Anda di halaman 1dari 2

PERTEMUAN KE-1:

DELIK-DELIK KHUSUS DILUAR KUHP

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian tindak pidana khusus atau delik-delik khusus
diluar KUHP dan ruang lingkup tindak pidana khusus.

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:

Menjelaskan Pengertian Tindak Pidana Khusus

Pertama kali dikenal istilah Hukum Pidana Khusus, sekarang diganti dengan istilah
Hukum Tindak Pidana Khusus. Timbul pertanyaan, apakah ada perbedaan dari kedua istilah
ini. Oleh karena yang dimaksud dengan kedua istilah itu adalah UU Pidana1 yang berada di
luar Hukum Pidana Umum yang mempunyai penyimpangan dari Hukum Pidana Umum baik
dari segi Hukum Pidana Materiil maupun dari segi Hukum Pidana Formal. Kalau tidak ada
penyimpangan tidaklah disebut Hukum Pidana Khusus atau Hukum Tindak Pidana Khusus.
Hukum Tindak Pidana Khusus mengatur perbuatan tertentu atau berlaku terhadap
orang tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain selain orang tertentu. Oleh karena
itu hukum tindak pidana khusus harus dilihat dari substansi dan berlaku kepada siapa Hukum
Tindak Pidana Khusus itu. Hukum Tindak Pidana Khusus ini diatur dalam UU di luar Hukum
Pidana Umum. Penyimpangan ketentuan hukum pidana yang terdapat dalam UU Pidana
merupakan indikator apakah UU Pidana itu merupakan Hukum Tindak Pidana Khusus atau
bukan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Hukum Tindak Pidana Khusus adalah UU Pidana
atau Hukum Pidana yang diatur dalam UU Pidana tersendiri. Pernyataan ini sesuai dengan
pendapat Pompe yang mengatakan: “Hukum Pidana Khusus mempunyai tujuan dan fungsi
tersendiri”.
UU Pidana yang dikualifikasikan sebagai Hukum Tindak Pidana Khusus ada yang
berhubungan dengan ketentuan Hukum Administrasi Negara terutama mengenai
penyalahgunaan kewenangan. Tindak Pidana yang menyangkut penyalahgunaan kewenangan
ini terdapat dalam perumusan tindak pidana korupsi.

1
Yang dimaksud UU Pidana adalah UU yang memuat atau mengatur perumusan tindak pidana, dan berlakunya
ketentuan hukum pidana. Khusus untuk hukum tindak pidana khusus diharuskan adanya indikator
penyimpangan terhadap hukum pidana materiil dan juga formil.
Tujuan Pembelajaran 1.2:

Menjelaskan Ruang Lingkup Tindak Pidana Khusus

Ruang lingkup tindak pidana khusus ini tidaklah bersifat tetap, akan tetapi dapat
berubah tergantung dengan apakah ada penyimpangan atau menetapkan sendiri ketentuan
khusus dari UU Pidana yang mengatur substansi tertentu. Contoh: UU No. 32 Tahun 1964
tentang Lalu Lintas Devisa telah dicabut dengan UU No. 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas
Devisa dan Sistem Nilai Tukar Uang, sehingga UU yang mengatur tentang Lalu Lintas
Devisa ini tidak lagi merupakan tindak pidana khusus.
Ruang lingkup hukum tindak pidana khusus:
1. Hukum Pidana Ekonomi (UU Drt. No. 7 Tahun 1955)
2. Tindak Pidana Korupsi
3. Tindak Tindak Pidana Narkotika dan Psikotropika
4. Tindak Pidana Perpajakan
5. Tindak Pidana Kepabeanan dan Cukai
6. Tindak Pidana Pencucian Uang (money laundering)
7. Tindak Pidana Anak
Tindak pidana ekonomi merupakan tindak pidana khusus yang lebih khusus dari
kedua tindak pidana khusus lainnya. Tindak pidana ekonomi ini dikatakan lebih khusus
karena aparat penegak hukum dan pengadilannya adalah khusus untuk tindak pidana
ekonomi. Misalnya Jaksanya harus Jaksa ekonomi, Paniteranya harus panitera ekonomi dan
hakim harus hakim ekonomi demikian juga pengadilannya harus pengadilan ekonomi.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan delik-delik khusus diluar KUHP?
2. Sebutkan perbedaan antara hukum pidana khusus dengan hukum tindak pidana
khusus?
3. Sebutkan ruang lingkup tindak pidana khusus atau delik-delik khusus diluar KUHP!
D. DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hamzah, Andi, Hukum Pidana Ekonomi, Erlangga, Jakarta,1983.

Anda mungkin juga menyukai