Anda di halaman 1dari 7

Pengolahan Data

Seismik Atribut
Nama : Taufik Seizarsyah
NIM : 115170026
• Judul : Karakterisasi Reservoir Karbonat Dengan Aplikasi Seismik
Atribut Dan Inversi Seismik Impedansi Akustik
• Pengarang : Ridho Fahmi Alifudin, Wien Lestari, Firman Syaifuddin,
M. Wahdanadi Haidar
• Diagram alir :
• Pada pengolahan data seismic untuk mengetahui karakteristik reservoir
dipaper ini, digunakan beberapa data input berupa data seismik post-
stack time migration 3D dengan kedalaman sampai 3000 ms, dan data
sumur sebanyak 5 data yang memiliki deviasi dimana masing masing
sumur memiliki data gamma ray, sonic, densitas dan beberapa memiliki
checkshot dan top marker. Data kemudian diolah sebagai berikut:
1. Pengolahan diawali dengan melakukan plot data log pada suatu
diagram P-Impedance dengan data log gamma ray, dari crossplot
tersebut dapat diketahui jenis litologi Batugamping berperan sebagai
reservoir yang ditandai oleh nilai impedance yang tinggi dan gamma
ray yang rendah, dan berada pada kedalaman 6250 feet TVDSS.
2. Setelah itu data seismic diekstrak menjadi wavelet dalam domain
time, dan data log yang telah diketahui standar deviasinya disertai
checkshot yang berada pada domain depth dikorelasikan bedasarkan
kemiripan karakteristik.
3. Setelah diketahui korelasi antara wavelet pada data seismic dengan
data log. Kemudian komponen wavelet seismic dikonvolusikan
dengan koefisien refleksi dari data log, maka didapatkan seismogram
sintetik dengan output berupa well seismic tie.
4. Dari hasil well seismic tie ini tentunya dapat diketahui
kemenerusan dari lapisan litologi yang sama pada top dan bottom
dari reservoir sehingga dapat dilakukan picking fault dan picking
horizon.
5. Hasil picking fault dan picking horizon kemudian diolah menjadi
time structure map dan kemudian diinversi menjadi depth
structure map
6. time structure map yang telah terbentuk kemudian dilakukan
filter atribut seismic pada komponen amplitude untuk melihat
lokasi brightspot pada batuan reservoir (Batugamping).
Sedangkan depth structure map digunakan untuk memperjelas
kedalaman dari reservoir.
7. Pada akhir pengolahan inversi P-Impedance (akustik impedansi)
dengan metode based model hasil picking serta pemilihan nilai
hard constraint upper, hard constraint lower, average block,
prewhitening, number of iteration, diakaitkan dengan atribut
amplitude, dan juga depth structure map untuk mendapatkan
reservoir produktif hidrokarbon.
• Judul : Identifikasi Hidrokarbon Gas Dengan Menggunakan
Atribut Energy-weighted AVO pada Lapangan Penobscot,
Kanada
• Pengarang : Aries A. dan Triyoso W.
• Diagram alir :
Pada pengolahan ini, data seismik yang digunakan terbagi menjadi dua
kelompok, yakni data data seismik riil dan data sumur yang diketahui bahwa
terbukti mengandung hidrokarbon, dan terdiri dari log Vp, GR, RhoB, SP,
Res, dan Nphi yang dilengkapi dengan data marker, dan data checkshot.
data seismik riil merupakan data seismik lapangan berupa 3D CDP Gathers
yang telah dikoreksi NMO dengan format SEGY. Dari data tersebut kemudian
diolah sebagai berikut:
1. Pertama-tama dibuat data seismik sintetik 1D dibuat dari data log
sintetik menggunakan program AVO yang tersedia di dalam software
HRS. Pembuatan AVO menggunakan model sintetik Zoeppritz yang
dibagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas 1, 2, dan 3. Dalam AVO ini dapat
diketahui kontras impedansi pada near offset serta didapatkan nilai
poisson ratio sehingga dapat diketahui karakteristik reservoir.
2. Kemudian pada penampang AVO dilakukan Weighting Energy (EAVO)
untuk menghilangakan background seismik dan melihat atenuasi dan
memperjelas amplitudo top dan base dari reservoir
3. Untuk data riil, flowchart pengolahan data. Langkah pertama yang
dilakukan adalah membuat super gather dari data seismik gather yang
ada. Proses ini tujuannya untuk meningkatkan S/N ratio data seismik.
4. Kemudian dilakukan well seismic tie yang bertujuan untuk mengikat
data sumur yang berdomain depth ke dalam data seismik yang
berdomain time.
5. Langkah ketiga pembuatan angle gather yakni mengubah domain
offset dari data seismik menjadi domain sudut. Kemudian dilakukan
partial stack dari data angle gather untuk melihat ekspresi
perubahan amplitudo di zona target seiring kenaikan sudut.
6. Setelah itu diaplikasikan atribut EAVO pada data pre-stack dan post-
stack dan kemudian dibandingkan hasil antara keduanya.
7. Langkah terakhir adalah membandingkan atribut EAVO dengan
atribut konvensional seperti atribut Product (A ∗ B) sebagai bentuk
evaluasi terhadap atribut tersebut.

Anda mungkin juga menyukai