Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ANALISA CUTTING

Oleh :
M Rifaldi Nento
M Hadi Al Fayed
Holida Qolbi
M Rayhan Sukma Reza
Lalu Muhamad K

TEKNIK PERMINYAKAN KONSENTRASI GEOLOGI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS
BALIKPAPAN
2016
BAB 1
PENDAHULUAN

Analisa cutting, pada kegitan ini sangat diperlukan pengetahuan


mengenai lithologi batuan. Analasisa cutting adalah untuk mengestimasikan
karakteristik reservoir dan untuk mengetahui lithologi batuan. Maka dari itu
difokuskan pada analisa lithologinya. Analisa lithologi dimaksudkan untuk
menggambarkan macam macam batuan untuk tiap kedalaman atau
lapisan yang ditembus sebagai pedoman dalam pendeskripsian lithologi.
Pendeskripsian lithologi batuan meliputi warna, tekstur, kekerasan, lapisan,
pabrikasi dan mineral tambahan yang ada dibatuan.
Setelah dilakukan pendeskripsian lithologi selanjutnya adalah
menentukan batas lithologinya. Dengan pengetahuan mengeanai lithologi
batuan, jelas akan dengan mudah mengetahui karakteristik dari reservoir
yang akan dianalisa karena ini sebagai dasar untuk mengetahui data di
bawah permukaan yang kita perlukan.
Tanda tanda atau indikasi adanya hidrokarbon pada suatu cutting bisa
dilihat dari penampakan noda, bau, dan warna dari cutting yang didapat.
BAB II
ISI

Analisa Penilaian Formasi (analisa cutting)Penentuan daerah yang mengandung


hidrokarbon memerlukan suatu data-data geologi bawahpermukaan secara tepat dan akurat. Salh
satu metode untuk mendapatkan data bawah permukaantersebut melalui analisa cutting dan
analisa logging Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam kerangka pekerjaan mud logging yang
terutama untuk mengidentifikasi saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan
reservoir.Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan yang tersirkulasi ke
permukaanbersamaan dengan lumpur bor. Serpihan tersebut berasal dari gerusan batuan reservoir
pada saatoperasi pemboran berlangsung. Pada analisa cutting, kandungan hidrokarbon dapat
dideteksi dengan melihat perbahan warnayang terjadi pada saat cutting tersebut dianalisa.
Analisa dilakukan melalui penyinaran sinar ultraviolet untuk mengetahui lithologi batuannya
meliputi jenis batuan, kandungan mineral,struktur batuan dan kandungan fosil untuk menentukan
ada tidaknya akumulasi hidrokarbon. Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan
menggunakan pengamatan fluoroscopic berupapenggunaan sinar ultraviolet untuk mendeteksi
adanya kandungan hidrokarbon pada sample(core) baruan. Analisa ini juga untuk membedakan
antara jenis minyak berat (heavy oil), minyak ringan (light oil) maupun minyak medium
(intermediate oil). Pada analisa fluoroscopic, kualitaspenampakan fluorisensi ditentukan dari
distribusi fluorisensi dalam sample (core) batuan yangdiamati. Dari hasil analisa cutting yang
dilakukan dapat diketahui jenis lapisan dan interval kedalamansumur dimana terdapat akumulasi
hidrokarbon. Jika diketahui bahwa formasi tersebutmengandung akumulasi hidrokarbon yang
prospektif, maka pengeboran lanjutan dapat dilakukan pada berbagai titik yang dianggap
prospek. Tetapi jika dari analisa tidak ditemukan kandunganhidrokarbon, maka titik pengeboran
dipindah ke lokasi lain yang dianggap lebih prospek berdasar survey geologi. Kesalahan dalam
menganalisa cutting sering disebabkan oleh adanya sample yangterkontaminasi dengan batuan
diatasnya yang runtuh dan bercampur dengan cutting, adanya lostcirculation sehingga sample
cutting yang didaptkan sering tidak mewakili kedalaman lubang bor pada saat itu. Kesalahan
lainnya juga terjadi akibat adanya gel strength (bantalan) lumpur yangtidak cukup baik untuk
mengangkat cutting ke permukaan. Dari semua hal tersebut kembalikepada faktor engineer untuk
dapat menginterpretasikan semua data yang diperoleh danmembuat kongklusi yang cepat dan
akurat.
Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam
menentukan tanda adanya minyak dan gas, dan untuk deskripsi lithologi
batuan. Dalam analisa cutting ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel
dengan kedalaman.
Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu
data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salah satu
metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa
cutting dan analisa logging Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam
kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi
saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir.
Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan yang tersirkulasi
ke permukaan bersamaan dengan lumpur bor. Serpihan tersebut berasal dari
gerusan batuan reservoir pada saatoperasi pemboran berlangsung. Pada
analisa cutting, kandungan hidrokarbon dapat dideteksi dengan melihat
perbahan warna yang terjadi pada saat cutting tersebut dianalisa. Analisa
dilakukan melalui penyinaran sinar ultraviolet untuk mengetahui lithologi
batuannya meliputi jenis batuan, kandungan mineral,struktur batuan dan
kandungan fosil untuk menentukan ada tidaknya akumulasi hidrokarbon.
Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan menggunakan
pengamatan fluoroscopic berupa penggunaan sinar ultraviolet untuk
mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada sample (core) baruan.
Analisa ini juga untuk membedakan antara jenis minyak berat (heavy oil),
minyak ringan (light oil) maupun minyak medium (intermediate oil).
Pada analisa fluoroscopic, kualitas penampakan fluorisensi ditentukan dari
distribusi fluorisensi dalam sample (core) batuan yang diamati.

a. Shale
Warna : merah dan hijau
Tekstur : seperti lilin, beludru dan kertas
Kekerasan : lunak, sedang, kuat, keras, sangat keras dan rapuh.
Lapisan : massive, blocky, fossile dan splentary
Pabrikasi : laminasi, pecahan, berlapis, dapat dibelah
Mineral tambahan : bentonite, sandy, calcareous dan carbonnaceous

b. Sand
Warna : coklat, abu-abu
Tekstur : sangat halus, halus, medium kasar dan sangat kasar
Bentuk butir : bulat, agak bulat dan bersudut
Pemilahan/sortasi : baik, sedang dan jelek
Tingkat sementasi : gampang pecah (friable), padat (dense)
Porositas : tidak tampak, jelek, sedang dan baik
c. Limestone dan Dolomite
Warna : putih, coklat, abu-abu dan hitam
Tekstur : sangat baik, baik, sedang, butir kasar, padat, chalky,
oolitic, sucrosic, colicastic.
Butiran : sucrosa, crystal, chalky
Accessory : oolite, sandy,silty, calcite, pyrite dan argillaceous
Kilap : suram, seperti tanah, dasar
Preparasi data
Sampel 1
Deskripsi : subsupherical subanguler, pemilahan baik, ukuran butir < 2 mm

Warna dominan : yellow orange

Wara pengotor : hitam

Indikasi : Minyak berat, residu batu gamping passion

Aroma : Parafin
Sampel 2
Deskripsi : subsupherical anguler, pemilahan baik, ukuran
butir > 2 mm.

Warna dominan : dark blue

Warna pengotor : orange

Indikasi : kondensat, residu batu gamping/dolomite

Sampel 3
: subsupherical subanguler, pemilahan buruk, ukuran butir < 2 mm.

Warna dominan : Tan

Warna pengotor : Hitam

Indikasi : Minyak sedang, residu fosil

Analisa Data
Dari ketiga sampel yang telah dianalisa maka.
Pada sample 1, bentuk subspherical subangular, pemilahan baik, bau
parafin, warna dominan yellow orange, warna pengotor hitam maka ini
menandakan batuan mengandung minyak berat dengan residu batu
gamping pasion .
Pada sample 2 , bentuk subspherical angular, pemilahan baik, warna
dominan dark blue, warna pengotor orange maka ini menandakan batuan
mengandung kondensat dengan residu gamping/dolomite.
Pada sample 3, bentuk subspherical angular, pemilahan buruk, warna
dominan tan, warna pengotor hitam maka ini menandakan batuan
mengandung minyak sedang dengan residu fosil .
Analisa cutting diteliti dengan cara memahami lithologi batuan seperti,
dilihat dari pemilahan, bentuk butiran, warna dan ukuran butiran. Dan juga
dengan cara flourosensi.
Pada percobaan ini digunakan fluoroscope yaitu alat untuk melihat ada
tidaknya warna fluoresensi. Setiap sample yang memberikan warna tertentu
ketika diteliti di bawah sinar ultraviolet. Hal ini digunakan untuk menentukan
jenis minyak. Selain warna dominan, sample juga memberikan warna lain
yang tidak dominan yang merupakan warna pengotoran. Jenis pengotornya
bisa berupa fossil, paper shale, batu gamping pasiran, grase / gemuk, kulit
kumbang dan solar.
Percobaan analisa cutting di lapangan, yaitu pada saat pemboran
eksplorasi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan
hidrokarbon dalam formasi, sehingga dapat menentukan keprospekan
lapangan tersebut.
Kelebihan yang dimiliki oleh metoda fluoresensi salah satunya yaitu
sangat praktis dan dapat digunakan kapan dan dimana saja. Sedangkan
kekurangan metoda ini salah satunya ialah hasil pengamatan kurang akurat
karena perbedaan warna baik pada warna dominan maupun pengotornya
tidak terlalu jelas. Kekurangan metoda ini adalah dimungkinkan adanya
kesalahan pengamatan oleh praktikan, masing masing praktikan memiliki
deskripisi serta pengamatan yang berbeda beda.

BAB III
KESIMPULAN

Analisa cutting, pada kegitan ini sangat diperlukan pengetahuan


mengenai lithologi batuan. Analasisa cutting adalah untuk mengestimasikan
karakteristik reservoir dan untuk mengetahui lithologi batuan.Analisa Penilaian
Formasi (analisa cutting)Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu
data-data geologi bawahpermukaan secara tepat dan akurat

Analisa serbuk bor (cutting) adalah merupakan sumber informasi dalam


menentukan tanda adanya minyak dan gas, dan untuk deskripsi lithologi
batuan. Dalam analisa cutting ini, dibuat korelasi antara deskripsi sampel
dengan kedalaman. Analisa cutting merupakan interpretasi serpihan batuan
yang tersirkulasi ke permukaan bersamaan dengan lumpur bor. Serpihan
tersebut berasal dari gerusan batuan reservoir pada saatoperasi pemboran
berlangsung.
Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan menggunakan
pengamatan fluoroscopic berupa penggunaan sinar ultraviolet untuk
mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada sample (core) baruan.
Analisa ini juga untuk membedakan antara jenis minyak berat (heavy oil),
minyak ringan (light oil) maupun minyak medium (intermediate oil).

Percobaan analisa cutting di lapangan, yaitu pada saat pemboran


eksplorasi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya kandungan
hidrokarbon dalam formasi, sehingga dapat menentukan keprospekan
lapangan tersebut. Tanda tanda atau indikasi adanya hidrokarbon pada
suatu cutting bisa dilihat dari penampakan noda, bau, dan warna dari cutting
yang didapat.

Penentuan daerah yang mengandung hidrokarbon memerlukan suatu


data-data geologi bawah permukaan secara tepat dan akurat. Salah satu
metode untuk mendapatkan data bawah permukaan tersebut melalui analisa
cutting dan analisa logging Pekerjaan analisa cutting dilakukan dalam
kerangka pekerjaan mud logging yang terutama untuk mengidentifikasi
saturasi hidrokarbon dan mengestimasi karakteristik batuan reservoir.

Analisa terhadap cutting dapat dilakukan dengan menggunakan pengamatan fluoroscopic


berupapenggunaan sinar ultraviolet untuk mendeteksi adanya kandungan hidrokarbon pada
sample(core) baruan. Kesalahan dalam menganalisa cutting sering disebabkan oleh adanya
sample yangterkontaminasi dengan batuan diatasnya yang runtuh dan bercampur dengan cutting,
adanya lostcirculation sehingga sample cutting yang didaptkan sering tidak mewakili kedalaman
lubang bor pada saat itu. Kesalahan lainnya juga terjadi akibat adanya gel strength (bantalan)
lumpur yangtidak cukup baik untuk mengangkat cutting ke permukaan.
DAFTAR PUSTAKA

Hanifamrull 2012, Analisa cutting, dilihat 20 September 2016,


https://www.google.co.id/ur!?sa=t&source=web&rct=j&url

Rahmah, Latifa, Analisa citting dilihat 20 September 2016,


https://www.google.co.id/ur?sa=t&source=web&rct=j&url/Analisa-cutting&ved..

Anda mungkin juga menyukai