Oleh :
DIAN ULFA NURMALASARI
115.140.011
diusulkan oleh
Pembimbing I Pembimbing II
NIP. NIP.
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Teknik Geofisika
(2.1)
Dengan :
θ1 = sudut datang gelombang-P,
θ1’ = sudut pantul gelombang-P,
φ1 = sudut pantul gelombang-S,
θ2 = sudut bias gelombang-P,
φ2 = sudut bias gelombang-S,
VP1 = kecepatan gelombang-P pada medium pertama,
VP2 = kecepatan gelombang-P pada medium kedua,
VS1 = kecepatan gelombang-S pada medium pertaman,
VS2 = kecepatan gelombang-S pada medium kedua,
P = paramter gelombang
(2.4)
Dengan :
KR = koefisien refleksi bernilai -1 sampai +1
AIi = nilai AI pada lapisan ke 1 (medium rambat yang di atas)
AIi+1 = nilai AI pada lapisan ke i+1 (medium rambat yang di atas)
Gambar 2.2 Impedansi Akustik dan Koefisien Refleksi (Bhatia & Sing, 1986)
2.2.3. Wavelet
Wavelet adalah tubuh gelombang seismik yang digunakan pada metode
seismik relfeksi. Wavelet adalah gelombang harmonil yang mempunyai interval
amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu (Sismanto, 2006). Berdasarkan konsentrasi
energinya, Wavelet dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
a. Zero Phase Wavelet
Wavelet berfasa nol mempunyai konsentrasi energi maksimum di tengah
dengan waktu tunda nol, sehingga wavelet ini mempunyai resolusi dan
standout yang maksimum. Hal ini mengakibatkan wavelet ini menjadi
wavelet terbaik dari semua jenis wavelet pada spectrum amplitude yang
sama.
b. Minimum Phase Wavelet
Wavelet berfasa minimum memiliki energi terpusat pada bagian depan,
sehingga dibandingkan dengan wavelet yang lain, wavelet ini memiliki
pergeseran fasa terkecil pada setiap frekuensi. Wavelet ini juga memiliki
waktu tunda terkeccil dari energinya.
c. Maximum Phase Wavelet
Wavelet ini memiliki energi terpusat pada bagian akhir dari wavelet,
sehingga terbalik dari wavelet berfasa minimum.
d. Mixed Phase Wavelet
Wavelet ini tidak memiliki energi yang terpusatkan.
(2.5)
Dimana :
r = jarak
v = kecepatan gelombang
f = frekuensi gelombang
Dapat dilihat dari persamaan di atas bahwa hanya batuan yang mempunyai
ketebalan di atas 1/4λ yang dapat dibedakan oleh gelombang seismik. Ketebalan
ini disebut ketebalan tuning (tunning thickness). Dengan bertambahnya
kedalaman, kecepatan bertambahnya tinggi dan frekuensi bertambal kecil, mka
ketebalan tuning bertambah besar.
2.3. Data Sumur (Well Log)
Well Log mendapatkan data dengan cara mengukur sifat fisika batuan pada
setiap kedalaman secara berlanjut dari formasi yang telah dilakukan pemboran.
Sifat fisika yang dapat diukur pada Well Log adalah potensial listrik batuan,
ketahanan jenis batuan, radioaktifitas, densitas, kemiringan lapisan batuan, serta
sifat kekompakan formasi yang diperlihatkan pada kondisi lubang bor.
(2.6)
Dengan :
Ρ : resistivitas fluida di dalam batuan, ohm-m
r : tahanan, ohm
A : luas area konduktor, m2
L : panjag konduktor, m
(2.7)
Dengan :
Ro : resistivitias batuan yang terisi minyak
Rw : resistivitas batuan yang terisi air
Picking Horizon
Picking Fault
Kesimpulan
Selesai
IV. Pembimbing
Saat melakukan kegiatan tugas akhir di kampus dari salah satu staff
Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta agar dapat menunjang kinerja
peserta selama masa penelitian.
BAB IV
PENUTUP
Bhatia, A.B. & Sing, R.N. 1986. Mechanics Of Deformable Media. Adam Higler
Imprint, Briston, University Of Sussex Press, England.
Muhlis, Faid. 2015. Langkah-langkah Penggunaan Software Hampson Russell &
Petrel. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta.
Sismanto. 2006. Dasar – Dasar Akuisisi dan Pemrosesan Data Seismik.
Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sukmono. 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Jurusan Teknik Geofisika, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Yilmaz, O., 1987, Seismic Data Analysis, Tulsa: Society Of Exploration
Geophysicist.
Yilmaz, O., 2001, Seismic Data Analysis: Processing, Inversion, and
Interpretation of Seismic Data (2nd edition): Society of Exploration
Geophysicist.