktikum : Batuan


Sedimen - Batubara

Oleh :
Ucah Fonita Oktarina
0551 18 042

LABORATORIUM TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2020
LEMBAR PENGESAHAN HASIL KEGIATAN
PRAKTIKUM SEDIMENTOLOGI

Materi :
Batuan Sedimen - Batubara

Oleh :
Ucah Fonita Oktarina
U0551 18 042

Bahwa yang bersangkutan benar telah melakukan kegiatan praktikum


Sedimentologi pada hari Jum’at, 15 Mei 2020

Bogor, 22 Mei 2020


Asisten ybs,

(Nanda Cahiya Puspito,S.T)

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah laporan praktikum sedimentologi.
Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan praktikum yang
sistematis. Hal ini saya lakukan untuk memenuhi tugas praktikum sedimentologi.
Walaupun waktunya cukup singkat, tetapi kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang
berharga dalam mengaplikasikan ilmu sedimentologi dari perkuliahan yang sedang
dijalani.
Saya memohon maaf dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan
pada hasi laporan praktikum yang sudah saya buat. Semoga laporan ini memberi
banyak kegunaan pada semua pihak. Terima kasih.

Bogor, 22 Mei 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN…………………….……………...………………..i
KATA PENGANTAR…………………………..…………………………….…ii
DAFTAR ISI………………………………………..………………………...…iii
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….1
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………..3
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………3
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Metoda Praktikum…………………………………………………4
2.2 Alat dan Bahan…………………………………………………….4
2.3 Hasil Pengamatan………………………………………………….5
2.4 Genesa Sedimentasi…..……………………………………………6
2.5 Lingkungan Pengendapan……..………………………………...…7
BAB III – PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (FOTO)

III
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi
temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu
terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara,
atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan,
membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras,
mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari
permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak bumi.

Batuan dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, oleh R.P
Koesoemadinata (1980), mengemukakan ada enam golongan utama batuan sedimen :
1) Golongan detritus kasar
2) Golongan detritus halus
3) Golongan karbonat
4) Golongan evaporit
5) Golongan sedimen silika
6) Golongan batubara
1.1.1 Batubara

Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-
sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis
unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan
C240H90O4NS untuk antrasit.

Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah

1
masa pembentukan batu bara yang paling produktif di mana hampir seluruh deposit batu bara
(black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.

Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang
ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke
Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.

1.1.2 Kelas dan Jenis Batubara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan
gambut.

Jenis Komposisi Kandungan air Penjelasan Gambar

Antrasit 86% - 98% kadar air warna hitam


unsur (C) kurang dari 8% berkilauan
(luster)
metalik

Bituminus 68 - 86% berkadar air 8- Kelas batu


unsur karbon (C) 10% dari bara yang
beratnya paling
banyak
ditambang di
Australia

Sub- mengandung banyak air sumber panas


yang kurang
bituminus sedikit karbon
efisien
dibandingkan
dengan
bituminus
Lignit mengandung batu bara
air 35-75% dari coklat adalah
beratnya batu bara
yang sangat
lunak

Gambut nilai kalori yang kadar air di atas


paling rendah 75%

1.1.2 Pembentukan batu bara

Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan
istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi,
yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi
hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan
proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk
gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.

1.2 Maksud dan Tujuan


1.2.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud batuan sedimen.
1.2.2 Mengetahui jenis-jenis batuan sedimen terutama jenis batubara.
1.2.3 Untuk mengetahui parameter apa saja yang digunakan untuk
mendesksripsi batubara.
1.2.4 Untuk mengetahui genesa pembentukan batubara.

1.3 Rumusan Masalah


1.3.1 Apa yang dimaksud batuan sedimen?
1.3.2 Apa saja jenis-jenis batuan sedimen?
1.3.3 Parameter apa saja yang digunakan untuk mendekripsi batubara?
1.3.4 Bagaimana genesa pembentukan batubara

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.1 Metoda Praktikum


Pada praktikum batuan sedimen organik batubara ,dilakukan pendeskripsian
dengan pemerian megaskopis. Alat yang dibutuhkan untuk mendukung
pendeskripsian ini adalah loup geologi. Hal yang pertama kali diperhatikan untuk
pemerian adalah colour/warna (black/hitam, blackhish brown/hitam kecoklatan,
brownish black/coklat kehitaman, brown/coklat), luster/kilap (bright/ hitam terang
tanpa kusam, mainly bright/umumnya terang, sedikit kusam, bright with dull
band/terang dengan kusam, bright & dull interbanded/terang dengan kusam, mainly
dull with numerous bright band/umumnya kusam dengan beberapa lapisan terang,
dull with minor bright/kusam-sedikit terang, mainly dull/umumnya kusam,
dull/kusam tanpa terang sedikitpun), streak/gores (brown streak/gores coklat, black
streak/gores hitam, brownish black streak/gores coklat kehitaman, etc),
brightness/derajat kecerahan ( bright 80%, bright 70%, bright 60%, bright 50%,
bright 40%, bright 30%, etc), strength/kekerasan ( very weak/sangat buruk,
weak/buruk, firm/sedang, very firm/sedang sekali, moderately hard/cukup keras,
hard/keras), mechanical state (soapy/lunak, friable/dapat diremas, brittle/rapuh,
fissile/rapuh berlembar, sub fissile/agak rapuh berlembar, fragmented core/pecah-
pecah kecil, broken core/patah-patah, solid core/tidak ada pecahan-masih ada
lapisan, massive/tidak ada pecahan dan tidak ada lapisan), mineral/pengotor lainnya
(pyrite, pyrite sulphur, marcasite, resin, etc), parting/impurities (claystone, carb
claystone, shale, carb shale, coaly shale, sandstone, siltstone, carb silty claystone,
sideritic,anceritic, etc), bentuk pecahan (conchoidal fracture/seperti kaca pecah,
sub- conchoidal, blocky fracture/berbentuk kubus, sub-blocky fracture, even
fracture/rata, uneven/tidak rata). Dan yang terakhir nama jenis batubara yang
didasarkan dari derajat kecerahan.

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Loupe
2.2.2 Komparator Batuan Sedimen
2.2.3 Sampel batubara

4
2.3. Hasil Pengamatan
Deskripsi Batuan
Batuan yang telah di deskripsi memiliki ciri-ciri warna black/hitam, dengan kilap
mainly dull with numerous bright band/umumnya kusam dgn beberapa lapisan
terang. B entuk mineral asesoris trace of resin (jejak getah) dan in place of pyrit.
Bentuk mineral pengotor(parting) berupa Speckled (berbercak) dengan dijumpainya
struktur cleat. Nama batuan sub bituminus. Biasanya digunakan sebagai bahan bakar
untuk pembangkit listrik tenaga uap.
2.4. Genesa Sedimentasi

Gambut yang telah terbentuk


lambat laun tertimbun oleh endapan-
endapan seperti batulempung,
batulanau, dan batupasir. Seiring
berjalannya waktu, gambut ini akan
mengalami perubahan sifat fisik dan
kimia akibat pengaruh tekanan dan
temperatur, sehingga berubah
menjadi batubara. Proses perubahan
dari gambut menjadi batubara
dikenal dengan nama proses
pembatubaraan. Pada tahap ini
proses pembentukan batubara lebih
didominasi oleh proses geokimia dan
2.5 Lingkungan Pengendapan
Diessel (1992) mengemukakan terdapat 6 lingkungan pengendapan utama pembentuk
batubara (Tabel 2.1) yaitu gravelly braid plain, sandy braid plain, alluvial valley and
upper delta plain, lower delta plain, backbarrier strand plain, dan estuary. Tiap
lingkungan
pengendapan mempunyai asosiasi dan menghasilkan karakter batubara yang
berbeda.

Environment Subenvironment Coal Characteristics


Gravelly braid plain Bars, channel, overbank plains, mainly dull coals,
swamps, raised bogs medium to low TPI, low
GI, low sulphur
Sandy braid plain Bars, channel, overbank plains, mainly dull coals,
swamp, raised bogs, medium to high TPI, low
to medium GI, low
sulphur
Alluvial valley and channels, point bars, floodplains mainly bright coals, high
upper delta plain and basins, swamp, fens, raised TPI, medium to high GI,
bogs low sulphur
Lower delta plain Delta front, mouth bar, splays, mainly bright coals, low
channel, swamps, fans and marshes to medium TPI, high to
very high GI, high
sulphur
Backbarrier strand Off-, near-, and backshore, tidal transgressive : mainly
plain inlets, lagoons, fens, swamp, and bright coals, medium TPI,
marshes high GI, high sulphur
regressive : mainly dull
coals, low TPI and GI,
low sulphur
Estuary channels, tidal flats, fens and mainly bright coal with
marshes high GI and medium TPI
Pada sampel batubara diatas, diperkirakan lingkungan pengendapan termasuk jenis
lower delta plain, hal itu ditunjukkan dengan struktur cleat dan pecahan yang berbentuk
blocky
yang merupakan hasil dominasi pohon-pohon keras dari sub lingkungan pengendapan ini.
Lingkungan ini dibedakan dengan upper delta plain dari tingkat pengaruh pasangair laut
terhadapsedimentasi, dimana batas antara keduanya adalah pada daerahbatas tertinggi dari
air pasang. pengaruh laut akan meningkatkan kandungan pirit dalam batubarayang
terbentuk dari reduksi sulfat yang terdapat dalam air laut. Menurut Hornedan Ferm (1978),
batubara yang ternendapkan dalam lingkungan ini memilikipenyebaran luas tetapi
ketebalan tipis, batubaranya memiliki kandungan inertinityang rendah dengan nilai GI
yang tinggi. Kandungan vitrinit/huminit nyaterutama didominasi oleh
detrovitrinit/humotellinit sehingga nulai TPI nya relatif rendah. Hal ini menunjukan
tingginya proporsi tumbuhan dengan jaringan lunak (soft – tissued plant) dan bio
degredasi pada kondisi pH yang relatif tinggi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas
dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-
bituminus, lignit dan gambut.. Dalam praktikum dijumpai batubara jenis sub
bituminus. hal tersebut didasarkan dari warna dan tingkat kecerahan dari sampel
batubara yang menunjukkan warna hitam dengan kecerahan kisaran 60-50%.
DAFTAR PUSTAKA

Fathan, umar hajred., dkk. 2016. Pengaruh Tektonik Dalam

Perkembangan Cleat Pada Lapisan Batubara Formasi Muara Enim,

Kec. Merapi Timur, Kab. Lahat, Sumatera Selatan. Seminar Nasional

Kebumian Ke-9. Grha Sabha Pramana. Diunduh tanggal 19 Mei 2020.

https://repository.ugm.ac.id/273482/1/12.%20EOBPengaruh%20Tektonik%20Dalam

%20Perkembangan%20Cleat%20pada%20Lapisan%20Batubara%20Formasi%20Mu

ara%20Enim%2C%20Kec.%20Merapi%20Timur%2C%20Kab.% 20Lahat%2C%20S

umatera%20Selatan%20Fathan%2C%20H.%20U.%2C%20et%20al.pdf

Lingadipura, diwatra ray.,dkk. 2017. Lingkungan Pengendapan dan

Karakteristik Batubara Pada Formasi Sawahlunto Daerah Rantih dan

Sekitarnya, Sumatera Barat. Seminar Nasional Kebumian Ke-10.

Grha Sabha Pramana. Diunduh tanggal 19 Mei 2020.

https://repository.ugm.ac.id/274071/1/OBB -07.pdf

Boris, d,j.william. 2019. Geologi Batubara-Genesa Batubara.

Academia. Diunduh tanggal 19 Mei 2020

https://www.academia.edu/9143839/GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBA

RA
LAMPIRAN (FOTO)

(foto sampel batubara)

In
place
of
pyrit T
r

(foto sampel batubara)

Struktur
cleat

(foto sampel batubara)

Anda mungkin juga menyukai