Anda di halaman 1dari 29

Dr. Ir.

Dedy Kristanto
Kristanto,, MT
Petroleum Engineering Department
UPN “Veteran” Yogyakarta

PEMILIHAN KOMBINASI LOG


Pemilihan dan Analisa Log
Data Sumur
Analisa Core
Well Logging

Lithology Resistivity Porosity Log


Tools Tools Tools Lainnya

Pemilihan Kombinasi Log yg Optimum

Analisa Kualitatif Analisa Kuantitatif

Validasi dengan Data Core

Pengolahan Data

Metode Statistik Metode Cut Off

Perhitungan OOIP DK - 2 -
Pemilihan Kombinasi Logging
Pengertian :
Kombinasi logging optimum adalah kombinasi
logging sumuran yang mampu menghasilkan data
petrofisik yang diinginkan dengan tingkat keakuratan
tinggi.

Faktor yang mempengaruhi :


1. Jenis fluida pemboran,
2. Jenis formasi / batuan reservoir,
3. Invasi mud filtrat,
4. Kondisi lubang bor,
5. Ketebalan lapisan produktif,
6. Distribusi porositas dan resistivitas
7. Kondisi optimum alat log.
Jenis Fluida Pemboran
 Water Base Mud
- Fresh Mud Water
• Lumpur ini mempunyai kadar garam rendah (kurang dari 10.000
ppm atau 1% berat garam dan kadar Ca kurang dari 50 ppm),
dimana fase cairnya adalah air tawar.
• Pada dasarnya lumpur ini memiliki resistivity tinggi dan
konduktivitas rendah, akan tetapi dengan adanya Galena akan
menambah sifat konduktivitas lumpur tersebut.
- Salt Water Mud
• Lumpur ini mempunyai kadar garam lebih dari 10.000 ppm.
• Adanya kadar garam ini baik unsaturated salt water mud (lumpur
yang dijenuhi oleh NaCl/garam) dapat menimbulkan sifat fluida/
lumpur yang konduktif, sehingga menyebabkan pengukuran
resistivity rendah.
• Lumpur ini digunakan pada kondisi pemboran formasi garam.
Jenis Fluida Pemboran
 Oil Base Mud
- Oil base mud mengandung minyak sebagai fasa yang
kontinyu dengan kadar air rendah (3% - 5%), sedangkan
untuk oil base emulsion muds mempunyai kadar air berkisar
antara 15% - 50%.
- Karena kedua lumpur ini mepunyai kadar minyak, maka
lumpur ini relatif tidak sensitif terhadap kontaminasi air dan
mempunyai harga resistivity yang terlalu tinggi, sehingga
dapat mempengaruhi alat logging terutama log listrik.
 Gaseous Drilling Fluid
- Biasanya digunakan untuk daerah yang mempunyai formasi
keras dan kering.
- Gas mempunyai sifat tidak konduktif, sehingga dapat
mempengaruhi alat-
alat-alat logging (khususnya yang
berhubungan dengan adanya arus listrik).
Jenis Fluida Pemboran
- Fresh water muds,
muds, semua jenis alat logging dapat
digunakan.

- Salt water muds,


muds, pada kondisi ini perlu diperhatikan pada
log SP, saat Rmf ≈ Rw kurva log SP tidak membaca, dan
skala berkisar antara 4-
4-5 mV/division.

- Oil base muds,


muds, pada kondisi ini log listrik tidak dapat
digunakan. Alat logging yang dapat digunakan antara
lain; induction log, gamma ray, neutron log, density log,
dan sonic log.

- Gaseous Drilling Fluids,


Fluids, log listrik tidak dapat digunakan.
Alat logging yang dapat digunakan antara lain; induction
log, gamma ray log, neutron log, density log.
Jenis Formasi / Batuan Reservoir
 Formasi Lunak (soft formation)
formation)
• Yaitu formasi yang tidak kompak atau mudah
runtuh (uncosolidated).
• Tahanan batuan kecil sampai dengan menengah.
• Mempunyai porositas besar lebih dari 20%.
• Karena memiliki Φ>20%, diameter invasi lumpur
(Di) sekitar 2d (d: diameter lubang bor).
• Batuannya yaitu batupasir (sandstone) dan shale
(shaly sand)
Jenis Formasi / Batuan Reservoir
 Formasi Sedang (intermediate formation)
formation)
- Yaitu formasi yang cukup kompak (moderate
consolidated).
consolidated ).
- Tahanan formasi sedang dan mempunyai porositas
antara 15% - 20%.
- Diameter invasi lumpur Di = 3d.
- Golongan formasi ini adalah batupasir
batupasir..

 Formasi Keras (hard formation)


formation)
- Formasi ini lebih kompak dari formasi lunak dan sedang
sedang..
- Tahanan batuan sangat tinggi
tinggi..
- Porositasnya < 15%, diameter invasi lumpur (Di) = 10d.
- Jenis batuan keras limestone dan dolomite.
Jenis Batuan / Formasi

 SP Log,
Log, kondisi optimum pada laminated non shaly
yang zona air serta kondisi batuan formasi yang
lunak.
 GR Log,
Log, dengan mengabaikan komponen uranium
pada lapisan shaly dapat memberikan nilai Vcaly yang
lebih baik.
 Kombinasi Neutron
Neutron--Density log dan Sonic
Sonic--Density log
log
mempunyai kondisi paling baik pada lubang bor
dengan lithologi maupun fluidanya yang homogen.
 Sedangkan untuk kombinasi Neutron
Neutron--Sonic log pada
lubang yang baik dan pada formasi dengan
kandungan gas yang besar.
Invasi Mud Filtrat
 Jenis Lumpur
Jumlah air filtrat yang terinvasi ke dalam formasi tergantung
kepada additive dan tipe material yang digunakan untuk
membuat lumpur
lumpur.. Setiap jenis lumpur akan mempengaruhi
diameter invasi
invasi,, terganung kepada sifat water loss dari lumpur
tersebut..
tersebut
 Perbedaan Tekanan antara Lumpur dan Formasi
Perbedaan tekanan yang ada antara kolom lumpur dan formasiformasi,,
dimana tekanan kolom lumpur lebih besar dari tekanan formasi
dengan maksud untuk mencegah terjadinya kick dan akan
menyebabkan air filtrat lumpur masuk ke dalam formasi yang
permeabel.. Gambaran rata
permeabel ta--rata beda tekanan yang baik adalah
kurang lebih 100 psi.
 Permeabilitas Batuan
Mud filtrat akan masuk ke dalam formasi yang permeabel
permeabel,,
sehingga permeabilitas batuan yang besar akan mendukung
masuknya mud filtrat mencapai kedalaman invasi yang cukup
jauh.. Tetapi dengan bertambahnya waktu
jauh waktu,, kemudahan
masuknya mud filtrat ke dalam formasi semakin menurun
seiring dengan terbentuknya mud cake.
cake.
Kedalaman Invasi Mud Filtrat

• SP Log optimum pada invasi dangkal.


• Conventional Resistivity Log : invasi dangkal.
• Induction Log : invasi > 40 inch.
• Laterolog : invasi > 40 inch.
• Microlaterolog : invasi ≥ 3 inch.
• Microlog : invasi < 4 inch.
• Proximity Log : invasi >40 inch.
• Micro Spherical Focused Log (MSFL) : invasi > 4 inch.
Kondisi Lubang Bor

 Adanya kondisi lubang bor yang kurang baik dapat


mempengaruhi pembacaan parameter reservoir.
 Kombinasi logging dipengaruhi oleh adanya
selubung lubang bor atau casing
casing.. Tidak semua alat
logging dapat menembus casing
casing..
 Data-
Data-data pemboran yang didapat untuk
mengetahui kondisi lubang bor antara lain :
- diameter lubang bor
bor,,
- diameter bit yang mendeteksi terjadinya guguran
pada dinding lubang bor
bor,,
- kedalaman lubang bor.
Kondisi Lubang Bor

• Open hole : semua jenis logging


tools dapat digunakan.
• Cased hole : Gamma Ray Log dan
Neutron Log dapat digunakan
kecuali untuk jenis SNP dan CNL.
Ketebalan Lapisan Produktif
Setiap jenis log akan mengukur karakteristik formasi
porous dengan akurat apabila ketebalan lapisan
yang diukur lebih besar dari jarak (spasi
spasi)) antar
elektrodanya..
elektrodanya
Data ketebalan lapisan akan menjadi acuan dalam
pemilihan setiap jenis log, khususnya jenis log
resistivity.
Sebagai contoh
contoh,, jika ketebalan lapisan porous
permeabel yang tipis disarankan menggunakan
jenis alat log yang mempunyai sistem difokuskan
(microspherical focus log, laterolog
laterolog,, induksi log).
Ketebalan Lapisan Produktif

• SP Log : pada lapisan yang cukup tebal.


• Conventional Resistivity Log : 1,5 dari spasi alat.
• Induction Log : > 60 inch.
• Laterolog : >12 ft (lebih besar dari spasi elektroda).
• Microlaterolog : tidak ada batasan karena spasi alat
pendek.
• Microlog : lebih besar dari spasi elektroda.
• Proximity Log : lebih besar dari spasi elektroda.
• MSFL : lebih besar dari spasi elektroda.
Distribusi Porositas dan Resistivitas
 Batuan unconsolidated untuk formasi yang bersih
dari clay (clean sands) porositasnya lebih besar dari
25%, sedangkan untuk shaly mempunyai porositas
lebih dari 20%, biasanya mempunyai tahanan batuan
antara kecil sampai menengah (low resistivity-
resistivity-
moderate resistivity).
resistivity).
 Moderately consolidated memiliki porositas
berkisar antara 15% - 20%, biasanya mempunyai
tahanan formasi batuan sedang (intermediate
(intermediate
resistivity)..
resistivity)
 Batuan yang tight mempunyai porositas batuan
yang kecil atau dibawah 15%, sehingga mempunyai
tahanan batuan sangat tinggi (high resistivity).
Distribusi Porositas dan Resistivitas

 Untuk mengetahui distribusi porositas dan


resistivitas batuan, dapat dilakukan pendekatan
dengan mengolah data porositas dan resistivitas
hasil pengukuran logging dari sumur eksplorasi
dengan metode statistik.
statistik.
 Hasil analisa statistik ini biasanya disajikan dalam
bentuk grafik frekw
frekwensi
ensi,, seperti grafik histogram
dan grafik poligon.
Distribusi Porositas dan Resistivitas
• SP Log : porositas cukup besar.
• Conventional Resistivity Log : porositas cukup besar dan
resisitivitas antara 1-50 ohm-m.
• Induction Log : porositas antara medium-high, resistivitas < 200
ohm-m.
• Laterolog : porositas kecil, resistivitas > 200 ohm-m.
• Microlaterolog : porositas <15 %, resistivitas antara 0,5 ohm-m –
100 ohm-m.
• Microlog : porositas > 15 % , resistivitas antara 0,5-100 ohm-m.
• Proximity Log : porositas <15 %, resistivitas antara 0,5-100 ohm-m.
• MSFL : porositas > 15 %, resistivitas antara 0,5-100 ohm-m.
• Neutron Log : porositas 0-20%.
• Density Log : porositas antara 20%-40%.
• Sonic Log : porositas antara 15%-25%.
Prosedur Pemilihan
Kombinasi Logging
1. Pengumpulan data-data yang mempengaruhi
pemilihan kombinasi logging yang optimum, yaitu
data :
• Jenis fluida pemboran
• Jenis batuan reservoir yang akan disurvey
• Karakteristik invasi filtrat lumpur (diameter zona yang
terinvasi filtrat)
• Kondisi lubang bor (variasi diameter lubang bor)
• Ketebalan lapisan-lapisan porous-permeable (produktif)
• Distribusi porositas dan resitivitas lapisan-lapisan
porous-permeable (produktif)
• Kondisi optimum pengukuran dari peralatan log yang ada
Prosedur Pemilihan Kombinasi Log
2. Mempelajari dan memahami kondisi optimum dari
setiap jenis alat log.

3. Memilih jenis alat logging yang sesuai dengan


keadaan lubang sumur.
• Jenis lumpur pemboran yang digunakan.
• Jenis batuan / formasi.
• Kedalaman invasi mud filtrat.
• Kondisi lubang bor.
• Ketebalan lapisan produktif.
• Distribusi Porositas dan Resistivitas.
Prosedur Pemilihan Kombinasi Log
4. Menentukan kombinasi optimum peralatan logging
yang terpilih terdiri dari lithologi tools, resistivity
tools dan porosity tools.

5. Menguji validasi dari kombinasi logging yang terpilih


dengan metode statistik dari perbandingan hasil
interpretasi log dari alat logging yang
dikombinasikan dengan hasil analisa core.
Kombinasi Log Pada Reservoir Batupasir

 Kombinasi logging sumuran pada reservoir batupasir


dengan kondisi fresh mud (Rmf > 2Rw), jenis batuan
lunak (soft rock) – batuan sedang (intermediate rock)
dengan Rt < 200 ohms.

 Kondisi ini sesuai untuk penggunaan induction log


dengan komposisi kombinasi logging :
- Run : Dual Induction / SFL – Density – Neutron –
SP / GR – Caliper.
- Kurva terekam : SP / GR, Caliper, ILd, ILm, SFL, D,
N
- Kecepatan : rendah (1800 ft/jam)
ft/jam)
Kombinasi Log Pada Reservoir Batupasir

 Kondisi dan kemampuan :


- Uncompacted
ncompacted,, shaly, dan variasi lithologi formasi.
- Mengindikasikan gas dengan sangat baik.
baik.

 Semua alat logging di atas berada dalam satu set-


set-run
dengan kecepatan run yang rendah. Fungsi Density –
Neutron dari kombinasi log di atas adalah untuk :
- Indikasi gas,
- Penentuan porositas,
porositas,
- Mengetahui variasi lithologi,
- Koreksi shale (shaliness)
(shaliness)..
Kombinasi Log Pada Reservoir Karbonat

 Kombinasi logging sumuran pada reservoir batuan


karbonat dengan kondisi salt mud (Rmf < 2Rw), jenis
batuan keras (hard rock) dimana Rt > 200 ohm, ukuran
lubang bor besar (> 10 in), invasinya dalam (deep
(deep)).
 Kondisi ini sesuai untuk Laterolog dengan komposisi
kombinasi logging sebagai berikut :
Run 1 : Dual Laterolog – Rxo – GR – Caliper.
a. Kurva yang terekam : GR, LLd, LLs, MSFL.
b. Kecepatan : rendah (18
1800
00 ft/jam)
Run 2 : Litho – Density – Neutron – Spectral GR
a. Kurva yang terekam : GR, U, Th, K, Pe, D, N.
b. Kecepatan : rendah (1800 ft/jam)
ft/jam)
Kombinasi Log Pada Reservoir Karbonat

 Kemampuan :
- Menentukan lithologi
- Menentukan jumlah minyak yang dapat mengalir
(moveable oil)
- Mengindikasikan gas dengan sangat baik
Pelaksanaan Logging
Untuk mengetahui zona minyak
 Analisa drill cuttings dan cores
• Batuan
• Indikasi hidrokarbon
 Wireline logging
 Well Testing (Test Produksi)

Wireline Logging

Evaluasi
Log 3800’ SD
3809’ (-3662’)
Zona Minyak
15’ Prob. Oil

3860’ SD
3864’ (-3717’)
Contoh Kombinasi Log
001) BONANZA 1
GR ILD RHOB DT
0 150 0.2 200 1.95 2.95 150 us/f 50
SP ILM CNL
-160 MV 40 0.2 200 0.45 -0.15
CALIPER SFL
6 16 0.2 200

10700

10800

10900

DK - 27 -
Contoh Kombinasi Log
001) BONANZA 1
GRC ILDC RHOC DT
0 150 0.2 200 1.95 2.95 150 us/f 50
SPC SNC CNLLC
-160 MV 40 0.2 200 0.45 -0.15
ACAL MLLCF
6 16 0.2 200
10700

RWA
m
10800
R wa   R t

10900

Anda mungkin juga menyukai