4.1 Data
dalam instasi yang bersangkutan khususnya dalam dunia perminyakan. Oleh karena itu
data yang disediakan masih bersifat terbatas dan tidak semua data yang digunakan dalam
penelitian ini dapat disajikan secara langsung. Data yang disajikan dalam laporan ini
biostratigrafi yaitu Zona kumpulan (Assamblage Zone), Zona selang (interval Zone) dan
zona kisaran (Concurrent-range Zone). Dasar klasifikasi umur dan penentuan datum
menggunakan Bolli & Saunders tahun 1957 dan1970, serta dasar penentuan datum
marker menggunakan klasifikasi Banner & Blow (1967) yang disesuaikan dengan
keperluan.
51
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Sedangkan untuk lingkungan pengendapan menggunakan klasifikasi hubungan
ditribusi foraminifera plangtonik dan bentonik yang sudah dipicking oleh penulis.
selang (Interval Zone) dan zona kisaran (Concurrent-range Zone). Dalam penentuan
zona umur ini digunakan interval kedalaman per seratus enam belas(116) meter. Pada
sumur ini terdapat data fosil foraminifera yang lengkap sehingga dapat dijadikan kunci
sebagai marker dalam penentuan lingkungan pengendapan maupun umur. Secara umum
52
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Tabel 4.1. Umur dan Lingkungan pengendapan sumur VIO
1966 (meter)
PB Ratio (%)
Sistem Tract
Marginal Marine
Upper Bathyal
Datum Foraminifera Plangtonik
Lower Bathyal
Middle Shelf
Kedalaman Formasi Umur zona
Outer Shelf
Inner Shelf
Brackish
(Bolli & Saunders 1985)
Miosen Tengah
53
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Oligosen (Interval 2320m-2382m)
Berdasarkan letak dan posisi stratigrafi, umur tertua pada daerah sumur
meter pada sumur pemboran. Batas bawah zona ini tidak diketahui oleh zona N2
dengan First Appearance Datum fosil Globorotalia opima. Namun untuk batas
umur akhir dari Oligosen ini yaitu N3 tidak bisa diketahui oleh penulis. Hal ini
disebabkan karena hasil data picking yang diperoleh tidak menujukan adanya
Pada zona ini juga ditemukan beberapa keberadaan fosil plangtonik yang
2320-2382 adalah N3 sampai dengan N1. Hal ini membuat perbedaan dengan
metoda First Appearance Datum sehingga dapat disimpulkan umur lapisan ini
adalah N2. Diduga Hal ini disebabkan karena banyaknyanya caving atau
pada zona ini adalah 53-91% dengan kedalam 1000-2000 sehingga lapisan ini
54
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Pada kedalaman ini juga ditemukan kelimpahan beberapa fosil bentonik
Berdasarkan letak dan posisi stratigrafi, zona ini merupakan zona yang
sampai dengan N8. Zona ini berada di kedalaman 1600-2302 meter pada sumur
pemboran. Batas bawah zona Miosen Awal (N4) ini tidak dapat diketahui oleh
penulis. Namun penulis menemukan batasan- batasan zona umur marker lainnya
yaitu:
55
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Pada zona ini juga terdapat kelimpahan fosil seperti Catapsydrax
Perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) pada zona ini
dengan perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio). Tetapi penulis
ini memiliki kelimpahan fosil yang berada pada kedalaman yang sama yaitu
56
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Zona N7 (Miosen Awal)
dari titik permukaan pemboran.Batas bawah zona ini adalah Zona N6 dengan
altiaperturus(N5-N6).
Pada zona ini juga terdapat kelimpahan fosil plangtonik seperti Globigerinoides
Zona ini memiliki total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) sebesar
57
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
lingkungan pengendapan outer shelf dengan fosil pendukungnya yaitu Oolona
apiculata (outer shelf), Oolina globosa (outer shelf), Planulina evoluta (outer
(outer shelf), Lagena gracillima (outer shelf), Oolina opiculata (outer shelf),
meter. Yang memiliki zona batas kemunculan awal (First Appearance Datum)
Globigerinoides sicanus yang memiliki umur N8-N9, maka dari itu menandakan
58
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) pada zona ini sebesar 80%
outer shelf dengan fosil bentoniknya yaitu Lagena laevis (outer shelf),
advenum (inner shelf). Sehingga dapat disimpulkan zona ini termasuk kedalam
Pada zona ini juga ditemukan beberapa kelimpahan fosil dan juga
59
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Perbandingan total foram bentonik dan pelagik (PB Ratio) pada zona ini
muda dari kedalaman lainnya. Penenetuan batas zona ini berdasarkan zona
(N10-N12).
60
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
(N9-N23), Orbulina universa (N9-N23), Sphaerodinellopsi disjuncta (N9-N17),
bentonik seperti Bulimina elongate (outer shelf), Lagena elongate (outer shelf),
lingkungan ini cocok dengan kelimpahan fosil yang berada pada kedalaman yang
sama.
maka dilakukan analisis sikuen stratigrafi dengan menguunaka data hasil kelimpahan
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada sumur “Vio”, terdapat 2 sikuen dan 2
61
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Untuk melakukan penentuan analisis sikuen stratigrafi penulis menggunakan
system tract pada sumur ini. Untuk analisa Maximum Flooding Surface (MFS)
didasarkan pada puncak keragaman dan kelimpahan fosil foraminifera plangtonik dan
suatu siklus muka air laut relative naik, serta kelimpahan dan keragaman fosil yang
Satu sikuen ditandai dengan batas antara Sequence Boundary, karena satu sikuen
ketidakselarasan.
Alisis sikuen pengendapan pada sumur ini temasuk kepada Formasi Kujung,
Formasi Prupuh, Formasi Tuban, dan Formasi Tawun.yanng diendapkan selama umur
62
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Oligosen sampai Miosen Tengah pada lingkungan brackish sampai dengan upper
63
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Tabel 4.2 Sikuen Stratigrafi pada Sumur Vio
Lingkungan Pengendapan
Sistem Tract
No Sample
Marginal Marine
Litologi
Upper Bathyal
Lower Bathyal
Middle Shelf
Outer Shelf
Inner Shelf
Brackish
Depth Kelimpahan Plangtonik Kelimpahan Bentonik Plangtonik + Bntonik Diversity
SS SL SH CL C LM
0 50 100 150 200 250 0 50 100 150 0 100 200 300 0 20 40 60 80
1 1112-1114
HST
2 1230-1232 Sandstone
3 1284-1286 Cs / MFS 3
4 1330-1332
5 1380-1382 Shale
6 1420-1422 TST
7 1450-1452 Limestone
8 1480-1482 Sandstone
9 1520-1522 SB 3
10 1560-1562
HST
11 1600-1602
12 1640-1642 MFS 2
13 1680-1682
14 1720-1722 TST
15 1760-1762 Sandstone
16 1800-1802 SB 2
17 1840-1842
18 1880-1882
HST
19 1920-1922
20 1960-1962
21 2000-2002 Shale MFS1
22 2040-2042
23 2080-2082
24 2120-2122
25 2160-2162 TST
26 2200-2202 Sandstone
27 2240-2242 Limestone
28 2260-2262
29 2280-2282 Sandstone SB 1
30 2300-2302
31 2320-2322
32 2340-2342 Shale HST
33 2360-2362
34 2380-2382
64
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
Sikuen 1
Sikuen 1 berada pada interval 2380-1800 meter berumur Oligosen pada zona
foraminifera N3-N7. Formasi yang terdapat pada sikuen 1 ini yaitu Formasi Kujung,
Formasi Prupuh dan Formasi Tuban, Batas bawah sikuen ini adalah SB1 dengan
kedalaman 2280-2282 meter yang terendapkan pada lingkungan brackish ampai dengan
marginal marine yang dicirikan dari adanya perubahan lingkungan pengendapan upper
bathyal kearah yang lebih dangkal menjadi brackish-marginal marine. Batas atas dari
sikuen ini adalah SB2 dengan kedalaman 1800-1802 meter yang terendapkan pada
lingkungan pengendapan dari laut dalam ke laut dangkal yaitu outer shelf menjadi
brackish-marginal marine. Sistem tract yang ada pada sikuen ini adalah Transgressive
System Tact (TST) pada interval 2282-2040 meter dengan ketebalan 242 meter, yang
outer shelf dan Highstand System Tract (HST) pada kedalaman interval 2002-1840
meter dengan ketebalan 162 meter, yang dicirikan denngan perubahan lingkungan dari
outer shelf menjadi kearah brackish-marginal marine. Yang membatasi kedua system
tract tersebut adalah Maximum Flooding Surface 1 pada kedalaman 2000-2002 meter
Sikuen 2
Sikuen 2 berada pada interval 1802-1560 meter berumur Miosen Awal hingga
Miosen Tengah pada zona foraminifera N7-N9. Formasi yang terdapat pada sikuen 2 ini
yaitu Formasi Tuban, dan Formasi Tawun. Batas bawah sikuen ini adalah SB2 dengan
65
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita
kedalaman 1800-1802 meter yang terendapkan pada lingkungan brackish ampai dengan
marginal marine yang dicirikan dari adanya perubahan lingkungan pengendapan outer
shelf kearah yang lebih dangkal menjadi brackish-marginal marine. Batas atas dari
sikuen ini adalah SB3 dengan kedalaman 1520-1522 meter yang terendapkan pada
lingkungan pengendapan outer shelf yang dicirikan adanya perubahan litologi dari
batulempung menjadi batupasir. Sistem tract yang ada pada sikuen ini adalah
Transgressive System Tact (TST) pada interval 1802-1680 meter dengan ketebalan 122
marine menjadi outer shelf dan Highstand System Tract (HST) pada kedalaman
interval 1642-1560 meter dengan ketebalan 82 meter, yang dicirikan dengan lingkungan
pengendpan yang cenderung tetap outer shelf. Yang membatasi kedua system tract
Diatas batas sikuen 2 ini terdapat system tract Transgresive System Tract (TST)
pada kedalaman 1552- 1330 dengan ketebalan 222 meter, yang dicirikan dengan
(HST) pada kedalaman 1286-1112 meter dengan ketebalan 174 meter. Yang membatasi
kedua system tract ini adalah Maximum Flooding Surface 3 (MFS3) pada kedalaman
1284-1286 meter dengan ciri banyaknya kelimpahan fosil foraminifera planktonik dan
benonik. Pada MFS3 ini ditafsir sebagai lapisan Condent section (Cs) karena terdapat
jumlah fosil yang melimpah pada lingkungan pengedapan middle shelf – inner shelf.
66
Analisis biostratigrafi dan sekuen pengendapan pada simur vio di daerah cekungan Jawa Timur bagian Utara. Viona Laxvita