Diskusikanlah makna “Harus ada kesalahan pada pelaku”. Berikan juga contoh dari kesalahan
pada pelaku tersebut!
Jawaban
Agar dapat dikenakan Pasal 1365 tentang Perbuatan Melawan Hukum tersebut, undang-undang
dan yurisprudensi mensyaratkan agar pada pelaku haruslah mengandung unsur kesalahan
(schuldelement) dalam melaksanakan perbuatan tersebut. Karena itu, tanggung jawab tanpa
kesalahan (strict liability) tidak termasuk tanggung jawab berdasarkan kepada Pasal 1365 KUH
Perdata. Jikapun dalam hal tertentu diberlakukan tanggung jawab tanpa kesalahan tersebut (strict
liability), hal tersebut tidaklah didasari atas Pasal 1365 KUH Perdata, tetapi didasarkan kepada
undang-undang lain.
Karena Pasal 1365 KUH Perdata mensyaratkan adanya unsur “kesalahan” (schuld) dalam suatu
perbuatan melawan hukum, maka perlu diketahui bagaimanakah cakupan dari unsur kesalahan
tersebut. Suatu tindakan dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan sehingga dapat
dimintakan tanggung jawabnya secara hukum jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
Timbul pertanyaan dalam hal ini, yakni apakah perlu dipersyaratkan unsur “kesalahan” di
samping unsur “melawan hukum” dalam suatu perbuatan melawan hukum, apakah tidak cukup
dengan unsur “melawan hukum” saja. Untuk menjawab pertanyaan ini, berkembang 3 (tiga)
aliran sebagai berikut:
a. Aliran yang menyatakan cukup hanya unsur melawan hukum saja Aliran ini menyatakan
bahwa dengan unsur melawan hukum terutama dalam artinya yang luas, sudah inklusif
unsur kesalahan di dalamnya, sehingga tidak diperlukan lagi unsur kesalahan terhadap
suatu perbuatan melawan hukum. Di negeri Belanda aliran ini dianut misalnya oleh Van
Oven.
b. Aliran yang menyatakan cukup hanya unsur kesalahan saja Sebaliknya, aliran ini
menyatakan bahwa dengan unsur kesalahan, sudah mencakup juga unsur perbuatan
melawan hukum di dalamnya, sehingga tidak diperlukan lagi unsur “melawan hukum”
terhadap suatu perbuatan melawan hukum. Di negeri Belanda aliran ini dianut misalnya
oleh Van Goudever.
c. Aliran yang menyatakan diperlukan, baik unsur melawan hukum maupun unsur
kesalahan Aliran ketiga ini mengajarkan bahwa suatu perbuatan melawan hukum mesti
mensyaratkan unsur melawan hukum dan unsur kesalahan sekaligus, karena dalam unsur
melawan hukum saja belum tentu mencakup unsur kesalahan. Di negeri Belanda aliran
ini dianut misalnya oleh Meyers.
Kesalahan yang disyaratkan oleh hukum dalam perbuatan melawan hukum, baik kesalahan
dalam arti “kesalahan hukum” maupun “kesalahan sosial”. Dalam hal ini hukum menafsirkan
kesalahan sebagai suatu kegagalan seseorang untuk hidup dengan sikap yang ideal, yakni sikap
yang biasa dan normal dalam suatu pergaulan masyarakat. Sikap yang demikian kemudian
mengkristal dalam istilah hukum yang disebut dengan standar “manusia yang normal dan wajar”
(reasonable man).
Berikut adalah beberapa contoh kesalahan yang dapat dilakukan oleh pelaku:
a. Pencurian, pelaku melakukan tindakan mengambil barang milik orang lain tanpa izin
atau tanpa hak yang sah.
b. Penipuan, pelaku melakukan tindakan menipu atau memperdaya orang lain dengan
maksud untuk memperoleh keuntungan pribadi.
c. Pembunuhan, pelaku dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain tanpa alasan
yang sah.
d. Pemalsuan dokumen, pelaku membuat atau mengubah dokumen dengan maksud untuk
menipu atau memperoleh keuntungan pribadi.
e. Penganiayaan, pelaku melakukan tindakan kekerasan atau perlakuan tidak manusiawi
terhadap orang lain.
Sumber
Sari, Indah. “Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana dan Hukum Perdata”.
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara 11, No. 1 (2020): 67-68
Soal
Menurut saudara, kebijakan pengupahan yang telah diterapkan oleh pemerintah apakah sudah
dilaksanakan secara maksimal oleh perusahaan-perusahaan terhadap pekerjanya? Sertakan alasan
hukumnya!
Jawaban
“Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan
termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa
yang telah atau akan dilakukan”.
Sistem Pengupahan Karyawan merupakan suatu pertimbangan-pertimbangan dan atau cara yang
dilakukan secara rinci agar sampai pada besarnya upah yang diberikan kepada karyawan atau
pekerja atau buruh yang digunakan oleh pengusaha berdasarkan aturan perundang-undangan
yang berlaku. Adanya penerapan sistem pengupahan karyawan ini, diharapkan akan
terpenuhinya kebutuhan hidup layak atau disingkat bagi karyawan atau pekerja atau buruh yang
bekerja diperusahaan. Mengenai bentuk upah, dapat berupa uang, barang, maupun jasa. Adapun
yang berupa uang, KUH Perdata Pasal 1602, menetapkan bahwa pembayarannya harus
dilakukan dalam alat pembayaran yang sah di Indonesia, artinya dengan mata uang Indonesia.
Pekerja dan keluarganya sangat tergantung pada upah yang mereka terima untuk dapat
memenuhi kebutuhan sandang, pangan, perumahan dan kebutuhan lain. Sebab itu, para pekerja
dan serikat pekerja selalu mengharapkan upah yang lebih besar untuk menghidupkan taraf hidup
mereka. Namun di lain pihak, para pengusaha sering melihat upah sebagai bagian dari biaya saja,
sehingga pengusaha biasanya enggan atau sangat hati-hati untuk meningkatkan upah.
Pemerintah berkepentingan untuk menetapkan kebijakan pengupahan. Di satu pihak untuk tetap
dapat menjamin standar kehidupan yang layak bagi pekerja dan keluarganya, meningkatkan
produktivitas dan daya beli masyarakat. Di lain pihak, kebijakan pengupahan dimaksudkan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja serta mampu menahan laju
inflasi.
Dengan demikian sistem pengupahan di satu pihak harus mencerminkan keadilan dengan
memberikan imbalan yang sesuai dengan kontribusi jasa kerja dan mendorong peningkatan
kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Di lain pihak, sistem pengupahan di perusahaan harus
mampu mendorong peningkatan produktivitas kerja, serta pertumbuhan dan pengembangan
perusahaan.
Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan (Pasal 88 ayat 1 No. 13/2003). Kebijakan pemerintah mengenai pengupahan
yang melindungi pekerja/buruh meliputi:
1. upah minimum;
2. upah kerja lembur;
3. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
4. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
5. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya;
6. bentuk dan cara pembayaran upah;
7. denda dan potongan upah;
8. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
9. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
10. upah untuk pembayaran pesangon; serta
11. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
Upah Layak dapat ditelusuri dalam Pasal 88 Undang-Undang No. 13 tahun 2003 yang
menyatakan:
1. Mekanisme Upah masih terpaku pada penetapan upah minimum. Padahal UpahMinimum
hanya berlaku bagi mereka yang lajang dan belum berpengalaman.
2. Perusahaan yang menerapkan struktur dan skala upah masih terbatas pada
perusahaanbesar. Ketentuan tentang penyusunan struktur skala upah belum bersifat wajib
(tidak adasanksi).
3. Perundingan Upah secara kolektif belum berjalan optimal.Dari 207.000 perusahaan yang
terdaftar, hanya sekitar 10 - 20 % perusahaan yangmempunyai Serikat Pekerja dan dari
jumlah tersebut hanya 5,15% yang memilikiPerjanjian Kerja Bersama (PKB).
Seharusnya struktur dan skala upah yang diberikan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang telah ditetapkan dan skala upah yang diberikan tidak boleh lebih rendah dari upah
minimum yang berlaku atau bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Jika
ketentuan-ketentuan tersebut dilanggar, maka kesepakatan tersebut batal demi hukum dan
pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Ancaman pidana bagi pengusaha yang membayar upah pekerjanya di bawah upah
minimum adalah pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
dan/atau denda paling sedikit Rp 100 juta dan paling banyak Rp 400 juta. Setiap tangal 1 Mei,
buruh sedunia termasuk di Indonesia, memperingati hari buruh disertai tuntutan kesejahteraan
dan perubahan kebijakan perburuhan melalui aksi demonstrasi. Isu actual yang selalu
didengungkan adalah upah buruh, karena upah adalah pangkal menuju kesejahteraan. Namun
tampaknya upah minimum buruh di Indonesia tidak memungkinkan untuk sejahtera. Dalam
menetapkan UMP/K, belum semua daerah menyesuaikan dengan kebutuhan hidup layak (KHL).
Seharusnya UMK menjadi patokan pengusaha dalam memberikan upah kepada pekerjanya.
Namun, dalam implementasinya masih banyak perusahaan yang melanggar ketetapan UMK ini.
Dalam hal implementasi seharusnya pemerintah memberikan perhatian yang lebih besar karena
sebuah kebijakan yang bagus tidak akan berdampak baik apabila dalam pengimplementasiannya
tidak berjalan dengan baik. Ini menandakan pemerintah masih kurang memperhatikan nasib
buruh. Upaya penegakan hukum adalah tugas pemerintah sebagai pihak yang memiliki
kekuasaan memaksa, sementara buruh hanya bisa menekan melalui aksi-aksinya.
Sumber
https://gajimu.com/pekerjaan-yanglayak/upah-kerja/pertanyaan-mengenai-gaji-atau-upah-kerja-
1https://
www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4e07ff3200377/aturan-kenaikan-upah-secara-
berkala/
Soal
Jawaban
Status sebagai warga negara dijamin dan menjadi hak bagi setiap orang. Di Indonesia, hukum
kewarganegaraan ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar atau UUD 1945 Pasal 28D. Asas
kewarganegaraan lebih lanjut akan menentukan seperangkat hak-hak dan kewajiban yang
melekat pada diri seseorang dalam sebuah negara. Negaralah yang memberi batasan dan
persyaratan kewarganegaraan tersebut.
Apatride adalah istilah untuk orang-orang yang tidak memiliki kewarganegaraan. Sedangkan
Bipatride adalah istilah untuk orang-orang yang memiliki kewarganegaraan ganda (dua). Bahkan
juga ada istilah multipatride atau yang lebih dikenal dengan orang yang memiliki
kewarganegaraan banyak (lebih dari satu).
Penentuan kewarganegaraan sendiri berdasarkan dari dua asas, yaitu asas ius soli dan asas ius
sanguinis. Ius sendiri berarti hukum atau dalil, sedangkan Soli berasal dari Kota Solum yang
artinya tanah. Sanguinis berasal dari kata sanguis yang berarti darah.
1. Asas ius soli adalah asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan
dari tempat di mana orang tersebut dilahirkan.
2. Asas ius sanguinis adalah asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan seseorang
ditentukan berdasar keturunan dari orang tersebut.
Penentuan kewarganegaraan juga dapat didasarkan pada aspek perkawinan yang mencakup asas
kesatuan hukum dan asas persamaan derajat.
a. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu ikatan
yang tidak terpecah sebagai inti dari masyarakat. Dengan asas ini diusahakan status
kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan satu.
b. Asas persamaan derajat berasumsi bahwa suatu perkawinan tidak menyebabkan
perubahan status kewarganegaraan suami dan istri. Keduanya memiliki hak yang sama
untuk menentukan sendiri kewarganegaraannya.
Sumber
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5755129/apa-itu-apatride-dan-bipatride-ini-penjelasan-
beserta-contohnya
Soal
Berikan analisa hukum anda tentang kasus penerobosan dan pengrusakan terhadap gedung
konsulat Amerika di Libya pada tahun 2012 yang mengakibatkan duta besar dan staffnya
meninggal dunia, ditinjau dari hukum diplomatic & konsuler serta tanggung jawabnya!
Jawaban
Kasus penerobosan dan pengrusakan terhadap gedung konsulat Amerika di Libya pada tahun
2012 merupakan suatu peristiwa yang memiliki implikasi hukum diplomasi dan konsuler yang
sangat serius.
Dalam analisis hukum, kita akan meninjau aspek hukum diplomasi dan konsuler serta
pertimbangan tentang tanggung jawab negara terkait dengan peristiwa tersebut.
Hukum diplomatik dan konsuler merupakan seperangkat peraturan dan konvensi internasional
yang mengatur hubungan diplomatik antara negara-negara.
Dalam konteks ini, ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan:
Analisis Kasus:
Dalam kasus penerobosan dan pengrusakan gedung konsulat Amerika di Libya pada tahun 2012,
beberapa poin penting yang perlu dipertimbangkan adalah:
Kesimpulan:
Kasus penerobosan dan pengrusakan terhadap gedung konsulat Amerika di Libya pada tahun
2012 merupakan pelanggaran serius terhadap hukum diplomatik dan konsuler
serta hukum internasional.
Negara Libya memiliki kewajiban untuk melindungi fasilitas diplomatik dan konsuler Amerika
serta personelnya, dan kegagalan dalam memenuhi kewajiban ini dapat mengakibatkan tanggung
jawab negara.
Penting untuk mencatat bahwa setiap kasus akan bergantung pada faktor-faktor khusus, seperti
apakah serangan tersebut diorganisir oleh kelompok teroris atau pelaku individu, dan bagaimana
negara penerima merespons serangan tersebut.
Namun, prinsip-prinsip hukum diplomatik dan konsuler serta perlindungan fasilitas diplomatik
dan konsuler harus tetap dihormati dan dijalankan dalam upaya untuk mencegah serangan
semacam itu dan menegakkan hukum internasional.
Sumber
Suryokusumo, Sumaryo, Hukum Diplomatik Teori dan Kasus, Penerbit Alumni, Bandung, 1995.
Suryono, Edy, Perkembangan Hukum Diplomatik, Penerbit Mandar Madju, Bandung, 1992.
http://id.wikipedia.org/wiki/Libya
http://id.shvoong.com/humanities/history/2220739-negara-libya/
Soal
Jawaban
Asuransi Kerugian
Asuransi kerugian adalah asuransi yang menanggung risiko atas kerugian, kehilangan manfaat,
dan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga, yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
Contoh produk asuransi kerugian adalah asuransi kebakaran, asuransi angkutan laut, asuransi
kendaraan bermotor, asuransi laut, dan asuransi properti.
Asuransi Jiwa
Menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), asuransi jiwa adalah program perlindungan
dalam bentuk pengalihan resiko ekonomis atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Tujuan mengambil asuransi jiwa adalah untuk menutupi potensi kehilangan pendapatan.
Asuransi jiwa diatur dalam Buku I Bab X Pasal 302-308 KUHD. Pasal 302 KUHD berbunyi:
“Jiwa seseorang dapat diasuransikan untuk keperluan orang yang berkepentingan, baik untuk
selama hidupnya maupun untuk waktu yang ditentukan dalam perjanjian.”
Asuransi jiwa berjangka (term life insurance), yaitu produk asuransi yang memberikan
manfaat dengan nominal tertentu kepada penerima manfaat selama jangka waktu tertentu
atau terbatas yang telah disepakati para pihak di awal.
Asuransi jiwa seumur hidup (whole life insurance), yaitu asuransi yang memberikan
manfaat pertanggungan seumur hidup, biasanya sampai dengan usia 99 tahun.
Asuransi unit link, yaitu kontrak asuransi yang memberikan manfaat perlindungan
dengan premi rendah sekaligus investasi. Jenis asuransi ini memberikan manfaat
perlindungan asuransi kematian dan investasi sekaligus.
Sumber
https://katadata.co.id/intan/finansial/620cb37da59d8/asuransi-pengertian-dasar-hukum-jenis-dan-
fungsinya?page=all
Soal
Hukum perlindungan konsumen dalam banyak aspek berkolerasi erat dengan hukum-hukum
perikatan perdata, namun tidak berarti hukum perlindungan konsumen semata-mata ada dalam
wilayah hukum perdata. Ada aspek-aspek hukum perlindungan konsumen yang berada dalam
hukum publik. Coba Anda diskusikan dengan teman-teman Anda mana yang lebih efektif dalam
aspek hukum publik berkaitan dengan perlindungan konsumen.
Jawaban
Hukum Perlindungan Konsumen dalam banyak aspek berkorelasi erat dengan hukum-hukum
perikatan perdata, tidak berarti Hukum Perlindungan Konsumen semata-mata ada dalam wilayah
hukum perdata. Ada aspek –aspek Hukum Perlindungan Konsumen yang berada dalam hukum
public, terutama hukum pidana dan hukum administrasi Negara. Jadi, tepatnya Hukum
Perlindungan Konsumen ada di wilayah hukum Privat (perdata) dan diwilayah hukum Publik.
Yang dimaksud hukum perdata yakni dalam arti luas, termasuk hukum perdata, hukum dagang
serta kaidah-kaidah keperdataan yang termuat dalam berbagai peraturan perundang- undangan
lainnya. Kesemuanya itu baik hukum perdata tertulis maupun hukum perdata tertulis maupun
hukum perdata tidak tertulis (hukum adat). Aspek keperdataan yang dimaksud yaitu segala yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban konsumen yang bersifat keperdataan. Beberapa hal
yang dinilai penting dalam hubungan konsumen dan penyediaan barang dan atau jasa (pelaku
usaha) antara lain:
Hak atas informasi ini sangat penting, karena tidak memadai informasi yang disampaikan
kepada konsumen ini dapat juga merupakan salah satu bentuk cacat produk, yaitu yang
dikenal dengan cacat instruksi atau cacat karena informasi yang tidak memadai. Hak atas
informasi yang jelas dan benar dimaksudkan agar konsumen dapat memperoleh
gambaran yang benar tentang suatu produk, karena dengan informasi tersebut, konsumen
dapat memilih produk yang inginkan/sesuai kebutuhannya serta terhindar dari kerugian
akibat kesalahn dalam penggunaan.
Bagi konsumen, informasi tentang barang dan atau jasa merupakan kebutuhan pokok
sebelum menggunakan sumber dananya untuk mengadakan transaksi konsumen tentang
barang/jasa. Dengan transaksi konsumen dimaksudkan diadakannya hubungan hukum
(jual beli, beli- sewa, sewa-menyewa, pinjam meminjam, dan sebagainya) tentang produk
konsumen dengan pelaku usaha itu.
Informasi tersebut meliputi tentang ketersediaan barang atau jasa yang dibutuhkan
masyarakat, kualitas produk, keamanannya, harga, cara memperolehnya, jaminan atau
garansi produk, dan tersedianya pelayanan. Beberapa bentuk informasi di antara berbagai
informasi tentang barang atau jasa konsumen yang diperlukan konsumen, yang paling
berpengaruh pada saat ini adalah informasi yang bersumber dari kalangan pelaku usaha.
Terutama dalam bentuk iklan atau label, sedang untuk produk hasil industri lainnya,
informasi tentang produk itu terdapat dalam bentuk standar yang ditetapkan oleh
pemerintah, standar internasional, atau standar lain yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang.
Dari kalangan usaha (penyedia dana, produsen, importir, atau lain-lain pihak yang
berkepentingan), diketahui sumber-sumber informasi itu umumnya terdiri dari berbagai
bentuk iklan baik melalui media nonelektronik atau elektronik label termasuk pembuatan
selebaran, seperti brosur, pamflet, katalog, dan lain-lain sejenis dengan itu. Bahan-bahan
informasi ini pada umumnya disediakan atau dibuat oleh kalangan usaha dengan tujuan
memperkenalkan produknya, mempertahankan, dan/atau meningkatkan pangsa produk
yang telah dan/atau ingin lebih lanjut diraih. Adapun label merupakan informasi yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan tertentu. Seorang pengusaha yang baik
adalah yang beritikad baik, itikad baik demikian dapat dilihat dengan upayanya
memberikan informasi yang sebenarnya, secara jujur dan sejelas-jelasnya tentang kondisi
dan jaminan dari produknya, baik mengenai soal penggunaannya, perbaikannya, maupun
pemeliharaannya.
Di antara berbagai informasi tentang barang atau jasa konsumen yang diperlukan
konsumen, tampaknya yang paling berpengaruh pada saat ini adalah informasi yang
bersumber dari para pengusaha. Terutama dalam bentuk iklan atau label, tanpa
mengurangi pengaruh dari berbagai bentuk informasi pengusaha lainnya.
Periklanan merupakan media informasi sangat penting dalam rangka promosi atau
pemasaran produk. Media ini malahan dipandang sebagai sarana terpenting dari sejumlah
media pemasaran yang dikenal dengan perdagangan. Dengan demikian, periklanan sangat
erat sekali hubungannya dengan dunia usaha, karena media iklan merupakan jembatan
penting antara pelaku usaha dan konsumen. Media periklanan dapat dibedakan ke dalam
tiga jenis, yakni:
1. Media lisan
2. Media cetak seperti, surat kabar, majalah, brosur, pamflet, selebaran
3. Media elektronik seperti, televisi, radio, komputer atau internet.
Dari sejumlah jenis media tersebut, media yang paling efektif dan paling berpengaruh
sekarang ini dalam periklanan adalah media televisi.
Sayangnya dalam undang-undang ini tidak dicantumkan apa yang dimaksud dengan
iklan. Yang terdapat dalam perundang-undangan ini hanyalah berbagai larangan dan
suruhan berkaitan dengan periklanan saja. Iklan adalah bentuk informasi yang umumnya
bersifat sukarela, sekalipun pada akhir-akhir ini termasuk juga yang diatur didalam UU
tentang Perlindungan Konsumen (pasal 9, 10, 12, 13, 17 dan pasal 20).
Selain iklan, ada juga Label yang merupakan informasi produk konsumen yang bersifat
wajib ini, ditetapkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Ketentuan tersebut
terdapat dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
UU Barang, UU No. 10 tahun 1961, memberikan informasi tentang barang. Pasal 2 ayat
(4) UU ini menentukan:
1. Pemberian nama dan /atau tanda-tanda yang menunjukan asal, sifat, susunan
bahan, bentuk banyaknya dan kegunaan barang-barang yang baik diharuskan
maupun tidak diperoleh dibubuhkan atau dilekatakn pada barang
pembungkusannya, tempat barang- barang itu diperdagangkan dan alat-alat
reklame, pun cara pembubuhan atau melekatkan nama dan tanda-tanda itu
2. Baik produk makanan, maupun obat diwajibkan mencantumkan label pada wadah
atau pembukusnya. Pasal 21 ayat 2 UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
menjelaskan lebih lanjut ketentuan tentang pelabelan makanan. Setiap makanan
yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang memuat keterangan tentang:
Dari uraian ini tampak bahwa informasi produk konsumen itu dapat ditemukan dalam
penandaan atau informasi lain. Pada penandaan label atau etiket informasi yang bersifat
wajib dilakukan dengan sanksi-sanksi administratif dan/atau pidana tertentu apabila tidak
dipenuhi persyaratan-persyaratan etiket dan/atau label tersebut.
Dari uraian diatas menurut saya tidak ada yang mana lebih efektif, baik yang berkaitan Perdata
maupun Publik, keduanya sudah sesuaian dengan porsi masing – masing dalam melakukan
perlindungan konsumen, namun dalam pelaksanaannya masih banyak pedagang – pedagang
yang curang, atau tidak takut dengan kosekuensi yang mereka lakukan, demi mendapatkan
keuntungan semata.
Sumber
Munir fuadi, hukum bisnis dalam teori dan praktik, buku II (Citra Aditiya Bakti: Bandung, 1994)
Hal. 205
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen kajian teoritis dan perkembangan
pemikiran. (Cetakan 1 FH Unlam Press: Banjarmasin, 2008). Hal. 29-32
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen. (PT Raja Grafindo Persada,
2004) Hal.41
Celina Tri Siwi Kristiyani, Hukum Perlindungan Konsumen. (Sinar Grafika: Jakarta, 2009) Hal.
70