Anda di halaman 1dari 4

Nama : Markus Kevin

NIM: 210200602
Grup : F
Matkul: Tindak Pidana Khusus
Dosen: Prof. Dr. Syafruddin Kalo SH.,M.Hum
RESUME MATA KULIAH TINDAK PIDANA KHUSUS
Tindak Pidana Khusus (Tipidsus) adalah jenis tindak pidana yang pengaturan hukumnya
berada di luar Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). Tipidsus memiliki
karakteristik dan penanganan perkara yang bersifat khusus dan spesifik, baik dari segi aturan
hukum yang diterapkan, hukum acara yang digunakan, penegak hukum yang terlibat, maupun
pengacara yang menanganinya. Beberapa jenis tindak pidana yang termasuk dalam Tipidsus
antara lain tindak pidana korupsi, tindak pidana narkotika, tindak pidana ekonomi, tindak
pidana lingkungan, dan lain sebagainya.
Perlindungan hukum terhadap Tipidsus menjadi penting karena jenis tindak pidana ini
memiliki karakteristik dan penanganan perkara yang khusus dan spesifik. Perlindungan
hukum terhadap Tipidsus meliputi perlindungan terhadap hak-hak korban, perlindungan
terhadap hak-hak tersangka atau terdakwa, serta perlindungan terhadap hak-hak penegak
hukum. Beberapa peraturan hukum yang mengatur perlindungan terhadap Tipidsus di
Indonesia antara lain Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Tindak pidana khusus memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.Mengatur Hukum Pidana Material dan Formal di Luar Hukum Kodifikasi
Tindak pidana khusus mengatur hukum pidana material dan formal yang tidak termasuk
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau hukum pidana umum. Pengaturan
ini biasanya terdapat dalam undang-undang dan peraturan perundang-undangan terpisah yang
mengatur bidang-bidang tertentu seperti ekonomi, narkotika, korupsi, lingkungan, dan lain
sebagainya.
2.Memuat Norma, Sanksi, dan Asas Hukum yang Disusun Khusus
Tindak pidana khusus memiliki peraturan hukum yang disusun secara khusus untuk bidang
tertentu. Hal ini mencakup norma-norma hukum yang mengatur perbuatan yang dilarang,
sanksi yang diberikan sebagai akibat dari pelanggaran, dan asas-asas hukum yang menjadi
dasar penanganan perkara.
3.Menyimpang dari Konvensi Hukum Pidana yang Umum
Tindak pidana khusus seringkali mengandung ketentuan-ketentuan hukum pidana yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang umum atau konvensional yang terdapat
dalam KUHP. Hal ini dilakukan karena adanya kebutuhan masyarakat terhadap regulasi
hukum yang lebih spesifik dan berfokus pada bidang-bidang tertentu yang memerlukan
perlindungan khusus.
4.Menyertakan Peraturan tentang Elemen-Elemen Kejahatan yang Konvensional
Tindak pidana khusus mencakup peraturan hukum yang mengatur elemen-elemen kejahatan
yang biasanya terdapat dalam tindak pidana konvensional. Misalnya, unsur-unsur seperti
perbuatan melawan hukum, kesalahan, kesengajaan atau kelalaian, dan lain sebagainya tetap
diperhatikan dalam tindak pidana khusus, meskipun dengan konteks dan persyaratan yang
khusus sesuai dengan bidang yang diatur.
Perbedaan antara hukum pidana umum dan hukum pidana khusus juga digambarkan oleh
Azis Syamsuddin yang dapat dideskripsikan, sebagai berikut:
a.Definisi.
Hukum pidana umum adalah perundang-undangan pidana dan Berlaku umum, sedangkan
hukum pidana khusus adalah perun-dang-perundangan di bidang tertentu yang bersanksi
pidana, atau tindak pidana yang diatur dalam undang-undang khusus.
b. Dasar.
Hukum pidana umum tercantum dalam KUHP dan semua per-undang-undangan yang
mengubah dan menambah KUHP, sedangkan hukum pidana khusus tercantum di dalam
perundang-undangan di luar KUHP, baik perundang-undangan pidana maupun bukan pidana,
tetapi bersanksi pidana (ketentuan yang menyimpang dari KUHP).
c. Kewenangan penyelidikan dan penyidikan.
Yang menjadi penyelidik dan penyidik dalam hukum pidana umum adalah polisi, sedang
dalam hukum pidana khusus adalah polisi, jaksa, PPNS, dan KPK.
d. Pengadilan.
Pemeriksaan perkara dalam hukum pidana umum dilakukan di pengadilan umum, sedangkan
pemeriksaan perkara dalam hukum pidana khusus adalah pengadilan tipikor, pengadilan
pajak,pengadilan hubungan industrial, pengadilan anak, pengadilan HAM, pengadilan niaga,
dan pengadilan perikanan
Semua Ketentuan pidana yg berada di luar KUHP (pidana umum) yg punya penyimpangan
dari pidana umum. Hukum pidana khusus mengadili,mengatur perbuatan tertentu, orang
(pihak) terterdu tidak dapat dilakukan oleh orang lain & tidak diatur dalam pidana umum.
Penyimpangan pidana yg terdapat merupakan klasifikasi pidana khusus, dapat disimpulkan
bahwa UU yang mengatur TPK merupakan UU tersendiri ya dikualifikasikan dengan Hukum
pidana khusus, & berhubungan dgn UU Administrasi, terutama penyalahgunaan kewenangan.
Ruang Lingkup Pidana Khusus:
1. Hukum Ekonomi = UU No 7 tahun 1958
2. Tipikor = UU No 31 tahun 1999
3. Narkotika = UU No 35 tahun 2001
4. Tindak Pidana Perpajakan = UU No 8 tahun 1981
5. Tindak Pidana Kepabean & Cukai
6. Tindak Pidana Pencucian uang
7. Pidana Khusus

Kekhususan Tindak Pidana Khusus di bidang pidana materil:


1. Bersifat elastis
2. Percobaan dalam melakukan/membantu melakukan diancam dengan pidana
menyimpang
3. Peraturan TPK diatur Recara khusus.
4. Perluasan teritorial berlaku secara (Menyimpang& diatur secara khusus)
5. Subjek hukum berhubungan/ditentukan berdasarkan kerugian keuangan dan
perekonomian negara (ketentuan khusus).
6. Pegawai negeri merupakan subjek hukum tersendiri (ketentuankhusus).
7. Memiliki sifat terbuka, maksudnya adanya ketentuan untuk memasukkan tindak
pidana yang berada dalam UU lain asalkan UU lain itu menentukan menjadi tindak
pidana
(ketentuan khusus).
8. Pidana denda ditambah sepertiga terhadap korporasi (menyimpang).
9. perampasan barang bergerak, tidak bergerak (ketentuan khusus)
10. Adanya pengaturan tindak pidana selain yang diatur dalam UU itu(ketentuan khusus)
11. Tindak pidana bersifat transnasional (ketentuan khusus)
12. Adanya ketentuan yurisdiksi dari negara lain terhadap tindk pidana yang terjadi
(ketentuan khusus)
13. Tindak pidananya dapat bersifat politik (ketentuan khusus
Kekhususan Tindak Pidana Khusus di bidang pidana formil yakni :
1. Penyidikan dapat dilakukan oleh Jaksa, Penyidik Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi.
2. Perkara pidana khusus harus didahulukan dari perkara pidana lain.
3. Adanya gugatan perdata terhadap tersangka/terdakwa tindak pidana korupsi.
4. Penuntutan kembali terhadap pidana bebas atas dasar kerugian negara.
5. Perkara pidana khusus diadili di pengadilan khusus.
6. Dianutnya peradilan in absentia.
7. Diakuinya terobosan terhadap rahasia bank.
8. Dianut pembuktian terbalik.
9. Larangan menyebutkan identitas pelapor.
10. Perlunya pegawai penghubung
Dapat disimpulkan bahwa hukum pidana khusus, memang memiliki karateristik tertentu
sehingga berbeda dengan hukum pidana umum. Perbedaan itu terlihat baik pada substansi
hukum pidana materiilnya maupun substansi hukum formilnya. Perbedaan itu terlihat pada
insitusi penegak hukumnya, peradilan, dan subjek hukumnya. Dalam hukum tindak khusus,
subjek hukumnya tidak hanya terbatas pada orang perseorangan, akan tetapi juga subjek
hukum korporasi.
Hukum pidana khusus merupakan bagian dari hukum pidana vang tersebar dalam berbagai
undang-undang yang dibentuk untuk mengatur materi hukum secara khusus.Dalam Undang-
undang tersebut, selain memuat materi hukum pidana materiil juga memuat materi hukum
pidana formil, atau dengan kata lain hukum pidana khusus memuat norma dan sanksi pidana
yang tidak diatur dalam KUHP dan juga memuat aturan hukum acara yang menyimpang dari
ketentuan yang ada dalam
Implementasi perlindungan hukum terhadap Tipidsus masih menghadapi beberapa
tantangan. Beberapa tantangan tersebut antara lain kurangnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya melaporkan tindak pidana, kurangnya sumber daya manusia dan teknologi yang
memadai di lembaga penegak hukum, serta adanya praktik korupsi dan nepotisme di dalam
lembaga penegak hukum. Untuk meningkatkan efektivitas perlindungan hukum terhadap
Tipidsus, diperlukan upaya-upaya seperti peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya
melaporkan tindak pidana, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan teknologi di
lembaga penegak hukum, serta penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku tindak
pidana.Dalam konteks perlindungan hukum terhadap Tipidsus, penting untuk memahami
konsep Tipidsus itu sendiri, jenis-jenis Tipidsus, serta peraturan hukum yang mengaturnya.
Selain itu, perlu juga memahami tantangan dan solusi dalam implementasi perlindungan
hukum terhadap Tipidsus agar upaya perlindungan hukum tersebut dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai