Pengertian Internalisasi
Internalisasi adalah proses karena melibatkan perubahan dan waktu. Proses penanaman nilai
membutuhkan waktu, berlangsung, dan tahan lama sehingga seseorang menerima nilai-nilai
yang telah ditanamkan dalam dirinya dan akan memunculkan tindakan berdasarkan nilai yang
diterimanya. Hal ini menunjukkan pergeseran perilaku orang tersebut dari tidak memiliki
nilai tersebut menjadi memilikinya, atau dari memilikinya tetapi lemah dalam mempengaruhi
perilakunya menjadi memilikinya lebih kuat mempengaruhi perilakunya [1]
Internalisasi dapat diartikan sebagai “pendalaman, pengahyatan terhada suatu ajaran,
dokrint atau nilai sehingga merupakan keyakinan atau kesadaran akan kebenaran suatu
dokrint atau nilai yang diwujudkan dalam sikap dan juga perilaku internalisasi pada
hakikatnya sebuah proses dari menanamkan sesuatu yakni merupakan suatu proses dari
memasukan suatu nilai pada seseorang yang akan membentuk pola pikir dalam melihat
makna dari realitas pengalaman tersebut [2]
Internalisasi dapat dibaca sebagai kekaguman, tetapi juga dapat diartikan sebagai
pengembangan prinsip moral yang terjadi selama anak berada di sekolah. Dengan
internalisasi, diyakini anak-anak sudah terbiasa dengan semua kegiatan baik yang diberikan
di sekolah. Pengajar menggunakan pendekatan internalisasi dengan tujuan mengembangkan
kepribadian yang kuat dan akhlak mulia pada siswa tersebut.[2]
Maka dari hal itu dapat disintesiskan internalisasi merupakan suatu proses pemasukan
dari nilai-nilai dalam masyarakat, yang melalui pelembagaannya tidak berhenti, tetapi nilai-
nilai tersebut diklasifikasikan ke dalam pikiran anggota masyarakat. Dalam internalisasi
memerlukan Proses penanaman nilai membutuhkan waktu dan usaha yang konsisten agar
seseorang dapat merangkul nilai-nilai yang telah ditanamkan dalam dirinya dan menunjukkan
perilaku yang sesuai dengan nilai yang dicapai. Hal ini menunjukkan bahwa diri seseorang
berubah dari tidak memiliki nilai tersebut menjadi memilikinya, atau dari memilikinya tetapi
lemah dalam mempengaruhi perilakunya menjadi memiliki nilai-nilai tersebut lebih kuat
mempengaruhi perilakunya.
b. Pancasila Dalam lingkungan Indonesia, karakter harus dilandasi rasa cinta dan
bangga terhadap negara dan negara dengan Pancasila, UUD 1945, Bhinneka
Tunggal Ika dan NKRI sebagai pilarnya. Tiang-tiang karakter bangsa yang
harus dibangun dan menjadi tugas didikan dalam upaya menanamkan jiwa
patriotisme dan karakter bangsa dapat dilihat dari nilai-nilai yang terangkum
dalam penjabaran Pancasila. Nilai-nilai yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila
sebagaimana diungkapkan oleh Anwar (2010:4) adalah: (1) Penghormatan
terhadap kualitas yang luar biasa, khususnya menyadari bahwa manusia adalah
manifestasi Tuhan. (2) Penghormatan humanisasi, bahwa setiap manusia pada
dasarnya dibangkitkan di mata Tuhan tetapi untuk informasi dan pengabdian
yang mengakui mereka. Manusia dijadikan sebagai subjek yang memiliki
potensi. (3) Nilai kualitas yang berbeda, khususnya kesadaran bahwa ada
banyak kontras di dunia, tetapi mampu membutuhkan kesamaan untuk
mengembangkan kualitas. (Tujuan Pendidikan Nasional Tujuan pendidikan
nasional memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki oleh setiap
warga masyarakat Indonesia. Oleh karena itu tujuan pendidikan nasional
merupakan sumber nilai dalam pengembangan pendidikan budaya bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
[2] S. Tambak, “Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” Al-Hikmah
J. Agama dan Ilmu Pengetah., vol. 13, no. 2, pp. 110–127, 2016, doi: 10.25299/al-
hikmah:jaip.2016.vol13(2).1517.
[3] A. Marchianti, E. Nurus Sakinah, and N. et al. Diniyah, Digital Repository Universitas
Jember Digital Repository Universitas Jember, vol. 3, no. 3. 2017.
[4] E. Pada, E. R. A. Masyarakat, and E. Asean, “Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
MENANAMKAN NILAI-NILAI ENTREPRENUERSHIP MELALUI PENDIDIKAN
EKONOMI PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN,” pp. 840–849, 2015.
[6] J. Siswanta, “Pengembangan Karakter Kepribadian Anak Usia Dini (Studi Pada PAUD
Islam Terpadu Di Kabupaten Magelang Tahun 2015),” Inferensi, vol. 11, no. 1, p. 97,
2017, doi: 10.18326/infsl3.v11i1.97-118.
[11] R. Njatrijani, “Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang,” Gema
Keadilan Ed. J. (ISSN 0852-011), vol. Volume 5, no. September, pp. 17–18, 2018.
[12] R. Rosyadi, “Sistem Pengetahuan Lokal Masyarakat Cidaun – Cianjur Selatan Sebagai
Wujud Adaptasi Budaya,” Patanjala J. Penelit. Sej. dan Budaya, vol. 6, no. 3, p. 431,
2014, doi: 10.30959/ptj.v6i3.173.
[13] B. Listiyani, Sunardi, and E. Wuryani, “Membangun Karakter dan Budi Pekerti Petani
Melalui Tradisi Wiwitan di Desa Gilangharjo Pandak Bantul,” Crikserta J. Pendidik.
Sej., vol. 9, no. 1, pp. 59–71, 2020, [Online]. Available:
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/criksetra/article/view/10210.
[15] E. Yudisium, P. Mei, M. Sesajen, P. Upacara, and B. Desa, “No Title,” vol. 5, no. 2,
pp. 11–17, 2017.
[17] D. Tetap, F. Syari, I. Raden, and I. Lampung, “‘URF SEBAGAI METODE DAN
SUMBER PENEMUAN HUKUM ISLAM Oleh: Sucipto Abstrak,” vol. 7, no. 1,
pp. 25–40, 2015.
[18] M. N. Pendidikan, “TALI ASIH ” MELALUI TRADISI AHLEN DI,” pp. 289–310,
2016, doi: 10.21274/epis.2016.11.2.289-310.
[25] S. Kharisma, “No Title,” Pembelajaran Temat. Integr. dan Pengaruhnya Terhadap
Akhlak Kelas IV, 2017.
[1] T. S. Widyaningsih, Z. Zamroni, and D. Zuchdi, “Internalisasi Dan Aktualisasi Nilai-
Nilai Karakter Pada Siswa Smp Dalam Perspektif Fenomenologis,” J. Pembang.
Pendidik. Fondasi dan Apl., vol. 2, no. 2, pp. 181–195, 2014, doi:
10.21831/jppfa.v2i2.2658.
[2] S. Tambak, “Metode Drill dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,” Al-Hikmah
J. Agama dan Ilmu Pengetah., vol. 13, no. 2, pp. 110–127, 2016, doi: 10.25299/al-
hikmah:jaip.2016.vol13(2).1517.
[3] A. Marchianti, E. Nurus Sakinah, and N. et al. Diniyah, Digital Repository Universitas
Jember Digital Repository Universitas Jember, vol. 3, no. 3. 2017.
[4] E. Pada, E. R. A. Masyarakat, and E. Asean, “Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015
MENANAMKAN NILAI-NILAI ENTREPRENUERSHIP MELALUI PENDIDIKAN
EKONOMI PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN,” pp. 840–849, 2015.
[5] Y. Wulandari and M. Kristiawan, “Strategi Sekolah Dalam Penguatan Pendidikan
Karakter Bagi Siswa Dengan Memaksimalkan Peran Orang Tua,” JMKSP (Jurnal
Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan), vol. 2, no. 2, pp. 290–303,
2017, doi: 10.31851/jmksp.v2i2.1477.
[6] J. Siswanta, “Pengembangan Karakter Kepribadian Anak Usia Dini (Studi Pada PAUD
Islam Terpadu Di Kabupaten Magelang Tahun 2015),” Inferensi, vol. 11, no. 1, p. 97,
2017, doi: 10.18326/infsl3.v11i1.97-118.
[7] M. A. Aisyah, “Pendidikan karakter,” Informasi, no. 100. p. 273, 2018.
[8] G. National and H. Pillars, “No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における
健康関連指標に関する共分散構造分析 Title,” no. 1.
[9] N. S. Perdana, “Implementasi Peranan Ekosistem Pendidikan Dalam Penguatan
Pendidikan Karakter Peserta Didik,” Refleks. Edukatika J. Ilm. Kependidikan, vol. 8,
no. 2, 2018, doi: 10.24176/re.v8i2.2358.
[10] S. M. P. N. Banjarbaru, “Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman Universitas
Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin,” vol. 5, pp. 78–81,
2019.
[11] R. Njatrijani, “Kearifan Lokal Dalam Perspektif Budaya Kota Semarang,” Gema
Keadilan Ed. J. (ISSN 0852-011), vol. Volume 5, no. September, pp. 17–18, 2018.
[12] R. Rosyadi, “Sistem Pengetahuan Lokal Masyarakat Cidaun – Cianjur Selatan Sebagai
Wujud Adaptasi Budaya,” Patanjala J. Penelit. Sej. dan Budaya, vol. 6, no. 3, p. 431,
2014, doi: 10.30959/ptj.v6i3.173.
[13] B. Listiyani, Sunardi, and E. Wuryani, “Membangun Karakter dan Budi Pekerti Petani
Melalui Tradisi Wiwitan di Desa Gilangharjo Pandak Bantul,” Crikserta J. Pendidik.
Sej., vol. 9, no. 1, pp. 59–71, 2020, [Online]. Available:
https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/criksetra/article/view/10210.
[14] S. E. E. Saputro, D. Padmaningrum, and A. Wijianto, “TRADISI WIWITAN: CARA
PENYEBARAN DAN PROSES PEMBELAJARAN OLEH MASYARAKAT (Studi
Kasus: Dusun Kedon Desa Sumbermulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten
Bantul),” AGRITEXTS J. Agric. Ext., vol. 43, no. 2, p. 73, 2020, doi:
10.20961/agritexts.v43i2.41636.
[15] E. Yudisium, P. Mei, M. Sesajen, P. Upacara, and B. Desa, “No Title,” vol. 5, no. 2,
pp. 11–17, 2017.
[16] P. doktor UGM, “No Title,” 2018, 2018. .
[17] D. Tetap, F. Syari, I. Raden, and I. Lampung, “‘URF SEBAGAI METODE DAN
SUMBER PENEMUAN HUKUM ISLAM Oleh: Sucipto Abstrak,” vol. 7, no. 1,
pp. 25–40, 2015.
[18] M. N. Pendidikan, “TALI ASIH ” MELALUI TRADISI AHLEN DI,” pp. 289–310,
2016, doi: 10.21274/epis.2016.11.2.289-310.
[19] I. Bab, “( PENGERTIAN , RUKUN , PERBEDAAAN DAN HIKMAH ) Oleh :
Mukmin Mukri Widyaiswara BDK Palembang.”
[20] M. Syaifuddin, “Implementasi Pembelajaran Tematik di Kelas 2 SD Negeri Demangan
Yogyakarta,” Tadris J. Kegur. dan Ilmu Tarb., vol. 2, no. 2, p. 139, 2017, doi:
10.24042/tadris.v2i2.2142.
[21] A. Majid, No Title. 2015.
[22] Mulyasa, No Title. bandung: 2015, 2015.
[23] Hosnan, No Title. Bandung, 2014.
[24] “Pembelajaran Tematik PEMBELAJARAN TEMATIK Mohamad Muklis STAIN
Samarinda,” vol. IV, no. 20, pp. 63–76, 2012.
[25] S. Kharisma, “No Title,” Pembelajaran Temat. Integr. dan Pengaruhnya Terhadap
Akhlak Kelas IV, 2017.