Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan primer atau
mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali
mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup perkembang dengan cita-cita untuk
maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep pandangan hidupnya. Dalam
pengertian sederhana dan umum makna pendidikan adalah usaha sadar manusia
untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik
jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakt dan
agama.
Penulis akan memberikan penjelasan dan pembahasan mengenai pendidikan
dan pembentukan karakter, yang didalamnya akan dibahas secara singkat tentang
pendidikan dan pembentukan karakter dan hubungan antara pendidikan dan
pembentukan karakter. Karena pendidikan karakter merupakan hal yang paling
penting dan mendasar untuk membentuk suatu manusia yang ideal dan cerdas.
Urgensi pendidikan karakter memiliki fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang, harus diselenggarakan secara sistematis
guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan
karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun
dan berinteraksi dengan masyarakat.
Dalam konteks keindonesiaan, penerapan pendidikan karakter merupakan
kebutuhan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Karena melihat fakta dilapangan
akhlak dan moral, banyaknya terjadi penyimpangn moral merupakan salah satu
alas an mengantar pendidikan karakter dalam ranah pendidikan dengan mengacu
pada cita-cita bangsa. Diharapkan melalui pendidikan karakter ini, akan
tercapainya tujuan pendidikan bangsa yang cerdas dan berakhlak muliaserta
menjadi manusia yang seutuhnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian nilai akhlak, moral, etika, karakter dan kepribadian ?
2. bagaimana tujuan pendidikan karakter dan kepribadian ?
3. bagaimana aspek-aspek kepribadian ?
4. Bagaimana ciri-ciri kepribadian ?
5. Bagaimana hubungan karakter dan kepribadian ?
6. Bagaimana dimensi-dimensi karakter yang baik ?
7. Bagaimana saluran-saluran pendidikan karakter ?

C. TUJUAN
1. Memahami pengertian nilai akhlak, moral, etika, karakter dan kepribadian.
2. Memahami tujuan pendidikan karakter dan kepribadian.
3. Memahami aspek-aspek kepribadian.
4. Memahami ciri-ciri kepribadian.
5. Memahami hubungan karakter dan kepribadian.
6. Memahami dimensi-dimensi karakter yang baik.
7. Memahami saluran-saluran pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Akhlak
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki
arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah akhlak adalah daya
kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipikir dan direnungkan lagi. (Azyumadi, 2002. 203-204)
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, bahwa akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan
perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2. Moral
Secara bahasa dibentuk dari kata mores yang artinya adat kebiasaan.
Moral ini selalu dikaitkan dengan ajaran baik/buruk yang diterima
umum/masyarakat.
Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menentukan batas-batas sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan
yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk.
Secara umum bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk
memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik
atau buruk, benar atau salah.
3. Etika
Dalam encyclopedia Britanica, etika dinyatakan sebagai filsafat moral,
yaitu studi yang sistematik mengenai sifat dasar dari konsep-konsep nilai baik,
buruk, harus, benar, salah dan sebagainya. Selain itu, etika juga memanfaatkan
berbagai ilmu yang membahas perilaku manusia seperti ilmu antropologi,
psikologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi dan sebagainya.
Dengan kata lain etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang yang
dihasilkan oleh akal manusia. Maka etika lebih merupakan ilmu pengetahuan

3
yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan
manusia untuk dikatakan baik atau buruk.
4. Nilai
Nilai berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, dan kuat. Nilai
adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan,
berguna, dihargai, dan dapat menjadi obyek kepentingan.
5. Karakter
Karakter adalah watak, sifat, akhlak atau kepribadian yang membedakan
seorang individu dengan individu lainnya. Atau karakter dapat dikatakan juga
sebagai keadaan yang sebenarnya dari dalam diri seorang individu, yang
membedakan antara dirinya dengan individu lain.
6. Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, ekspresi, perasaan, tempramen,
ciri khas dan juga perilkau seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen
tersebut akan terwujud dalam tindakan seseorang kalau dihadapkan kepada
situasi tertentu. Setiap orang memiliki kecenderungan perilaku yang
baku/be\\rlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapi situasi yang
sedang dihadapi, sehingga jadi ciri khas pribadinya.

B. Tujuan Pendidikan Karakter dan Kepribadian


Pada dasarnya pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter atau akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan
seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan. Melalui pendidikan karakter
diharapkan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasikan serta
personalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam
perilaku sehari-hari.
Pendidikan adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek
teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut

4
Thomas Lickona, tanpa ketiga aspek ini, maka pendidikan karakter tidak akan
efektif dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan
berkelanjutan.
Melalui pendidikan karakter, seseorang anak akan menjadi cerdas, tidak hanya
otaknya namun juga cerdas secara emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal
terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan
kecerdasan emosi, seseorang dapat berhasil dalam menghadapi segala macam
tantangan, termasuk tantangan untuk hasil berhasil secara akademis.
Hal ini sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terdapat pada
UUSPN No. 20 Tahun 2003 Bab 2 pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi anak didik agar menjadi manusia yang berimandan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulis, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Sedangkan dari segi pendidikan, pendidikan karakter bertujuan untuk
meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu dan seimbang.
Pendidikan karakter pada intinya bertujuan untuk membentuk bangsa yang
tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotongroyong,
berjiwa patriotic, berkembang dinamis, beroreantasi pada ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan pancasila.

5
C. Aspek-aspek Kepribadian
Menurut Abin Syamsuddin (2003) yang mengemukakan mengenai aspek-
aspek kepribadian yaitu sebagai berikut :
1. Karakter
Karakter adalah konsekuen tidaknya tidaknya mematuhi etika perilaku
konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
2. Tempramen
Temperamen adalah disposisi rekatif seorang, atau cepat lambatnya mengenai
mereaksi terhadap ransangan-ransangan akan yang dating dari lingkungannya.
3. Sikap
Sikap ialah sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negative atau
ambivalen.
4. Stabilitas emosi
Stabilitas emosi yaitu ukuran kestabilan reaksi emosional terhadap ransangan
lingkungannya, misalnya mudah tidak tersinggung, putus asah, sedih atau
marah.
5. Responbilitas (tanggung jawab)
Responbilitas yaitu kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau
perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima resiko yang wajar, cuci
tangan, atau melarikan diri dariresiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas
Sosiabilitas adalah disposisi pribadi yang yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

D. Ciri-ciri Kepribadian Positif


Ciri-ciri kepribadian merupakan karakteristik yang menggambarkan perilaku
dan budi pekerti seseorang.
1. Mampu menilai diri sendiri secara realistic

6
mengenai kelebihan dan kekurangan baik secara fisik, pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya.
2. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik
dapat menilai keberhasilan yang diperoleh dan diraih secara rasionalisme
tidak menjadi sombong, angkuh, atau mengalami superiority complex jika
memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan.
3. Kemandirian
Mempunyai sifat yang mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu
mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku dilingkungannya.
4. Mampu menilai secara realistic
Dapat menghadapi ituasi dengan kondisi kehidupan yang dialaminya secara
realistic da mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi
kehidupan sebagai sesuatu yang sempurna.
5. Memiliki filsafat hidup
Mengarahkan hidupnya dengan berdasarkan filsafat hidup berakar dari
keyakinan agama yang dianutnya.
6. Berorientasi keluar (ekstrovert)
Bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap
situasi atau masalah-masalah yang terdapat dilingkungannya dan bersifat
fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain misalnya dirinya,
merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya
dimanfaatkan menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain,
karena kekecewaan dirinya.
7. Bahagia
Situasi kehidupannya diwarnai dengan kebahagiaan, yang didukung factor-
faktor achiement (prestasi), acceptance (penerimaan). Dan affection (kasih
sayang).
8. Penerimaan social

7
Mau berpartisipasi aktif di kegiatan social dan mempunyai sikap bersahabat
dalam berhubungan terhadap orang lain.
9. Berorientasi tujuan
Dapat memutuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya
yang berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar
paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara
mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
10. Mampu mengontrol emosi
Merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustasi, depresi,
atau stress secara positif atau konstrutik, tidak deskruktif (merusak).
11. Menerima tanggung jawab
Dia memiliki keyakinan terhadap kemampuannya mengatasi berbagai
masalah yang dihadapinya.

E. Hubungan Karakter dan Kepribadian


 Keduanya saling terkait.
 Keduanya saling mempengaruhi.
 Kepribadian seseorang yang baik sangat mendukung terbentuknya karakter
yang baik dan sebalikanya.

F. Dimensi – dimensi Karakter yang Baik


1. Dimensi etik (olah hati)
Dalam dimensi ini diharapkan menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa,
sehingga sangat jelas proses/prosedurnya yakni dengan banyak mendidik dan
mengajar anak/siswa/peserta didik untuk belajar dan memahami ilmu agama.
Ilmu agama merupakan fondasi utama yang bisa membentuk karakter
untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia. Generasi yang memiliki akhlak
mulia bisa menjadi recovery dalam masyarakat dalam menghadirkan suasana
masyarakat yang santun dan peduli.

8
2. Dimensi literasi (olah pikiran)
Dalam dimensi ini didorong untuk menjadi manusia yang cerdas dan
menjadi individu yang unggul dalam bidang akademis sebagai hasil
pembelajaran yang bisa digunakan sebagai pembelajaran sepanjang hayat.
Dimensi litarasi/olah pikiran diharapkan bisa mengrow – up semangat dan
motivasi untuk menjadi pembelajar yang serius dan bersungguh-sungguh
dalam mengajar mimpi dan cita-cita agar kelak bisa menjadi pribadi yang
sukses dan bermanfaat bagi orang lain.
3. Dimensi estetik (olah rasa)
Dimensi estestik beriorentasikan dalam mendidik menjadi manusia yang
memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan. Melalui
dimensi ini akan belajar menemukan sisi estetik dalam dirinya baik yang
berkaitan dalam bidang seni, kebudayaan dan moral.
4. Dimensi kinestik (olahraga)
Dimensi ini menekan pada pembentukan individu yang sehat dan mampu
berpartisipasi aktif sebagai warga Negara. Dan hal tersebut bisa terwujud
secara maksimal jika peserta didik memiliki raga yang sehat.

G. Saluran-saluran Pendidikan Karakter


Pendidikan karakter berpijak pada karakter dasar manusia dari nilai moral
universal yang bersumber dari agama. Menurut para ahli psikologi, karakter dasar
tersebut adalah cinta kepada Allah dan ciptaannya, tanggung jawab, jujur, hormat
dan santun,npeduli, kerjasama, percaya diri, kreatif , kerja keras, dan lain-lain.
Menurut Doni A. Koeseoma, pendidikan karakter terdiri dari bebrapa unsur,
diantaranya penanaman karakter dengan pemahaman pada peserta didik tentang
struktur nilai dan keteladanan yang diberikan pengajar dan lingkungan.
Selanjutnya Kemendiknas menjelaskan bahwa nilai-nilai karakter yang
dikembangkan dalam dunia pendidikan didasarkan pada 4 sumber, yaitu: Agama,

9
Pancasila, Budaya Bangsa, dan tujuan pendidikan nasional itu sendiri. Dari
keempat sumber tersebut merumuskan 18 nilai-nilai karakter.
Implementasi pendidikan karakter harus sejalan dengan cara menanamkan
nilai-nilai moral tertentu dalam diri anak yang bermanfaat bagi perkembangan
pribadinya sebagai mahluk individual sekaligus social. Implementasi pendidikan
karakter harus sesuai dengan saluran-saluran pendidikan karakter itu sendiri,
maksudnya penerapan atau implikasinya harus mempunyai metodelogi-
metodelogi yang tepat yang berbeda antara satu dan lainnya disesuaikan dimana
tempat penerapan pendidikan karakter itu. Implikasi pendidikan karakter
mempunyai berbagai penyaluran yaitu dilingkungan keluarga, di sekolah, dan di
perguruan tinggi, dan dilingkungan luar. Orientasi-orientasi pembelajaran ini lebih
ditekankan pada keteladanan dalam nilai pada kehidupan nyata, baik disekolah
maupun di wilayah public.
Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dikembangkan dalam penyalurannya
terhadap saluran-saluran pendidikan karakter. Nilai ini berlaku universal, karena
dapat digunakan oleh seluruh semua orang khususnya siswa di Indonesia tanpa
adanya diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu. Nilai-nilai ini bersumber dari
agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Adapun penjelasannya
adalah sebagai berikut :
1. Agama
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat beragama. Oleh karena itu,
kehidupan individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari pada ajaran agama
dan kepercayaannnya. Secara politis, kehidupan kenegaraan pun didasari pada
nilai-nilai yang bersal dari agama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-
nilai pendidikan budaya dan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai
dan kaidah yang berasal dari agama.

10
2. Pancasila
NKRI ditegakkan atas prinsip-prinsip kehidupan kebagsaan dan
kenegaraan yang disebut pancasila. Pancasila terdapat pada pembukaan UUD
1945 dan dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD
1945. Artinya, nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai
yang mengatur kehidupan poliyik, hokum, ekonomi, kemasyarakatan, budaya,
dan seni. Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan mempersiapkan
siswa menjadi warga Negara yang memiliki kemampuan, kemauan, dan
menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupannya sebagai warga Negara.

Nilai-nilai pendidikan karakter perlu dijabarkan sehingga diperoleh


deskripsinya. Deskripsi berguna sebagai batasan atau tolak ukur ketercapaian
pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah. Adapaun deskripsi nilai-nilai
pendidikan karakter adalah sebagai berikut.

Tabel. 1 Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter

NILAI DESKRIPSI

Sikap dan perilaku yang patuh dalam


melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan
Religious ibadah agama lain, dan hidup rukun
dengan pemeluk agama lain.

Perilaku yang didasarkan pada upaya


menjadikan dirinya sebagai orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
Jujur tindakan, dan pekerjaan.

11
Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis,
Toleransi
pendapat,sikap, dan tindakan orang lain
yang berbeda dari dirinya.

Tindakan yang menunjukkan perilaku


tertib dan patuh pada berbagai ketentuan
Disiplin
dan peraturan.

Perilaku yang menunjukkan upaya


sungguh-sungguh dalam mengatsi
berbagai hambatan belajar dan tugas
Kerja Keras dengan sebaik-baiknya.

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk


menghasilkan cara atau hasil baru dari
Kreatif
seseorang telah dimiliki.

Sikap dan perilaku yang tidak mudah


tergantung pada yang lain dalam
Mandiri
menyelesaikan tugas-tugas.

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak


yang menilai semahak dan kewajiban
Demokratis
dirinya dan orang lain.

Sikap dan tindakan yang selalu


berwawasan yang menempatkan
Rasa Ingin Tahu
kepentingan bangsa dan Negara di atas
kepentingan diri dan kelompoknya.

12
Cara berpikir bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap
Cinta Tanah Air bangsa, lingkungan fisik, social, budaya,
ekonomi, dan politik bangsa.

Sikap dan tindakan yang mendorong


dirinya untuk menghasilkan sesuatu
Menghargai Prestasi
yang berguna bagi masyarakat dan
mengakui, serta menghormati kebenaran
orang lain.

Tindakan yang memperlihatkan rasa


senang berbicara, bergaul, dan bekerja
Bersahabat/Komunitif
sama dengan orang lain.

Sikap, perkataan, dan tindakan yang


menyebabkan orang lain merasa senang
Cinta damai
dan aman atas kehadiran dirinya.

Kebiasaan menyediakan waktu untuk


membaca berbagai bacaan yang
Gemar Membaca
memberikan kebajikan bagi dirinya.

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya


mencegah kerusakan pada lingkungan
alam dan sekitarnya, dan
Peduli Lingkungan mengembangkan upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.

13
Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberikan bantuan pada orang laindan
Peduli social
masyarakat yang membutuhkan.

Sikap dan perilaku seseorang untuk


melaksanakan tugas dan kewajibannya,
yang seharusnya dia lakukan terhadap
Tanggung jawab diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(alam, social,dan budaya). Negara dan
Tuhan Yang Maha Esa.

3. Penyaluran Pendidikan Karakter


a. Penyaluran pendidikan karakter di lingkungan sekolah
Sekolah adalah tempat yang strategis untuk pendidikan karakter karena
anak-anak dari semua lapisan akan mengenyam pendidikan di sekolah.
Selain itu anak-anak mengahbiskan sebagai besar waktunya di sekolah,
sehingga apa yang didapatkannya di sekolah akan mempengaruhi
pembentukan karakternya. Menurut Berman, iklim sekolah yang kondusif
dan keterlibatan kepala sekolah dan para guru juga turut menyumbang bagi
keberhasilan pendidikan karakter ini, disamping kemampuan diri sendiri
(melalui motivasi, kreatifitas dan kepemimpinannya) yang mampu
menyampaikan konsep karakter pada anak didiknya dengan baik.
b. Penyaluran pendidikan karakter di sekolah dasar
Pendidikan karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak
usia dini karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang
memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.

14
c. Penyaluran pendidikan karakter di perguruan tinggi
Pendidikan karakter di ruang lingkup satuan pendidikan perguruan
tinggi dilaksanakan melalui tridharma perguruan tinggi, budaya,
organisasi, kegiatan kemahasiswaan, dan kegiatan keseharian. Penjelasan
dari setiap aspek pendidikan sebagai berikut:
- Tridharma perguruan tinggi: pengintegrasian nilai-nilai utama ke dalam
kegiatan pendidikan, penelitian serta publikasi ilmiah, dan pengabdian
kepada masyarakat.
- Budaya organisasi: pengintegrasian pendidikan karakter ke dalam
kegiatan kemahasiswaan, antara lain: pramuka, olahraga, karya tulis,
seni.
- Kegiatan keseharian: penerapan pembiasaan dalam kehidupan kampus
sehari-haridilingkungan kampus, asrama, pondokan, keluarga dan
masyarakat.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tujuan pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai dalam diri siswa dan
pembaruan tata kehidupan bersama yang lebih menghargai kebebasan individu.
Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam dunia pendidikan didasar pada
sumber, yaitu: agama, pancasila, budaya, bangsa dan tujuan pendidikan nasional
itu sendiri.
Implikasi pendidikan karakter mempunyai berbagai penyaluran yaitu di
lingkungan keluarga, di sekolah, di perguruan tinggi, dan dilingkungan luar.
Orientasi-orientasi pembelajaaran ini lebih ditekankan pada keteladanan dalam
nilai pada kehidupan nyata, baik di sekolah maupun di wilayah public.

B. Saran
Sebagai pendidikmaupun calon pendidik, pendidikan karakter menjadi suatu
hal yang sudah sepatutnya terkuasai oleh pelaku pendidik dalam menciptakan
peserta didik berkarakter yang tahu akan pembatasan nilai-nilai moral yang
menunjang dalam pencapaian tahanan kehidupannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azra, Azyunardi, prof., Dr., dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada
Perguruan Tinggi Umum. Jakarta: Direktur Tinggi Agama Islam

Heri Gunawan, Pendidikan Karakter dan Konsep Implementasi. (Bandung: Alfabeta,


2012). 30

Dharma Kusuma, et al. Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktik Di Sekolah
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)

Idianto Muin. 2013. Sosiologi Untuk SMA/MA Kelas X, Kelompok Peminatan Ilmu-
Ilmu Sosial. Jakarta: Erlangga. Hal 128-134

17

Anda mungkin juga menyukai