Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL TUGAS AKHIR

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN INVERSI


IMPEDANSI AKUSTIK DAN SEISMIK ATRIBUT

Oleh :
DIAN ULFA NURMALASARI
115.140.011

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

KARAKTERISASI RESERVOAR MENGGUNAKAN INVERSI


IMPEDANSI AKUSTIK DAN SEISMIK ATRIBUT

diusulkan oleh

DIAN ULFA NURMALASARI


115140011

Telah disetujui oleh:


pada tanggal ..

Pembimbing I Pembimbing II

NIP. NIP.

Mengetahui,
Ketua Jurusan
Teknik Geofisika

Ir. Firdaus Maskuri, MT.


NIP. 19580822.199203.1.001
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Minyak dan gas bumi merupakan sumber daya yang terbentuk karena
endapan fosil sehingga minyak dan gas bumi merupakan sumber daya yang tidak
dapat diperbaharui. Sumber daya memiliki peranan penting dalam kehidupan
sehari-hari termasuk minyak dan gas bumi. Sehingga diperlukan adanya kegiatan
eksplorasi untuk mengetahui keberadaan minyak dan gas bumi.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengkonsumsi minyak dan
gas bumi terbanyak di dunia. Pentingnya penggunaan minyak dan gas bumi dalam
kehidupan sehari-hari menuntut agar dapat dilakukannya eksplorasi. Kegiatan
eksplorasi tersebut bertujuan untuk mencari sumur-sumur migas yang belum
ditemukan sehingga dapat dijadikan sebagai cadangan minyak dan gas bumi
selanjutnya. Geofisika merupakan ilmu yang dapat mempelajari sifat dan
karakteristik bumi di permukaan maupun di bawah permukaan dengan
menggunakan perhitungan fisika.
Eksplorasi minyak dan gas bumi dapat dilakukan dengan menggunakan
beberapa metode geofisika. Salah satu metode geofisika yang sering digunakan
untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas bumi adalah metode seismik. Metode
seismik merupakan metode yang dapat mengetahui litologi di bawah permukaan
berdasarkan besar kecepatan gelombang merambat. Gelombang yang merambat
diterdiri dari 2 jenis yaitu gelombang permukaan atau gelombang tubuh. Metode
seismik menggunakan sumber dan receiver untuk melakukan akuisisi. Sumber
yang digunakan dapat berupa palu atau bom. Pengolahan data seismik merupakan
kegiatan mengubah data seismik lapangan yang terekam menjadi penampang
seismik sehingga dapat dilakukan interpretasi. Secara umum pengolahan data
seismik dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu pre-processing, main processing,
dan post processing.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu :
 Dimanakah letak reservoir pada daerah penelitian?
 Apa sajakah metode yang digunakan dalam penelitian?
 Bagaimana pola pesebaran nilai impedansi akustik?

1.3. Maksud dan Tujuan


Penelitian yang dilakukan memiliki maksud berupa pemahaman dalam
melakukan analisis data seismik dan data well menggunakan inversi dan atribut
seismik. Penelitian yang dilakukan tentu memiliki tujuan yaitu :
 Untuk menganalisis nilai impedansi akustik secara lateral
 Untuk menentukan penyebaran impedansi akustik hasil inversi pada
reservoar

1.4. Batasan Masalah


Pada penelitian terdapat beberapa batasan masalah, yaitu :
 Data yang diinputkan merupakan data SEG-Y dan data well log
 Metode yang digunakan adalah inversi impedansi akustik dan analisis
seismik atribut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Seismik Refleksi


Seismik refleksi adalah metode yang digunakan dalam ilmu geofisika,
khususnya dalam eksplorasi. Eksplorasi adalah kegiatan teknis ilmiah untuk
mencari tahu suatu area, daerah, keadaaan, ruang yang sebelumnya tidak diketahui
keberadaan akan isinya (Koesoemadinata, 2000). Metode seismik memanfaatkan
penjalaran gelombang seismik ke dalam bumi (ilustrasi pada gambar 1.1.).
Metode seismik refleksi merupakan metode seismik mengenai penjalaran
gelombang elastik yang dimulai dari suatu sumber, dan pada titik tertentu akan
direfleksikan kembali ke permukaan, sehingga dapat menggambarkan lapisan
bawah permukaan secara vertikal. Secara umum, metode seismik refleksi terbagi
dalam tiga tahap, yaitu tahap akuisisi, pengolahan data, serta tahap interpretasi
data.
Menurut Willebord Snell van Royen (1591-1626), jika suatu gelimbang P
mengenai bidang batas dari dua medium yang berbeda, maka sebagian energi
akan terpantul menjadi gelombang P dan S, dan sebagian lagi akan dibiaskan
menjadi gelombang P dan S seperti yang ada pada Gambar 2.1. Secara sistematis
dapat dituliskan sebagai berikut :

(2.1)

Dengan :
θ1 = sudut datang gelombang-P,
θ1’ = sudut pantul gelombang-P,
φ1 = sudut pantul gelombang-S,
θ2 = sudut bias gelombang-P,
φ2 = sudut bias gelombang-S,
VP1 = kecepatan gelombang-P pada medium pertama,
VP2 = kecepatan gelombang-P pada medium kedua,
VS1 = kecepatan gelombang-S pada medium pertaman,
VS2 = kecepatan gelombang-S pada medium kedua,
P = paramter gelombang

Gambar 2.1. Perambatan gelombang P yang melewati batas lapisan (Sismanto,


2006)

2.2. Komponen Seismik Refleksi


Komponen seismik refleksi merupakan hal-hal yang diturunkan
(derivative valueI) atau dihasilkan dari parameter dan data seismik refleksi.

2.2.1. Impedansi Akustik


Impedansi Akustik (AI) adalah sifat fisik batuan hasil dari perkalian antara
densitas (ρ) dan kecepatan gelombang seismik (V) (ilustrasi pada gambar 2.2.).
Nilai AI dipengaruhi oleh porositas, litologi, kandungan fluida, kedalaman, serta
temperatur. Secara sistematis nilai AI didapat dari :
AI = ρ.V (2.2)
Dengan :
AI = Impedansi Akustik (m/s. g/cc)
ρ = densitas (g/cc)
V = kecepatan gelombang seismik (m/s)
Dan
ρ = m/v (2.3)
Dengan :
m= massa
v = volume material
Kontras nilai AI dapat dilihat dari amplitudo refleksinya, semakin besar
amplitudonya, maka semakin besar juga kontras AI nya.Impedansi akustik dapat
menampilkan batas lapisan dan dapat digunakan sebagai indikator litologi,
porositas Hidrokarbon, dan pemetaan litologi.

2.2.2. Koefisien Refleksi


Koefisien refleksi adalah nilai perbandingan antar amplitudo gelombang
yang direfleksikan pada batas lapisan (ilustrasi pada gambar 2.2.). Nilai koefisien
refleksi didapat dari perbandingan nilai AI seperti pada gambar 2.2 dengan
persamaan :

(2.4)

Dengan :
KR = koefisien refleksi bernilai -1 sampai +1
AIi = nilai AI pada lapisan ke 1 (medium rambat yang di atas)
AIi+1 = nilai AI pada lapisan ke i+1 (medium rambat yang di atas)
Gambar 2.2 Impedansi Akustik dan Koefisien Refleksi (Bhatia & Sing, 1986)
2.2.3. Wavelet
Wavelet adalah tubuh gelombang seismik yang digunakan pada metode
seismik relfeksi. Wavelet adalah gelombang harmonil yang mempunyai interval
amplitudo, frekuensi, dan fasa tertentu (Sismanto, 2006). Berdasarkan konsentrasi
energinya, Wavelet dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :
a. Zero Phase Wavelet
Wavelet berfasa nol mempunyai konsentrasi energi maksimum di tengah
dengan waktu tunda nol, sehingga wavelet ini mempunyai resolusi dan
standout yang maksimum. Hal ini mengakibatkan wavelet ini menjadi
wavelet terbaik dari semua jenis wavelet pada spectrum amplitude yang
sama.
b. Minimum Phase Wavelet
Wavelet berfasa minimum memiliki energi terpusat pada bagian depan,
sehingga dibandingkan dengan wavelet yang lain, wavelet ini memiliki
pergeseran fasa terkecil pada setiap frekuensi. Wavelet ini juga memiliki
waktu tunda terkeccil dari energinya.
c. Maximum Phase Wavelet
Wavelet ini memiliki energi terpusat pada bagian akhir dari wavelet,
sehingga terbalik dari wavelet berfasa minimum.
d. Mixed Phase Wavelet
Wavelet ini tidak memiliki energi yang terpusatkan.

2.2.4. Polaritas Seismik


Brown, 2006, cited by Sukmono, (2001) membagi kedua jenis polaritas
tersebut menjadi polaritas konvensi Amerika (SEG) dan konvensi Eropa yang
polanya saling berkebalikan. Dari kedua jenis polaritas tersebut, polaritas
konvensi Amerika (SEG) yang sering digunakan sebagai polaritas standar. Badley
dan Michael mendefinisikan polaritas normal dan terbalik menurut SEG (Society
of Exploration Geophysicist) sebagai berikut (Sukmono, 1999):
1. Sinyal yang memiliki polaritas positif (menandakan adanya kenaikan
impedansi akustik) direkam dengan angka negatif pada perekam, memiliki
defleksi gelombang negatif pada monitor dan ditam;lkan sebagai lembah
(trough) pada tampilan seismik.
2. Sedangkan sinyal yang memiliki polaritas negatif (menandakan adanya
penurunan nilai impedansi akustik), dinyatakan dengan puncak (peak).
Gambar 2.3. Polaritas normal dan polaritas terbalik menurut SEG, a. Pada minimum
phase dan b. Pada zero phase (Sukmono, 1999)

Menggunakan konvensi ini dalam sebuah penampang seismik dengan


tampilan polaritas nornal SEG, maka dapat diperkirakan:
1. Batas refleksi berupa trough pada penampang seismik, jika AI2>AI1.
2. Batas refleksi berupa peak pada penampang seismik, jika AI2<AI1.

2.2.5. Resolusi Vertikal Seismik


Resolusi adalah jarak minimum antara dua objek yang dapat dipisahkan
oleh gelombang seismik (Sukmono, 1999). Range frekuensi dari seismik hanya
antara 10-70 Hz yang secara langsung menyebabkan keterbatasan resolusi dari
seismik. Nilai dari resolusi vertikal adalah

(2.5)

Dimana :
r = jarak
v = kecepatan gelombang
f = frekuensi gelombang

Dapat dilihat dari persamaan di atas bahwa hanya batuan yang mempunyai
ketebalan di atas 1/4λ yang dapat dibedakan oleh gelombang seismik. Ketebalan
ini disebut ketebalan tuning (tunning thickness). Dengan bertambahnya
kedalaman, kecepatan bertambahnya tinggi dan frekuensi bertambal kecil, mka
ketebalan tuning bertambah besar.
2.3. Data Sumur (Well Log)
Well Log mendapatkan data dengan cara mengukur sifat fisika batuan pada
setiap kedalaman secara berlanjut dari formasi yang telah dilakukan pemboran.
Sifat fisika yang dapat diukur pada Well Log adalah potensial listrik batuan,
ketahanan jenis batuan, radioaktifitas, densitas, kemiringan lapisan batuan, serta
sifat kekompakan formasi yang diperlihatkan pada kondisi lubang bor.

2.3.1. Gamma Ray Log


Log Gamma Ray adalah log yang menampilkan kurva yang menunjukkan
intensitas besarnnya radioaktif pada suatu formasi. Log Gamma Ray berfungsi
untuk mendeteksi kandungan mineral radioaktif seperti potassium atau uranium.
Pembacaan sinar gamma alami dipengaruhi oleh :
- Radioaktif lempung
- Radioaktif matriks batuan
- Densitas formasi
- Parameter lubang bor, seperti lumpur, ukuran lubang dan chasing.
Penggunaan log Gamma Ray adalah untuk :
- Menentukan kadar serpih volume shale (Vsh)
- Menentukan lapisan permeabilitas
- Evaluasi mineral bijih yang bersifat radioaktif
- Korelasi antar sumur.

2.3.2. Log Densitas


Prinsip kerja dari Log Densitas adalah memancarkan sinar gamma dari
sumber radioaktif ke batuan formasi. Log densitas adalah log yang menampilkan
kurva besarnya kerapatan atau massa jenis medium beserta isinya. Kurva densitas
dibantu dengan kurva neutron untuk mengukur porositas formasi. Log densitas
digunakan untuk :
- Penentuan porositas
- Perhitungan AI
- Penentuan litologi
- Identifikasi mineral
Perhitungan AI dilakukan dengan melibatkan data densitas dengan data
sonik. Perhitungan ini dilakukan untuk keperluan menggabungkan data seismik
dengan data bor (well seismic tie).

2.3.3. Log Neutron


Log Neuron dilakukan untuk menentukan primary porosity batuan, yaitu
ruang berpori yang terisi oleh air, gas, ataupun minyak bumi. Apabila dipadukan
dengan log lain, dapat digunakan untuk mengidentifikasi litologi serta jenis fluida
yang terkandung didalamnya. Alat yang digunakan untuk menghasilkan log
neutron disebut CNT (compensated Neutron Tool). Log neutron dihasilkan dengan
memanckan sinar neutron ke dalam formasi dan menangkap pantulannya pada
suatu reciever. Besar kecilnya sinar neutron yang kembali sebanding dengan
jumlah atom hidrogen yang ada di dalam batuan (Hydrogen index). Atom
hidrogen biasanya terdapat pada fluida, sehingga jumlah atom hidrogen sebanding
dengan jumlah fluida dalam pori. Penggunaan log neutron adalah untuk :
- Menentukan porositas formasi
- Identifikasi fluida dalam batuan.

2.3.4. Log Sonik


Log sonik adalah prngukuran lanjutan (dalam microsecond/feet) dari
waktu (Δt) rambat suara melalui formasi. Log ini menampilkan kemampuan
formasi dalam menghantarkan gelombang suara. Penggunaan log sonik adalah
untuk :
- Pengukuran porositas
- Pengukuran interval kecepatan
- Pengukuran AI
- Penentuan litologi
- Identifikasi struktur batuan dan korelasi.
Frekuensi yang digunakan pada log sonik adalah sekitar 10 hingga 40 kHz.
Data log sonik dapat mengukur ketebalan lapisan hingga 60 cm, sedangkan pada
seismik hanya mencapai minimal 10 meter pada keadaan dangkal.

2.3.5. Log Resistivity


Resistivitas dapat didefinisikan sebagai hambatan yang diberikan oleh
suatu medium terhadap arus listrik yang melaluinya. Secara sistematis dapat
ditulis sebagai berikut :

(2.6)

Dengan :
Ρ : resistivitas fluida di dalam batuan, ohm-m
r : tahanan, ohm
A : luas area konduktor, m2
L : panjag konduktor, m

Untuk mempelajari nilai resistivitas suatu formasi, maka digunakan konsep


“Faktor Formasi” yang didefinisikan sebagai berikut :

(2.7)

Dengan :
Ro : resistivitias batuan yang terisi minyak
Rw : resistivitas batuan yang terisi air

Nilai resistivitas diukur dengan menggunakan alat laterlog dan induksi


log, yang sering disebut dengan LLd, LLs, lld, llm, dan SFL. Pengukuran log
resistivitas digunakan untuk :
- Interpretasi pintas deteksi hidrokarbon
- Penentuan saturasi air (sw)
- Penentuan nilai resistivitas air pada daerah penelitian.
Resistivitas formasi tergantung dari resistivitas air formasi, jumlah air
formasi, serta struktur geometri pori – pori. Resistivitas diukur dengan prinsip
mengirimkan arus bolak balik ke dalam formasi (laterlog) dan menginduksikan
arus listrik ke formasi (induksi).

2.3.6. Log Caliper


Caliper log adalah log yang menjelaskan mengenai besar kecilnya suatu
lubang bor. Hal tersebut dikarenakan batuan yang terdapat di bawah permkaan
dapat mengalami runtuh akibat tidak kompaknya suatu batuan.

2.3.7. Survei Checkshoot


Data checkshoot adalah data yang didapat dari pengukuran kecepatan
gelombang dari permukaan yang diukur di dalam lubang bor. Sumber yang
digunakan sama dengan sumber gelombang yang dipakai pada survei seismik.
Fungsi data checkshoot adalah untuk mendapatkan kurva waktu – kedalaman
untuk well seismik tie, perhitungan kecepatan interval, kecepatan rata – rata, dan
koreksi data sonik untuk membuat seismogram sintetik.

2.4. Metode Inversi AI


Refleksi gelombang seismik memberikan gambaran data bawah
permukaan secara lateral, sedangkan data sumur memberikan data bawah
permukaan secara vertikal. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghubungkan
(tie) data sumur ke data seismik dan mengestimasi nilai wavelet. Proses inversi
melakukan pemodelan impedansi akustik dengan cara mengkonvolusi nilai
wavelet dengan seismogram sintetis sesuai dengan trace penampang seismik.

Gambar 2.4. Skema proses konvolusi dan dekonvolusi (Yilmaz, 1987)

Seismik impedansi akustik dapat digolongkan sebagai data atribut seismik


yang diturunkan dari amplitudo. Hasil akhir dari inversi seismik adalah
impedansi. Apabila data seismik konvensional melihat batuan di bawah
permukaan sebagai antar lapisan batuan, maka data impedansi akustik melihat
batuan di bawah permukaan bumi sebagai susunan lapisan batuan itu sendiri. Oleh
karena itu data impedansi akustik lebih mendekati gambaran nyata lapisan di
bawah permukaan sehingga lebih mudah untuk diinterpretasikan dan mampu
memberikan gambaran yang lebih jelas untuk penyebaran batuan baik secara
vertikal maupun lateral.

2.5. Seismik Atribut


Seismik atribut merupakan pengukuran spesifik geometri, dinamika,
kinematika, dan juga analisis statistik yang diturunkan dari data seismik.
Informasi awal dari penerapan seismik atribut adalah gelombang seismik
konvensional yang kemudian diturunkan menjadi fungsi tertentu dengan
manipulasi matematis, sehingga kita dapat memperoleh informasi atau gambaran
yang dapat membantu kita dalam menginterpretasi kondisi bawah permukaan.
Secara umu, atribut turunan waktu akan cenderung memberikan informasi perihal
stratigrafi dan reservoir. Peran atribut frekuensi sampai saat ini belum betul-betul
dipahami, namun terdapat keyakinan bahwa atribut ini akan memberikan
informasi tambahan yang berguna perihal reservoir dan stratigrafi. Atribut
atenuasi juga praktis belum dimanfaatkan saat ini, namun dipercaya dimasa
datang akan berguna untuk lebih memahami informasi mengenai permeabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian yang akan dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu
selama 2 bulan pada bulan Februari 2017 atau dapat sesuai dengan waktu yang
ditentukan. Tempat pelaksanaannya berada di Teknik Geofisika UPN “Veteran”
Yogyakarta. Berikut ini merupakan usulan dari rencana kegiatan penelitian :
Tabel 3.1. Tabel waktu penelitian

3.2. Diagram Alir


Penelitian merupakan kegiatan yang harus bisa dipertanggungjawabkan
hasilnya. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu penelitian diperlukan adanya
diagram alir guna untuk menjelaskan tahap-tahapn pengerjaan saat penelitian.
Berikut ini merupakan diagram alir yang digunakan untuk penelitian :
Mulai

Studi Pustaka dan Pengumpulan Data

Data Seismik Data Well Logging

Well Seismic Tie

Ekstraksi Wavelet dan Well-Seiscmic Tie

Picking Horizon

Picking Fault

Pembuatan Cross Plot

Inversi Impedansi Akustik

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1. Metodologi Penelitian Tugas Akhir

Berikut ini penjabaran dari diagram alir di atas:


 Memulai penelitian dengan melakukan studi pustaka dan pengumpulan
data. Data yang akan digunakan yaitu data seismik dan data well log.
 Melakukan well seismic tie untuk menentukan marker yang berfungsi
untuk melihat batas atas dan batas bawah reservoiar masing-masing sumur.
 Melakukan ekstraksi wavelet dan well seismic-tie untuk mengikat data
sumur degan data seismik sehingga dapat menyamakan domain sumur
dengan seismik.
 Melakukan picking horizon dengan cara membuat garis horizon pada
kemenerusan lapisan pada penampang seismik.
 Melakukan picking fault karena sesar merupakan rekahan pada batuan
yang telah mengalami pergeseran sehingga sesar dalam seismik
ditunjukkan dengan terpotongnya horizon seismik oleh bidang sesar.
 Melakukan cross plot bertujuan untuk mengetahui lokasi reservoir dari
data log, cross plot berguna juga untuk menentukan marker saat akan
melakukan picking horizon.
 Melakukan inversi impedansi akustik untuk memodelkan geologi bawah
permukaan bumi dengan data seismik sebagai input dan data sumur
sebagai kontrol. Hasil model geologi dari inversi adalah model impedansi
antara lain AI, SI, EI yang merupakan parameter fisis dari lapisan batuan.
 Melakukan pembahasan dan kesimpulan berdasarkan dari pengolahan data
yang telah dilakukan.

3.3. Peralatan yang Digunakan


Peralatan yang dapat digunakan saat melakukan penelitian, yaitu :
1. Literatur yang terkait
2. Data penunjang, seperti :
a. Data – data literatur
b. Jurnal, makalah, dan laporan – laporan penelitian terdahulu
c. Data metode Seismik, data Well Log, dan lain – lain yang berkaitan
dengan tema Tugas Akhir.
3. Seperangkat komputer (PC)
4. Peralatan yang menunjang lainnya.

IV. Pembimbing
Saat melakukan kegiatan tugas akhir di kampus dari salah satu staff
Teknik Geofisika UPN “Veteran” Yogyakarta agar dapat menunjang kinerja
peserta selama masa penelitian.
BAB IV
PENUTUP

Penelitian yang akan dilaksanakan tentunya akan menambah wawasan dan


pengalaman bagi peserta tugas akhir di bidang teknik geofisika pada masa yang
akan datang. Sehingga peserta dapat memanfaatkan kegiatan penelitian dengan
baik dan benar. Kemudian dari penelitian yang telah dilaksanakan tersebut akan
dibuat dalam laporan yang akan diberikan ke kampus. Semoga dengan
dilaksanakannya penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan mahasiswa dan
berguna untuk di dunia kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Bhatia, A.B. & Sing, R.N. 1986. Mechanics Of Deformable Media. Adam Higler
Imprint, Briston, University Of Sussex Press, England.
Muhlis, Faid. 2015. Langkah-langkah Penggunaan Software Hampson Russell &
Petrel. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Yogyakarta.
Sismanto. 2006. Dasar – Dasar Akuisisi dan Pemrosesan Data Seismik.
Laboratorium Geofisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Sukmono. 1999. Interpretasi Seismik Refleksi. Jurusan Teknik Geofisika, Institut
Teknologi Bandung, Bandung.
Yilmaz, O., 1987, Seismic Data Analysis, Tulsa: Society Of Exploration
Geophysicist.
Yilmaz, O., 2001, Seismic Data Analysis: Processing, Inversion, and
Interpretation of Seismic Data (2nd edition): Society of Exploration
Geophysicist.

Anda mungkin juga menyukai