Anda di halaman 1dari 9

LINGKUNGAN EKONOMI AP/KAP DAN REGULASINYA DELIK HUKUM AP,

KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWABNYA.

TUGAS RESUME RMK-3 DELIK HUKUM AP STANDAR PROFESIONAL AP DAN


KODE ETIK AP/KAP
Disusun untuk memenuhi sebagian Persyaratan mata kuliah Auditing
Program studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Binsis

Disusun oleh :
Nama : Rema Safitri
Nim : S432108009

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
DELIK HUKUM AP, STANDAR PROFESIONAL AP, KODE ETIK AP/KAP

Latar Belakang

Delik hukum maksudnya perauran perundang-undangan umum, yang mengatur perilaku


masyarakat umum, dan peraturan perundang-undangan, yang mengatur secara khusus profesi
Akuntan Publik, atau semua bentuk peratuan-perundang-undnagn lainnya, yang mengatur
atau bersinggungan dengan peran dan keberadaan profesi Akuntan Publik. Akuntan Publik
merupakan masyarakat profesi biasa, yang dapat disamakan dengan profesi masyarakat
lainnya, seperti profesi dokter, advokad dan notaris, guru dan dosen, dan profesi lainnnya.
Sebagai anggota masyarakat biasa, maka Akuntan Publik tidak dapat terlepas dari peraturan
yang menagtur tentang masyarakat luas. Misalnya Kitab Hukum Pidana (KUHP).
Profesi Akuntan Publik adalah profesi yang dilindungi oleh undang-undang, maka
konsekuansinya, terhadap profesi Akuntan Publik juga diatur memalui undang-undang yang
bersifat khusus, yang dirancang untuk melindungi profesinya tersebut. Misalnya undang-
undang nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Dengan demikian, maka delik Akuntan
Publik dapat diklasifikasikan menjadi duamacam, yaitu: (a) delik umum, yang berupa
peraturan undang-undang yang berlaku dan mengikat masyarakat pada umumnya; dan (b)
delik hukum khusus, yaitu segala peraturan perundang-undangan, yang menagtur secara
khusus profesi Akuntan Publik, maupun peraturan hukum lainnya, yang berlaku di
masyarakat, dan mengatur peran profesi Akuntan Publik, atau hanya bersinggungan dengan
profesi Akuntan Publik tersebut. Misalnya, undang-undang tentang Perseroan Terbatas,
Undang Undang Pasar Modal, dan sebagainya.

Delik Hukum Profesi Akuntan Publik


a. Delik Perdata
Profesi AP sebagai masyarakat pada umumnya, tidak terlepas dari Kitap Kitab
Undang undang Hukum Perdata (KUHP). Pada pasal 1365,KUHP dinyatakan bahwa:
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu karena kesalahannya untuk
menggantikan kerugian tersebut”.
Seseorang dapat dinyatakan melanggar hukum atau perbuatan melawan hukum
berarti bertentangan dengan hukum, atau tidak sesuai dengan larangan atau keharusan
hukum, atau menyerang kepentingan yang dilindungi hukum (hukum positif). Tuntutan
ganti rugi ini tidak hanya dapat ditujukan kepada akuntan yang menjadi penyerta
ataupun pembantu tindak pidana, juga dapat diperluas kepada kantor dimana akuntan
tersebut bernaung. Hal ini sebagaimana yang diatur dalam pasal 1367 KUHP, yang
menyatakan: “Seseorang tidak hanya bertanggung jawab, atas kerugian yang
disebabkan perbuatannya sendiri, melainkan juga atas kerugian yang disebabkan
perbuatan-perbuatan orang-orang yang menjadi tanggungannya atau disebabkan
barang-barang yang berada di bawah pengawasannya”
Ketentuan dalam Undang-undang Pasar Modal yang berkaitan dengan tuntutan
ganti rugi ini, menyatakan (Pasal 111):
“Setiap Pihak yang menderita kerugian sebagai akibat dari pelanggaran atas Undang-
undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya dapat menuntut ganti rugi, baik sendiri-
sendiri maupun bersama-sama dengan Pihak lain yang memiliki tuntutan yang serupa,
terhadap Pihak atau Pihak-Pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut”.
Profesi Akuntan dalam perusahaan bertanggung jawab membuat dan menyajikan
laporan keuangan perusahaan, yang akan disampaikan untuk beragam kepentingan dari
para pemakainya. Profesi Akuntan Publik, bertanggung jawab sebagai penjaga gawang,
yang melakukan pengujian atau audit atas laporan keuangan perusahaan tersebut,
sebelum laporan keuangan tersebut disampaikan oleh manajemen kepada para pemakai
laporan (stakehorder) di dalam maupun luar perusahaan. AP melakukan pengujian
bukti-bukti audit, secara obyektif, dan independen, sehingga mempunyai keyakinan
yang memedahi, dan dapat menyatakan bahwa informasi yang terkandung dalam
laporan keuangan tersebut telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan karena
adanya kekeliruan, dan atau kecurangan dalam laporan keuanga, yang dilakukan oleh
manajemen perusahaan.
Jika dalam menjalankan pekerjaan profesinya (mengaudit Laporan keuangan), AP
bertindak kurang professional, dan ternyata terdapat unsur kebohongan, maka pelaku
dapat dijerat dengan KUHP Pasal 378, tentang kebohogan, atau informasi palsu atau
dipalsukan. Dimana dalam pasal tersebut menyatakan adanya kata “rangkaian
kebohongan”. Kata “ataupun rangkaian kebohongan”. Kalimat itu seperti dikomentari
oleh R. Soesilo, “satu kata bohong tidak cukup, disini harus dipakai banyak kata-kata
bohong yang tersusun demikian rupa, sehingga kebohongan yang satu dapat ditutup
dengan kebohongan yang lain, sehingga keseluruhannya merupakan cerita sesuatu yang
seakan-akan benar”. Dengan demikian pelaku dapat dikenakan “diancam karena
penipuan dengan pidana penjara paling lama empat tahun.
Oleh karena itu, dalam menjalankan pekerjaan profesinya, AP wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya, dan bertindak secara berhati-hati, bekerja dengan cermat,
dan seksama, agar dapat terhindar dari ancaman pidana tersebut di atas. AP dapat
dimintai tanggung jawabnya, jika terbukti dalam menjalankan proses pemeriksaan
laporan keuangan, yang ternyata merupakan hasil rekayasa akuntansi, AP yang
bersangkutan tidak dapat mengetahui atau mengungkapkannya. Dalam hal ini, AP yang
lalai dalam kasus tersebut, dapat dianggap berkolusi atau bersekongkol dengan pihak
manajemen perusahaan, dan atau terlibat dalam proses menyiapkan laporan keuangan
perusahaan, yang mengandung informasi tidak benar atau informasi hasil rekayasa.
Kasus serupa bias terajdi, jika AP terbukti tidak mampu mengungkapkan dalam hasil
auditnya, atas laporan keuangan hasil rekayasa akuntansi (misalnya ada mar up), yang
menjadi persyaratan pencairan kredit bank, dan pada akhirnya kredit bank tersebut
menjadi bermasalah atau macet, dan tak terbayar.

b. Delik Hukum pidana Khusus


Delik pidana adalah, delik hukum yang timbul dari sejumlah undang-undang yang
secara khusus mengatur tentang peran Akuntan Publik. Peraturan Undang Undang, yang
merupakan pidana khusus, misalnya barkaitan dengan regulasi peran profesi Akuntan
Publik pada Undang Undang Pasar Modal, Undang Undang Perbankan, Undang Undang
Akuntan Publik, dan Ketentuan peraturan undang-undangan lainnya. Misalnya, pada
Pasal 107 UU PM, dinyatakan bahwa:
“Setiap Pihak yang dengan sengaja bertujuan menipu atau merugikan Pihak lain atau
menyesatkan Bapepam, menghilangkan, memusnahkan, menghapuskan, mengubah,
mengaburkan, menyembunyikan, atau memalsukan catatan dari Pihak yang memperoleh
izin, persetujuan, atau pendaftaran termasuk Emiten dan Perusahaan Publik diancam
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)”.
Pada pasal 107 UU Pasar Modal, dinyatakan bahwa: “Setiap Pihak yang dengan
sengaja bertujuan menipu atau...”. Dikatakan menipu apabila seseorang atau pihak lain
yang mempercayai suatu kondisi atau keadaan, tetapi keadaan atau kondisi tersebut tidak
sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya. Sekalipun akuntan hanya bertindak sebagai
pendukung suatu transaksi atau tindakan korporasi, bukankah ketentuan umum KUHP
Pasal 55 ayat 1 butir 2, menyatakan: “Dipidana sebagai pelaku tindak pidana: mereka
yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan
atau martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi
kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan orang lain supaya melakukan
perbuatan”. Risiko hukum bagi AP, dapat timbul dengan tuduhan AP membantu dalam
tindakan kejahatan. Masalah perbantuan tindak pidana kejahatan,diungkapkan dalam
Pasal 56: (1) UU KUHP, yang menyatakan bahwa: “mereka yang sengaja memberi
bantuan pada waktu kejahatan dilakukan; (2). mereka yang sengaja memberi
kesempatan, sarana atau keterangan untuk melakukan kejahatan. Kejahatan pasar modal,
menurut pasal 107 UU Pasar Modal, tidak saja dapat menjerat pelaku utamanya, tetapi
juga para pihak atau siapa saja yang terlibat dalam tindak kejahatan yang diatur dalam
pasal 107 UU Pasar Modal. Hal ini juga didasarkan pada ketentuan pada pasal 55 ayat
1 butir 2 dan pasal 55 KUHP.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa delik hukum
AP ada dua macam, yaitu: (a) Delik hukum umum, dan (b) Delik hukum khusus. AP
adalah profesi yang terhormat, dan punya kewenangan yang luar biasa besarnya, jika
dijalankan dengan penuh rasa tanggung jawab. Oleh karena itu, AP dilindungi oleh
undang – undang. Berikut ini beberapa delik hukum khusus, yang mengatur dan
menegaskan kembali tentang arti pentingnya profesi AP, yang dimuat dalam rumusan
UU Nomor 5 tahun 2011. Regulasi tersebut bertujuan untuk memberikan landasan
hukum yang lebih kuat bagi publik, regulator dan profesi Akuntan Publik, dan
menegaskan keberadaan jasa Akuntan Publik yang telah diakui dalam beberapa peraturan
perundang-undangan di Indonesia, yaitu:
a) UU No. 34 th. 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan, pasal 4;
b) UU No. 11 th. 1992 tentang Dana Pensiun, pasal 52 (1);
c) UU No. 1 th. 1995 tentang Perseroan Terbatas, pasal 59 (1);
d) UU No 8 th. 1995 tentang Pasar Modal, pasal 64 (1) dan pasal 66;
e) UU No. 10 th. 1998 tentang Perbankan, pasal 31A;
f) UU No. 23 th. 1999 tentang BI, penjelasan pasal 30 (1);
g) UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, yang dibuat sebagai bentuk regulasi
khusus, yang mengatur profesi Akuntan Publik dengan peraturan perundang-
undangan setingkat Undang-undang merupakan praktek lazim di negara lain.

Standar Profesional Akuntan Publik


Standar Profesional Akuntan Publik terdiri dari enam standar yaitu:
a. Standar Auditing
b. Standar Atesti
c. Standar akuntan dan Review
d. Standar jasa konsultasi
e. Standar pengendalian mutu
f. Aturan etika kompartemen akuntan publik

Kelima standar yang pertama merupakan standar teknis yang diterbitkan oleh Dewan
Standar Profesional Akuntan Publik., sedangkan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik
merupakan aturan moral yang diterbitkan oleh Kompartemen Akuntan Publik. Keenam
standar profesional ini disusun untuk mengatur mutu jasa yang dihasilkan akuntan publik
bagi masyarakat. Standar Auditing merupakan panduan audit atas laporan keuangan historis,
yang terdiri dari 10 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA)
termasuk interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA).Standar ini bersifat mengikat bagi
anggota Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai akuntan publik, sehingga
pelaksanaannya bersifat wajib.
Standar Atestasi memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik
yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan
keuangan historis, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi
lain yang memberikan keyakinan yang lebih rendah (review, pemeriksaan, dan prosedur yang
disepakati). Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Atestasi (PSAT), termasuk Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT). Standar
ini mengikat akuntan publik dan pelaksanaaannya bersifat wajib.
Standar Jasa Akuntansi dan Review memberikan rerangka untuk fungsi nonatestasi bagi
jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.Dirinci dalam bentuk
Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR), dan bersifat mengikat akuntan
publik sehingga pelaksanaannya wajib.
Standar Jasa Konsultasi memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultasi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik. Dalam jasa konsultasi, para praktisi
menyajikan temuan, kesimpulan, dan rekomendasi.
Standar Pengendalian Mutu, memberikan panduan bagi kantor akuntan publik dalam
melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi
berbagai standar yang diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik dan
Aturan Etika Kompertemen Akuntan Publik.
Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing
Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia merupakan satu di antara jasa atestasi yang disediakan KAP kepada
masyarakat. Dalam tahun-tahun terakhir ini, permintaan jasa atestasi oleh klien, lembaga
pemerintah, dan pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audit atas laporan
keuangan historis, namun mencakup juga jasa profesi akuntan publik yang memberikan
tingkat keyakinan (level of assurance) di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh
auditor dalam audit atas laporan keuangan historis.

SA 200  :Tujuan Keseluruhan Auditor Independen dan Pelaksanaan Audit Berdasarkan


Standar Audit
SA 210 : Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit
SA 220 : Pengendalian Mutu untuk Audit atas Laporan Keuangan
SA 230 : Dokumentasi Audit
SA 240  : tanggung jawab auditor terkait pelaporan keuangan
SA 250 : Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan
Keuangan
SA 260 : Komunikasi dengan Pihak yang Bertanggung Jawab atas Tata Kelola
SA 265 : Pengomunikasian Defisiensi dalam Pengendalian Internal Kepada Pihak yang
Bertanggung Jawab atas Tata Kelola dan Manajemen
SA 300 : Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 315 : Pengidentifikasian dan Penilaian Risiko Kesalahan Penyajian Material Melalui
Pemahaman atas Entitas dan Lingkungannya
SA 320 : Materialitas dalam Tahap Perencanaan dan Pelaksanaan Audit
SA 330 : Respons Auditor terhadap Risiko yang Telah Dinilai.

Kode Etik Profesi Akuntan Publik


Setiap bidang profesi tentunya harus memiliki aturan-aturan khusus atau lebih dikenal
dengan istilah “Kode Etik Profesi”. Dalam bidang akuntansi sendiri, salah satu profesi yang
ada yaitu Akuntan Publik. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai jasa bagi
masyarakat, yaitu jasa assurance, jasa atestasi, dan jasa non assurance.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik) adalah aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota Institut Akuntan
Publik Indonesia atau IAPI (sebelumnya Ikatan Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan
Publik atau IAI-KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan
anggota IAPI) yang bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).
Kode Etik Profesi Akuntan Publik (Kode Etik) ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A
dan Bagian B. Bagian A dari Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar etika profesi dan
memberikan kerangka konseptual untuk penerapan prinsip tersebut. Bagian B dari Kode Etik
ini memberikan ilustrasi mengenai penerapan kerangka konseptual tersebut pada situasi
tertentu.
Kode Etik ini menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan
oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP) atau Jaringan KAP, baik yang
merupakan anggota IAPI maupun yang bukan merupakan anggota IAPI, yang memberikan
jasa profesional yang meliputi jasa assurance dan jasa selain assurance seperti yang tercantum
dalam standar profesi dan kode etik profesi. Untuk tujuan Kode Etik ini, individu tersebut di
atas selanjutnya disebut ”Praktisi”. Anggota IAPI yang tidak berada dalam KAP atau
Jaringan KAP dan tidak memberikan jasa profesional seperti tersebut di atas tetap harus
mematuhi dan menerapkan Bagian A dari Kode Etik ini. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak
boleh menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada ketentuan
yang diatur dalam Kode Etik ini.
Setiap Praktisi wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip dasar dan aturan etika
profesi yang diatur dalam Kode Etik ini, kecuali bila prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku
ternyata berbeda dari Kode Etik ini. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan
etika profesi yang diatur dalam perundang-undangan, ketentuan hukum, atau peraturan
lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi prinsip dasar dan aturan
etika profesi lainnya yang diatur dalam Kode Etik ini.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan
keuangan perusahaan-perusahaan, sehingga masyarakat keuangan memperoleh informasi
keuangan yang handal sebagai dasar untuk memutuskan alokasi sumber-sumber ekonomi.
Sehubungan dengan perkembangan yang terjadi dalam tatanan global dan tuntutan
transparansi dan akuntabilitas yang lebih besar atas penyajian Laporan Keuangan, IAPI
merasa adanya suatu kebutuhan untuk melakukan percepatan atas proses pengembangan dan
pemutakhiran standar profesi yang ada melalui penyerapan Standar Profesi International.
Sebagai langkah awal IAPI telah menetapkan dan menerbitkan Kode Etik Profesi Akuntan
Publik, yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 2010. Untuk Standar Profesional Akuntan
Publik, Dewan Standar Profesi sedang dalam proses “adoption” terhadap International
Standar on Auditing yang direncanakan akan selesai di tahun 2010, berlaku efektif 2011.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh IAPI menyebutkan 5
prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:
1. Prinsip Integritas
2. Prinsip Objektivitas
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
4. Prinsip Kerahasiaan
5. Prinsip Perilaku Profesional
Selain itu kode etik merencanakan aturan-aturan sebagai berikut :
1. Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan
2. Seksi 210 Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP
3. Seksi 220 Benturan Kepentingan
4. Seksi 230 Pendapat Kedua
5. Seksi 240 Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
6. Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional
7. Seksi 260 Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
8. Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien
9. Seksi 280 Objektivitas – Semua Jasa Profesional
10. Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

DAFTAR PUSTAKA

Dasar, P., Perhitungan, O., & Matematika, F. (2012). Bab 3 3, 35–58.


IAPI. (2020). Kode Etik. In Kode Etik Akuntan Indonesia.
https://akuntansiterapan.com/2010/06/15/standar-profesional-akuntan-publik/ diakses pada
tanggal 18 september, 2021

Anda mungkin juga menyukai