Anda di halaman 1dari 22

Proposal

TUGAS AKHIR

ANALISIS METODE SEISMIK INVERSI DAN


ATRIBUT AMPLITUDO UNTUK
MEMETAKAN DISTRIBUSI RESERVOAR
LAPANGAN X

Oleh
Aulia Ahmad Nafis
NPM. 1315051009

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
Proposal Tugas Akhir

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmatnya sehingga proposal Tugas Akhir (TA) ini bisa terselesaikan.
Tak lupa saya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan dan proses pembuatan proposal ini.
Tugas Akhir (TA) merupakan salah mata kuliah wajib yang harus diambil
bagi mahasiswa Strata-1 (S1) di Universitas Lampung sebagai sarana untuk
mendapatkan data dalam skripsi. Untuk itu saya memohon kepada PetroChina
International Jabung Ltd agar bisa menerima saya untuk melakukan Tugas
Akhir (TA). Selain itu, dengan adanya Tugas Akhir (TA) ini penyusun dapat
mengaplikasikan teori yang sudah diperoleh selama kuliah pada fenomena nyata
yang terjadi di alam.
Adapun topik yang saya ajukan yaitu ANALISIS METODE SEISMIK
INVERSI DAN ATRIBUT AMPLITUDO UNTUK MEMETAKAN
DISTRIBUSI RESERVOAR LAPANGAN X , namun saya tidak menutup
kemungkinan untuk menyesuaikan topik dengan kebijakan dari pembimbing
perusahaan. Adapun metode yang akan digunakan disesuaikan dengan
pembimbing lapangan yang ada di perusahaan. Hal ini untuk mempermudah
proses bekerja selama Tugas Akhir (TA) berlangsung. Waktu pelaksanaannya
akan dilakukan pada Februari sampai dengan Maret 2017.
Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Salam,

Aulia Ahmad Nafis


Proposal Tugas Akhir

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahapan pengembangan eksplorasi hidrokarbon, data bawah

permukaan jauh lebih banyak dibandingkan pada tahapan eksplorasi seiring

dengan bertambah banyaknya jumlah sumur yang dibor. Pada tahap

pengembangan ini kita bisa memanfaatkan data bawah permukaan tersebut untuk

mengalibrasi data seismik. Data seismik yang telah terkalibrasi tersebut kemudian

dapat digunakan untuk mengukur karakter reservoar dan perubahannya secara

lebih kuantitatif.

Pada zaman dahulu, posisi sumur eksplorasi hanya di tentukan

berdasarkan informasi struktur geologi saja. Tetapi pada kenyataannya, saat ini

struktur geologi yang dianggap dapat mengandung hidrokarbon belum tentu

mengandung hidrokarbon yang ekonomis. Maka diperlukan suatu ide baru untuk

mengidentifikasi keberadaan reservoar hidrokarbon tersebut, sehingga kesalahan

dalam penentuan posisi sumur bor dapat diminimumkan.

Dua jenis data utama yang dipakai pada tahapan eksplorasi maupun

pengembangan lapangan migas adalah data log dan data seismik. Data seismik

memiliki resolusi horizontal yang baik dengan resolusi vertikal yang kurang baik,

sementara data log memiliki resolusi vertikal yang sangat baik namun resolusi
Proposal Tugas Akhir

horisontalnya sangat buruk. Mengintegrasikan keduanya akan menghasilkan

interpretasi data yang lebih akurat. Data log yang sangat berkaitan dengan data

seismik adalah log sonic dan densitas. Masing-masing data tersebut mempunyai

kelebihan masing-masing dan geofisikawan bertugas untuk mengintegrasikannya

sehingga dapat diperoleh informasi bawah permukaan yang baik. Beberapa

metode yang merupakan integrasi antara data log dan data seismik adalah metode

seismik Inversi dan Atribut.

Atribut pada dasarnya suatu proses ekstraksi atribut dari data seismik yang

mempunyai korelasi yang baik terhadap data log yang pada akhirnya digunakan

untuk memprediksi data log pada setiap lokasi di volume seismik. Sedangkan

dengan inversi seismik ini, kita dapat menggali informasi sifat fisik batuan

reservoar dan indikasi fluida secara langsung dari data seismik yang dilengkapi

oleh data log. Metode seismik inversi merupakan teknik inversi berupa suatu

pendekatan keadaan geologi secara mundur kebelakang, metode ini dapat

memberikan hasil penampakan geologi bawah permukaan sehingga dapat

diidentifikasi karakter dan pola penyebaran reservoar di daerah target berupa

interpretasi geologi, litologi dan fluida serta batas lapisan petrofisika bawah

permukaan. Dalam studi kali ini metode inversi yang digunakan adalah Impedansi

Akustik.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan strata satu di Jurusan

Teknik Geofisika, Fakultas Teknik, Universitas Lampung.


Proposal Tugas Akhir

Tujuan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui dan mempelajari karakter impedansi akustik dari reservoar

hidrokarbon.

2. Mempelajari dan menentukan daerah persebaran reservoar berdasarkan

atribut amplitudo

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah Tugas Akhir yang diambil adalah untuk melakukan

analisis metode seismik inversi dan atribut amplitudo untuk memetakan distribusi

reservoar lapangan X pada software yang digunakan oleh PetroChina

International Jabung Ltd sehingga didapatkan hasil analisis yang bagus.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Tugas Akhir ini dilaksanakan selama dua bulan pada,

waktu : Februari Maret 2016

tempat : PetroChina International Jabung Ltd.

Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-7 Kav.5, Jakarta 12940

Adapun waktu yang diajukan dapat disesuaikan dengan kebijakan perusahaan.


Proposal Tugas Akhir

II. TEORI DASAR

2.1 Konsep Dasar Seismik Refleksi

Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada

pengukuran respon gelombang elastik yang dikirimkan ke bawah permukaan dan

kemudian direleksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.

Sumber dari gelombang seismik yang umumnya digunakan di darat adalah

ledakan dinamit, sedangkan di laut menggunakan sumber getar berupa air gun.

Respon yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut geofon

(survey di darat) atau hidrofon (survey di laut). Data yang terekam oleh receiver

ini adalah waktu tempuh (travel time) gelombang pantul, yang akan memberikan

informasi kecepatan rambat gelombang pada lapisan batuan tersebut. Selain hal

tersebut variabel lain yang dapat dimanfaatkan adalah frekuensi, amplitudo, dan

fasa gelombang.

Penyelidikan seismik dilakukan dengan cara membuat getaran dari suatu

sumber getar. Getaran tersebut akan merambat ke segala arah di bawah permukaan

sebagai gelombang getar. Gelombang yang datang mengenai lapisan-lapisan

batuan akan mengalami pemantulan, pembiasan, dan penyerapan. Respon batuan

terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda tergantung sifat fisik batuan

yang meliputi densitas, porositas, umur batuan, kepadatan, dan kedalaman batuan.

Gelombang yang dipantulkan akan ditangkap oleh geofon di permukaan


Proposal Tugas Akhir

dan diteruskan ke instrumen untuk direkam. Hasil rekaman akan mendapatkan

penampang seismik.

2.2 Komponen Seismik Refleksi

Komponen seismik refleksi menunjukkan komponen sebuah gelombang

(tras seismik) seperti amplitudo, puncak, palung, zero crossing, tinggi dan panjang

gelombang. Kemudian dari parameter data dasar tersebut dapat diturunkan

beberapa komponen lain seperti impedansi akustik, koefisien refleksi, polaritas,

fasa, resolusi vertikal, wavelet, dan sintetik seismogram.

2.2.1 Impedansi Akustik

Impedansi akustik merupakan kemampuan suatu batuan untuk melewatkan

gelombang seismik yang melaluinya.

Impedansi akustik (Z) didefinisikan dalam persamaan matematis:

Z= V x

Semakin keras suatu batuan maka Impedansi akustiknya semakin besar pula,

sebagai contoh batupasir yang sangat kompak memiliki impedansi akustik

yang lebih tinggi dibandingkan dengan batu lempung.

2.2.2 Koefisien Refleksi

Koefisien refleksi adalah suatu nilai yang mempresentasikan bidang batas

antara dua medium yang memiliki impedansi akustik yang berbeda. Untuk

gelombang yang mengenai batas lapisan pada normal impedans, koefisien

refleksinya dapat ditulis :

KR = Z1 Z0
Z1 + Z0

dimana Z0 dan Z1 adalah impedansi medium pertama dan medium kedua.


Proposal Tugas Akhir

2.2.3 Polaritas

Polaritas adalah penggambaran koefisien refleksi sebagai suatu bentuk

gelombang yang bernilai positif atau negatif. Jika Z2>Z1 maka akan

didapatkan bentuk puncak (peak), dan akan mendapatkan palung (trough) jika

Z2<Z1. Karena terdapat ketidakpastian dari bentuk gelombang seismik yang

direkam maka dilakukan pendekatan bentuk polaritas yang berbeda yaitu

polaritas normal dan polaritas terbalik (reverse). Saat ini terdapat dua jenis

konvesi polaritas yaitu Standar SEG (Society of Exporation Geophysicist) dan

Standar Eropa dan keduanya saling berkebalikan.

Gambar 1. Polaritas normal dan polaritas reverse (Abdullah, 2007)

2.2.4 Fasa

Sebuah wavelet memiliki panjang yang terbatas dengan fasa tertentu. Didalam

istilah eksplorasi seismik, fasa sebuah wavelet dikenal sebagai fasa minimum,

fasa nol dan fasa maksimum.


Proposal Tugas Akhir

Gambar 2. Macam-macam fasa pada wavelet (Abdullah, 2007)

Sebagaimana ditunjukkan oleh gambar di atas, fasa minimum dicirikan jika

sebagian besar energi amplitudo wavelet berada diawal, fasa nol dengan

simetris di tengah-tengah dan fasa maksimum diakhir wavelet.

2.2.5 Resolusi Vetikal Seismik

Resolusi seismik adalah kemampuan gelombang seismik untuk memisahkan

dua reflektor yang berdekatan. Ketebalan minimal yang masih dapat dibedakan

disebut dengan ketebalan tuning (tuning tickness). Besarnya ketebalan tuning

adalah panjang gelombang seismik (), dimana = v/f dengan v adalah

kecepatan gelombang seismik (kompresi) dan f adalah frekuensi. Dimana

kecepatan akan bertambah seiring bertambahnya kedalaman, sedangkan

frekuensinya semakin rendah. Dengan demikian ketebalan tuning bertambah

besar.

Sedangkan deteksi seismik dapat dirumuskan hingga /30. artinya jika

ketabalan dari reservoar masih diatas seismik deteksinya, maka reservoar

tersebut masih dapat dideteksi oleh seismik. Resolusi ini sangat penting untuk

diketahui karena sebagai justifikasi selanjutnya dalam tahap interpretasi

selanjutnya, seperti picking well bottom, picking horizone, dan analisa window
Proposal Tugas Akhir

pada analisa atribut seismik. Karena pada tahap tersebut perlu diketahui apakah

pada ketebalan reservoar diatas resolusi seismiknya. Jika tebalnya di atas

resolusinya, maka kita bisa membuat picking well bottom dan picking bottom

reservoar di seismik. Sedangkan pada analisa atribut kita bisa menggunakan

analisa window antar horizon.

2.2.6 Wavelet

Wavelet adalah gelombang mini atau pulsa yang memiliki komponen

amplitude, panjang gelombang, frekuensi dan fasa. Dapat juga diartikan

wavelet adalah gelombang yang merepresentasikan satu reflektor yang terekam

oleh satu geofon.

Gambar 3. Wavelet (Abdullah, 2007)

2.2.7 Seismogram Sintetik

Seismogram sintetik adalah data seismik buatan yang di buat dari data sumur,

yaitu log kecepatan, densitas dan wavelet dari data seismik. Dengan

mengalikan kecepatan dengan densitas maka akan didapatkan deret koefisien


Proposal Tugas Akhir

refleksi. Koefisien refleksi ini kemudian dikonvolusikan dengan wavelet

sehingga akan didapatkan seismogram sintetik pada daerah sumur tersebut.

Seimogram sintetik ini digunakan untuk mengikat data sumur dengan data

seismik. Sebagaimana diketahui, data seismik umumnya berada dalam domain

waktu (TWT) sedangkan data sumur berada dalam domain kedalaman (depth).

Sehingga sebelum dilakukan pengikatan, langkah awal yang harus dilakukan

adalah konversi data sumur ke domain waktu dengan cara membuat

seismogram sintetik dari sumur.

Gambar 4. Sintetik seismogram yang didapat dengan mengkonvolusikan


koefisien refleksi dengan wavelet (Sukmono,1999).

2.3 Survey Checkshot

Tujuan dari survei checkshot adalah untuk mendapatkan hubangan domain

waktu dan kedalaman yang digunakan untuk melakukan proses pengikatan data

sumur dengan data seismik. Pada prinsipnya survei checkshot sama seperti survei

pada seismik, akan tetapi letak geofon pada checkshot di letakkan pada sumur.

Sehingga di dapatkan waktu one way time yang direkam oleh geofon pada
Proposal Tugas Akhir

kedalaman tertentu. Dari sinilah dapat diketahui hubungan waktu penjalaran

gelombang seismik pada sumur tersebut.

2.4 Seismik Inversi

Menurut Sukmono (1999), seismik inversi adalah suatu teknik untuk

membuat model bawah permukaan dengan menggunakan data seismik sebagai

input dan data sumur sebagai kontrol. Sedangkan menurut (Russel, 1998) Inversi

geofisika meliputi pemetaan sifat fisik objek bawah permukaan dengan

menggunakan pengukuran yang dilakukan di permukaan, bila mungkin dengan

kontrol data sumur. Dengan kata lain, proses inversi merupakan pembalikan dari

upaya pengambilan data seismik (forward modelling). Pada proses forward

modeling terjadi operasi konvolusi antara wavelet sumber dengan kontras

impedansi akustik bumi sehingga didapatkan suatu penampang seismik yang

berisi informasi batas batuan bawah permukaan bumi. Sedangkan pada proses

seismik inversi (impedansi akustik) merepresentasikan sifat fisis internal

batuan.

Metode seismik inversi ini juga dapat digunakann untuk peningkatan

akurasi gambaran bawah permukaan, penerapan metode inversi pada data seismik

menghasilkan nilai impedansi akustik. Impedansi akusitik secara langsung

berhubungan dengan sifat sifat batuan sehingga kita dapat membedakan litologi

batuan.

2.4.1 Inversi bandlimited

Inversi rekursif atau disebut dengan inversi bandlimited adalah algoritma

inversi yang mengabaikan efek wavelet seismik dan memperlakukan seolah-


Proposal Tugas Akhir

olah trace seismik merupakan kumpulan koefisien refleksi yang telah difilter

oleh wavelet fasa nol. Metoda ini paling awal digunakan untuk menginversi

data seismik dengan persamaan dasar, (Russel, 1996)

2.4.2 Inversi Model Based

Inversi Model Based mengikuti model konvolusi. Pada inversi Model Based,

reflektivitas didefinisikan sebagai sekuen yang memberikan kecocokan yang

paling baik pada data seismik. Dengan kata lain, kita mencari reflektivitas yang

dikonvolusikan dengan wavelet untuk memberikan pendekatan yang terbaik

dengan trace seismik. Inversi Model Based dikembangkan untuk memecahkan

masalah yang muncul pada metode rekursif diantaranya yaitu pengaruh

akumulasi noise, bad amplitude, dan bandlimited seismik data (Sukmono,

1999).

2.4.3 Inversi SparseSpike

Metoda inversi sparse-spike mengasumsikan bahwa reflektivitas suatu model

dianggap sebagai rangkaian spike yang jarang dan tinggi ditambahkan deret

spike kecil dan kemudian dilakukan estimasi wavelet berdasarkan asumsi

model tersebut. Inversi sparse-spike menggunakan parameter yang sama

seperti inversi berbasis model dengan konstrain. Input parameter tambahan

pada metoda ini adalah menentukan jumlah maksimum spike yang akan

dideteksi pada tiap trace seismik dan treshold pendeteksian spike. Setiap

penambahan spike baru yang lebih kecil dari spike sebelumnya akan

memodelkan trace lebih akurat lagi.


Proposal Tugas Akhir

2.5 Atribut Seismik

Atribut seismik dapat didefinisikan sebagai semua informasi berupa

besaran spesifik dari geometri, kinematika, dinamika atau statistik yang diperoleh

dari data seismik, yang diperoleh melalui pengukuran langsung maupun logis atau

berdasarkan pengalaman (Chien dan Sidney, 1997).

Data seismik tidak selalu memberikan informasi parameter petrofisika atau

geologi. Keberadaan data well-log dapat membantu memperlihatkan relasi antara

data seismik dan parameter log, namun relasi ini sangat sulit ditentukan. Dalam

hal ini atribut seismik dapat memberikan bantuan yang berarti. Jika terdapat relasi

antara parameter geologi dan atribut seismik pada suatu titik well-log maka

parameter geologi diluar titik well-log ini dapat diekstrapolasi. Oleh karena itu

atribut seismik menyediakan tambahan informasi parameter petrofisika atau

geologi yang penting bagi para interpreter untuk meningkatkan kesensitifan data

seismik. Semua atribut horizon dan formasi tidak independen satu sama lainnya.

Perbedaannya hanya dalam hal detil analisisnya pada informasi dasar gelombang

seismik terkait dengan display hasilnya. Informasi dasar tersebut adalah waktu,

amplitudo, frekuensi, dan atenuasi, yang kemudian digunakan sebagai dasar

klasifikasi atribut (Brown, 2000).

Setiap atribut seismik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Pada sifat reservoar tertentu, beberapa atribut lebih sensitif dibandingkan dengan

atribut lainnya, sedangkan atribut yang lain mungkin juga dapat menampilkan

informasi bawah permukaan yang mula-mula tersembunyi menjadi lebih baik,

atau bahkan dapat mendeteksi Direct Hydrocarbon Indicator (DHI).


Proposal Tugas Akhir

2.6 Well Logging

Penelitian geologi dan seismik permukaan mampu memberikan dugaan

potensi hidrokarbon di bawah permukaan, akan tetapi evaluasi formasi

menggunakan data sumur (well logging), seperti wireline log, memberikan input

respon geologi secara langsung kondisi bawah permukaan dengan akurasi yang

lebih tinggi dari pada data seismik. Sehingga data log dijadikan sebagai kontrol

data seismik untuk identifikasi hidrokarbon sebagai salah satu tujuan utama

evaluasi formasi.

Log adalah suatu grafik kedalaman atau waktu dari satu set data yang

menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah

sumur. Kurva log memberikan informasi yang cukup tentang sifatsifat batuan dan

fluida yang terkandung didalamnya.

2.6.1 Log Gamma Ray (GR)

Prinsip log GR adalah perekaman radioaktivitas alami bumi. Radioaktivitas

GR berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu Thorium-Th,

Uranium-U, dan Potasium-K, yang secara kontinu memancarkan GR dalam

bentuk pulsa-pulsa energi radiasi tinggi. Sinar Gamma ini mampu menembus

batuan dan terdeteksi dalam bentuk pulsa listrik. Parameter yang direkam

adalah jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu.

Biasanya unsur U, Th, dan K merupakan kandungan alami dari mineral lempung

atau serpih. Oleh karena itu Fungsi utama log GR dalam aplikasi stratigrafi dan

geologi minyak bumi yaitu untuk membedakan antara lapisan permeabel dan

lapisan impermeabel. Umumnya batupasir, batugamping, dan dolomite memiliki

konsentrasi isotop radioaktif (U, Th, K) dengan jumlah yang


Proposal Tugas Akhir

relatif lebih sedikit daripada lempung. Selain itu log GR digunakan untuk

mengevaluasi proporsi lempung (V-shale) dalam shaly formation. Namun

tidak semua nilai GR tinggi berasosiasi dengan batuan lempung/serpih. Oleh

karena itu log GR perlu dibandingkan dengan log lainnya, seperti log SP dll.

2.6.2 Log Neutron Porosity (NPHI)

Log NPHI tidak mengukur volume pori secara langsung, tetapi bekerja dengan

memancarkan partikel-partikel neutron energi tinggi dari suatu sumber

kedalaman formasi batuan. Partikel-partikel neutron ini akan bertumbukan

dengan atom-atom pada batuan sehingga mengakibatkan hilangnya energi dan

kecepatan. Atom H secara fisis memiliki massa atom yang serupa dengan

neutron. Dengan demikian tumbukan neutron dengan atom H akan bersifat

efektif, artinya energi yang hilang akibat penyerapan merupakan jumlah

tertinggi dibanding tumbukan dengan atom lain. Partikel yang telah kehilangan

energi tersebut kemudian akan dipantulkan kembali, diterima oleh detektor dan

direkam ke dalam log. Jumlah atom Hidrogen yang terkandung dalam batuan

diasumsikan berbanding lurus dengan banyaknya pori batuan. Biasanya pori-

pori batuan ini terisi fluida baik gas,

air, atau minyak. Ketiga jenis fluida tersebut secara relatif memiliki jumlah

atom hidrogen tertentu, dari sini dapat ditentukan jenis fluida pengisi pori

batuan/ formasi yang diukur. Untuk mendapatkan nilai porositas sebenarnya,

log NPHI harus dibantu dengan log lainya seperti densitas.

2.6.3 Log Density (RHOB)

Prinsip kerja log ini memancarkan sinar gamma energi menengah kedalam

suatu formasi sehingga sinar gamma akan bertumbukan dengan elektron-


Proposal Tugas Akhir

elektron yang ada pada batuan. Tumbukan tersebut akan menyebabkan

hilangnya energi (atenuasi) sinar gamma yang kemudian akan dipantulkan dan

diterima oleh detektor yang akan diteruskan untuk direkam ke permukaan.

Dalam hubungan fisika atenuasi sinar gamma diterjemahkan sebagai fungsi

dari jumlah elektron yang terdapat dalam formasi. Jumlah ini dinyatakan dalam

kerapatan elektron yang mewakili densitas keseluruhan.

2.6.4 Log Sonic Interval Transite Time (Delta T)

Log sonic adalah log yang bekerja berdasarkan kecepatan rambat gelombang

suara. Gelombang yang dipancarkan kedalam suatu formasi kemudian akan

dipantulkan kembali dan diterima receiver. Waktu yang dibutuhkan gelombang

untuk sampai ke penerima disebut interval transit time. Besarnya selisih waktu

tersebut tergantung pada jenis batuan dan besarnya porositas batuan tersebut

sebagai fungsi dari parameter elastik seperti bulk modulus (K), shear modulus

(), dan densitas () yang terkandung dalam persamaan kecepatan gelombang

kompresi (14) dan persamaan kecepatan gelombang shear (16). Sehingga log

sonic sering digunakan untuk mengetahui porositas litologi, selain itu juga

digunakan untuk membantu interpretasi data seismik, terutama untuk

mengkalibrasi kedalaman formasi. Pada batuan yang kerapatannya lebih kecil,

kurva log sonic akan mempunyai harga lebih besar. Apabila batuan

mempunyai

kerapatan yang besar separti batu gamping, kurva log sonic akan berharga

kecil. Besaran pengukuran log sonic dituliskan sebagai harga kelambatan atau

slowness (1 per kecepatan).


Proposal Tugas Akhir

2.7 Karakterisasi Reservoir

Analisis/karakterisasi reservoir seismik didefinisikan sebagai suatu proses

untuk menjelaskan karakter reservoir secara kualitatif dan atau kuantitatif

menggunakan data seismik sebagai data utama (sukmono, 2002).

Ada tiga bagian pada proses analisis reservoir seismik, yaitu delineasi,

deskripsi, dan monitoring (Sheriff, 1992, op. Cite Sukmono, 2002). Delineasi

reservoir didefinisikan sebagai delineasi geometri reservoir, termasuk di dalamnya

sesar dan perubahan fasies yang dapat mempengaruhi produksi reservoir.

Deskripsi reservoir adalah proses untuk mengetahui properti fisika reservoir

seperti porositas, permeabilitas, saturasi, analisis fluida pori dan lain-lain.

Monitoring reservoir diasosiasikan dengan monitoring perubahan properti fisika

reservoir selama proses produksi hidrokarbon dari reservoir.

Secara umum karakteristik reservoir dipengaruhi oleh parameterparameter

berikut (Kelkar, 1992, op.cite Sukmono, 2002) :

1. Distribusi ukuran butir dan pori.

2. Porositas dan permeabilitas dari reservoir.

3. Fluida pori.

4. Distribusi fasies dan lingkungan pengendapan.

5. Deskripsi dari cekungan dan tubuh reservoir.

Data yang digunakan untuk karakterisasi reservoir adalah data seismik,

data sumur (terutama log sonic dan log densitas) dan data reservoir. Masing-

masing data mempunyai kelebihan dan kekurangan. Untuk meningkatkan

kelebihan dan mengurangi kelemahan dibutuhkan analisis yang terintegrasi.


Proposal Tugas Akhir

III. METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian berupa penampang seismik yang digunakan untuk memetakan

distribusi reservoar lapangan X. Hasil analisis tersebut menggunakan analisis

metode seismik inversi dan atribut amplitudo, maka akan didapatkan gambaran

mengenai lokasi prospek hidrokarbon.

3.2 Data

Pada penelitian ini digunakan beberapa data untuk mendukung kelancaran

penelitian ini, yaitu:

a. Data seismik yang digunakan adalah data seismik 3D Pre Stack Time

Migration (PSTM).

b. Data sumur, meliputi Log Gamma Ray, Log Density, Log Sonic, beserta

marker.

3.3 Pengolahan Data


Proposal Tugas Akhir

Gambar 5. Diagram Alir Penelitian

3.4 Rencana Jadwal Penelitian

Tabel 1. Rencana Jadwal Penenlitian


No Kegiatan Februari Maret

1. Studi literature

2. Pengambilan/Pengumpulan data

3. Pengolahan data

4. Evaluasi hasil pengolahan data

5. Penulisan laporan akhir


Proposal Tugas Akhir

IV. PENUTUP

Demikianlah proposal Tugas Akhir ini saya buat. Besar harapan bagi saya

dapat diterima di PetroChina International Jabung Ltd untuk

melaksanakan Tugas Akhir dengan tema Analisis Metode Seismik Inversi Dan

Atribut Amplitudo Untuk Memetakan Distribusi Reservoar Lapangan X.

Semoga dengan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan

terutama saya sebagai mahasiswa Teknik Geofisika Fakultas Teknik, Universitas

Lampung.

Sebagai bahan pertimbangan, bersama ini saya lampirkan curriculum

vitae, transkip nilai dan surat pengantar dari fakultas. Dimohon kepada Bapak/Ibu

membalas surat permohonan saya dengan menghubungi No.Telp 08562201036

atau email afisugan@gmail.com.

Atas perhatian dari Bapak/Ibu, saya mengucapkan terima kasih.

Hormat Saya,

Aulia Ahmad Nafis


NPM 1315051009
Proposal Tugas Akhir

DAFTAR PUSTAKA

Chiburis, E., Leaney, S., Skidmore, C., Frank, C., and McHugo, S., 1993,
Hydrocarbon Detection with AVO, Oilfield Review.

Connolly, P., 1999, Elastic Impedance, The Leading Edge, 438452.

Sukmono, S., 1999, Interpretasi Seismik Refleksi, Departemen Teknik Geofisika,


ITB, Bandung.

Sheriff, E.R., 1989, Geophysical Methods, University Of Houston,


Englewood Cliffs, New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai