Tujuan pengaturan terhadap tindak-tindak pidana yang bersifat khusus adalah untuk
mengisi kekurangan ataupun kekosongan hokum yang tidak tercakup pegaturannya dalam
KUHP, namun dengan pengertian bahwa pengturan itu masih tetap dan berada dalam batas-batas
yang diperkenankan oleh hukum pidana formil dan hukum pidana materil.
Di dalam Law Online Library dijelaskan, Hukum tindak pidana khusus mengatur perabuatan
tertentu atau berlaku terhadap orang tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain selain
orang tertentu. Oleh karena itu, Hukum Tindak Pidana Khusus harus dilihat dari substansi dan
Contoh kasus yang berkenaan dengan Asas Lex Specialis Derogat legi Generalis tentang
perkara korupsi yang telah diatur dengan UU Nomor. 20/2001 Ttg TPPU yang mengalahkan
ketentuan dalam KUHP yang mengatur pecurian (Perubahan atas UU Nomor 31/1999).
Orang pelakunya yang khusus, contoh hokum Pidana Militer, ketentuan hokum yang mengatur
seseorang militer ttg tindak2 mana yang merupakan pelanggaran/kejhatan, serta bagaimana
sanksi pidananya
Hukum Pidana Formil adalah : atau dikenal juga dengan hokum acara pidana adalah
seluruh garis hokum yang menjadi dasar atau pedoman bagi penegak hokum untuk
melaksanakan ketentuan2 hukum pidana materil atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa
hokum pidana formil mengatur tentang bagaimana Negara dengan alat2 perlengkapan,
melakukan kewajiban untuk menyidik, menuntut menjatuhkan dan melaksanakan pidana atau
hukuman pidana yang mengatur kewenangan Negara (melalui aparat penegak hokum )
Hukum Pidana Materil adalah : Memuat aturan2 yang menetapkan dan merumuskan
perbuatan2 yang dapat dipidana aturan2 yang memuat syarat2 untuk dapat menjatuhkan pidana
Hubungan Hukum Pidana Formil dengan Hukum Pidana Materiil dan Sifat Hukum Acara
Pidana
Antara Hukum Acara Pidana Formil (KUHAP) dengan Hukum Pidana Materiil (KUHP)
termampu hubungan yang sangat erat, karena Hukum Acara Pidana (KUHAP) melaksanakan
dan mempertahankan Hukum Pidana Materiil (KUHP). Dengan kata lain mampu dikatakan
bahwa Hukum Pidana Materiil (KUHP) tidak mampu dilaksanakan apabila tidak ada Hukum
Antara Hukum Acara Pidana Formil (KUHAP) dengan Hukum Pidana Materiil (KUHP)
termampu hubungan yang sangat erat, karena Hukum Acara Pidana (KUHAP) melaksanakan
dan mempertahankan Hukum Pidana Materiil (KUHP). Dengan kata lain mampu dikatakan
bahwa Hukum Pidana Materiil (KUHP) tidak mampu dilaksanakan apabila tidak ada Hukum
Contoh :
A mengambil Arloji milik B, kemudian oleh A Arloji tersebut dijual dan uang hasil
penjualan Arloji tersebut dipakai untuk foya-foya. Perbuatan A tersebut mampu dihukum
berdasarkan ketentuan Pasal 362 KUHP. Tetapi, perbuatan A tersebut diatas yang melanggar
Pasal 362 KUHP mampu dihukum selama-lamanya 5 (lima) tahun, kalau ada peraturan yang
Dalam kasus tersebut diatas, B tidak bisa menghukum sendiri Si A melainkan harus
diserahkan kepada Aparat Penegak Hukum / Polri yang akan memproses Si A sesuai ketentuan
Penyidik dan Penuntut Umum adalah Aparat Negara yang bertindak lebih aktif.
suatu peristiwa Pidana bukanlah semata-mata didasarkan terhadap adanya laporan dari
pihak korban atau yang dirugikan, kecuali dalam hal Tindak Pidana Aduan, akan tetapi
penuntutan didasarkan atas sifat Hukum Pidana itu sendiri (bersifat memaksa = Dwangen
Recht).
Hukum Tindak Pidana Khusus ini diatur dalam undang-undang di luar Hukum pidana
umum. Penyimpangan ketentuan hukum pidana yang terdapat dalam undang-undang pidana
merupakan indicator apakah undang-undang pidana itu hukum tindak pidana khusus ataukah
bukan. Sehingga, dapat dikatakan, Hukum Tindak Pidana khsusus adalah undang-undang
pidana atau hukum pidana yang diatur dalam undang-undang pidana tersendiri.
2. Ruang Lingkup Tindak Pidana Khusus.
pidana khusus dapat pula menyimpang dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
pidana khusu, dari aspek norma, jelas mengatur hal-hal yang belum diatur di dalam
KUHP.
undangan yang mengatur tentang hal-hal yang bersifat khusus di luar KUHP. Jadi, titik
tolak kekhususan suatu peraturan erundang-undangan khusus dapat dapat dilihat dari
perbuatan yang diatur, masalah subjek tindak pidana, pidana dan pemidanaannya.
Subjek Hukum Tindak Pidana Khusus diperluas, tidak saja meliputi orang pribadi
melainkan juga badan hukum. Sedangkan dari aspek masalah pemdanaan, dilihat dari
pola perumusan ataupun pola ancaman sanksi, Hukum Tindak Pidana Khusus dapat juga
menyimpang dari ketentuan KUHP. Sedangkan substansi Hukum Tindak Pidana Khusus
Di dalam Law Online Library dipaparkan juga tentang ruang lingkup Hukum Tindak
Pidana Khusus yang dikatakan tidak bersifat tetap, tetapi dapat berubah tergantung
dengan apakah ada penyimpangan atau menetapkan sendiri ketentuan khusus dari