Anda di halaman 1dari 13

APA ITU SEISMIK?

Seismik merupakan salah satu metode eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran
respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan kedalam tanah dan kemudian
direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.
Sumber seismik umumnya adalah palu godam yang dihantamkan pada pelat besi di atas
tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respon yang tertangkap
dari tanah diukur dengan sensor yang di sebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.

Seismik digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian air tanah,


kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar, pemetaan patahan dan stratigrafi
lainnya dibawah permukaan dan aplikasi geoteknik.

Berkaitan dengan migas, survey refleksi digunakan dalam eksplorasi minyak bumi.
Yakni pada tahap eksplorasi, untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana
sumur nanti akan digali. Tahap penilaaian dan pengembangan; untuk mengestimasi volume
cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik. Pada
fase produksi; untuk memonitor kondisi reservior seperti menganalisis antar fluida reservior
( gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservior.

Maksud dan tujuan dari interpretasi seismik dalam eksplorasi minyak dan gas bumi
adalah untuk menentukan ketabalan suatu lapisan batuan struktur geologi stratigrafi dan
penyebaran lapisan batuan yang akhirnya digunakan menggambarkan struktur bawah
permukaan dalam bentuk peta struktur dan peta struktur dan peta ketebalan.

JENIS-JENIS SEISMIK

1. Seismik refraksi (bias)


Metoda seismik ini mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi
geologi dibawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi pada muka air
tanahdan bagian paling atas formasi bantalan batuab cadas. Grafik waktu datang
gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon memberikan informasi
mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini.informasi ini
kemudian digambarkandalam suatu untuk menunjukkan kedalaman dari muka air
tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan cadas.
2. Seismik refleksi
Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang di perlukan suatu impuls suara untuk
melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali ke
permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip
dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismik refleksi banyak di
manfaatkan untuk keperluan eksplorasi perminyakan, mendeteksi struktur lapisan
tanah ataupun penentuan sumber gempa.

CARA KERJA SEISMIK

Metode seismik merupakan metode geofisika yang sering digunakan dalam


mencitrakan kondisi bawah permukaan bumi, terutama dalam tahap eksplorasi hidrokarbon
dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang mekanik. Prinsip metode seismik yaitu
pada tempat atau tanah yang akan diteliti dipasang geophone yang berfungsi sebagai
penerima getaran. Sumber getar antara lain bisa ditimbulkan oleh ledakan dinamit atau suatu
pemberat yang dijatuhkan ke tanah (Weight Drop). Gelombang yang dihasilkan menyebar ke
segala arah. Ada yang menjalar di udara, merambat di permukaan tanah, dipantulkan lapisan
tanah dan sebagian juga ada yang dibiaskan, kemudian diteruskan ke geophone-geophone
yang terpasang dipermukaan,

Sketsa survei seismik (Landmark, 1995)

Sumber daya alam khususnya minyak bumi (hydrocarbon) adalah sumber daya energi
yang paling dicari dan dibutuhkan oleh umat manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupan
sehari-hari. Untuk itu dalam industri perminyakan membutuhkan teknologi yang tepat guna
untuk mengetahui keberadaan minyak bumi yang berada dibawah permukaan, dengan
mempertimbangkan modal biaya, kecanggihan teknologi, dan akurasi dari hasil eksplorasi
yang dilakukan. Dalam hal ini, metode seismik adalah metode yang paling populer dalam
eksplorasi minyak bumi. Kecanggihan teknologinya dalam bidang akuisisi data, pengolahan
data maupun penunjang interpretasi akan sangat menentukan berhasil atau tidaknya suatu
eksplorasi.

Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan dari
pada seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena seismik refleksi mempunyai kelebihan
dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah
permukaan. Selain itu, seismic refleksi menghasilkan penetrasi yang lebih dalam dari pada
seismik refraksi sehingga akan memberikan informasi yang lebih perlapisan batuan.

Tujuan utama dari suatu survei seismik refleksi adalah memberikan informasi
mengenai geologi bawah permukaan. Metoda seismik refleksi ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
Seismik dangkal (shallow seismic reflection) yang umumnya digunakan dalam
eksplorasi batu bara dan bahan tambang lainnya.

Seismik dalam yang umum digunakan untuk eksplorasi daerah prospek hidrokarbon.
Prinsip dasar dari metoda seismik pantul ini adalah pengiriman sinyal ke dalam bumi,
dan karena adanya bidang perlapisan (bidang kontak) maka bidang tersebut dapat
menjadi bidang pantul (reflektor).
Sinyal yang dikirim melalui alat peledak (S) direfleksikan oleh bidang reflektor oleh
titik refleksi (R), dan sinyal yang dipantulkan direkam oleh detektor berupa geofon
(G). Jika h adalah ketebalan lapisan, maka waktu (t) yang dibutuhkan oleh sinyal
untuk sampai ke detektor adalah :

Untuk satu lapisan :

Untuk dua lapisan :


dimana kecepatan rambat dan waktu dapat diketahui, sehingga ketebalan masing-
masing lapisan dapat dihitung.

Sketsa prinsip dasar seismik refleksi

Kualitas data seismik sangat ditentukan oleh kesesuaian parameter lapangan yang
digunakan dengan kondisi geologi dan kondisi permukaan daerah survei. Disamping itu
parameter lapangan juga harus disesuaikan dengan target eksplorasi yang ingin dicapai. Jadi
keberhasilan suatu survei seismik sangat ditentukan dari desain parameter lapangan
digunakan.
Beberapa parameter lapangan yang harus ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi
lapangan adalah sebagai berikut :

Jumlah dan susunan geopon


Interval sampling
Jumlah bahan peledak dan kedalaman lubang bor
Jarak antar titik tembak
Jarak antara geopon
Geometri penembakan
Filter (high-cut dan low-cut).

Parameter lapangan dirancang berdasarkan data geologi dan data geofisika yang ada,
dan penentuannya dilakukan dengan uji coba secara langsung di lapangan. Parameter dipilih
berdasarkan optimasi keterbatasan parameter lapangan dalam memecahkan problem yang
muncul. Selain itu faktor ekonomis juga merupakan pertimbangan utama dalam optimasi ini.
Berikut ini adalah cara penentuan parameter lapangan :
Analisa noise (gangguan)
Analisa noise ditujukan untuk mendeskripsikan parameter fisis sinyal dan
noise sehingga desain parameter lapangan dapat dilakukan dengan baik. Analisa (test)
noise ini dilakukan paling awal sebelum survei seismik dimulai. Noise adalah
gelombang yang tidak diharapkan dan sering muncul pada saat perekaman seismik.
Biasanya mengganggu sinyal refleksi.

Susunan geopon (array geophone)


Tujuan dari penentuan array geophone ini adalah untuk mendapatkan bentuk
susunan geophone yang dapat berfungsi meredam noise (ground roll) secara optimal
sehingga signal to noise ratio-nya (S/N ratio) tinggi. Untuk menaikkan (S/N
ratio) ground roll harus diredam dengan cara menebarkan geophone.

Test kedalaman dan jumlah dinamit


Tujuan test ini adalah untuk menentukan kedalaman pemboran dan jumlah
dinamit yang paling optimum, artinya dapat memberikan hasil perekaman seperti
yang diharapkan tetapi juga dengan biaya yang ekonomis.

Jarak titik tembak


Untuk melakukan pemilihan jarak terdekat dan terjauh ini, kita kaitkan dengan
target dari survei. Untuk memilih jarak terdekat biasanya digunakan acuan target
terdangkal, sedangkan untuk jarak terjauh kita gunakan acuan target terdalam.

Geometri Penembakan
Informasi struktur geologi dan data geofisika yang ada di daerah penyelidikan
sangat diperlukan untuk menentukan geometri penembakan. Pemilihan cara
penembakan, tergantung pada kedalaman zona prospek dan kompleksitas struktur
bawah permukaan. Pemilihan geometri penembakan berguna untuk memfokuskan
energi seismik sehingga efektifitas sumber menjadi lebih optimal.

Filter (low cut dan high cut)


Penentuan filter low-cut dan high-cut ini kita lakukan pada instrumen yang
kita gunakan. Pemilihan high cut filter dapat ditentukan atas dasar sampling rate yang
digunakan karena sampling rate menentukan besarnya frekuensi aliasing. Pemilihan
besarnya low cut filter ditujukan untuk meredam noise berfrekuensi lebih rendah dari
frekuensi geophone yang digunakan apabila noise tersebut terlalu menenggelamkan
sinyal.

Sampling rate
Penentuan besar kecilnya sampling rate bergantung pada frekuensi maksimum
sinyal yang ingin direkam pada daerah survei tersebut. Tetapi pada kenyataannya,
besarnya sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada kemampuan
instrumentasi perekaman yang digunakan, dan biasanya sudah ditentukan oleh pabrik
pembuat instrumen tersebut. Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas
frekuensi tertinggi yang terekam akibat adanya aliasing.

Dalam pengambilan data di lapangan juga ada banyak hal yang perlu di perhatikan.
Berikut ini adalah prosedur pengambilan data di lapangan :
Pemasangan patok
Sebelum dilakukan pengukuran seismik, maka terlebih dahulu harus
ditentukan posisi koordinat (X, Y, dan Z) dari tiap-tiap titik geophone maupun shot
point. Penentuan koordinat ini dapat dilakukan dengan menggunakan theodolith
ataupun GPS. Titik-titik tersebut, kemudian ditandai dengan patok yang sudah
mempunyai harga koordinat terhadap referensi tertentu.

Pemasangan geophone
Geophone dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan yang akan
dilakukan dan disusun berurutan. Pemasangan geophone diusahakan sedekat mungkin
dengan patok yang sudah diukur koordinatnya.

Pemasangan sumber peledak


Sumber peledak dipasang sesuai dengan rencana tipe penembakan

Persiapan alat perekaman data seismik


Sebelum melakukan penembakan alat perekam harus dicek terlebih dahulu,
sehingga data yang dihasilkan cukup optimal.

Penembakan
Penembakan hanya dapat dilakukan ketika alat perekam data seismik sudah
dilakukan pengecekan dan terpasang dengan baik.

Pencatatan data pengamatan pada observer log


Data pengamatan dan kejadian selama berlangsungnya pengukuran kemudian
disalin pada buku observer log.

CONTOH INTERPRETASI DATA SEISMIK

Interpretasi seismik merupakan hal yang sangat dasar dalam usaha menggambarkan
informasi apa yang ada di bawah permukaan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
penampang perlapisan pada karakterisasi reservoar.

Tujuan dari interpretasi seismik secara umum menurut adalah untuk


mentransformasikan profil seismik refleksi stack menjadi suatu struktur kontinu/model
geologi secara lateral dari subsurface.

Tujuan khusus dari interpretasi data seismik antara lain :

1. Pemetaan Struktur-Struktur Geologi

Untuk pemetaan struktur-struktur geologi pada data seismik, posisi horizon-horizon utama
dan gangguan dipetakan dan bentuk serta posisi sesar diidentifikasi.Tujuannya adalah
untuk memperoleh profil geologi dan untuk memperoleh kedalaman horizon serta
gangguan.

2. Analisis Sekuen Seismik

Tujuan utama dari analisis sekuen seismik adalah :

Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada data seismik

Menentukan sekuen pengendapan dalam waktu

Menganalisis fluktuasi muka air laut


3. Analisis Fasies Seismik

Sekuen seismik dapat juga untuk menyelidiki karakteristik refleksi di dalam suatu sekuen,
yang berhubungan dengan seismik fasies. Tidak hanya waktu sekuen sendimentasi yang
diperoleh namun juga memungkinkan untuk mengambil kesimpulan yang dapat
menggambarkan tentang lingkungan pengendapannya. Tujuan interpretasi seismik khusus
dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah untuk menentukan tempat-tempat
terakumulasinya (struktur cebakan-cebakan) minyak dan gas. Minyak dan gas akan
terakumulasi pada suatu tempat jika memenuhi tiga syarat, yaitu:

a. Adanya Batuan sumber (source rock), adalah lapisan-lapisan batuan yang merupakan
tempat terbentuknya minyak dan gas,

b. Batuan Reservoir yaitu batuan yang permeabel tempat terakumulasinya minyak dan
gas bumi setelah bermigrasi dari batuan sumber,

c. Batuan Penutup, adalah batuan yang impermeabel sehingga minyak yang sudah
terakumulasi dalam batuan reservoir akan tetap tertahan di dalamnya dan tidak
bermigrasi ke tempat yang lain.

Studi Kasus
Dibawah ini adalah contoh interpretasi sederhana yang dilakukan lakukan pada salah
satuline seismik di subprovince hidrokarbon Sumatra Tengah. Interpretasi menunjukkan
adanya struktur geologi sesar dan lipatan. Interpretasi seismik berguna dalam
mengidentifikasi closure (tutupan) hidrokarbon dan mengetahui sejarah dan potensi geologi
dalam menentukan sistem hidrokarbon yang terjadi pada daerah penelitian. interpretasi ini
dapat menjadi model awal bagi geophysicist untuk initial model inversi parameter geofisika
dan digunakan untuk membangun model geologi untuk simulasi bagi reservoar engineer.
Interpretasi Data Seismik 3-D Pada Eksplorasi Minyak Dan Gas Bumi

1. Pendahuluan

Jenis reservoir minyak dan gasbumi saat ini sangat beragam. Sehingga untuk
melakukan eksporasi perlu suatu konsep eksploari yang tepat dan teknologi yang maju.
Seismik merupakan suatu teknologi yang berkembang dalam bidang eksplorasi minyak dan
gasbumi untuk mengetahui kondisi bawah permukaan.

Teknologi eksplorasi yang paling berkembang dalam kegiatan eksplorasi minyak dan
gas bumi adalah seismik. Salah satu jenis survei seismik yang terkenal dan banyak digunakan
adalah seismik 3-D. Survei seismik merupakan salah satu metode geofisika dengan
menangkap respon batuan terhadap gelombang akustik yang diberikan. Tahapan kegiatan
survei seismik adalah akuisisi, prosesing, dan kemudian dilanjutkan kegiatan interpretasi.
Hasil yang diperoleh dari survei 3-D adalah berupa data volum atau 3-D. Tujuan dari
penyusunan karya ini adalah mempelajari kelebihan data seismik 3-D daripada 2-D,
mengetahui prinsip interpretasi struktur geologi dan stratigrafi dari data seismik 3-D, dan
mengidentifikasi kehadiran hidrokarbon dari kenampakan data seismik.

2. Konsep Dasar Seismik Refleksi


Pulsa seismik merambat melewati batuan dalam bentuk gelombang elastis yang mentransfer
energi menjadi pergerakan partikel batuan. Dimensi dari gelombang elastik atau gelombang
seismik jauh sangat besar dibandingkan dengan dimensi pergerakan partikel batuan tersebut.
Meskipun begitu, penjalaran gelombang seismik dapat diterjemahkan dalam bentuk
kecepatan dan tekanan partkel yang disebabkan oleh vibrasi selama perjalanan gelombang
tersebut. Kecepatan gelombang didalam batuan umumnya bernilai ribuat feet per menit,
dimana pergerakan partikel mengalirkan energi yang terjadi menentukan kecepatan
gelombang seismik dalam batuan tersebut (Sukmono, 1999).

Menurut Sukmono (1999) energi seismik yang terus menjalar kedalam bumi tersebut akan
diserap dalam tiga bentuk berikut Divergensi spherical, Absobsi atau Q dan terpantulkan.
Impedansi akustik didefinisikan sebagai kemampuan batuan untuk melewatkan gelombang
seismik yang melaluinya. Impedansi Akuistik (IA) yang merupakan hasil perkalian antara
densitas () dan kecepatan (V).

3. Akuisis, Prosessing, dan QC Data Seismik 3-D

Fold coverage adalah jumlah pantulan signal yang mengenai suatu bidang pantul pada
batuan. Semakin banyak jumlah pantulan signal pada suatu bidang, maka diharapkan semakin
baik kualitas data yang dihasilkannya (Azman, 2009).

Kegiatan akuisisi data seismik dengan sumber getar berupa handak meliputi kegiatan desain
survey, topografi, pengeboran, pengisian bahan peledak, penutupan lubang, perekaman,
kontrol kulaitas.

Pengolahan data seismik dasar meliputi editing geometri, koreksi statik, automatic gain
control, dekonvolusi (pre-stack), analisa kecepatan dan koreksi NMO, pembobotan tras,
stack, post-stack deconvolution, migrasi F-K (F-K Migration), data output.

Menurut Azman (2009) Kualifikasi kualitas rawdata adalah:

Good: Frekuensi sinyal dan energi tinggi, kandungan noise yang sangat sedikit/tidak ada.

Fair: Frekuensi sinyal dan energi tidak begitu tinggi, terdapat kandungan noise yang tidak
begitu banyak.
Poor: Frekuensi sinyal dan energi rendah, kandungan noise dominan.

4. Interpretasi Struktur Geologi

Interpretasi, menurut Sheriff (1995), mengandung pengertian determinasi atau


penerjemahan makna geologi yang diturunkan dari data seismik. Interpreter Sismik 3D
bekerja dengan sebuah data volume. Normalnya itu selesai dengan mempelajari beberapa
diantaranya dari three orthogonal slice yang melewati suatu volume. Interpreter struktur
membutuhkan kemampuan memutuskan kapan mengunakan penampang horizontal dan
kapan mengunakan irisan vertikal dalam perjalanan sebuah kegiatan interpretasi menyeluruh
(Brown, 2004).

Gambar 1. Ilustrasi Pembutan Peta Kontur Struktur Dengan Mengunan Penampang


Horisontal

Bila dibandingkan antara hasil pemetaan struktur 2-D dan 3-D akan terlihat bahwa kasus 3-D
struktur sesar dapat dipetakan lebih rinci. Pada potongan horisontal seismik 3-D kelurusan
terminasi refleksi mengindikasikan jurus dari sesar, sehingga piking sebuah sesar pada suatu
urutan potongan horizontal dapat menghasilkan peta bidang sesar. Pada prakteknya, tahapan
identifikasi awal struktur sesar mayor sebaiknya dilakukan pada penampang vertikal dengan
spasi cukup lebar. Sesar-sesar tersebut saling berhubungan kemudian ditentukan dengan
mengunakan penampang horizontal.
5. Interpretasi Stratigrafi

Pada saat penampang vertikal seismik memotong sebuah obyek stratigrafi biasanya akan
ditemukan suatu anomali kecil dari karakter atau amplitud. Sebaliknya, penampang horisontal
mengambarkan penyebaran spasial dari anomali tersebut sehingga bentuk karakteristiknya
bisa dikaitkan dengan lebih mudah pada obyek geologi terkait.

Gambar 2. Penampang Horisontal Pada 196 ms di Teluk Thailand Menunjukkan Meandering


Stream Channels (Brown, 2004)

6. Identifikasi Kehadiran Hidrokarbon Dari Data Seismik

Tanda-tanda adanya suatu minyak dan gas bumi di dalam bumi dari penampang seismik yaitu
diantanaya adanya anomali amplitudo yang disebabkan oleh perubahan impedansi akustik,
adanya flat spot, dim spot dan bright spot yang ditumbuhkan oleh adanya kontak langsung
antara gas/minyak, gas/air maupun minyak/air dalam batuan yang berpori, dan adanya daerah
dengan data yang jelek yang kadang disebabkan oleh adanya minyak maupun gas bumi
didaerah tersebut.
Gambar 3. Penampang Dual Polarity Yang Menunjukkan Bright Spot pada 1.62 dan 1.72 S
Serta Flat Spot pada 1.72 S. (Brown, 2004)

Anda mungkin juga menyukai