Anda di halaman 1dari 19

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Referat

ANALISIS SIFAT FISIS RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE


SEISMIK INVERSI LAPANGAN X CEKUNGAN Y
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi matakuliah referat pada
jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik
Purwokerto,
Menyetujui,
Pembimbing

Dr. Rachmad Setijadi,S.Si.,M.Si.


NIP. 196801302005011002
Penyusun

Irfania Fitria Arsah


NIM. H1F012082

DAFTAR IS
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................iiiv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan....................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................2
BAB II TELAAH PUSTAKA..................................................................................3
2.1 Seismik Refleksi........................................................................................3
2.2 Komponen Seismik Refleksi......................................................................3
2.2.1 Acoustic Impedance (AI) .............................................................. 4
2.2.2 Koefisien Refleksi .........................................................................4
2.2.3 Wavelet ...........................................................................................5
2.3 Polaritas ......................................................................................................5
2.4 Resolusi Seismik ........................................................................................6
2.5 Seismogram Sintetik ..................................................................................7
2.6 Sifat Fisika Batuan .....................................................................................7
2.6.1 Densitas .........................................................................................7
2.6.2 Porositas .........................................................................................8
2.6.3 Atribut Seismik ..............................................................................8
2.6.4 Inversi Model-based ......................................................................9
2.7 Well Logging ............................................................................................10
2.7.1 Log Sonic .....................................................................................10
2.7.2 Log Densitas ................................................................................10
2.7.3 Log Gamma Ray ..........................................................................11
2.8 Karakterisasi Reservoar ............................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13

DAFTAR GAMBA

Gambar 2.1. Fenomena yang menyebabkan degradasi gelombang seismik............3


Gambar 2.2. Tipikal wavelet minimum-phase dan zero-phase)...............................5
Gambar 2.3 (a)Zona Fresnel (b)Perbandingan untuk frekuensi tinggi dan rendah..6
Gambar 2.4 Efek frekuensi gelombang pada respon seismik..................................7

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang

Minyak dan Gas Bumi merupakan salah satu sumber energi yang paling
banyak digunakan oleh manusia. Oleh karena itu eksplorasi dan eksploitasi
terhadap sumber daya alam ini terus dilakukan oleh banyak orang dan banyak
negara termasuk di Indonesia. Metoda-metoda dalam eksplorasi minyak dan gas
bumi ini terus diteliti dan dikembangkan. Namun sampai saat ini metoda seismik
merupakan metoda yang paling sering dipakai oleh banyak perusahaan. Metoda
seismik refleksi merupakan salah satu metoda geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki struktur lapisan bawah permukaan dengan target kedalaman yang
cukup jauh, terutama dalam bidang eksplorasi hidrokarbon. Metoda ini dinilai
cukup efektif untuk menggambarkan struktur bawah permukaan metoda seismik
akan memberikan gambaran yang cukup baik tentang bawah permukaan.
Salah satu metode yang akan digunakan dalam melakukan interpretasi data
seismik adalah metode inversi impedansi akustik. Seismik inversi merupakan
teknik untuk membuat model bawah permukaan bumi menggunakan data seismik
sebagai input dan data sumur sebagai kontrol (Sukmono,2000). Inversi impedansi
akustik merupakan salah satu metode yang digunakan sebagai indikator litologi,
porositas, hidrokarbon. Secara natural AI akan memberikan gambaran geologi
bawah permukaan yang lebih detail karena memberikan gambaran tentang lapisan
itu sendiri dibandingkan dengan data seismik yang hanya memberikan gambaran
batas lapisan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan karakterisasi
reservoar dengan pendekatan inversi seismik dan atribut seismik untuk
memisahkan batupasir dan batuserpih dan untuk membuat pemetaan distribusi
reservoar batupasir.
1.3.

Batasan Masalah

Batasan masalah yang digunakan adalah :


1.3.1.

Penelitian

ini

merupakan

penelitian

lapangan,

karakterisasi reservoar pada Lapangan X cekungan Y


1.3.2. Penggunaan metode hanya pada metode seismik refraksi.

menentukan

BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Seismik Refleksi
Metoda seismik refleksi merupakan metoda geofisika yang memanfaatkan
gelombang pantul (refleksi) dari batuan bawah permukaan. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengirimkan sinyal (gelombang) ke dalam bumi,
kemudian sinyal tersebut akan dipantulkan oleh batas antara dua lapisan, dan
selanjutnya sinyal pantulan direkam oleh receiver (geopon atau hidropon). Data
yang dimanfaatkan dari gelombang pantul ini ialah waktu datang, yang akan
memberikan informasi kecepatan rambat gelombang pada lapisan batuan tersebut.
Berbagai variabel lain yang dapat dimanfaatkan ialah amplitudo gelombang,
frekuensi dan fasa gelombang.
Besar gelombang refleksi seismik berhubungan langsung
dengan perubahan impedansi akustik (AI) diantara dua medium
batuan tersebut. Semakin besar kontras antara dua medium
tersebut, gelombang refleksinya akan semakin kuat. Seismic
refleksi menggunakan gelombang elastis yang dipancarkan oleh
suatu sumber getar yang biasanya berupa ledakan dinamit (pada
umumnya digunakan di darat, sedangkan di laut menggunakan
sumber getar (pada media air menggunakan sumber getar
berupa

air

gun,

boomer

atau

sparker)

Gelombang

yang

dihasilkan dari ledakan tersebut menembus sekelompok batuan


di bawah permukaan yang nantinya akan dipantulkan kembali ke
atas permukaan melalui bidang reflektor yang berupa batas
lapisan batuan. Gelombang yang dipantulkan ke permukaan ini
diterima dan direkam oleh alat perekam yang disebut geophone
(di darat) atau hydrophone (di laut).

Gambar 2.1 Fenomena yang menyebabkan degradasi gelombang seismik (Reynolds, 1998).

2.2 Komponen Seismik Refleksi


2.2.1 Acoustic Impedance (AI)
Impedansi akustik adalah sifat batuan yang dipengaruhi oleh jenis
litologi,

porositas,

kandungan

fluida,

kedalaman,

tekanan

dan

temperatur.Oleh karena itu AI dapat digunakan sebagai indicator litologi,


porositas, hidrokarbon, dan pemetaan litologi, pemetaan satuan aliran
sampai dengan alat kuantifikasi karakter reservoar. AI dirumuskan sebagai
berikut:
AI = .V
dimana: = densitas (kg/m3)
V= kecepatan gelombang seismik (m/ms)
2.2.2 Koefisien Refleksi
Pemantulan gelombang seismik terjadi disebabkan oleh perubahan AI
lapisan. Perbandingan antara energi yang dipantulkan dengan energi datang
pada keadaan normal adalah:
KR = (AI2 AI1)/(AI1 + AI2)
dimana:
KR = koefisien Refleksi
AI1 = Impedansi Akustik lapisan atas
AI2 = Impedansi Akustik lapisan bawah
Jika mencari koefisien refleksi lapisan ke-I maka persamaannya menjadi:

Bila kita mempunyai reflektivitas sebenarnya, IA dapat dihitung :

Untuk lapisan ke-n:

Sebuah seri KR sering disebut sebagai seri reflektivitas R(t) atau


secara singkat disebut reflektivitas. Harga kontras AI dapat diperkirakan
secara kualitatif dari amplitudo refleksinya.Semakin besar amplitudonya,
semakin besar refleksi dan kontras AI-nya. AI seismik memberikan resolusi
lateral yang baik yaitu sekitar 12.5-25 m tapi resolusi vertikal yang buruk
yaitu sekitar 5-10 m. Sedangkan AI sumur resolusi vertikalnya sangat baik
(s/d 0.15 m) tapi resolusi lateral yang buruk. Sehingga dari integrasi kedua
data tersebut dapat dihasilkan alat yang sangat efektif dan efisien untuk
karakterisasi reservoar.
2.2.3 Wavelet
Wavelet atau disebut juga sinyal seismik merupakan kumpulan dari
sejumlah gelombang seismik yang mempunyai amplitudo, frekuensi, dan
fasa tertentu. Menurut Veeken (2007), ada dua bentuk dasar dari wavelet
seismik dalam pengolahan data (gambar 2.3) yaitu sebagai berikut:

Wavelet minimum-phase, dimana awal wavelet ini bertepatan

dengan posisi yang tepat dari antarmuka bawah permukaan.


Wavelet zero-phase, dimana amplitudo maksimum wavelet ini
bertepatan dengan antarmuka litologi.

Gambar 2.2 Tipikal wavelet minimum-phase dan zero-phase (Veeken, 2007)

2.3 Polaritas

Polaritas terbagi menjadi polaritas normal dan polaritas terbalik. Society


Exploration Geophysics (SEG) mendefinisikan polaritas normal sebagai berikut
(Sukmono, 1999):
1. Sinyal seismik positif akan menghasilkan tekanan akustik positif pada
hidropon di air atau pergerakan awal ke atas pada geopon di darat.
2. Sinyal seismik yang positif akan terekam sebagai nilai negatif pada tape,
defleksi negatif pada monitor dan trough pada penampang seismik.
2.4 Resolusi Seismik
Resolusi vertikal merupakan kemampuan akuisisi seismik untuk dapat
memisahkan membedakan dua bidang batas perlapisan batuan secara vertikal.
Resolusi ini dicerminkan oleh suatu batas yaitu kedua reflektor masih dapat
dipisahkan dan besarnya tergantung pada ketebalan dan panjang gelombang.

dengan: rv= resolusi vertikal


= panjang gelombang (m)
v= kecepatan rata-rata (m/s)
f= frekuensi (Hz)
Resolusi minimum yang masih dapat ditampilkan oleh gelombang seismik
adalah disebut juga tuning thickness, yaitu panjang gelombang minimum yang
masih dapat dibedakan oleh gelombang seismik. Resolusi horisontal merupakan
kemampuan akuisisi seismik untuk dapat memisahkan dua kenampakan
permukaan reflektor. Ambang batas resolusi horisontal atau spatial dengan jarijari (radius) zona fresnel pertama, nilainya tergantung dari panjang gelombang
dan kedalaman. Dengan demikian maka resolusi nilai horisontal dan vertikal
tergantung pada kecepatan dan frekuensi.

Gambar 2.3 (a) Zona Fresnel (b) Perbandingan untuk frekuensi


tinggi dan rendah (Sukmono, 1999)

2.5 Seismogram Sintetik


Seismogram sintetik merupakan rekaman seismik buatan yang dibuat dari
data log kecepatan dan densitas. Data kecapatan dan densitas menghasilkan
koefisien refleksi yang selanjutnya dikonvolusikan dengan wavelet Seismogram
sintetik biasa disebut juga dengan geogram. Seismogram sintetik dibuat untuk
mengkorelasikan antara formasi sumur (litologi umur, kedalaman dan sifat fisis
lainnya). Untuk mendapatkan seismogram sintetik yang baik, wavelet yang
dipakai sebaiknya mempunyai karateristik yang sama baik fase maupun
kandungan frekuensi dengan yang digunakan pada data sesimik.

Gambar 2.4 Efek frekuensi gelombang pada respon seismik (Sukmono, 1999)

2.6 Sifat Fisika Batuan


2.6.1 Densitas
Densitas secara sederhana merupakan perbandingan antara massa (kg)
dengan volumenya (m3). Densitas merupakan salah satu parameter yang
digunakan dalam kecepatan gelombang P, gelombang S dan impedansi
akustik, dimana mempengaruhi respon gelombang seismik bawah
permukaan. Efek dari densitas dapat dimodelkan dalam persamaan Wyllie :

Dimana, sat = densitas batuan yang tersaturasi fluida


ma= densitas matriks
= porositas batuan
Sw= saturasi air
w= densitas air (mendekati 1 g/cm3)
hc= densitas hidrokarbon
2.6.2 Porositas
Porositas diartikan sebagai perbandingan antara volume pori batuan
dengan volume totalnya. Perbandingan ini umumnya dinyatakan dalam
persen (%) maupun fraction yang dirumuskan dengan :

Vt Vs
Vt

Vp
Vt

dimana:
Vp : volume ruang kosong, biasanya terisi fluida (air, minyak, gas)
Vs : volume yang terisi oleh zat padat
Vt : volume total batuan
2.6.3 Atribut Seismik
Atribut seismik merupakan suatu transformasi matematis dari data tras
seismik yang merepresentasikan besaran waktu, amplitudo, fase, frekuensi,
dan atenuasi. Atribut seismik juga dinyatakan sebagai sifat kuantitatif dan
deskriptif dari data seismik yang dapat ditampilkan dalam skala yang sama
dengan data aslinya.
Tiap-tiap atribut saling berhubungan satu sama lainnya, dimana beberapa
atribut memiliki sensitifitas terhadap sifat reservoar tertentu dan beberapa
atribut lainnya lebih baik di dalam menampilkan informasi ataupun anomali
bawah permukaan yang mula-mula tidak teridentifikasi oleh data
konvensional atau bahkan sebagai indikator keberadaan hidrokarbon (direct
hydrocarbon indicator). Dalam interpretasi data seismik diperlukan
kemampuan untuk mencirikan beberapa perubahan atribut kecil yang dapat
dihubungkan

dengan

keadaan

geologi

bawah

permukaan.

Taner

mendefinisikan atribut sebgai seluruh informasi yang diperoleh dari data


seismik, baik secara pengukuran langsung maupun dengan perhitungan dan
alasan-alasan berdasarkan pengalaman.
2.6.4 Inversi Model-based
Prinsip

metoda

ini

adalah

membuat

model

geologi

dan

membandingkannya dengan data riil secara iteratif memperbaharui model


untuk menyesuaikan dengan data seismik. Metode inversi berbasis model
dapat mengembalikan frekuensi rendah dan tinggi yang hilang dengan cara
mengkorelasikan data seismik dengan respon seismik dari model geologi.
Teknik ini dilakukan dengan cara berikut.

Membuat model inisial dan versi blocky dari model tersebut dengan

merataratakan AI sepanjang lapisan blocky yang digunakan.


Nilai AI diubah menjadi reflektivitas.
Membangun model konvolusi antara nilai reflektivitas yang didapat

dengan suatu wavelet untuk mendapatkan sintetik.


Untuk mendapatkan residual, maka tras seismik dikurangi dengan

sintetik.
Memodifikasi nilai AI dan ketebalan dengan menggunakan metode
Generalized Linear Inversion (GLI), sehingga error yang dihasilkan
berkurang. Proses inversi linear umum (GLI) merupakan proses untuk
menghasilkan model impedansi akustik yang paling cocok dengan
data hasil pengukuran berdasarkan harga rata-rata kesalahan terkecil

(least square).
Dilakukan iterasi hingga didapat kecocokan yang baik antara
seismogram sintetik dan tras seismik.

2.7 Well Logging


2.7.1 Log Sonic
Log sonik adalah log yang bekerja berdasarkan kecepatan rambat
gelombang suara. Gelombang suara dipancarkan kedalam suatu formasi
kemudian akan dipantulkan kembali dan diterima oleh receiver. Waktu yang
dibutuhkan gelombang suara untuk sampai ke penerima disebut interval
transit time. Besarnya selisih waktu tersebut tergantung pada jenis batuan
dan besarnya porositas batuan tersebut, sebagai fungsi dari parameter elastik
seperti K (modulus bulk), (rigiditas), (konstanta Lame) dan densitas ()
yang terkandung dalam persamaan kecepatan gelombang kompresi (Vp) dan
gelombang shear (Vs) yaitu:

Log sonik sering digunakan untuk mengetahui porositas litologi selain


itu juga digunakan untuk membantu interpretasi data seismik, terutama
untuk mengkalibrasi kedalaman formasi. Pada batuan yang sarang maka
kerapatannya lebih kecil sehingga kurva log sonik akan mempunyai harga
lebih besar. Apabila batuan mempunyai kerapatan yang besar, maka kurva
log sonik akan berharga kecil seperti pada batu gamping. Besaran dari
pengukuran log sonik dituliskan sebagai harga kelambatan (1 per kecepatan
atau slowness).
2.7.2 Log Densitas
Prinsip kerja log ini yaitu alat memancarkan sinar gamma energi
menengah ke dalam suatu formasi sehingga sinar gamma akan
bertumbukan dengan elektron-elektron yang ada. Tumbukan tersebut akan
menyebabkan hilangnya energi (atenuasi) sinar gamma yang kemudian
akan dipantulkan dan diterima oleh detektor yang akan diteruskan untuk
direkam ke permukaan. Dalam hubungan fisika, atenuasi merupakan
fungsi dari jumlah elektron yang tedapat dalam formasi yaitu densitas
elektron yang mewakili densitas keseluruhan.
Kegunaan dari log densitas yang lain adalah menentukan harga
porositas batuan, mendeteksi adanya gas, menentukan densitas batuan dan
hidrokarbon, bersama log neutron dapat digunakan untuk mendiskripsikan
jenis lempung dan fluida batuan, serta penggunaan log densitas dengan log
sonik dapat digunakan untuk membuat sintetik seismogram.
2.7.3 Log Gamma Ray
Prinsip log gamma ray adalah perekaman radioaktivitas alami bumi.
Radioaktivitas gamma ray berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam
batuan yaitu Uranium-U, Thorium-Th dan Potassium-K, yang secara

kontinu memancarkan gamma ray dalam bentuk pulsa-pulsa energi radiasi


tinggi. Sinar gamma ini mampu menembus batuan dan dideteksi oleh sensor
sinar gamma yang umumnya berupa detektor sintilasi. Setiap gamma ray
yang terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter
yang direkam adalah jumlah dari pulsa yang tercatat persatuan waktu
(sering disebut cacah gamma ray).
Tingkat radiasi serpih lebih tinggi dibandingkan batuan lain karena
unsur-unsur radioaktif cenderung mengendap di lapisan serpih yang tidak
permeabel, hal ini terjadi selama proses perubahan geologi batuan. Pada
formasi permeabel tingkat radiasi gamma ray lebih rendah dan kurva akan
turun ke kiri. Sehingga log gamma ray adalah log permeabilitas yang bagus
sekali karena mampu memisahkan dengan baik antara lapisan serpih dari
lapisan permeabel (Harsono, 1997).
2.8 Karakterisasi Reservoar
Karakterisasi reservoar secara umum didefinisikan sebagai proses
pendeskripsian secara kualitatif dan/atau kuantitatif karakter reservoar dengan
menggunakan semua data yang tersedia. Secara umum parameter karakter
reservoar meliputi (Kelkar, 1982) :

Distribusi besar butir dan pori.


Porositas dan permeabilitas reservoar.
Distribusi fasies.
Lingkungan pengendapan.
Deskripsi cekungan beserta tubuh reservoar.

Ada tiga bagian pada proses analisis reservoar seismik yaitu delineasi,
deskripsi dan monitoring. Delineasi reservoar didefinisikan sebagai delineasi
geometri reservoar, termasuk didalamnya sesar dan perubahan fasies yang dapat
mempengaruhi produksi reservoar.
Deskripsi reservoar adalah proses untuk mengetahui properti fisika
reservoar seperti porositas, permeabilitas, saturasi air, analisa fluida pori, dan lain
lain. Monitoring reservoar diasosiasikan dengan monitoring perubahan properti
fisika reservoar selama proses produksi hidrokarbon dari reservoar

DAFTAR PUSTAKA
Adim, H., 1998. Sifat Fisis Media Berpori, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Trisakti:Jakarta.
Asquisth, G. & Gibson, C., 2004, Basic Well Log Analysis For Geologist, AAPG
methods in exploration series 2nd edition.Tulsa Oklahoma USA.
Badley, M.E, 1985, Practical Seismic Interpetation, Prentice Hall.
USA
Barnes, A. E., 1999, Seismic Attributes: past,present and
future, SEG 1999 Expended Abstracts
Hadipandoyo, S., 2007, Kuantifikasi Sumber Hidrokarbon Indonesai, Pusat
Penelitian & Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi,
LEMIGAS, Jakarta.
Harsono, A., 1997. Evaluasi Formasi dan Aplikasi Log. Kuningan, Jakarta.
Irawan, Dedi,dkk. 2009. Analisis Data Log (Porositas, Saturasi Air, dan
Permeabilitas) Untuk Menentukan Zona Hidrokarbon, Studi Kasus
Lapangan ITS Daerah Cekungan Jawa Barat Utara. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.Surabaya
Koesoemadinata, R.P., 1980, Geologi Minyak Dan Gas Bumi Jilid 1 dan 2, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Lemigas, 2005. Petroleum Geology of Indonesias Sedimentary Basins.
LEMIGAS.Jakarta
Lemigas, 2006. Produksi Hidrokarbon Studi Kasus Lapangan S, Sumatera
Tengah. PPPTMB LEMIGAS. Jakarta
Pendrel J, van Riel Paul., 2000, Methodology for Seismic Inversion

and

Modelling

Example,CSEG

Recorder,

Western

Jason

Canadian

Geosys-tem,

Reef

Calgary,

Canada.
Prawira, Hariadi Jaya. 2011. Karakteristik Reservoar Lapangan H Melalui
Analisa Petrofisika dan Evaluasi Formasi. Universitas Indonesia.Jakarta
Rider, M., 2000, The Geological Interpretation Of Well Logs, Sutherland,
Scotland.

Santoso, D, 2012, Seismologi Eksplorasi, Institut Teknologi


Bandung.E.
Schlumberger, 1991, Log Interpretation Chart, Schlumberger LDT, New York,
USA.
Sembodo, H., 1995, Evaluasi Formasi II, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Trisakti, Jakarta.
Sukmono,S., 2000, Seismik Inversi Untuk Karakteristik Reservoar,
Geophysical Engineering, Bandung Institute of Technology,
Bandung
Taner, M.T. (2001, September 6). Seismic Attributes. CSEG
Recorder, 49-56

Karya Referat
ANALISIS SIFAT FISIS RESERVOAR MENGGUNAKAN METODE
SEISMIK INVERSI LAPANGAN X CEKUNGAN Y

Oleh :
IRFANIA FITRIA ARSAH
H1F012082

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

PURWOKERTO
2016

Anda mungkin juga menyukai