Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

A. LATAR BELAKANG
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer. Penelitian geofisika
untuk mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran
di atas permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh
batuan di dalam bumi.
Metode geofisika sendiri dalam dunia pertambangan ialah metode
yang sangat berpengaruh penting untuk kelancaran dunia tambang,
dikarenakan metode geofisika dapat dengan mudah mengetahui selut belut
dibawah permukaan bumi baik secara vertical maupun horizontal. Dan secara
umum metode geofisika terbagi menjadi dua bagian yakni metode pasif dan
aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami dalam bumi
sedangkan Metode aktif dilakukan dengan membuat medan gangguan
kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami yang
dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta
radiasi radioaktifitas bumi.
Pertambangan yang sering menggunakan metode geofisika yakni
tambang yang berhubungan dengan permukaan bumi atau tambang bawah
tanah, sebab dengan memasukkan metode geofisika sebelum melakukan
kegiatan penambangan seorang penambang itu sendiri dapat dengan mudah
mengetahui jenis batuan apa yang ada dalam permukaan bumi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Penerapan metode geofisika dalam dunia pertambangan
2. Macam-macam metode geofisika dalam dunia pertambangan

C. TUJUAN
Untuk mengetahui kegunaan dan proses metode geofisika dalam dunia
pertambangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENERAPAN METODE GEOFISIKA DALAM DUNIA


PERTAMBANGAN
Penyelidikan geofisika yang telah dilakukan oleh Kelompok Program
Penelitian Bawah Permukaan pada tahun 2009 baik yang ditunjang oleh dana
APBN maupun merupakan bimbingan teknis/kerjasama dengan pihak ketiga,
antara lain meliputi penyelidikan mineral logam dan panas bumi. Selama ini
penerapan metoda geofisika secara terpadu maupun individu untuk beberapa
tipe mineralisasi yang berbeda telah menunjukan hasil-hasil yang baik
dansangat membantu para ahli kebumian dalam menafsirkan dan melokalisir
daerah mineralisasi logam.
Dalam eksplorasi endapan batubara, metoda geofisika sangat
membantu baik dalam survei regional sampai semi regional dalam
menentukan batas-batas suatu cekungan sedimentasi yang berkaitan dengan
pengendapan batubara, struktur geologi yang mempengaruhi terhadap
kontinuitas penyebaran batubara, ketebalan dan intrusi batuan yang
mempengaruhi terhadap kualitas batubara (kalori). Pada eksplorasi panas
bumi , metoda geofisika berperan sangat besar dalam menentukan keberadaan
suatu sistim panas bumi ( sumber panas, reservoar, lapisan penudung), luas
daerah prospek, dan potensi sumber daya panas bumi. Selain itu metoda
geofisika juga sangat intensif digunakan pada disiplin ilmu lainnya, seperti
pada eksplorasi minyak dan gas bumi, geologi teknik, hidrogeologi,
aekeologi/kepurbakalaan dan akhir-akhir ini.dalam pencarian harta terpendam
Peran geofisika yang besar tersebut akan berhasil dengan baik bila penerapan
metoda geofisika dilakukan setelah penyelidikan geologi rinci dilakukan,
tidak seperti saat ini penyelidikan geologi dan geofisika dilakukan bersamaan
sehingga perencanaan dan penerapan metoda sering kurang tepat dan hasilnya
tidak memuaskan.
Pemboran dilakukan baik secara vertikal maupun pemboran miring
sesuai dengan target perlapisan batubara. Pemboran yang dilakukan
menggunakan metoda touch coring dan full corring sesuai target kedalaman
perlapisan batubara dan kebutuhan akan analisa geoteknik terhadap perlapisan
batuan pengapit batubara.
Pemboran open hole menggunakan batang bor NQ (diameter dalam
60.3mm) sedangkan touch coring dengan batang bor HQ (diameter
dalam 77.8mm). Pada beberapa titik dilakukan pemboran twin holes
untuk mendapatkan kedalaman batubara yang akurat sebelum
dilakukan coring, maksudnya adalah pemboran pertama dengan
menggunakan metode open hole, kemudian dilanjutkan dengan
logging geofisika untuk mendapatkan kedalaman batubara.
B. MACAM-MACAM METODE GEOFISIKA
Survey geofisika untuk mendapatkan informasi bawah permukaan untuk
kepentingan penelitian, eksplorasi, dan eksplotasi mempunyai metode-
metode, yaitu :
1. Metode Geomagnetik
2. Metode Geolistrik / Metode Resistivity
3. Metode Seismik
4. Metode Gravitasi
5. Metode Elektromagnetik
6. Metode GPR (Ground Probing Radar)
Metode diatas memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam
proses. Berikut akan dijelaskan masing-masing :
a. Metode Seismik
Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam
tanah dan kemudian direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan
lapisan tanah atau batas-batas batuan. Terdapat dua macam metoda dasar
seismik yang sering digunakan, yaitu seismik refraksi dan seismik
refleksi.
1) Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak
tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan
pertama (first break) diabaikan,sehingga sebenarnya hanya data first
break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar
dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
material dan dikenal sebagaiparameter elastisitas batuan.
2) Sedangkan dalam seismik refleksi, analisis dikonsentrasikan pada
energi yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum,
sinyal yang dicari adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan
dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan. Analisis yang
dipergunakan dapat disamakan dengan ‘echo sounding’ pada teknologi
bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga
dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo gelombang refleksi yang
direkam.Struktur bawah permukaan dapat cukup kompleks, tetapi
analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik refraksi, yaitu
analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
1. Metode Seismik untuk Eksplorasi Mineral Bijih
Umumnya metode seismik dalam eksplorasi bijih besi digunakan
sebagai penentuan struktur bawah permukaan. Penggunaan metode
seismik refleksi dangkal (shallow seismic reflection) dapat mendeteksi
variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis yang
relevan, yaitu kecepatan seismik. Dapat menghasilkan citra
kenampakan struktur di bawah permukaan. Dapat dipergunakan untuk
membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa kenampakan
pengendapan. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat
diketahui dari metode seismic.
2. Metode Seismik untuk Eksplorasi Batubara
Dalam eksplorasi batubara umumnya seismik refleksi digunakan untuk
struktur geologi lapisan batubara. Secara fisis, batubara dicirikan
dengan densitas dan kecepatan gelombang P (Vp) yang sangat rendah
dibandingkan dengan lapisan penutupnya. Dikarenakan memiliki
densitas dan Vp yang sangat rendah, maka pada rekaman seismik,
batubara akan menunjukkan respon amplitudo yang mencolok. Oleh
karena itu, walaupun ketebalan batubara yang umumnya tipis, akan
tetapi karena adanya respon amplitudo yang mencolok tersebut maka
batas resolusinya menjadi λ/8 bukan lagi λ/4. Untuk eksplorasi
batubara dengan target yang dangkal, maka metode seismik yang tepat
untuk diterapkan adalah High Resolution Seismic, dimana rentang
frekuensi dominan-nya antara 50-10Hz.
3. Metode Seismik untuk Eksplorasi Air Tanah
Untuk pencarian air tanah bisanya digunakan metoda seismik refraksi
karena lebih efektif untuk target yang lebih dangkal. Dengan
Mengukur gelombang datang yang dipantulkan sepanjang formasi
geologi dibawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya terjadi
pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan
cadas.
4. Metode Seismik untuk Eksplorasi Hidrokarbon
Metode seismic pada proses eksplorasi hydrocarbon digunakan untuk
pemetaan subsurface. Dari data seismic terpantul akan didapatkan
stratigrafi daerah bawah permukaan dan struktur geologi yang
berkembang disuatu tempat. Dari data struktur tersebutlah akan
diinterpretasikan daerah yang berpotensi menyimpan minyak
dikarenakan banyak minyak terjebak disuatu struktur geologi seperti
antiklin dan juga sesar.
b. Metode Elektromagnetik
Metode elektromagnetik ini biasanya digunakan untuk eksplorasi benda-benda
konduktif. Kegunaan metode elektromagnetik ini yaitu untuk menentukan
kontras konduktivitas bawah permukaan berdasarkan perubahan dalam kualitas
air tanah dan tipe tanah dan batuan. Perubahan komponen-komponen medan
akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan struktur bawah
permukaan.
Keunggulan metode seismik dengan metode geofisika yang lain:
1) Mobilitas yang tinggi dan pengambilan data yang cepat.
2) Resolusi dan penafsiran data cepat di lapangan.
3) Aksesibilitas yang tinggi, dan sangat efektif dalam analisa dari
konduktivitas tinggi.

Keunggulan metode elektromagnetik dengan metode geofisika yang lain:

1) Mudah dipengaruhi oleh permukaan atau sumber-sumber daya bawah


permukaan (Instrumen merekam banyak noise dari induksi gelombang
elektromagnetik dari permukaan maupun luar permukaan)
2) Resolusi vertikal kurang dibandingkan metode lain.
1. Metode Elektromagnetik untuk Eksplorasi Hidrocarbon
Metode Elektromagnetik merupakan metode elektromagnetik pasif
yang melibatkan pengukuran fluktuasi medan listrik dan medan magnet
alami yang saling tegak lurus di permukaan bumi yang dapat digunakan
untuk mengetahui nilai konduktivitas batuan di bawah permukaan bumi
dari kedalaman beberapa meter hingga ratusan kilometer.
Induksi medan magnet di bawah permukaan bumi dihubungkan
dengan medan EM dan resistivitas batuan. Pada umumnya, kebanyakan
batuan adalah konduktor yang buruk. Resistivitas batuan tersebut akan
besar secara ekstrim jika batuan tersebut bersifat kompak. Sehingga
dalam eksplorasi Minyak bumi metoda Elektromagnetik (MT) mampu
memetakan struktur geologi serta menampilkan zona interest
berdasarkan kontras tahanan jenis material bawah permukaan secara
baik serta sejalan dengan data pendukung.
2. Metode Elektromagnetik untuk Eksplorasi Air Tanah
Metode Elektromagnetik merupakan salah satu metode geofisika yang
biasa digunakan dalam investigasi air (hidrogeofisika). Metode ini
mempunyai resolusi yang cukup baik untuk menganalisis kondisi bawah
permukaandan menentukan bidang batas (interface) serta jumlah lapisan
berdasarkan variasi resistivitas listriknya. Arus induksi pada tanah
didifusikan ke bawah dan akan menjalar ke bawah permukaan
(subsurface) sehingga akan menghasilkan medan magnetik sekunder
yang diukur di permukaan dengan oleh sebuah receiver. Sifat resistivitas
listrik batuannya sangat dipengaruhi oleh jumlah air, kadar garam, dan
bagaimana cara air didistribusikan ke dalam batuan. Batuan yang pori-
porinya terisi air, nilai resistivitas listriknya berkurang dengan
bertambahnya kandungan air. Oleh karena itu, keberadaan air dalam
batuan akan memberikan kontras nilai resistivitas yang berbeda dengan
daerah sekitarnya. Sehingga didapatkan indikasi adanya daerah
konduktif dengan nilai rapat arus ekivalen yang tinggi
3. Metode Elektromagnetik untuk Eksplorasi Batubara
Daerah yang kaya akan batubara, banyak bersinggungan dengan area rawa.
Rawa yang terdiri dari unconsolidated soil. Endapan rawa yang tebal
menimbulkan kesulitan baik dalam hal akses eksplorasi maupun dalam usaha
eksploitasi batubara. Metode Metode Elektromagnetik dapat membandingkan
perbedaan konstanta dielektrik yang dominan antara objek satu dengan yang
lainya. Batubara mempunya nilai konstanta dielektrik yang tidak jauh dengan
lapisan atau batuan lain seperti pasir,lempung dan lainya. Frekuensi
gelombang radio yang tinggi memungkinkan gelombang radio
mengidentifikasi lapisan yang tipis, termasuk didalamnya endapan rawa.
Penetrasi gelombang radio yang dangkal dan mampu mengidentifikasi lapisan
yang tipis tersebut sesuai dengan kebutuhan identifikasi dimensi rawa pada
area potensi batubara. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum
melakukan analisis lanjut(frekuensi dan spectrum lain) terdapat batubara
disuatu lokasi survey dalam pengukuran yaitu perlu adanya data-data tambahan
seperti informasi geologi(outcrop,struktur lokal), range kalori dari batubara
dan juga informasi stratigrafi jika memunkginkan. Informasi-informasi
tersebut merupakan hal yang ideal untuk dijadikan pendukung interpretasi dan
identifikasi batubara tetapi dilapangan tidak semua informasi tersebut tersedia
sehingga diperlukan analisis lanjut yang bisa mewakili dan membedakan
antara lapisan satu dengan yang lainya.
4. Metode Elektromagnetik untuk Eksplorasi Mineral Bijih
Endapan biji besi sering menunjukkan kemampuan konduktivitas yang
sangat rendah dan umumnya sangat kering, hal ini menjadikannya bijih
besi merupakan bahan yang ideal untuk penilaian sumber daya. Metode
elektromagnetik (EM) memanfaatkan perubahan komponen-komponen
medan akibat variasi konduktivitas dimanfaatkan untuk menentukan
struktur bawah permukaan. Suatu sumber medan magnet diinduksikan
ke dalam bumi. Adanya bijih besi dibawah permukaan akan
mempolarkan medan magnet. Dengan menjumlahkan medan magnet
primer dan sekunder maka ada/tidaknya mineral bijih besi dapat
diketahui
c. Metode GPR (Ground Probing Radar)
Metode ground penetrating radar atau georadar merupakan salah satu
metode geofisika yang mempelajari kondisi bawah permukaan
berdasarkan sifat elektromagnetik dengan menggunakan gelombang radio
dengan frekuensi antara 1-1000 MHz. Georadar menggunakan gelombang
elektromagnet dan memanfaatkan sifat radiasinya yang memperlihatkan
refleksi seperti pada metode seismik refleksi.
Pengukuran dengan menggunakan GPR ini merupakan metode yang tepat
untuk mendeteksi benda benda kecil yang berada di dekat permukaan
bumi (0,1-3 meter) dengan resolusi yang tinggi yang artinya konstanta
dielektriknya menjadi rendah.
Ada tiga jenis pengukuran yaitu refleksi, velocity sounding, dan
transiluminasi. Pengukuran refleksi biasa disebut Continuous Reflection
Profiling (CRP). Pengukuran velocity Sounding disebut Common Mid
Point (CMP) untuk mementukan kecepatan versus kedalaman, dan
transiluminasi disebut juga GPR Tomografi.
1. Metode GPR untuk Bangunan dan Keteknikan
Metode ini dapat digunakan untuk perencanaan letak fondasi dengan
memperhatikan batuan dasarnya yang cukup keras, karena
kemampuannya yang tidak terlalu dalam maka metode ini digunakan
untuk kepentingan fondasi bangunan. Selain hal itu, metode ini juga
digunakan untuk memeriksa jaringan pipa bawah tanah dan juga
retakan dari suatu fondasi bangunan.
2. Metode GPR untuk Arkeologi
Untuk proses pencarian situs situs kebudayaan yang telah terkubur
maka metode ini sangat baik digunakan dikarenakan cakupan yang
luas dan juga rasio kedalaman yang sangat dangkal, sehingga banyak
proses pencarian situs situs kebudayan yang telah tertimbun
menggunakan metode ini.
3. Metode GPR untuk Eksplorasi Sumber Daya
Metode ini sangat tidak disarankan untuk melakukan survey sumber
daya baik hidrokarbon,tambang, dan geothermal yang biasanya
mempunyai kedalaman yang cukup dalam.
4. Metode Gaya Berat/Gravity
Metode Gravity (gaya berat) dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah
permukaan berdasarkan perbedaan rapat masa cebakan mineral dari daerah
sekeliling. Metode ini adalah metode geofisika yang sensitive terhadap
perubahan rapat massa secara lateral, oleh karena itu metode ini disukai
untuk mempelajari kontak intrusi, batuan dasar, struktur geologi, endapan
sungai purba, lubang di dalam masa batuan, shaff terpendam dan lain-lain.
Keunggulan metode gravitasi dengan metode geofisika yang lain:
 Relatif lebih murah
 Bersifat non dekstruktif
 Instrumen yang ideal (gravimeter kecil dan portable)

Kelemahan metode gravitasi dengan metode geofisika yang lain:

 Metode dengan tingkat ambiguitas yang tinggi


 Perlu adanya pemahaman geologi yang mendalam dengan metode
lainnya Pengolahan data gravitasi yang lebih rumit dan memakan
waktu yang cukup lama dari pada metode lainnya
5. Metode Gaya Berat untuk Eksplorasi Minyak Bumi
Metode diatas banyak digunakan untuk eksplorasi minyak dan gas
Bumi. Kendala yang dihadapi dari survei seismik ketika harus
memetakan basement yang kedalamanya sering tidak diprofilkan oleh
data seismik. Survei gravity secara sederhana akan menghitung variasi
dan perbedaan gaya gravitasi bumi yang disebabkan variasi densitas
pada struktur geologi yang berbeda. Setiap formasi batuan memiliki
percepatan gravitasi yang berbeda-beda bergantung pada massa dari
batuan tersebut. Formasi batuan yang membentuk trap dengan massa
rendah seperti saltdome dapat dideteksi dengan gravity karena
percepatan gravitasinya lebih rendah daripada percepatan gravitasi
normal. Formasi batuan yang membentuk trap dengan massa besar
yang berada dekat permukaan seperti anticline dapat dideteksi karena
percepatan gravitasi nya lebih tinggi daripada percepatan gravitasi
normal.

6. Metode Gaya Berat untuk Eksplorasi Air Tanah


Penggunaan metode gravitasi tidak efektif karena air tidak memiliki anomali . Air
relatif dapat menembus semua lapisan batuan, sehingga tidak ada yang namanya
jebakan air. Karena metode ini menganggap air yang terkandung dalam suatu
batuan dianggap sebagai massa dari batuannya itu sendiri.
7. Metode Gaya Berat untuk Eksplorasi Bijih Besi
Masing-masing mineral tambang/endapan bijih besi memiliki densitas yang
berbeda-beda. Karena itulah maka bila terdapat variasi mineral di suatu
lingkungan homogen, maka akan terdapat anomali yang berbeda sehingga
dapat diperkirakan mineral yang terkandung didalamnya. Beberapa endapan
seperti bijih besi dapat dideteksi dengan metoda gaya berat (gravity), tapi
hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak dapat langsung
mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti.

8. Metode Gaya Berat untuk Eksplorasi Batubara


Dalam eksplorasi batubara metoda gayaberat dapat diterapkan guna mengkaji
keberadaan struktur dan cekungan yang diperkirakan mengandung lapisan
batubara. Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya
perbedaan rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang
berupa suatu massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan
akan menyebabkan terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Karena
Densitas dari batubara sendiri ummnya lebih rendah dari batuan sekitarnya
maka lapisan batubara ini akan mempunyai kontras densiti yang jelas
(significant) pada saat dideteksi oleh gravimeter.
e. Metode Geomagnetik
Metode ini adalah metode survey geofisika yang digunakan dengan
memanfaatkan sifat kerentanan kemagnetan dari tipe-tipe batuan. Metode ini
didasarkan pada variasi intensitas dari magnetic dipermukaan.
Kelebihan metode ini :

 Metode ini sensitive terhadap perubahan vertikal, umumnya digunakan


untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya
akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Umumnya tubuh intrusi, urat
hydrothermal kaya akan mineral ferromagnetic(Fe3O4, Fe2O3) yang
memberi kontras pada batuan sekelilingnya.
 Mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila
dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu efektif digunakan untuk
mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potensi Geothermal.
 Data akuisisi dan data prosesing dilakukan tidak serumit metoda gaya
berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan
anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomali
magnetik yang ingin diselidiki.

Kekurangan metode magnetik dibanding metode yang lain:

 Setiap jenis batuan di bumi walaupun dalam pengklasifikasian atau


penamaannya sama, dapat saja mempunyai sifat dan karakteristik yang
spesifik akibat peristiwa geologi yang dialaminya. Sehingga bisa memberikan
data yang didapat bisa berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya di bawah
permukaan.
1. Metode Geomagnetik untuk Eksplorasi Minyak Bumi/ Hidrocarbon.
Eksplorasi Migas menggunakan metode geomagnetik digunakan
dalam skala regional untuk mengetahui tipe batuan yang menjadi basement.
Tipe batuan beku dan metamorf akan mempunyai tingkat kemagnetan yang
cukup tinggi dikarenakan mempunyai kandungan unsur besi yang banyak,
berbeda dengan batuan sedimen yang memiliki sedikit sekali unsur besi.
Penelitian regional menggunakan metode ini untuk mengetahui seberapa tebal
lapisan sedimen yang semakin tebal akan semakin baik untuk menjadi
reservoir ataupun source rock dari hidrokarbon.
2. Metode Geomagnetik untuk Eksplorasi Batubara.
Eksplorasi batubara menggunakan metode geomagnetic sangat tidak
menguntungkan dikarenakan tipe batuan ini mempunyai tipe kemagnetan
yang kecil serta mekanisme pengendapannya yang berupa sedimentasi Survei
Geomagnet untuk batubara berbeda dengan survey untuk eksplorasi mineral
seperti biji besi,mangan,dan lainya. Karakter sebaran batubara (endapan) yang
menyebar horizontal dan berbentuk lapisan membuat design pengukuran dan
plan nya berbeda.
3. Metode Geomagnetik untuk Eksplorasi Bijih Besi.
Metode dinilai menjadi metode paling efektif untuk mengeksplorasi
bijih besi dengan memisahkan batuan dengan nilai magnetic tinggi dan
rendah, biji besi sendiri adalah mineral dengan sifat kemagnetan
ferromagnetic. Harga k (suscepbilitas) semakin besar apabila batuan banyak
mengandung mineral bijih. Secara geologi mineral bijih terbentuk pada proses
mineralisasi batuan beku (andesit,vulkanik,dll) dan lokasi keberadaan bijih itu
sendiri didaerah yang memunyai jalur pegunungan dan daerah aktif dan
aksesnya lumayan lebih sulit jika dibandingkan dengan mineral lain. Kalau
batubara dan mangan di dekati dengan pemisahan batuan beku dan batuan
sedimen tetapi biji besi susah tapi lebih banyak mudahnya karena biji besi
dominan melekat pada zona mineralisasi batuan beku sehingga perbedaan
kemagnetan dari batuan beku dengan biji besi sendiri tidak terlalu jauh
sehingga di butuhkan pemodelan yang lebih rumit dan melakukan pemodelan
susceptibilitas untuk membedakan range nilai kemagnetan batuan beku dan
biji besi.
4. Metode Geomagnet untuk Eksplorasi Air Tanah
Air tanah dapat menyebabkan suatu endapan yang menimbulkan arus
lemah (battery action). Arus ini akan menghasilkan medan magnet.
Pengukuran-pengukuran tegangan (voltase) secara sistematis di permukaan
dapat memperlihatkan suatu perubahan yang signifikan jika terdapat
mineralisasi di bawah permukaan sehingga akan terjadi perubahan nilai
susceptibilitas batuannya.
5. Metode Geomagnet untuk Bidang Keteknikan/Kebencanaan
Dalam bidang kebencanaan, metode magnetik bisa digunakan untuk
mencari pipa pembuangan limbah bawah permukaan, tangki minyak bawah
permukaan, kapal/ferry yang tenggelam di laut, dan lain-lain. Metode
geomagnet dapat mendeteksi atau menentukan lokasi sesar yang sudah
tertimbun didalam sedimen. Selain itu, metode geomagnetic digunakan untuk
melihat kegiatan vulkanisme, ketika magma mulai naik maka terjadi proses
pemanasan oleh magma yang akan mengurangi nilai kemagnetannya dan
sebaliknya apabila magma mulai mendingin maka akan terbentuk mineral-
mineral yang kaya akan kandungan besi.
 Metode Geolistrik/Resistivity
Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya di dalam bumi
dan bagaiman cara mendeteksinya di permukaan bumi. Keunggulan metode
geolistrik dengan metode geofisika yang lain:
6. Metode Geolistrik untuk Eksplorasi Air Tanah
Metode geolistrik yang paling tepat untuk digunakan dalam pencarian
reservoir air tanah adalah metode tahanan jenis/resistivitas, karena metode ini
lebih efektif untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal yaitu pada kedalaman
sekitar 30-150 meter. Parameter yang diukur adalah harga resistensi batuan
dimana batuan yang mengandung banyak air memiliki konduktivitas semakin
besar, sehingga resistivitasnya akan semakin kecil. Begitu pula sebaliknya,
konduktivitas akan semakin kecil jika kandungan air dalam batuan semakin
sedikit, sehingga resistivitasnya akan semakin besar. Berdasarkan nilai tahanan
jenis sebenarnya, dapat diinterpretasi jenis batuan, kedalaman, ketebalan, dan
kemungkinan kandungan air bawah tanahnya. Dengan demikian dapat diperoleh
gambaran daerah-daerah yang berpotensi mengandung air tanah. Untuk
membatasi zona yang berpotensi mengandung air tanah, dilakukan analisis
spasial dengan memadukan peta ketebalan akuifer dan overburden, peta
kemiringan lereng (slope), peta kelurusan (lineament), dan peta drainase sehingga
menghasilkan peta potensi air tanah.
7. Metode Geolistrik untuk Eksplorasi Minyak Bumi
Metode ini sangat jarang digunakan karena memiliki kelemahan yaitu
jarak yang dapat ditembus hanya berkisar 1000 – 1500 kaki dibawah permukaan
padahal reservoir minyak memiliki kedalaman yang berkisar jauh lebih dalam,
akan tetapi apabila kasusnya merupakan reservoir dangkal maka metode ini dapat
digunakan.
8. Metode Geolistrik untuk Eksplorasi Batubara
Salah satu metoda geofisika yang dapat digunakan untuk memperkirakan
keberadaan dan ketebalan batubara di bawah permukaan adalah metoda geolistrik
tahanan jenis. Metoda geolistrik dapat mendeteksi lapisan batubara pada posisi
miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan di bawah permukaan akibat perbedaan
resistansi perlapisan batuan yang satu dengan yang lain, karena pada umumnya
batubara memiliki harga resistansi tertentu.

9. Metode Geolistrik untuk Eksplorasi Mineral Bijih


Dalam eksplorasi mineral atau bijih besi digunakan metode geolistrik
polarisasi terimbas. Metode polarisasi terimpas ini mampu mengukur nilai
chargeability atau kemampuan suatu medium untuk menyimpan muatan.
Mengenai polarisasi yang terjadi pada batuan dan tanah adalah melingkupi
penyebaran atau difusi ion-ion menuju mineral-mineral logam dan pergerakan
ion-ion di dalam pore-filling elektrolit. Yang menjadi efek utama atau
mekanisme utama yang terjadi dalam suatu proses polarisasi adalah polarisasi
elektroda atau electrode polarization. Sehingga adanya kandungan mineral
logam dalam batuan akan meningkatkan nilai chargeability batuannya.
BAB III
PENUTUP

B. KESIMPULAN
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi.

C. SARAN

Metode geofisika dalam bidang pertambangan sangatlah efektif


dikarenakan dengan adanya metode geofisika penambang dapat mengetahui
selut belut yang ada di bawah permukaan bumi baik itu secara horizontal
maupun vertical.
DAFTAR PUSTAKA
Agam, R, 2009. Menulis Karya Ilmiah, Yogyakarta. Familia Pustaka Keluarga,182h.
Ashby, M., 2000. How to Write a Paper. EngineeringDepartment, University of
Cambridge, 38p.
Claerbout, J., 1995. Scrutiny of the Introduction. http://sepwww.stanford.edu/
sep/prof/ intro.html, 4p. Ernst, M., 2009. Writing a Technical Paper.
http://www.cs.washington.edu/ homes/mernst/advice/write-technical-
paper.html, 6p.
Glover, J.E., 1993. Style: an Introduction to Writing for Geologists, Australian
Institute of Geoscientists, 56p. Landes, K.K., 1966. A Scrutiny of the
Abstract, II.
Geological Notes, Bulletin of the American Association of Petroleum
Geologists, Vol. 50, p. 1992. \
Mumpton, F.A., 1990. The Universal Recipe or How To Get Your Manuscript
Accepted By Persnickety Editors. Clay and Clay Minerals, Vol. 38, No.
6, p.631-636.
Yates, S.J., Williams, N. and Dujardin, A.F., 2005. Writing geology :
Keycommunication competencies for geoscience. Planet No. 15, p. 36-
41.
Phillips, S. W., J. T. Rutledge, L. S. House, and M. C. Fehler (2001), “Induced
Micro Earthquake Patterns in Hydrocarbon and Geothermal Reservoirs: A
Review”: PAEGEOPH, LAUR. Pp 63-69
Telford, W.M., Geldart L.P. dan Sheriff R.E., D.A. Keys. 1990. Applied
Geophysics 2nd Edition : Cmbridge University Press. pp 219-285

Anda mungkin juga menyukai