1. Menurut pandangan anda bagaimanakah konsep pemikiran tentang hukum dalam ilmu
filsafat? Jelaskan analisis anda!
Sumber: Hukumonline.com
Pertanyaan:
2. Berdasarkan uraian wacana diatas, bagaimanakah pandangan filsuf pada Zaman Yunani
terkait himbauan pemerintah tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)?
JAWABAN:
1. Pada Dasarnya filsafat adalah hal membahas tentang sesuatu dari akar sampai buah dalam
artian dari hal yang yang belum pernah kita fikirkan sebelumnya. Termasuk dalam ilmu
hukum, filsafat membahas dari nama asal mula dan sifat dasar. Alam. Pandangan para
filsuf dalam menafsirkan hukum sendiri sangat luas. Filsafat juga mempunyai ilmu
cabang yang membahas hakikat, pengetahuan, dan asal muasal pengetahuan itu tercipta.
Dengan mempelajari ilmu filsafat kita dapat melakukan penyelidikan tentang apa saja
dengan mendalam disini penyeledikannya adalah ilmu hukum. Menurut Carl
Joachim,pakar filsafat ia menyebutkan bahwa filsafat hukum, mengemukakan bahwa
filsafat hukum merupakan bagian dari filsafat umum, yang merupakan bagian dari etika.
Dari sini bisa kita tarik kesimpulan bahwa ilmu hukum dalam filsafat merupakan sebuah
dari pengaturan tingkah laku masyarakat. Segala aktivitas yang dilakukan masyarakat
diatur dalam ilmu hukum. Filsafat hukum juga merupakan cabang ilmu dari filsafat
ontologi,epistemologi,aksiologi,dan moral. Disini selain membahas tentang tingkah laku
masyarakat, filsafat hukum juga membahas menganai pengetahuan, asal muasal
pengetahuan itu,kebenaran ilmu pengetahuan itu. Filsafat hukum sangat kompleks dalam
hal kehidupan. Filsafat hukum juga membahas dimana baik dan benar, filsafat hukum
mengajarkan bagaimana kehidupn yang baik dan benar. Karena filsafat hukum, memiliki
objek bahasan yang luas meliputi semua hal yang dapat dijangkau oleh pikiran manusia.
Dengan realitas yang ada dan dapat dibuuktikan kebenarannya dengan saksama.
2. Menurut Socrates filsuf kelahiran Athena memandang hukumk harus ditaati tetapi hukum
harus memiliki kebenaran yang objektif, Socrates menyatakan bahwa untuk membuktikan
kebenaran hukum itu, masyarakat harus mempunyai pengetahuan. Dari pandangan
Socrates bisa ditarik kesimpulan bahwa pemerintah dalam mengeluarkan peraturan yaitu
menerapkan PSBB, pasti mempunyai dasar dari peraturan itu dibuat. Masyarakat harus
mempunyai pengetahuan untuk sadar hukum, tetapi manusia yang tidak memiliki
kesadaran dan pengetahuan tentang hukum maka dia akan menolak peraturan tersebut.
Disisi lain pemerinth harus mencantumkan dasar (landasan) mengapa peraturan itu
dibuat, menurut Plato seorang Filsuf murid dari Socrates memberi ajaran bahwa supaya
hukum tidak ditafsirkan hanya untuk kepentingan pribadi maka diperlukan landasan
filosofinya mengapa peraturan itu dibuat.
3. Dalam pandangan aliran realisme hukum (legal realism), hukum tidak statis dan selalu
bergerak secara terus-menerus sesuai dengan perkembangan zamannya dan dinamika
masyarakat. Tujuan dari hukum selalu dikaitkan dengan tujuan masyarakat tempat hukum
itu diberlakukan. Pound mengemukakan istilah “realisme” oleh kaum realisme hukum
adalah kesetiaan pada alam dengan mencatat kejadian apa adanya, bukan sebagaimana
yang dibayangkan, sebagaimana yang diinginkan, sebagaimana yang dipikirkan, atau
sebagaimana yang dirasakan hukum bukanlah suatu sistem norma-norma. Dalam hal ini,
aliran realisme hukum tidak hanya mempelajari apa itu dan bagaimana terciptanya
kaidah, doktrin, atau institusi hukum. Akan tetapi, yang ditekankan adalah bagaimana
mereka bekerja dengan menggunakan contoh-contoh konkret dari hukum. Hukum tidak
hanya berfungsi sebagai alat tetapi dapat juga sebagai tujuan sekaligus. Jadi pemerintah
dalam menerapkan PSBB, bukan menjadikan sebuah peraturan itu sebagai alat untuk
menyengsarakan masyarakat tetapi sebgai tujuan terciptanya masyarakat yang aman dan
sehat.
Referensi:
HKUM4103/MODUL 1