Anda di halaman 1dari 5

Elza Amarul Rivalda

5017201032
Metode Seismik Refraksi
Salah satu metode geofisika yang sering digunakan adalah metode seismik. Ini dikarenakan
metode seismik mempunyai akurasi dan resolusi yang tinggi dalam memodelkan struktur
bawah permukaan bumi. Terdapat 2 macam metodee seismic dalam menentukan struktur
geologi yaitu seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) dan seismik refleksi
(reflected seismic). Seismik refraksi efektif digunakan untuk penentuan struktur geologi yang
dangkal sedang seismik refleksi untuk struktur geologi yang dalam.
(Nurdiyanto dkk, 2011)
Metode seismic memiliki prinsip suatu sumber gelombang yang dibangkitkan di permukaan
akan dijalarkan ke dalam bumi dalam berbagai arah bumi karena material bumi yang bersifat
elastik. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagian dipantulkan dan sebagian lain
dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi. Gelombang yang merambat tersebut diterima
oleh serangkaian detektor (geophone) yang biasa disusun membentuk garis lurus dengan
sumber ledakan sebagai pemicu gelombang. Informasi mengenai gelombang yang terekam
oleh geophone kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram. Dengan mengetahui
waktu tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan sumber ledakan, struktur lapisan
geologi di bawah permukaan bumi dapat diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya.
(Susilawati, 2004)
Metode seismic refraksi memanfaatkan gangguan berupa gelombang seismic yang dikenakan
pada suatu system. Gelombang yang dimanfaatkan adalah gelombang seismic yang merambat
kedalam bumi. Gejala fisis perambatan gelombang lalu diamati menggunakan alat yang
dinamakan dengan geophone. Metode seismic refraksi sangat cocok untuk menentukan
kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar, dan kekerasan batuan. Waktu
tempuh gelombang antara sumber getaran dan penerima akan menghasilkan gambaran tentang
kecepatan dan kedalaman lapisan. Waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk merambat
pada lapisan batuan bergantung pada besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya .
Data yang diperoleh berupa travel time dari gelombang pada tiap-tiap geophone.Untuk mendapatkan
kualitas rekaman seismik refraksi yang tinggi dan mengandung bentukfirst breakyang tajam, dilakukan
Teknik stacking, gain dan filtering.

Metode seismik refraksi memiliki prinsip dasar pemantulan dan pembiasan gelombang
diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum Huygens. Hukum Snellius menjelaskan
hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan gelombang dalam
medium. Azas Fermat menyatakan bahwa penjalaran gelombang dari satu titik ke titik
selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu
tempuh yang paling sedikit. Sedangkan untuk hukum Huygens menyatakan bahwa suatu
gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber gelombang
baru dan akan begitu seterusnya.
(Telford, 1976)
Pada metode ini, terdapat syarat awal yaitu untuk mengabaikan sinyal pertama (firstbreak),
karena gelombang seismik refraksi merambat paling cepat dibandingkan dengan gelombang
Elza Amarul Rivalda
5017201032
lainnya kecuali pada jarak (offset) yang relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu
pertama kali gelombang diterima oleh setiap geophone. Metode seismic refraksi tidak lepas
dari kecepatan gelombang P dan S. Karena kecepatan gelombang P lebih cepat daripada S
maka waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan metode ini. Besarnya
kecepatan rambat gelombang tersebut dipengaruhi oleh konstanta elastisitas.

Receiver atau penerima gelombang pada metode seismic, hanya bisa menerima gelombang
seismic yang merambat melalui batuan batas antar lapisan. Ini dapat terjadi dengan syarat sudut
datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 90°
sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan
dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan diatas interface.
Gelombang seismic dari sumber merambat dengan kecepatan V1 menuju bidang batas A.
Gelombang yang melewati bidang batas akan dibiaskan dengan sudut dating kritis sepanjang
interface dengan kecepatan V2. Berdasarkaprinsip Huygens pada interface, gelombang ini
kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan.
Tahapan akhir dalam metode seismik refraksi adalah membuat atau melakukan interpretasi
hasil dari survei menjadi data bawah permukaan yang akurat. Data-data yang telah diolah
dilakukan pemodelan untuk mengetahui struktur bawah permukaan. Data berupa waktu dan
kurva travel time diproses dan dimodelkan menjadi penampang seismic. Dengan demikian
metode ini dapat digunakan untuk mendeteksi astruktur nawah permukaan misalnya patahan
Akuisisi Data Seismik Refraksi
Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran travel time dari
sumber energi ke penerima. Sumber energi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu sumber impulsif
dan vibrator. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi
secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam. Sumber energi
Elza Amarul Rivalda
5017201032
vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik. Panjang sinyal input dapat
bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang sinusoidal

Pada survey seismic refraksi dilakukan desain konfigurasi yang sesuai dengan gambar di atas.
Geophone dan sumber gelombang ditempatkan pada suatu garis lurus (line seismik). Pasangan
geophone ditempatkan dengan masing-masing spasi geophone yang telah ditentukan
menyesuaikan dengan lapangan selain konfigurasi yang tepat juga adanya alat yang memadahi
sangat diperlukan. Peralatan yang digunakan dalam survei seismik refraksi antara lain
geophone, seismograph, baterai, kabel, radio dan portabel drill.
Pengukuran dilakukan dengan memberikan impuls vertikal pada permukaan tanah dan
merekam sinyal yang terjadi, sensor diletakkan sepanjang garis lurus dari sumber impuls.
Sensor yang digunakan adalah seismometer darat yaitu geophone. Akuisisi dalam pengambilan
data seismik menggunakan cara end-on (Common Shot). Dari akusisi data ini akan didapatkan
data mentah seismik, berupa trace-trace seismik dari geophone yang merekam waktu tempuh
gelombang seismik. Berikut adalah tahapan survey seismic refraksi:
1. Membuat bentangan berupa garis lurus
2. Menentukan jarak antar geophone dan menentukan titik tembak dengan
memperhatikan kondisi lingkungan
3. Memasang geophone dengan interval 3 meter
4. Menentukan arah bentangan dengan menggunakan kompas dan mengukur posisi
tiap geophone
5. Menghubungkan semua geophone dengan utama (seismograf) unit menggunakan kabel
konektor
6. Mengoperasikan alat Pasi
7. Memberi gangguan pada shoot point pada enset 1 dan enset 2. Dimana ensed 1 berada
pada 1,5 meter sebelum geophone pertama dan ensed 2 berada 1,5 meter
setelah geophone 24
8. Merekam data berupa respon yang diperoleh berupa penjalaran gelombang di bawah
permukaan yang akan terekam otomatis pada alat pasif.
9. Selanjutnya lintasan pengukuran dipindahkan lagi ke lintasan berikutnya dan mengikuti
urutan kerja seperti pada point 1 – 8.
Elza Amarul Rivalda
5017201032
(N.K. Adnyawati, et al. 2012)

Hal yang perlu diperhatikan dalam akuisis :

• Mencari informasi literatur mengenai daerah tersebut, diantaranya apakah sudah pernah
dilakukan penelitian dengan metode geofisika tertentu. Agar diperoleh point survey.
• Mencari informasi mengenai kondisi/struktur geologi area, misalnya peta geologi.
• Tentukan tujuan/main goal dari akuisisi
• Dibuat design survey dengan menyesuaikan kondisi lapangan.design survey dibuat
serapat/seideal mungkin agar didapat data yang diinginkan.
• Ditentukan konfigurasi yang akan diterapkan di lapangan, serta Source yang akan
digunakan
• Chek list kelengkapan sebagai berikut :
o Kalibrasi alat
o Akomodasi transportasi
o Job description masing-masing peserta survey
o Form data akuisisi
Elza Amarul Rivalda
5017201032
Daftar Pustaka :
N. K. Adnyawati, et. Al. 2012. Analisis Struktur Bawah Permukaan dengan Menggunakan
Metode Seismik Refraksi di Universitas Tadulako.
Nurdiyanto, Boko dkk. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode
Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan geofisika.
Susilawati. 2004. Seismik Refraksi (Dasar Teori dan Akuisisi Data). Sumatera Utara : USU
Digital Library
Telford, M.W., Geldart, L.P., Sheriff, R.E, & Keys, D.A. 1976. Applied geophysics, New York:
Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai