Anda di halaman 1dari 19

MIKROPALEONTOLOGI

Pertemuan Ke-9
Lanjutan Bab 8. APLIKASI

9
3. KEDALAMAN

Boltovskoy & Wright (1976) op.cit. Bignot


(1982), meneliti hubungan kedalaman air
dg kelompok foraminifera resen yg
dijumpai.

(Gbr. Repartisi kelompok foraminifera Resen terhadap fungsi


kedalaman (Bignot,1982)
0
Jumlah Individu max.
Jumlah spesies max. Pla nkto n
Dominasi test gampingan

1 Dominasi test aglutin


Ke da la ma n (Km)

2 Jumlah maksimum speseis


dg test aglutin. max

Ko ntine n Test gampingan


hancur (CCD)
3

Repartisi kelompok foraminifera Resen terhadap


fungsi kedalaman (Bignot,1982)
Kesimpulan :

Kedalaman Variasi jumlah spesies, individu


dan komposisi cangkang.

Laut Dangkal Dalam


Variasi jumlah semakin besar sedikit
spesies & individu
Komposisi cangkang gampingan >>> aglutin semakin
aglutin <<<< banyak

Di laut yg dalam : aglutin semakin banyak krn daya tahan


yg lebih kuat thdp tekanan air (hub.dgn CCD).
CCD :
Carbonate Compensation Depth”
batas (kedalaman) dimana material
karbonat akan larut dg sendirinya.

Batas CCD bervariasi tgt:


kondisi geografi,
suhu,
salinitas lokal &
waktu geologi.

CCD resen umumnya 3000-4000 meter


(Berger, 1970 & 1974).
Penelitian yg mempelajari
hubungan kedalaman dg mikrofaunanya.
Peneliti tsb membuat pembagian dasar laut
bdsr bathimetri–biofasies (mikrofaunanya),
(Gbr. A, B, C, 3 dll)
1. Phleger (1951)
2. Hedgpeth (1957), in Ingle (1980).
3. Grimsdale & Markhoven (1955) dgn
rasio P/B
4. Tipsword et al (1966)
5. Bandy OL (1967)
6. Ingle (1980)
7. Robertson Research (1985)
8. Van Marle (1989)
Klasifikasi Lingkungan laut menurut Hedgpeth 1857
(in Ingle, 1980)
Klasifikasi Lingkungan laut menurut Tipsword, dkk (1966)
Australia General Andaman Sea Sunda Self Southern Nias Island Cosmopolitan
irian Jaya Bathymetric Californian (Indonesi) Late Cenozoic
Continental Zonation Borderland Zonation
Margin (Tipsword et.el, 1966 Freriche, 1970 (Bignot, 1976) (Ingle, 1980) (Moore et.al, 1980) (Van Markhoven
(The report) and van Hinte, 1978) et.al, 1986)
0 No.data
60
Inner shelf 45 20 60 Inner shelf
50 Shelf
Inner neritic
Middle neritic 30
100
Outer shelf Neritic Outer shelf Deep shelf 120 Outer shelf Outer neritic
DEPTH (m)

150 Very deep shelf 150 150


200 200 200 200

400
500 500 500 500
600
610

1000 1000 1000

1400
1500
1500

2000 2000 2000 2000 2000

21
20

2438
2500

3000
3000

Perbandingan bathimetri biofasies bds foraminifera benthik


(Beberapa penulis pd daerah penelitian yg berbeda-beda) (Van Marle, 1987)
4. Turbidit (kekeruhan)

Proses turbidit  kekeruhan air, karena


bercampurnya partikel batuan & masa air yg bergerak.

 Mengurangi sinar matahari yg masuk kedlm air


 Sumber makanan yg berchlorofil mati/berkurang
jumlahnya

Pd turbidit yg besar  mengganggu kehidupan


fauna bryozoa, koral,beberapa bentos sessile
air jernih.
Muara sungai yg besar (Delta Mahakam, Mississippi)

arusnya sangat kuat di atas dasar yg berlumpur

menimbulkan kekeruhan air yg besar

mikrofauna sedikit.

Disamping itu masuknya masa air yg besar juga


mempengaruhi salinitas air.

Pd turbidit yg besar  mengganggu kehidupan fauna :


bryozoa, koral, bbrp bentos sessile  air jernih
5. TURBULENSI /
GELOMBANG AIR LAUT

Gelombang air laut yg ditimbulkan


oleh proses alam  turbulensi.

Arus turbulen pd dasar laut yg dangkal


kekeruhan  turbidit.
Pergerakan masa air juga
dibutuhkan mikrofauna untuk :

1. Menjaga kestabilan salinitas ditempat2 ttt, karena dg


pengaruh gelombang & arus salinitas menjadi
tersebar merata.
2. Menjaga kestabilan temperatur air.
3. Membawa makanan & O2 yg dibutuhkan organisme tsb.
4. Pada kasus ttt membawa gas beracun/air dg perbedaan
o
T yg menyolok shg merugikan mikrofauna yg
bersangkutan.
5. Penyebaran geografis.
Terutama utk gol planktonik, pengaruh gelombang dan
arus laut bermanfaat utk penyebaran spesiesnya, baik
yg masih hidup / cangkang2 yg kosong/mati, shg
tersebar kosmopolitan.
Referensi

1. Murray, J.W., 1991. Ecology and Palaeoecology of Benthic Foraminifera. John


Willey & Sons, Inc., New York, 397 h.
2. Phleger, F.B., 1951. Ecology of Foraminifera, Northwest Gulf of Mexico. Part I,
Foraminifera Distribution. Geol. Soc. Amer., mem. 46, 64 h.
3. Pringgoprawiro H., Kapid R., Barmawidjaja, 1994. Foraminifera : Panduan
Kuliah Mikropaleontologi Umum. Lab. Mikropaleontologi Jurusan Teknik
Geologi FTM-ITB, Bandung. (Unpublished), 137h.
4. Tidey, G.L., 1985. Benthonic Foraminifera Age Zonation And Environment of
Deposition. Robertson Research LTD., Singapore.
5. Tipsword, H.L., Setzer, F.M., & Smith, F.L., Jr., 1966. Interpretation of
Depositional Environment in Gulf Coast Petroleum Exploration from
Paleoecology and Related Stratigraphy. Transaction-G.C. Assoc. Geol. Soc., h.
119-130.
Soal Tugas

• Carilah di internet tentang klasifikasi kedalaman /


paleobatimetri menurut beberapa referensi.

• Tugas dikumpul pada saat kuliah minggu depan.

• Tugas (bisa bahasa inggris atau indonesia), jumlah


halaman bebas

• Cantumkan Alamat website.


Soal latihan

1. Bagaimana hubungan faktor2 paleoekologi thdp


perkembangan mikrofauna ?
2. Sebutkan masing-masing 3 (tiga) referensi yang
digunakan untuk penentuan umur dan
paleobatimetri, tahun berapa dan apa dasarnya ?
Soal latihan

Spesies marker / indeks (foram) merupakan


suatu takson terpilih yang dipergunakan dalam
biostratigrafi.

• Jelaskan persyaratan/kriteria marker foram untuk


biostratigrafi.

• Jelaskan secara singkat kegunaan mikropal


khususnya pada pemanfaatan data foraminifera
plankton dan bentos pada eksplorasi geologi.

Anda mungkin juga menyukai