Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PERSONAL DEVELOPMENT

MEMAHAMI DAN MENJELASKAN PENGEMBANGAN DIRI /


PERSONALITY

DISUSUN OLEH :

1. Risky Maulidya P27820715004


2. Intan Ayu Agustin P27820715013
3. Maria Putri Prameswari P27820715025
4. Arina Fitri P27820715033

PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
2018- 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah personality defelopment.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita semua. Sebab itu, penulis berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah disusun di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan semoga dapat berguna baik bagi penulis maupun pembaca.
Sebelumnya penulis meminta maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Surabaya, September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 4
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Identifikasi Diri 6
2.2 Pengertian Pengenalan Diri 7
2.3 Pengertian Pengembangan Diri 8
2.4 Pengertian Potensi diri 9
BAB III : PENUTUP
3.1 Simpulan 13
3.2 Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Identifikasi diri

Bimbingan dan konseling diadakan di sekolah agar dapat memberikan


bantun kepada anak didik dalam mengatasi masalah. Bantuan ini penting sekali
agar masalah tidak berlarut dan anak didik segera bisa mengikuti proses belajar
mengajar dengan baik. Bimbingan dan konseling ini juga diberikan agar anak
didik dapat mengembangkan potensi yang dimiliki. Hal ini penting karena potensi
yang tidak dikembangkan secara baik maka keberadaannya tidak begitu
berguna.Oleh karna itu, agar proses pendidikan dapat berajalan dengan lancar dan
menghasilkan yang terbaik, anak didik harus dibantu dalam mengatasi
masalahnya sekaligus mengembangkan potensi yang dimilikinya sacara optimal.

Tidak jarang anak didik mengalami kesulitan dalam memahami diri


sendiri. Memahami diri sendiri terkait dengan sekolah adalah menyadari
kehadirannya di sekolah dalam rangka belajar. Kesadaran semacam ini ini bila
dilupakan oleh anak didik tentu akan membuatnya mengalami kemunduran atau
berkurangnya semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Memahami
diri sendiri terkait dengan anak didik yang menjalani aktivitas sekolah dalam
memahami tujuan dari belajar.
Kesulitan dalam memahami lingkungan yang dialami oleh anak didik
perlu mendapatkan perhatian dari bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di
sekolah. Sebab ketidakmampuan anak didik dalam memahami lingkungannya
juga sangat berpengaruh terhadap tumbuh berkembanganya .sudah barang tentu
hal ini terkait pula dengan kemampuannya dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
Secara garis besar, lingkungan yang mesti di pahami oleh anak didik
adalah lingkungan keluarga, lingkungkan tempat tinggal , dan lingkungan sekolah
contoh: ada anak didik yang sesungguhnya berprestasi di sekolah, namun tiba-
tiba mengalami kemunduran dalam belajarnya, setelah ditelusuri penyebabnya ia
mengalami masalah dalam lingkungan keluarganya. Anak didik yang meras takut

4
, bingung, cemas, atau tidak tenang dengan keadaan yang terjadi di keluarganya
termasuk anak yang mengalami kesulitan dalam memahami lingkungannya.
Demikian pula dengan lingkungan tempat tinggal anak didik. Ada
lingkungan atau tempat tinggal yang kondusif dan masyarakatnya mendukung
anak seusia sekolah untuk belajar, namun ada pula lingkungan tempat tinggal
yang tidak mendukung. Apabila lingkungan tempat tinggal yang tidak atau
kurang memberikan dukungan dalam belajar dan anak didik mengalami kesulitan
dalam memahami lingkungan , sehingga mengalami masalah dalam belajarnya.
Lingkungan utama ketika anak didik menjalani proses belajar mengajar adalah
lingkungan sekolah. Di sinilah anak didik jangan sampai mengalami kesulitan
dlam memahami lingkungan sekolahnya, termasuk lingkungan sekolah ini adalah
para guru, temen-teman sekolah, segala fasilitas yang dimiliki dsekolah , peratura
tata tertib, dalam proses belajar mengajar., pelajaran tambahan atau kegiatan lain
yang menunjang pengembangan diri anak didik i sekolah. Dengan memahami
lingkungan secara baik, anak didik lebih mudah dalam mengikuti proses belajar
mengajar yang sedang di jalaninya.
1.1.2 Potensi diri
Manusia diciptakan sebagai makhluk paling mulia dan terbaik di antara makhluk
ciptaan Tuhan lainnya karena dibekali berbagai macam potensi yang tidak
dimiliki oleh makhluk lain. Namun terkadang, kita tidak sadar bahkan tidak tahu
sama sekali apa potensi yang ada pada diri kita sehingga terkadang kita hidup
dengan kondisi seadanya, mudah menyerah dan tidak mempunyai impian besar.
Kita menjalani rutinitas hidup apa adanya tanpa ada kekuatan untuk menjadikan
hidup kita lebih baik.
Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita diciptakan, Tuhan pasti tidak
akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan. Maka
dari itulah Tuhan membekali manusia dengan segenap potensi yang ada dalam
dirinya. Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), rohani (spiritual), dan akal
(mind). Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk
menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk
menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka
memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:

1. Apa yang dimaksud dengan mengidentifikasi diri ?


2. Apa yang dimaksud dengan pengenalan diri ?
3. Apa yang dimaksud dengan pengembangan diri (personal defelopment) ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengenalan potensi diri ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Pembaca dapat mengetahui tentang identifikasi diri


2. Pembaca dapat mengetahui tentang pengenalan diri
3. Pembaca dapat mengetahui tentang pengembangan diri (personal defelopment)
4. Pembaca dapat mengetahui tentang pengenalan potensi diri

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mengidentifikasi Diri

Identitas diri adalah proses menjadi seorang individu yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup (Papalia, 2008), suatu kesadaran akan kesatuan dan
kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang
kehidupan (Desmita, 2008), dan merupakan pengorganisasian dorongan-dorongan
(drives), kemampuan-kemampuan (abilities), keyakinan-keyakinan (beliefs), dan
pengalaman kedalam citra diri (image of self) yang konsisten yang meliputi
kemampuan memilih dan mengambil keputusan, baik menyangkut pekerjaan,
orientasi seksual, dan filsafah hidup (Woolfolk, dalam Yusuf, 2011).
Bila seseorang telah memperoleh identitas, maka ia akan menyadari ciri-ciri
khas kepribadiaanya, seperti kesukuan atau ketidaksukuannya, aspirasi, tujuan masa
depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia dapat dan harus mengatur orientasi
hidupnya (Desmita, 2008).
Menurut Erikson, identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagai
seseorang yang berdiri sendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Ini
berarti menjadi seorang dari kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang
berbeda dengan kelompok yang merupakan kekhususan dari individu itu. Identitas
diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya
dalam masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia
dapat menjadi seorang ayah? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang
ras atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara
keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal? (Hurlock, 1980). Pertanyaan-
pertanyaan ini tidak begitu penting pada masa anak-anak, namun menjadi kian umum
dan intens pada masa remaja. Tidak jarang ramaja menjadi ragu terhadap eksistensi
dirinya sendiri, sehingga pencapaian identitas diri merupakan salah satu tugas yang
penting dan mendasar dalam kehidupan remaja (Purwandi, 2004).
Erikson (Desmita, 2008) juga menyatakan salah satu tugas terpenting yang
dihadapi remaja adalah menyelesaikan krisis identitas, sehingga diharapkan terbentuk
suatu identitas diri yang stabil pada akhir masa remaja. Remaja yang berhasil
mencapai suatu identitas yang stabil, akan memperoleh suatu pandangan yang jelas

7
tentang dirinya, memahami perbedaan dan persamaan dengan orang lain, menyadari
kelebihan dan kekurangan dirinya, penuh percaya diri, tanggap terhadap berbagai
situasi, mampu mengambil keputusan penting, mampu mengantisipasi tantangan masa
depan, serta mengenal perannya dalam masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
identitas diri adalah kesadaran individu untuk menempatkan diri dan memberi arti
pada dirinya sebagai seorang pribadi yang unik serta memiliki ciri-ciri berbeda
dengan kelompoknya, memiliki keyakinan yang relatif stabil, serta memiliki peran
penting dalam konteks kehidupan masyarakat. Identitas diri dapat berisi atribut fisik,
keyakinan, tujuan, harapan, prinsip moral atau gaya sosial.

2.1.1 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Identitas


Soetijiningsih (2004) mengemukakan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan identitas seseorang, yaitu;
(1) Keluarga
Orang tua adalah sosok yang penting dalam perkembangan identitas remaja
(Santrock, 2003). Salah satu faktor yang berkaitan dengan perkembangan identitas
remaja adalah iklim keluarga. Iklim keluarga yang sehat, yaitu interaksi
sosioemosional diantara anggota keluarga (ibu-ayah, orang tua-anak, dan anak-
anak) sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak berjalan dengan harmonis dan
penuh kasih sayang, remaja akan mampu mengembangkan identitasnya secara
realistik dan stabil (stabil). Sebaliknya, dengan iklim keluarga yang kurang sehat,
ramaja akan mengalami kegagalan dalam mencapai identitasnya secara matang,
mereka akan mengalami kebingungan, konflik atau frustasi (Yusuf, 2011).

(2) Reference group


Reference group merupakan kelompok-kelompok yang terbentuk ketika
memasuki masa remaja. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia
sebaya (peer group) (Seotijiningsih. 2004). Misalnya kelompok agama atau
kelompok yang berdasarkan kesamaan minat tertentu. Teman sebaya merupakan
kelompok acuan bagi seorang anak untuk mengidentifikasi dirinya dan untuk
mengikuti standar kelompok. Sejak seorang remaja menjadi bagian dari kelompok
teman sebaya tersebut, identitas dirinya sudah mulai terbentuk, karena teman
sebaya membantu remaja untuk memahami identitas diri (jati/diri) sebagai suatu

8
hal yang sangat penting (Yusuf, 2011). Melalui kelompok tersebut remaja dapat
memperoleh nilai-nilai dan peran yang dapat menjadi acuan bagi dirinya.
Kelompok tersebut dapat membantu remaja untuk mengetahui dirinya dalam
perbandingannya dengan orang lain sehingga mereka dapat membandingkan
dirinya dengan kelompoknya, nilai-nilai yang ada pada dirinya dengan nilai-nilai
dalam kelompok yang selanjutnya akan berpengauh kepada pertimbangan-
pertimbangan apakah dia akan menerima atau menolak nilai-nilai yanga ada
dalam kelompok tersebut (Seotijiningsih, 2004). Studi-studi kontemporer tentang
remaja, juga menunjukkan bahwa hubungan yang positif dengan teman sebaya
diasosiasikan dengan penyesuaian sosial yang positif (Desmita, 2008).

(3) Significant other


Yaitu merupakan seorang yang sangat berarti, seperti sahabat, guru, kakak,
bintang olahraga atau bintang film atau siapapun yang dikagumi. Orang- orang
tersebut menjadi tokoh ideal (idola) karena mempunyai nilai-nilai ideal bagi
remaja dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan identitas
diri, karena pada saat ini remaja giat-giatnya mencari model. Tokoh ideal tersebut
dijadikan model atau contoh dalam proses identifikasi. Remaja cenderung akan
menganut dan menginternalisasikan nilai-nilai yang ada pada idolanya tersebut ke
dalam dirinya. Sehingga remaja sering berperilaku seperti tokoh idealnya dengan
meniru sikap maupun perilakunya dan bahkan merasa seolah-olah menjadi seperti
mereka (Seotjiningsih, 2004).

2.2 Pengenalan Diri


Pendahuluan Pada dasarnya setiap manusia cenderung untuk mengembangkan
dirinya sendiri menjadi lebih baik, lebih matang dan lebih mantap. Namun
kecenderungan seseorang untuk menimbulkan kemampuannya tidak terwujud begitu
saja, tanpa ada upaya untuk pengembangan kepribadian yang dimilikinya, karena
setiap manusia memiliki kemampuan dan keunikan tersendiri.
Sejauh mana kepribadian terwujud sangat ditentukan oleh seberapa jauh
lingkungan mendorong untuk perkembangan terhadap konsep diri seseorang dan
seberapa jauh seseorang tersebut merasa dirinya perlu belajar agar lebih baik lagi.
Untuk itu penting diketahui apakah perkembangan pribadi seseorang sudah mencapai
tingkat optimal atau kematangan.

9
Hal ini dapat diketahui dengan cara mengenal dirinya. Mengenal diri sendiri
berarti memperoleh pengetahuan tentang totalitas diri yang tepat, yaitu menyadari
kelebihan/keunggulan yang dimiliki maupun kekurangan/ kelemahan yang ada pada
diri sendiri. Dengan mengenal diri sendiri secara tepat akan diketahui konsep diri
yang tepat pula, dengan berupaya mengembangkan yang positif dan mengatasi/
menghilangkan yang negatif.
Pengertian Menurut John Robert Powers (1977), konsep diri adalah
"kesadaran dan pemahaman terhadap dirinya sendiri yang meliputi ; siapa aku, apa
kemampuanku, apa kekuranganku, apa kelebihanku, apa perananku, dan apa
keinginanku' Konsep diri menjadi dasar perilaku hidup sehari-hari yang disadari.

2.3 Pengembangan Diri (Personal Defelopment)

2.4 Pengenalan Potensi Diri

A. Pengertian potensi diri.


Setiap individu memiliki potensi diri,dan tentu berbeda setiap apa yang dimiliki
antara satu orang dengan oarang lain. Potensi diri dibedaan menjadi dua bentuk
yaitu potensi fisik dan potensi mental atau psikis
Potdensi fisik yang dimaksud dalam kesempatan kali ini adalah menyangkut
dengan kesdaan dan kesehatan tubuh ,wajah, dan ketahanan tubuh,sedangkan
potensi psikis berhubungan dengan IQ(Intelegensi Quotient),EQ ( Emotional
Quotient), AQ ( Addversity quotient) dan SQ ( Spiritual Quotient ).
Potensi diri adalah kemampuan dan kekuatan yang dimiliki oleh seseorang baik
fisik maupun mental yang dimiliki seseorang dan empunyai kemungkinan untuk
dikembangkan bila dilatih dan ditunjang dengan sarana yang baik ( Habsari
2004:2 ),sedangkan diri adalah seperangkat proses atau ciri-ciri proses
fisik,prilaku dan psikologis yang dimiliki.
Kekhasan potensi diri yang dimiliki oleh seseorang berpengaruh besar pada
pembentukan pemahaman diri dan konsep diri. Ini juga terkait erat dengan
prestasi yang hendak diraih didalam hidupnya kelak. Kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki dalam konstek potensi diri adalah jika terolah dengan baik akan
memperkembangkan baik secara fisik maaupun mental. Aspek diri yang dimiliki
seseorang yang patut untuk diperkembangkan antara lain:

10
a. Diri fisik :meliputi tubuh dan anggotanya besrta prosesnya.
b. Proses diri: merupakanalur atau arus pikiran,emosi dan tingkah alku yang
konstan.
c. Diri sosial : adalah bentuk fikiran dan perilaku yang diadopsi saat merespon
orang lain dan masyarakat sebagai satu kesatuan yang utuh.
d. Konsep diri: adalah gambaran mental atau keseluruhan pandangan seseorang
tentang dirinya.( Habsari 2004 : 2).
B. Potensi diri fisik

Potensi diri fisik adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang dapat
dikembangkan dan dditingkatkan apabila dilatih dengan baik.Kemampuan yang
terlatih ini akan menjadi suatu kecakapan, keahlian, dan ketrampilan dalam
bidang tertentu.Potensi diri fisik akan semakin berkembang bila secata intens
dilatih dan dipelihara.

C. Potensi diri psikis

Potensi diri psikis aaadalah bentuk kekuatan diri secara kejiwaan yang dimiliki
seseorang dan memungkinkan untuk ditingkatkan dan dikembangkan apabila
dipelajari daan dilatih dengan baik. Bentuk potensi diri psikis yang dimiliki setiap
orrang adalah:

1. Intelegent Quotient ( IQ )

Kecerdasan intelektual adalah bentuk kemampuan individu untuk


berfikir,mengolah dan berrusaha untuk menguasai untuk lingkungannya secara
maksimal secara terarah.Menurut Laurel Schmidt dalam bukunya Jalan pintas
menjadi 7 kali lebih cerdas ( Dalam Habsari 2004 : 3) membagi kecerdasan
dalam tujuh macam, antara laian adalah sebagai berikut:

a) Kecerdasan fisual / spesial ( kecerdasan gambar) : profesi yang cocok


untuk tipe keceerdasan ini antra lain arsitak, seniman, designer mobil,
insinyaur,designer graffis, komp[uterr, kartunis,perancang intrior dan ahli
fotografi.
b) Kecerdasan veerbal / linguistik ( kecerdasan Berbicara): Profesi yang
cocok baagi mereka yang memiliki kecerdasan ini antara lain: pengarang

11
atu menulis,guru.penyiar radio,peeemandu acara ,presenter, pengacara,
penterjemah,pelawak.
c) Kecerdasan musik: Profesi yang cocok bagi yang memiliki ini adalah
peenggubah lagu, pemusik, penyaanyi, disc jokey, guru seni suara, kritikus
musik, ahli terapi musik, audio mixier( pemandu suara dan bunyi).
d) Kecerdasan logis / matematis ( Kecerdasan angka); Profesi yang cocol
bagi mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah ahli metematika ,ahli
astronomi,ahli pikir, ahli forensik, ahli tata kota , penaksir kerugian
asuransi,pialang saham, analis sistem komputer,ahli gempa.
e) Kecerdasan interpersonal ( cerdas diri ).Profesi yang cocok bagi mereka
yang memiliki kecerdasan ini adalah ulama,pendeta,guru,pedagang ,
resepsionis ,pekerja sosial,pekerja panti asuhan, perantara
dagang,pengacara, manajer konvensi, ahli melobi, manajer sumber daya
manusia.
f) Kecerdasan intrapersonal ( ceeerdas bergaul ): profesi yang cocok bagi
mereka yang memiliki kecerdasan ini adalah peeliti, ahli kearsipan, ahli
agama, ahli budaya, ahli purbakala, ahli etika kedokteran .
2. Emosi Quottient ( EQ ) atau kecerdasan emosi.

Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali ,

mengendalikan, dan menata perasaan sendiri dan orang lain secara mendalam
sehingga kehadirannya menyenangkan dan didambakan oleh oaraang
lain.Daniel Goleman didalam buku kecerdasan emosi memberi tujuh
kerangka keja kecakapan ini,yaitu:

a) Kecakapan pribadi yaitu kecakapan dalam mengelola diri sendiri.


b) Kesadaran diri yaitu bentuk kecakapan utuk mengetahui kondisi diri
sendiri dan rasa percaya diri yang tinggi.
c) Pengaturan diri : yaitu bentuk kecakapan dalam mengendalikaan diri dan
mengembangkan sifat dspst dipercaya , kewaspadaan , adaptabilitas, dan
inovasi.
d) Motivasi : yaitu bentuk kecakapan untuk meraih prestasi , berkomitmen,
berinisiatif, dan optimis.

12
e) Kecakapan sosial yaitu bentuk kecakapan dalam menentukan seseorang
harus menangani suatu hubungan.
f) Empati : yaitu bentuk kecakapan untuk memahami orang lain,
berorientasi pelayanan dengan mengambangakan orang lain. Mengatasi
keragmana orang lain dan kesadaran politis.
g) Ketrampilan sosial: Yaitu betuk kecakapan dalam menggugah tenggapan
yangdikrhendaki pada orang lain . kecakapan ni meliputi pengaruh ,
komunikasi, kepemimpinan, katalisatorperubahan, manajemen konflik,
pengikat jaringan, kolaboradi dan kooperasi serta kemampuan tim.
3. Adversity quotient ( AQ) Atau kecerdasan dalam menghdapi kesulitan.

Adalah benruk kecerdasan seseorang untuk dapat bertahan dala menghadapi


kesulitan – kesulitan dan mampu mengatasi tantangan hidup. Paul G Stoltz
dalam Adversity Quotient membedakan tiga tingkatan AQ dalam
masyarakat:

a) Tinakat quitrers ( orang yang berhnti). Quiters adalah orang yang paling
lemah AQ nya. Ketika ia menghadapi berbagai kesulitan hidup ,ia
berhenti dan langsung menyerah.
b) Tingkat Campers ( Orang yang berkemah ). Campers adalah orang yang
memiliki AQ sedang.Ia puas dan cukup atas apa yang telah dicapai dan
enggan untuk maju lagi.
c) Tingkat Climbers ( orang yang mendaki ). Climbers adalah orang yang
memilikiAQ tinggi dengan kemampuan dan kecerdasan yang tinggi
untuk dapat bertahan menghadpi kesulitan-kesulitan dan mapu
mengatasi tantangan hidup.
4. Spiritual Quotient ( SQ ) atau kecerdasan spiritual.

Adalah sumber yang mengilhami dan melambungkan semangat seseorang


dengan mengikatkan diri pada nilai-nilai kebenaran tanpa batas waktu( Agus
Nggermanto,Quantum Quotient,2001). Menurut DamitriMhayana dalam
Habsari ,2004.ciri-ciri seseorang yang memiliki SQ tinggi adalah sebagai
berikut:

a). Memiliki prinsip dan visi yang kuat.

13
b). Mampu melihat kesatuan dalam keaneka ragaman.

c). Mampu memaknai setiap sisi kehidupan .

d). Mampu mengelola dan bertahan dalam kessulitan dan penderitaan.

D. Cara meningkatkan rasa percaya diri sendiri.

Orang yang kurang percaya diri merasakan tidak nyaman ketika harus
berbicara dimuka umum atau ketika berhadapan dengan atasan atau orang
yang disegani.Bila keharuan itu tak terelakkan lagi untuk dihindari biasanya
orang tersebut akan merasakan atau akan mengalami kegugupan untuk
mengatakan sesuatu yang ingin dikataka apabila tidak membaca teks,perut
terasa mual dan berkeinginan berak, grogi, badan gemetar dan jantung
berdetak cepat dan ada juga yang berkeringat dingin secara berlebihan.

Banyak orang kurang percaya diri ,namun semua itu dapat terbantu untuk
menghilangkannya dengan latihan-latihan sebagai berikut:

1) Berdoa kepada Allah agar diberi rasa percaya diri dan dapat
2) Menyelesaikan tugas dengan baik .
3) Penampilan fisik : memakai kemeja yang membuat fisik terasa nyaman sesuai
dengan situasinya. Baju yang terlalu sempit atau yerlalu besar apalagi tak
sesuai dengan situasi akan mengundang banyak perhatian dan komentar. Hsl
seperti ini tak akan mendukung untuk terciptanya rasa percaya diri yang tinggi.
4) Tarik nafas dalam-dalam kemudian baru bicara dengan santai dan jelas,jangan
terburu-buru.Upayakan suara rendah terdengar hangat. dan alami.Saat
berbicara dengan atasan atau seseorang yang anda segani atau seseorang yang
anda segani atau di depan orang banyak jagalah kontak mata anda (bukan
terkesan menantang).
5) Pilihlah ungkapan atau kata yang sederhanadan mudah difahami.Hindari
istilah-istilah yang sulit dimengerti.
6) Bila berbicara dengan orang yang disegani bayangkan mereka adalah salah
satu dari sahabat anda atau keluarga anda.

Rasa percaya diri akan mendorong keberhasilan yang lebih besar.Raihlah keberhasilan
anda dalam kiat-kiat ini:

14
a) Berdoalah kepada allah agar keberhasilan selelu ditangan anda dan segala
rintangan dapat di lalui.
b) Apabila anda gagal,berusahalah kembali dengan lebih tekun dan keras.Jangan
patah semangat.Yakinlah bahwa allah pasti menolong kita untuk keberhasilan.
c) Yakinlah bahwa anda mampu.Janganpernah mengatakan kepada diri sendiri aku
tidak mampu.
d) Berfikirlah secara positif : Aku pasti bisa.!
e) Jangan membiarkan diri menjadi orang yang mudah menyerah.

15
BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran

16
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai