NIM : 1800024305
Kelas :G
MK : Hukum Pidana Khusus
1. Hukum pidana khusus adalah ketentuan – ketentuan tentang hukum pidana yang ada diluar
kodifikasi hukum pidana itu sendiri atau berlaku terhadap orang tertentu ,
Hukum tindak pidana khusus berada di luar hukum pidana umum yang mengatur
kodifikasi hukum pidana materiil dan hukum pidana formil (hukum) dengan memuat norma,
sanksi, dan asas hukum yang disusun khusus menyimpang karena kebutuhan masyarakat
terhadap hukum pidana yang mengandung, peraturan dari anasir-anasir kejahatan yang
konvensional dan kebutuhan terhadap hukum pidana khusus untuk mengatur beberapa subyek
hukum dan/atau perbuatan pidana khusus, dan oleh sebab itu memuat ketentuan dan asas
yang menyimpang dari peraturan hukum pidana umum.
3.Dalam masalah ini orang perseorangan itu dan usaha berbadan hukum tersebut termasuk
dalam tindak pidana dibidang ekonomi karena dari ilustrasi kasus diatas dijelasakan bahwa
“CO”, “RO”, “NA”, dan “PT WFH” telah melakukan menimbun barang kebutuhan pokok
dan/atau barang penting lainnya selama masa Pandemi Virus Corona (COVID-19)
berlangsung yang dimana telah terdapat pelanggaran yang trerjadi pada Pasal 29 ayat (1) UU
No. 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan Dalam hukum pidana itu ada 2 unsur. Pertama ada
perbuatan dan yang kedua itu ada mensreanya. Perbuatan penimbunan suatu barang, itu
sama-sama perbuatan fakta. Tapi, kemudian mensreanya berbeda. Ada yang menimbun untuk
pertolongan dan kemudian dibagikan kepada masyarakat.dan kemudian ada juga yang
menimbun ingin mencari keuntungan sehingga dengan harga berapapun orang harus membeli
karena dalam keadaan panic. menyimpan barang kebutuhan pokok dan/atau barang penting
dalam jumlah dan waktu tertentu pada saat terjadi kelangkaan barang jelas ini adalah tindak
pidana di bidang ekonomi.
4. UU a quo menganut Asas Retroaktif
B. Menurut saya Walaupun pemberlakuan surut dapat diterapkan dalam peraturan bukan
berarti setiap peraturan yang bukan kategori norma pidana dan pembebanan masyarakat
dengan mudah diberlakusurutkan sebab untuk diberlakusurutkan suatu peraturan harus ada
alasan yang kuat kenapa harus diberlakukan, tanpa alasan yang kuat tentu berlaku surut
tersebut justru dapat menimbulkan ketidakpastian hukum dan menjadi alat kesewenang-
wenangan.
5.Yuridiksi materiil : pembunuhan terhadap sebagian besar anggota kelompok dari etnis
tertentu yang mereka anggap sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap kriris ekonomi
Yuridiksi temporal : perbuatannya dilakukan pada september – Oktober 2020
Yuridiksi teritorial : terjadi di Yogyakarta, jawa tengan, dan jawa timur
Yuridiksi personal/individual : Gerakan Pemurnian Etnis Indonesia