Anda di halaman 1dari 9

Nama : Meta Agripa Manullang

Nim : 2009086036
Kelompok : 6 (ENAM)

ACARA 3
INTERPRETASI SEISMIK

Hasil dan pembahasan:


Apa itu interpretasi seismik ? interpretasi seismik
merupakan salah satu tahapan yang penting dalam
eksplorasi dimana dilakukan pengkajian, evaluasi,
pembahasan data seismik hasil pemrosesan ke
dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi
geologi bawah permukaan sebenarnya agar lebih
mudah dipahami.Struktur geologi pada kondisi
geologi bawah permukaan merupakan bagian yang
sangat menarik untuk diamati serta direkonstruksi
proses keterjadiannya. Interpretasi data seismik
merupakan tahap akhir dalam kegiatan
penyelidikan berdasarkan hasil analisa seluruh
informasi atau data yang tersedia dengan tujuan untuk menentukan struktur bawah
permukaan suatu prospek pengeboran. Interpretasi data sesimik terdiri atas beberapa
tahapan sebagai berikut : tahap persiapan/ kolekting data, tahap proses interpretasi,
mapping, dan interpretasi hasil (Priyono, 2011). Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi,
wawasan tentang geologi regional dan teknologi pemetaan bawah permukaan
merupakan keberhasilan dalam eksplorasi mnyak dan gas bumi.

1.1 Apa Itu Metode Seismic Refraksi & Refleksi? Ini Penjelasannya!
Apa itu Metode Seismic? yaitu merupakan salah satu metode Geofisika, Geofisika
sendiri adalah ilmu yang mempelajari sifat fisik dari bawah permukaan bumi
berdasarkan ilmu fisika. Pengaplikasian dari Geofisika biasanya digunakan untuk
investigasi keadaan bawah tanah seperti hidrokarbon dan air, serta untuk proses
pembangunan infrastruktur seperti terowongan, jalan raya, rumah, dan bendungan.
Metode seismik adalah salah satu contoh metode dalam geofisika yang paling sering
digunakan dalam perminyakan. Metode ini memanfaatkan penjalaran gelombang
seismik yang dihitung berdasarkan respon gelombang tersebut lalu dimasukkan ke
dalam tanah dengan cara direfraksikan atau direleksikan sepanjang perbedaan lapisan.
Sumber seismik biasanya berasal dari palu godam (sledge hammer) yang dihantamkan
pada pelat besi di atas tanah atau benda bermassa berat hingga ledakan dinamit
sekalipun. Respons yang tertangkap tersebut akan diukur dengan Alat Seismic Sensor
yang Bernama Geophone, yang juga mengukur pergerakan bumi. Metode Seismic Yang
Digunakan Untuk Seismic Sensor ada 2 macam yaitu Seismik Refraksi (Bias) dan
Seismik Refleksi (Pantul), jika untuk eksplorasi minyak dan gas metose biasanya
menggunakan Seismik Refleksi, karena dapat mengetahui kondisi dasar permukaan.
Lanjut ke pembahasan macam Metode Seismik, pertama kita akan membahas soal
Seismik Refraksi.
1.1.1 Metode Seismic Refraksi
Metode pertama yang dapat terdeteksi Alat
SEISMIC SENSOR adalah Metode Seismik
Refraksi, salah satu metode geofisika ini juga
bisa dibilang metode yang bias karena cara
mengukur gelombang yang datang dengan cara
membiaskan gelombang sepanjang formasi geologi di dalam permukaan tanah.
Metode Seismik Refraksi diukur menurut waktu jalar dari dalam tanah/batuan yang
berdasarkan dari posisi asal ke penerima pada bagai jarak yang tertentu. Dengan
harapan metode ini bisa menjadi penunjang penelitian lainnya. Pada metode pertama
ini, gelombang yang terjadi setelah first break (gangguan pertama) diabaikan,
sehingga sebenarnya hanya data pada first break saja yang dibutuhkan. Parameter
jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam
medium dan yang diamati adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing
masing geophone. Berkaitan dengan prinsip-prinsip yang digunakan untuk Seismic
Sensor, Metode Seismik Refraksi mengukur waktu gelombang pertama pada
perhitungannya. Yang dimaksud adalah saat Gelombang P mempunyai kecepatan
lebih besar daripada kecepatan Gelombang S sehingga ketika datang Gelombang P
yang digunakan untuk perhitungan. Gelombang Seismik Refraksi yang terdeteksi
oleh titik penerima pada permukaan bumi hanya gelombang seismik refraksi yang
merambat di lapisan batuan alam. Dan hal ini bisa terjadi jika hanya sudut datang
yang merupakan sudut kritis atau sudut bias tegak lurus dengan normal

1.1.2 Metode Seismic Refleksi


Metode selanjutnya ada Metode Seismik Refleksi (Pantul), salah satu metode
geofisika yang menggunakan gelombang akustik untuk mengetahui keadaan bawah
permukaan bumi, oleh karena itu metode seismik refleksi ini menjadi metode yang
paling cocok untuk perminyakan. Gelombang seismik yang digunakan berasal dari
sumber getaran berupa dinamit, VIBRATION, sledgehammer yang melewati bawah
permukaan kemudian dipantulkan oleh bidang batas batuan sehingga dapat diterima
Alat Seismic Sensor (geophone dan hydrophone). Setiap bidang batas batuan
memliliki impendensi akustik berbeda-beda. Impedensi akustik adalah kemampuan
suatu bahan untuk memantulkan atau meneruskan gelombang yang mengenai
medium tersebut.

Seismik Refleksi termasuk metode geofisika eksplorasi yang menggunakan prinsip


seismologi untuk dapat mengetahui sifat-sifat batuan yang ada di bawah permukaan
bumi dari respon gelombang seismik refleksinya (gelombang pantul). Analisis yang
dapat digunakan akan disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air,
kapal, dan sisitem radar. Informasi tentang medium juga dapat kita ambil dengan cara
mengekstrak dari benuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Selain banyak
dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, metode ini juga sebagai media
penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Metode Seismic Refleksi biasanya dipadukan dengan metode geofisika lain seperti,
metode gravitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun, kendati begitu dengan Metode
Seismik Refleksi saja sudah paling akurat dalam memberikan informasi terhadap
gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data yang diperoleh
sudah sangat akurat. Pada umumnya metode seismik refleksi yang digunakan untuk
Seismic Sensor ini terbagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu:
1. Pengumpulan Data Seismik (Akuisisi Data Seismik): Semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey detail.
2. Pengolahan data seismik (Processing Data Seismic): Kegiatan mengolah hasil
pengumpulan data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah dalam bentuk
penampang seismik migrasi.
3. Interpretasi data seismik: Kegiatan yang dimulai dari penelusuran horison,
pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang hasilnya dipetakan
pada peta dasar yang berguna untuk mengetahui struktur atau model geologi
bawah permukaan.
Metode seismic refleksi mengukur waktu yang diperlukan gelombang suara untuk
melaju dari sumbernya, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke
permukaan tanah ke masing masing alat seismic sensor (geophone). Refleksi dari suatu
gelombang suara untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penentuan sumber terjadinya
gempa, maupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Refleksi dari suatu horison geologi
mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metode seismik refleksi banyak
dimanfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, penetuan sumber gempa
ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismik refleksi hanya mengamati
gelombang pantul yang datang dari batas-batas formasi geologi. Seismik refleksi ini,
dikonsentrasikan pada energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara
umum, sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari
semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat
disamakan dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar.
Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk amplitudo gelombang
refleksi yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi analisis
yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu analisis berdasar kontras
parameter elastisitas medium.

1.2 Sistem Perekaman Seismik


Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk
memperoleh pengukuran travel time dari sumber
energi ke penerima. Keberhasilan akusisi data
bisa bergantung pada jenis sumber energi yang
dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi
menjadi dua yaitu sumber impulsif dan vibrator.
Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi secara
sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi
impulsif untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi data seismik di laut
adalah air gun. Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi
beberapa detik. Panjang sinyal input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa
gelombang sinusoidal. Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan
frekuensi 125 Hz atau lebih. Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier
yang sangat sensistif serta magnetic tape recorder. Alat untuk menerima gelombang-
gelombang refleksi untuk survei seismik di laut adalah hidropon. Hidropon merespon
perubahan tekanan. Hidropon terdiri atas kristal piezoelektrik yang terdeformasi oleh
perubahan tekanan air. Hal ini akan menghasilkan beda potensial output. Elemen
piezoelektrik ditempatkan dalam suatu kabel streamer yang terisi oleh kerosin untuk
mengapungkan dan insulasi model hidropon . Hampir semua data seismik direkam
secara digital. Karena output dari hidropon sangat lemah dan output amplitude decay
dalam waktu yang sangat singkat, maka sinyal ini harus diperkuat. Amplifier bisa juga
dilengkapi dengan filter untuk meredam frekuensi yang tidak diinginkan (SANNY,
2004).
1.3 Hasil Interpretasi Seismik

Fault A
Fault B
Fault E
Fault C Fault G
Fault D Fault F

Fault H
Fault I Fault J

Jadi hasil hari interpretasi seismik picking fault dan picking horizon merupakan salah
satu tahap interpretasi data seismik. Interpretasi dilakukan dengan mempertimbangkan
konsep geologi seperti struktur geologi, kemenerusan lapisan, interpretasi seismik
seperti kemenerusan amplitudo gelombang, low and high amplitude, polaritas seismik
dll.

Untuk melakukan picking horizon harus dibantu dengan top marker data sumur, setelah
itu dilakukanlah picking horizon dengan melihat kemenerusan amplitudo. dilakukan
interpretasi Picking horizon. Proses ini merupakan proses penandaan pada penampang
seismik dengan cara mencari kemenerusan yang paling menonjol di bandingkan dengan
yang lain. Proses picking horizon ditandai dengan garis warna hijau, biru, oren, merah,
biru pada proses ini adalah langkah awal dari proses interpretasi suatu data seismik.
Sehingga proses ini sangat berpengaruh karena bila terdapat kesalahan pada proses ini
maka akan mempengaruhi proses-proses selanjutnya dalam interpretasi seismik

Tahap selanjutnya yaitu picking fault dengan menandai adanya sesar atau sering disebut
dengan petahan dengan mengetahui karakter frakturasi batuan dalam penampang
seismik, serta dengan menggunakan referensi peta geologi, maka fault dapat di-pick
untuk menyempurnakan hasil interpretasi hasil interpretasi tentu saja dengan
memperhatikan sudut kemiringan fault, dan naik-turunnya perlapisan batuan. picking
fault pada gambar interpretasi seismik telah ditandai yakni foult A hingga Fault J

Alasan menandai sesar pada saat interpretasi seismik dikarenakan memperhatikan dari
adanya ketidakmenerusan pada pola refleksi (offset pada horison) dan dapat dikenali
adanya patahan dari gejala-gejala nampak pada penampang seismik, seperti adanya
pergeseran horison dan sebagainya, adanya pola penipisan atau penebalan diantara
kedua horizon, sedangkan untuk menandai Picking horizon dilihat dari berdekatan
dengan lapisan yang diperkirakan produktif atau mewakili parameter marker stratigrafi,
dan horison tersebut menerus sepanjang lintasan atau dikatakan kegiatan mencari atau
mengiterpretasi garis lurus pada data hasil survei seismik. Data yang disajikan berupa
data 2 dimensi.

Picking horizon dan fault dilakukan untuk mengetahui kemenerusan lapisan batuan
dibawah permukaan, untuk mengetahui penyebaran litologi reservoir secara lateral dan
menganalisis serta menentukan struktur yang ada pada data seismik. sesar dapat
berperan sebagai perangkap hidrokarbon, dan dapat dimanfaatkan sebagai titik
akumulasi hidrokarbon untuk diproduksi. Analisa untuk arah dan asosiasi patahan
penting untuk diketahui sebagai bahan pertimbangan untuk identifikasi proses
terbentuknya patahan dan mengetahui kemungkinan bagian patahan yang dapat
berperan sebagai perangkap hidrokarbon.

1.4 Kesimpulan
Interpretasi data seismik merupakan tahap akhir dalam kegiatan penyelidikan
berdasarkan hasil analisa seluruh informasi atau data yang tersedia dengan tujuan untuk
menentukan struktur bawah permukaan suatu prospek pengeboran. Interpretasi data
sesimik terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut tahap persiapan/ kolekting data,
tahap proses interpretasi, mapping, dan interpretasi hasil

Proses picking horizon ditandai dengan garis warna hijau, biru, oren, merah, biru pada
proses ini adalah langkah awal dari proses interpretasi suatu data seismik. Selaanjutnya
tahap picking fault pada gambar interpretasi seismik telah ditandai yakni foult A
hingga Fault

Samarinda, 25 April 2023


Asisten Praktikan Nilai
Gaizka Ryos Mendieta Meta Agripa Manullang
NIM. 1909086011 NIM. 2009086036

Anda mungkin juga menyukai