Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini disediakan oleh pihak

GEOSERVICES dalam menyediakan data yang dibutuhkan, namun demikian pihak

GEOSERVICES dalam penyediaan data tetap menjalankan etika-etika yang berlaku di

dalam instasi yang bersangkutan khususnya dalam dunia perminyakan. Oleh karena itu

data yang disediakan masih bersifat terbatas dan tidak semua data yang digunakan dalam

penelitian ini dapat disajikan secara langsung. Data yang disajikan dalam laporan ini

antara lain adalah data biostratigrafi dan sikeuen stratigrafi.

Pembahasan biostratigrafi ini menggunakan 1 data sumur yaitu sumur Vio.

Pembahasan ini akan mencakup umur dan lingkungan pengendapan, kemudian

dilanjutkan dengan pembahasan data sekuen stratigrafi sumur.

Dalam penentuan zona umur ini penulis menggunakan beberapa metode

biostratigrafi yaitu Zona kumpulan (Assamblage Zone), Zona selang (interval Zone) dan

zona kisaran (Concurrent-range Zone). Dasar klasifikasi umur dan penentuan datum

menggunakan Bolli & Saunders tahun 1957 dan1970, serta dasar penentuan datum

marker menggunakan klasifikasi Banner & Blow (1967) yang disesuaikan dengan

keperluan.

51

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Sedangkan untuk lingkungan pengendapan menggunakan klasifikasi hubungan

pelagik rasio, kedalaman dan lingkungan batimetri menurut Tipsword et al.,1966

kemudian dikombinasikan berdasarkan data kellimpahan foram bentonik pada tabel

distribusi foram bentonik.

4.2 Analisa Biostratigrafi

Data yang digunakan dalam analisa biostratigrafi menggunakan data dari

ditribusi foraminifera plangtonik dan bentonik yang sudah dipicking oleh penulis.

Analisa biostratigrafi digunakan untuk mendapatkan umur dan lingkungan pengendapan

dari sumur yang berada pada daerah penelitian.

4.2.1 Umur dan Lingkungan Pengendapan

Berdasarkan data yang dianalisis dari tabel distribusi foraminifera, penulis

menyusun biostratigrafi dengan menggunakan zona kumpulan (Assamblage Zone), Zona

selang (Interval Zone) dan zona kisaran (Concurrent-range Zone). Dalam penentuan

zona umur ini digunakan interval kedalaman per seratus enam belas(116) meter. Pada

sumur VIO dilakukan interpretasi ulang biostratigrafi foraminifera dikarenakan pada

sumur ini terdapat data fosil foraminifera yang lengkap sehingga dapat dijadikan kunci

sebagai marker dalam penentuan lingkungan pengendapan maupun umur. Secara umum

dapat dilihat pada tabel 4.1.

52

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Tabel 4.1. Umur dan Lingkungan pengendapan sumur VIO

Kedalaman, Tipsword et al,


Lingkungan Pengendapan

1966 (meter)
PB Ratio (%)

Sistem Tract
Marginal Marine

Upper Bathyal
Datum Foraminifera Plangtonik

Lower Bathyal
Middle Shelf
Kedalaman Formasi Umur zona

Outer Shelf
Inner Shelf
Brackish
(Bolli & Saunders 1985)

1112-1114 N10 FAD Globorotalia Praemenardi 78.38 1000-2000


1230-1232 43.24 200-1000
1284-1286 70.47 1000-2000 Cs / MFS 3
Tawun

Miosen Tengah

1330-1332 66.02 1000-2000


1380-1382 60.77 1000-2000
1420-1422 N9 93.57 1000-2000
1450-1452 78.9 1000-2000
1480-1482 88.42 1000-2000
1520-1522 83.48 1000-2000 SB 3
1560-1562 51.89 1000-2000
1600-1602 N8 FAD Globigerinoides sicanus 80.23 1000-2000
1640-1642 76.97 1000-2000 MFS 2
1680-1682 83.07 1000-2000
1720-1722 85.71 1000-2000
Tuban

1760-1762 N7 72.85 1000-2000


1800-1802 50 1000-2000 SB 2
1840-1842 35.71 200-1000
1880-1882 71.97 1000-2000
Miosen Awal

1920-1922 N6 FAD Globorotalia peripheroronda 65 1000-2000


1960-1962 N5 FAD Globigerinoides altiaperturus 64.53 1000-2000
2000-2002 86.06 1000-2000 MFS 1
2040-2042 80 1000-2000
2080-2082 57.89 1000-2000
2120-2122 73.52 1000-2000
2160-2162 63.49 1000-2000
N3-N4
Prupuh

2200-2202 63.44 1000-2000


2240-2242 33.33 1000-2000
2260-2262 50 1000-2000
2280-2282 91.3 1000-2000 SB 1
2300-2302 76.31 1000-2000
2320-2322 N2 FAD Globorotalia opima 76.19 1000-2000
Oligosen
Kujung

2340-2342 53.57 1000-2000


2360-2362 85.71 1000-2000
2380-2382 91.89 1000-2000

53

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
 Oligosen (Interval 2320m-2382m)

Berdasarkan letak dan posisi stratigrafi, umur tertua pada daerah sumur

penelitian adalah Oligosen. Zona N2 ini berada pada kedalaman 2320-2382

meter pada sumur pemboran. Batas bawah zona ini tidak diketahui oleh zona N2

dengan First Appearance Datum fosil Globorotalia opima. Namun untuk batas

umur akhir dari Oligosen ini yaitu N3 tidak bisa diketahui oleh penulis. Hal ini

disebabkan karena hasil data picking yang diperoleh tidak menujukan adanya

batas fosil marker yang berumur N3.

Pada zona ini juga ditemukan beberapa keberadaan fosil plangtonik yang

melimpah seperti Globigerina venezuelana (N1-N19), Globigerina spp.(?),

Catapsydrax dissimilis (P13-N6), Globigerina tripartia (N3-N14),

Globigerinoides primordius (P18-N7), Globigerina riveroae (P18-N3) dan lain-

ain (Lampiran 1).

Dengan menggunakan metode zona kisaran maka umur dari kedalaman

2320-2382 adalah N3 sampai dengan N1. Hal ini membuat perbedaan dengan

metoda First Appearance Datum sehingga dapat disimpulkan umur lapisan ini

adalah N2. Diduga Hal ini disebabkan karena banyaknyanya caving atau

jatuhnya fosil berumur muda kelapisan yang lebih tua.

Perbandingan total kelimpahan foram bentonik dan pelagik (PB ratio)

pada zona ini adalah 53-91% dengan kedalam 1000-2000 sehingga lapisan ini

memiliki lingkungan pengendapan lower bathyal.

54

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Pada kedalaman ini juga ditemukan kelimpahan beberapa fosil bentonik

seperti Bathysiphon rufus (lower bathyal), Bathysipon areanacea (lower

bathyal), Lagena distoma (outer shelf), Cibicides tenellus (inner shelf-outer

shelf) sehingga dapat disimpulkan pada lapisan ini lingkungan pengendapannya

adalah lower bathyal (Lampiran 1)

Dengan menggunakan metode kisaran dan kelimpahan, maka zona

lingkungan pengendapan pada lapisan ini adalah lower bathyal.

 Miosen Awal (Interval 1600m-2302m)

Berdasarkan letak dan posisi stratigrafi, zona ini merupakan zona yang

berumur lebih muda dari zona sebelumnya.yaitu berumur Miosen Awal N4

sampai dengan N8. Zona ini berada di kedalaman 1600-2302 meter pada sumur

pemboran. Batas bawah zona Miosen Awal (N4) ini tidak dapat diketahui oleh

penulis. Namun penulis menemukan batasan- batasan zona umur marker lainnya

yaitu:

Zona N5-N6 (Miosen Awal)

Umur Miosen Awal N5 ini berada pada kedalaman 1960-1962 meter

yang ditandai dengan kemunculan awal (First Appearance Datum) fosil

Globigerinoides altiaperturus yang meiliki umur N5-N6 dan bagian atasnya

dibatasi oleh zona kemunculan awal fosil Globorotalia peripheroronda yang

memiliki umur N6-N10 pada kedalaman 1920-1922 meter.

55

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Pada zona ini juga terdapat kelimpahan fosil seperti Catapsydrax

dissimilis (P13-N6), Globigerina riveroae (P18-N3), Globigerinoides

praeorbulloides (N2-N17), Globigerina primordius(N4-N5), Globigerinoides

altiaperturus (N5-N6), Globigerinoides bulloides(P15-N5), Globigerinoides

conglobate (N5-N7), Globorotalia obesa(N5-N15) dan lain-lain (Lampiran 1)..

Kelimpahan fosiil-fosil ini mendukung penarikan zona N5-N6.

Perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) pada zona ini

64-65% dengan kedalaman 1000-2000 meter. Sehingga dengan ini dapat

disimpulkan lingkungan pengendapan zona ini adalah lower bathyal.

Pada kedalaman ini juga ditemukan kelimpahan beberapa fosil bentonik

seperti Bathysiphon rufus (lower bathyal), Haplophragmoides inornatus

(Brackish-Marginal Marine), Nonion pompoloides(Brackish-Marginal Marine,

Bulimina gibba (outer shelf), Cassidulina curvata(outer shelft) Cibicides tenellus

(inner shelf-outer shelf), Nodosaria calamorpha (outer shelft) sehingga dapat

disimpulkan pada lapisan ini lingkungan pengendapan kedua kedalaman ini

adalah brackish-marginal marine dan outer shelf.

Berdasarkan zona kisaran, zona ini memiliki lingkungan yang berbeda

dengan perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio). Tetapi penulis

menggunakan lingkungan pengendapanya berdasarkan zona kisaran karenazona

ini memiliki kelimpahan fosil yang berada pada kedalaman yang sama yaitu

brackish-marginal marine dan outer shelf.

56

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Zona N7 (Miosen Awal)

Zona ini merupkan zona dengan kedalaman interval 1640-1882 meter

dari titik permukaan pemboran.Batas bawah zona ini adalah Zona N6 dengan

kemunculan awal (First Appearance Datum) fosil Globigerinoides

altiaperturus(N5-N6).

Pada zona ini juga terdapat kelimpahan fosil plangtonik seperti Globigerinoides

diminutus (N7-N9), Globigerina venezuelana (N1-N19), Globigerinoides

conglobate (N5-N7), Globorotalia obesa (N5-N15), Globigerina praebulloides

(N2-N17) dan lain-lain (Lampiran 1).

Zona ini memiliki total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) sebesar

50-85% dengan kedalaman 1000-2000 meter. Sehingga dapat disimpulkan

lingkungan pengendapan zona ini lower bathyal.

Berdasarkan zona kisaran (Concurrent-range Zone), zona dengan kedalaman

1840-1802 termasuk kedalam lingkungan pengendapan outer shelf. Dengan fosil

pendukung foraminifera bentoniknya yaitu Cibicides wuellerstorfi (inner shelf-

middle shelf-outer shelf), Lenticulina sp (Middle shelf-outer shelf), Oolona

globosa (outer shelf), Uvigerina hantkeni (outer shelf-upper bathyal). Zona

dengan kedalaman 1800-1802 meter termasuk kedalam lingkungan pengendapan

brackish-marginal marine dengan fosil pendukungnya yaitu Haplophragmoides

inornatus (brackish-marginal marine), Nonion cf (brackish-marginal marine),

Rotalia ikebei (brackish-marginal marine), Trochamina hudai (brackish-

marginal marine). Zona dengan kedalaman 1760-1762 termasuk kedalam

57

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
lingkungan pengendapan outer shelf dengan fosil pendukungnya yaitu Oolona

apiculata (outer shelf), Oolina globosa (outer shelf), Planulina evoluta (outer

shelf), Planulina multioba (outer shelf), Quinqueloculina seminulum (brackish-

marginal marine-inner shelf-middle shelf), Virgulina badyi (inner shelf). Zona

dengan kedalaman 1720-1722 meter termasuk kedalam lingkungan pengendapan

brackish-marginal marine dengan fosil pendukungnya yaitu Nonion elongatum

(brackish-marginal marine), Trochomina advena(brackish-marginal marine).

Zona dengan kedalaman 1640-1682 meter termasuk kedalam lingkungan

pengendapan outer shelf dengan fosil pendukkungnya yaitu Bulimina elongate

(outer shelf), Lagena gracillima (outer shelf), Oolina opiculata (outer shelf),

Reussoolina laevis (outer shelf), Lagena laevis (outer shelf), Nodosaria

spirostriolata (outer shelf), Oolina globosa (outer shelf).

Zona N8 (Miosen Awal)

Umur Miosen Awal Zona N8 ini berada pada kedalaman 1600-1602

meter. Yang memiliki zona batas kemunculan awal (First Appearance Datum)

Globigerinoides sicanus yang memiliki umur N8-N9, maka dari itu menandakan

munculnya zona N8.

Pada zona ini juga terdapat kelimpahan fosil foraminifera plangtonik

yaitu Praeorbulina transitoria (N7-N9), Globigerinoides obliquus (N8-N19),

Globorotalia continosa (N6-N14), Globigerinoides primordius (P18-N7) dan

lain-lain (Lampiran 1).

58

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) pada zona ini sebesar 80%

dengan kedalaman 1000-2000 meter dengan ini dapat disimpulkan lingkungan

pengendapan zona ini adalah lower bathyal.

Berdasarkan zona kisaran, zona ini memiliki lingkungan pengendapan

outer shelf dengan fosil bentoniknya yaitu Lagena laevis (outer shelf),

Lagendosaria scalariss (outer shelf), Nodosaria abbysom (outer shelf), Nonion

pompoloides (brackish-marginal marine), Discorbis sp (inner shelf), Elphidium

advenum (inner shelf). Sehingga dapat disimpulkan zona ini termasuk kedalam

lingkungan pengendapan outer shelf, lingkungan ini cocok dengan kelimpahan

fosil yang berada pada kedalaman yang sama.

 Miosen Tengah (Interval 1560m-1562m)

Penentuan batas zona ini berdasarkan kemunculan awal dari zona

sebelumnya yg berumur lebih muda yaitu zona N8 denngan First Appearance

Datum fosil Globigerinoide sicanus (N8-N9). Sehingga dapat ditentukan batas

zona atasnya yaitu N9 pada kedalaman 1560-1232 meter.

Pada zona ini juga ditemukan beberapa kelimpahan fosil dan juga

beberapa fosil index lainnya yaitu Globigerinoides obliquus (N8-N19),

Globorotalia fohsi (N10-N11), Globorotalia peripheroronda (N6-N10),

Globorotallia diminutus (N7-N9), Globorotalia seminulina (N8-N19),

Praeorbulina transitoria (N7-N9), Globorotali archeomenardii (N6-N10).,

Globorotalia obesa (N5-N15) dan lain-lain (Lampiran 1).

59

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) pada zona ini

berkisar antara 51-93% dengan kedalaman 1000-2000 meter. Sehingga dapat

disimpulkan lingkungan pengendapannya adalah lower bathyal. Sedangkan

berdasarkan zona kisaran kelimpahan fosil foram bentonik yang ditemukan

seperti gyroidina soldani (outer shelf), Nodosaria spirostriolata (outer shelf),

Planulina antile (outer shelft, Nonion pompoloides(brackish-margina marine),

Cibicides tenelus (inner shelf-middle shelf-outer shelf), Discorbis cf finlayi

(inner shelf), Lagendosaria sp (outer shelf), Oolina globosa (outer shelf),

Bolivina sphatulata (inner shelf-middle shelf), Lagena truncate (outer shelf),

Bulimina gibba (outer shelf). Sehingga dapat disimpulkan lingkungan

pengendapan pada kedalaman ini adalah outer shelf.

 Miosen Tengah (1112m-1114m)

Berdasarkan posisi stratigrafi, zona ini merupakan zona yang paling

muda dari kedalaman lainnya. Penenetuan batas zona ini berdasarkan zona

kemunculan awal (First Appearance Datum) fosil Globorotalia praemenardii

(N10-N12).

Zona ini merupakan fosil yang kelimpahannya paling banyak

dibandingkan dengan kedalaman lainnya pada sumur penelitian. Keterdapatan

fosil planktonik pada zona ini yaitu Globigerina falconensis (N7-N23),

Globorotalila archeomenardii (N6-N10), Globorotalia fohsi (N9-N10),

Globorotalia bella (N4-N14), Orbulina bilobata (N8-N23), Orbulina suturalis

60

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
(N9-N23), Orbulina universa (N9-N23), Sphaerodinellopsi disjuncta (N9-N17),

Globigerinoides subquadratus (N4-N15) dan lain-lain (Lampiran 1).

Berdasarkan perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio)

sebesar 78% termasuk ke kedalaman 1000-2000 meter. Sehingga dpat

disimpulkan zona ini termasuk kedalam lingkungan pengendapan lower bathyal.

Kemudian berdasarkan zona kisaran , zona ini memiliki kelimpajhan fosil

bentonik seperti Bulimina elongate (outer shelf), Lagena elongate (outer shelf),

Bolivina sp (inner shelf-middle shelf), Nodosaria sp (outer shelf), Oolina globosa

(outer shelf), Pyrgo sp (middle shelf), Rotalia soldani (Brackish-marginal

marine-inner shelf), Discorbis cf finlayi (inner shelft). Sehingga dapat

disimpulkan zona ini termasuk kedalam lingkungan pengendapan outer shelf.

lingkungan ini cocok dengan kelimpahan fosil yang berada pada kedalaman yang

sama.

4.3. Sikuen Stratigrafi

Pembahasan untuk memahami lebuh lanjut dalam stratigrafi daerah penelitian

maka dilakukan analisis sikuen stratigrafi dengan menguunaka data hasil kelimpahan

dan keragaman fosil serta melihat dari perubahan lingkungan pengendapannya.

Berdasarkan analisis yang dilakukan pada sumur “Vio”, terdapat 2 sikuen dan 2

Maximum Flooding Surface yang teridentifikasi (Tabel 4.2).

61

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Untuk melakukan penentuan analisis sikuen stratigrafi penulis menggunakan

system tract pada sumur ini. Untuk analisa Maximum Flooding Surface (MFS)

didasarkan pada puncak keragaman dan kelimpahan fosil foraminifera plangtonik dan

berntonik. Yang mengidentifikasikann Maximum Flooding Surface kedalaman dalam

suatu siklus muka air laut relative naik, serta kelimpahan dan keragaman fosil yang

banyak. Sedangkan untuk analisis Sequence Boundary didasarkan pada perubahan

penciri llingkungan pengendapan yang dalam ke llingkungan pengendapan yang lebih

dangkal, adanya fosil rombakan, zona yang hilang (hiatus biostratigrafi).

Satu sikuen ditandai dengan batas antara Sequence Boundary, karena satu sikuen

merupakan suatu proses pengendapan yang berurutan dn dibatasi ole bidang

ketidakselarasan.

Gambar 4.1 Sikuen berdasarkan Vail dan Galloway, 1993

4.3.1. Sikuen Pengendapan Sumur “VIO”

Alisis sikuen pengendapan pada sumur ini temasuk kepada Formasi Kujung,

Formasi Prupuh, Formasi Tuban, dan Formasi Tawun.yanng diendapkan selama umur

62

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Oligosen sampai Miosen Tengah pada lingkungan brackish sampai dengan upper

bathyal.Sehingga pada sumur ini didapatkan 2 sikuen stratigrafi dan 2 Maximum

Flooding surface (Tabel. 4.2) Kedua sikuen tersebut yaitu:

63

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Tabel 4.2 Sikuen Stratigrafi pada Sumur Vio

Lingkungan Pengendapan

Sistem Tract
No Sample

Marginal Marine
Litologi

Upper Bathyal
Lower Bathyal
Middle Shelf
Outer Shelf
Inner Shelf
Brackish
Depth Kelimpahan Plangtonik Kelimpahan Bentonik Plangtonik + Bntonik Diversity

SS SL SH CL C LM
0 50 100 150 200 250 0 50 100 150 0 100 200 300 0 20 40 60 80

1 1112-1114
HST
2 1230-1232 Sandstone
3 1284-1286 Cs / MFS 3
4 1330-1332
5 1380-1382 Shale
6 1420-1422 TST
7 1450-1452 Limestone
8 1480-1482 Sandstone
9 1520-1522 SB 3
10 1560-1562
HST
11 1600-1602
12 1640-1642 MFS 2
13 1680-1682
14 1720-1722 TST
15 1760-1762 Sandstone
16 1800-1802 SB 2
17 1840-1842
18 1880-1882
HST
19 1920-1922
20 1960-1962
21 2000-2002 Shale MFS1
22 2040-2042
23 2080-2082
24 2120-2122
25 2160-2162 TST
26 2200-2202 Sandstone
27 2240-2242 Limestone
28 2260-2262
29 2280-2282 Sandstone SB 1
30 2300-2302
31 2320-2322
32 2340-2342 Shale HST
33 2360-2362
34 2380-2382

64

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Sikuen 1

Sikuen 1 berada pada interval 2380-1800 meter berumur Oligosen pada zona

foraminifera N3-N7. Formasi yang terdapat pada sikuen 1 ini yaitu Formasi Kujung,

Formasi Prupuh dan Formasi Tuban, Batas bawah sikuen ini adalah SB1 dengan

kedalaman 2280-2282 meter yang terendapkan pada lingkungan brackish ampai dengan

marginal marine yang dicirikan dari adanya perubahan lingkungan pengendapan upper

bathyal kearah yang lebih dangkal menjadi brackish-marginal marine. Batas atas dari

sikuen ini adalah SB2 dengan kedalaman 1800-1802 meter yang terendapkan pada

lingkungan pengendapan brackish-marginal marine yang dicirikan adanya perubahan

lingkungan pengendapan dari laut dalam ke laut dangkal yaitu outer shelf menjadi

brackish-marginal marine. Sistem tract yang ada pada sikuen ini adalah Transgressive

System Tact (TST) pada interval 2282-2040 meter dengan ketebalan 242 meter, yang

dicirikan pada perubahan lingkungan pengendapan brackish-marginal marine menjadi

outer shelf dan Highstand System Tract (HST) pada kedalaman interval 2002-1840

meter dengan ketebalan 162 meter, yang dicirikan denngan perubahan lingkungan dari

outer shelf menjadi kearah brackish-marginal marine. Yang membatasi kedua system

tract tersebut adalah Maximum Flooding Surface 1 pada kedalaman 2000-2002 meter

dengan perubahan litologi cenderung menjadi batulempung.

Sikuen 2

Sikuen 2 berada pada interval 1802-1560 meter berumur Miosen Awal hingga

Miosen Tengah pada zona foraminifera N7-N9. Formasi yang terdapat pada sikuen 2 ini

yaitu Formasi Tuban, dan Formasi Tawun. Batas bawah sikuen ini adalah SB2 dengan

65

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
kedalaman 1800-1802 meter yang terendapkan pada lingkungan brackish ampai dengan

marginal marine yang dicirikan dari adanya perubahan lingkungan pengendapan outer

shelf kearah yang lebih dangkal menjadi brackish-marginal marine. Batas atas dari

sikuen ini adalah SB3 dengan kedalaman 1520-1522 meter yang terendapkan pada

lingkungan pengendapan outer shelf yang dicirikan adanya perubahan litologi dari

batulempung menjadi batupasir. Sistem tract yang ada pada sikuen ini adalah

Transgressive System Tact (TST) pada interval 1802-1680 meter dengan ketebalan 122

meter, yang dicirikan pada perubahan lingkungan pengendapan brackish-marginal

marine menjadi outer shelf dan Highstand System Tract (HST) pada kedalaman

interval 1642-1560 meter dengan ketebalan 82 meter, yang dicirikan dengan lingkungan

pengendpan yang cenderung tetap outer shelf. Yang membatasi kedua system tract

tersebut adalah Maximum Flooding Surface 2 (MFS2) pada kedalaman 2000-2002

meter dengan perubahan litologi cenderung menjadi batulempung dan banyaknya

kelimpahan fosil foraminifera planktonik dan bentonik.

Diatas batas sikuen 2 ini terdapat system tract Transgresive System Tract (TST)

pada kedalaman 1552- 1330 dengan ketebalan 222 meter, yang dicirikan dengan

perubahan liltologi cenderung ke batulempung dan adanya Highstand System Tract

(HST) pada kedalaman 1286-1112 meter dengan ketebalan 174 meter. Yang membatasi

kedua system tract ini adalah Maximum Flooding Surface 3 (MFS3) pada kedalaman

1284-1286 meter dengan ciri banyaknya kelimpahan fosil foraminifera planktonik dan

benonik. Pada MFS3 ini ditafsir sebagai lapisan Condent section (Cs) karena terdapat

jumlah fosil yang melimpah pada lingkungan pengedapan middle shelf – inner shelf.

66

Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita

Anda mungkin juga menyukai