MEMBANGUN KARAKTER
A. PENDAHULUAN
Selama ini, kita seringkali dihadapkan pada berbagai situasi dan pilihan yang menguji
moralitas dan integritas kita. Membangun karakter yang kuat dan teguh menjadi sangat
penting di tengah dinamika kehidupan yang sering kali penuh dengan godaan dan
tantangan. Karakter muncul sebagai hasil dari pembelajaran, pengalaman, dan keputusan
yang kita buat sepanjang hidup. Bab ini akan membahas tentang pengertian karakter, Unsur-
unsur yang membangun karakter di dalam lingkungan, mengetahui Pendidikan di era digital
serta mengimplementasi pilar-pilar karakter anak.
Konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk membangun karakter yang baik dan
positif mencakup pemahaman tentang karakter itu sendiri, pentingnya memiliki karakter
yang kuat dalam kehidupan sehari-hari dan implementasi karakter anak. Sebuah karakter
yang baik tidak hanya ditandai dengan integritas dan moralitas, tetapi juga dengan
kemampuan untuk bertanggung jawab, berempati, dan beradaptasi dalam berbagai situasi.
Melalui pembahasan yang mendalam dan reflektif dalam bab ini, diharapkan pembaca dapat
mendapatkan wawasan baru dan motivasi untuk terus berupaya membangun karakter yang
lebih baik dan positif dalam kehidupannya.
1. Membangun dan membekali peserta didik menjadi generasi emas Indonesia tahun 2045
yang berjiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik untuk perubahan di masa
depan.
2. Perkembangan sistem pendidikan nasional. sebuah wadah dimana pendidikan karakter
dijadikan sebagai jiwa utama dalam mendidik peserta didik, mendampingi masyarakat
melalui jalur pembelajaran formal, informal dan santai, dengan memperhatikan
keberagaman budaya Indonesia.
3. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik dan dosen,
mahasiswa, masyarakat dan lingkungan keluarga dalam penerapan PPK.
Teknologi memudahkan seluruh aktivitas manusia, pencarian informasi, transmisi
informasi. Teknologi biasanya merupakan proses yang bernilai tambah, teknologi adalah
produk yang digunakan dan diproduksi untuk memfasilitasi dan meningkatkan aktivitas,
struktur atau sistem di mana proses dan produk tersebut dikembangkan dan digunakan.
Teknologi tidak bisa lepas dari dampak negatifnya, sehingga sebagai guru kita harus
membimbing siswa dalam memanfaatkan teknologi. Sebagai orang terdekat dengan siswa,
keluarga juga turut serta memimpin dan membimbing siswa dalam pemanfaatan teknologi.
Keluarga juga mempunyai hak untuk mengontrol dengan siapa anak berkomunikasi di
lingkungan sekitarnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan orang tua
terhadap anaknya dalam pendidikan digital, yaitu:
1. Meningkatkan dan memperbarui informasi tentang Internet dan perangkat. Orang tua
tidak bisa mengontrol anak jika mereka buta teknologi.
2. Jika ada koneksi internet di rumah, letakkan di ruang keluarga dan siapa yang bisa
melihat apa yang dilakukan anak menggunakan internet.
3. Jaga waktu yang dihabiskan anak di internet perangkat dan internet.
4. Memberikan saling pengertian dan kesadaran akan dampak negatif internet atau
perangkat.
5. Menolak menonton sesuatu yang tidak pantas pada kesempatan pertama.
6. Menciptakan komunikasi dua arah yang terbuka dengan anak.
1. Pilar pertama adalah Cinta Tuhan dan Segenap Ciptaannya yang mengajarkan bahwa
kita harus mencintai Tuhan serta makhluk hidup lainnya di sekitar kita.
2. Pilar kedua adalah Kemandirian, Disiplin, dan Tanggungjawab yang mengajarkan bahwa
kita harus mandiri dalam melakukan tugas-tugas kita serta bertanggung jawab atas apa
yang telah dilakukan.
3. Pilar ketiga yaitu Kejujuran, Amanah, dan Berkata Bijak menekankan pentingnya
kejujuran dalam berbicara maupun bertindak.
4. Pilar keempat yaitu Hormat dan Santun yang mengajarkan agar kita selalu hormat pada
orang lain serta bersikap santun saat berinteraksi dengan mereka.
5. Pilar kelima Dermawan,Suka Menolong,dan Kerjasama,mengajarkan tentang pentingnya
sikap dermawan,suka menolong,dalam bekerja sama dengan orang lain.
6. Pilar keenam Percaya Diri, Kreatif, dan Pantang Menyerah memberikan motivasi agar
selalu percaya diri, kreatif, dalam menciptakan hal baru tanpa pantang menyerah.
7. Pilar ketujuh yaitu Kepemimpinan dan Keadilan yang mengajarkan bagaimana menjadi
pemimpin yang adil bagi semua orang.
8. Pilar kedelapan Baik Dan Rendah Hati, mengajarakan agar memiliki sikap baik hati
terhadap sesama manusia,tidak sombong atau merasa lebih dari orang lain.
9. Pilar kesembilan Toleransi, Kedamaian, Dan Kesatuan yang mempelajari tentang
pentingya toleransi antarsesama manusia untuk menjaga perdamaian serta persatuan
bangsa.
Dengan mempelajari sembilan pilar tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan
kualitas kepribadian anak-anak sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu-individu
berkarakter tinggi di masa depan.
Dalam mengajarkan nilai-nilai karakter pada anak usia dini, ada beberapa faktor
pendukung dan penghambat yang perlu diperhatikan. Faktor pendukungnya adalah ketika
anak merasa senang dan antusias saat pembelajaran karakter, serta media yang digunakan
bervariasi sehingga membuat pembelajaran lebih menarik. Selain itu, orangtua juga sangat
mendukung dengan adanya buku 9 pilar karakter yang diterapkan di sekolah.
Namun sayangnya, ada juga faktor penghambat dalam mengimplementasikan nilai-nilai
karakter pada anak usia dini yaitu kurangnya waktu dalam pembelajaran tersebut.
Pembelajaran pilar-pilar karakter hanya dilakukan setiap hari selama 15 menit saja karena
kegiatan jurnal pagi lain seperti mengaji, hafalan hadist, dan calistung harus tetap dilakukan.
Sehingga porsi pembelajaran untuk nilai-nilai karakter masih sangat kurang. Keluarga
memegang peran penting dalam membentuk moral dan karakter anak sejak kecil. Oleh
karena itu keluarga harus memberikan dukungan terhadap proses belajar-mengajar untuk
meningkatkan kualitas pendidikan moral bagi perkembangan optimal si buah hati kita.
F. PENUTUP
Pendidikan karakter adalah sebuah sistem untuk menanamkan nilai-nilai karakter
yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan dalam diri seseorang.
Nilai-nilai tersebut dapat dilaksanakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan sekitar dan juga kebangsaan. Pengembangan karakter bangsa dapat
dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Namun demikian, karena
manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu maka perkembangan karakter
individu hanya bisa dilakukan di dalam lingkungan sosial dan budaya yang bersangkutan.
Pendidikan karakter bertujuan untuk menjadikan anak-anak menjadi lebih berkualitas di
berbagai aspek kehidupannya.
Masih begitu banyak kekurangan dalam dunia pendidikan namun salah satu jalan agar
anak-anak kembali menyadari betapa pentingnya norma-norma serta nilai-nilai adalah
dengan memberikan pendidikan karakter. Karakter yang dibentuk dan diajarkan secara benar
akan memungkinkan setiap anak untuk menjalankan visi serta misinya sehingga impian
mereka dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah dicita-citakan.
Pembentukan karakter pada anak merupakan tugas penting bagi orang tua sebagai
pendidik pertama dan utama. Pembentukan karakter meliputi proses pembelajaran yang
diberikan oleh orang tua maupun guru, seperti tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau
budi pekerti yang dimiliki oleh seseorang.
Orang tua memiliki peran besar dalam membentuk karakter anak-anak mereka.
Mereka harus memberikan bimbingan, mengasuh dengan baik, berkomunikasi secara efektif
dengan anak-anak mereka serta memenuhi kebutuhan fisiknya. Pendidikan karakter di
lingkungan keluarga sangat penting agar terjadi penguatan dari orang tua sehingga anak
dapat memiliki perilaku berkarakter yang baik.
Pendidikan karakter tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi juga di rumah oleh orang
tua. Orang tua harus menjadi teladan bagi anak-anak mereka dan memberi contoh perilaku
positif agar dapat membantu pembentukan karakter yang kuat pada anak-anak mereka. Maka
peran orangtua sangatlah penting dalam membentuk kepribadian dan moralitas anak sejak
dini.
DAFTAR PUSTAKA
Putri, D. P. (2018). Pendidikan karakter pada anak sekolah dasar di era digital. AR-
RIAYAH: Jurnal Pendidikan Dasar, 2(1), 37-50.
Saiful Bahri, Implementasi Pendidikan Karakter dalam Mengatasi Krisis Moral di Sekolah ,
2015, TA’ALLUM Vol 03. No 01, juni 2015
Sri Sudarsih, & Widisuseno, I. (2019). Pentingnya Membangun Karakter Generasi Muda di
Era Global. Jurnal Harmoni, 3(2), 55–59.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/harmoni/article/view/27196/16294
Triyanto, T. (2020). Peluang dan tantangan pendidikan karakter di era digital. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan, 17(2), 175-184.
Yasin, M., & Habibah, N. (2023). Prinsip - Prinsip Dasar Keluarga Dalam Membentuk
Karakter Anak. SINOVA: Jurnal Ilmu Pendidikan & Sosial, 01, 1–8.
Yulia Palupi. Digital Parenting Sebagai Wahana Terapi untuk Menyeimbangkan Dunia
Digital dengan Dunia Nyata Bagi Anak. (Yogyakarta: Seminar Nasional Universitas
PGRI Yogyakarta, 2015), 49