Anda di halaman 1dari 16

Kamis , 10 February 2022, bu suhartati

- Pengertian hkm eko


o Pemahaman bahwa kejahatan ekonomi merupakan bagian dari hukum
ekonomi yg berlaku di suatu bangsa tdk terlepas dari sistem ekonomi suatu
bangsa. hukum ekonoi dan sistem ekonomi negara indo tampak pada pasal
33 UUD 1945 . perkembangan hukum ekonomi pada umumnya dan tindak
pidana ekonomi pada khususnya dipengaruhi pula oleh kondisi ekonomi
internasional serta sistem ekonomi negara yg bersangkutan yg tdk lepas dari
rezim yg berkuasa serta sistem pemerintahan yg digunakan.
o Kejahatan ekonomi itu di pengaruhi oleh hukum ekonomi
- Struktur sistem eko = di indo itu masih ada bidang” yg menutup untuk swasta
masuk , contoh PLN itu di kuasai negara supaya negara bisa mengendalikan harga
listrik klp udh di lempar ke swasta maka orientasinya keuntungan bkn untuk
kepentingan masyarakat, contoh kereta api ( PT KAI ) gaada kereta api swasta
o Sistem eko = pasal 33 UUD 1945 , ada liberalism ekonomi yg kuat itu akan
mengalahkan yg lemah ( di US = kapitalisme ) , di china / rusia = sosialis gaada
kepemilikan pribadi semuanya pemerintah
 Berpengaruh ke hukum ekonomi = persaingan usaha yg tdk sehat ,
krn sistem ekonominya di pengaruhi pasal 33 dasar filosofi di indo “
dlm isinya ga bole penguasaan negara tp bolenya di kelola oleh
negara “, kalau di langgar hukum ekonomi maka akan terjadi
kejahatan ekonomi
 Kejahatan eko = praktek monopoli , punya UU persaingan
usaha , dlm hukum ekonomi kita ga boleh rangkap jabatan dan
ada rangkap pemelikikan di perusahaan sejenis ,
- Disbandingkan dgn kejahatan konvensional ( KUHP ) tampak kejahatan ekonomi
memiliki karakteristik khusus. Kejahatan ekonomi sangat tergantung pada sistem
ekonomi suatu bangsa dan tingkat pembangunan suatu bangsa. hal ini menunjukan
bahwa kejahatan ekonomi negara yg satu berbeda dgn negara lainnya, krn sistem
ekonomi negara yg satu berbeda dgn negara lainnya. hal ini dikenal dgn asas “ the
law of non transferable “
- Sistem perekonomian suatu negara
o Dlm dunia
 Sistem ekonomi kapitalis ( USA )
 Sistem ekonomi sosialis ( rusia , china )
 Sistem gabungan
o Di indo di kenal
 Sistem ekonomi terpimpin ( ORLA )
 Sistem demokrasi ekonomi ( ORBA )
 Sistem ekonomi Pancasila ( TAP MPR 16/MPR/1998 )
 Sistem ekonomi pemerintahan SBY ( Indonesia bersatu )
- Pernyataan dan uraian tersebut menekankan pada 2 hal penting
o Kebijakan ekonomi dan penegakan hukum pidana ( penanggulangan
kejahatan ekonomi ) akan berkaitan satu sama lain
o Kejahatan ekonomi akan membahayakan dan menggangu ekonomi dan
sistem ekonomi suatu negara/ bangsa
o Kedua ini ciri utama dari kejahatan ekonomi
 Ciri dari kejahatan ekonomi = sebuah kejahatan yg dpt menggangu
sistem ekonomi itu
- Pergeseran fungsi hukum pidana
o Fundamental approach
 Mempunyai pengertian fungsi hukum pidana adalah untuk melindungi
kepentingan hukum perorangan ( lihat bab” KUHP ) di masyarakat
 Melindungi apa yg ada di KUHP aja, hukum pidana hrs
bergeser dari fundamental approach ke utilitarian approach ,
klo sebelumnya hukum pidana ini unutk kepentingan
perorangan menjadi melindungi secara sekeluruhan , hukum
pidana gabole gatau ttng perekonomian,
o Utilitarian approach
 Mempunyai pengertian bahwa hukum pidana berfungsi melindungi
negara dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh sebab itu hukum
pidana hrs berperan serta dlm pembangunan ekonomi suatu negara.
Dampak daripada itu tampak pada pergeseran tindak pidana ekonomi
yg mulanya adalah mala prohibita ( pelanggaran ) bergeser kearah
mala perse ( kejahatan )
 Zaman setelah merdeka salah satu ciri yg negara yg baru
merdeka yaitu negara dlm keadaan kekacauan dlm ekonomi,
contoh : inflasi , barang mahal, kelangkahan barang” ini di
manfaatkan untuk melakukan penimbunan barang , dengan
adanya ini maka terjadi kejahatan ekonomi jd hukum pidana
hrs ikut campur
- Hal ini tampak pada penjelasan UU no 7 / drt/1955 “ bahwa tindak pidana ekonomi
di bidang perekonomian lbh bersifat malaprogibita sehingga pidananya relative
ringan dan lbh banyak dirumuskan sebagai pelanggaran suatu BEDRIJFRESICO yg dpt
diperhitungkan dlm kalkulasi, sehingga pelanggaran/ praktek jahat para pedagang
tdk akan terhenti selama masih mempunyai kesempatan berbuat demikian “ =
kejahatan lbh tinggi dari pelanggaran , hukum pidana hrs masuk untuk memberikan
efek jera
- Penekanan terhadap pemikiran yg sosial mulai tampak dgn adanya ketentuan dlm
UU no 7/drt/1955
- KUHP itu kejahatan konvensional
Kamis , 17 February 2022, bu Jennifer
- Habis perang dunia kedua , dan adanya perkembangan dunia / perkembangan
ekonomi banyak perkembangan investasi dll terutama di bidang ekonomi, jd ada
beberapa hal yg urgent , ketika terjadi perubahan yg besar dan tiba” maka akan
terjadi kejahatan , dan indo sadar bahwa perlu ada UU yg mengatur mengenai
kejahatan ekonomi maka dibuat UU darurat ini , Kita perlu dan darurat itu krn ini
melalui legislative langsung
- Sejarah UU tindak pidana ekonomi
o UU darurat no 7 thn 1955 pemerintah menganggap perlu adanya suatu
aturan hukum yg lbh menunjukkan kesatuan di bidang perekonomian
 Diberlakukan scr mendadak maka tanpa persetujuan badan legislatif
 Merupakan copy dari wet op de economische delicten 1950 ( UU ttng
delik” ekonomi negeri belanda
 Unifikasi perundang” pidana ekonomi
o Ini bkn ciptaan negara kita, setelah merdeka kita tetap memakai UU dari
negara belanda, negara belanda memakai ini dari thn 1950 dan negara
belanda berkembang lbh dulu dan mereka mengetahuinya lbh dulu dan
akhinya sdh membuatnya dan indo akhirnya mengadopsi UU ini, ini base dari
UU yg mengatur mengenai kejahatan ekonomi / UU ini sebagai dasarnya
nantinya akan banyak yg mengkaitkan, maka UU ini akan sebagai induk
sebagai umum , jika gaada maka bisa” ga cukup waktunya untuk membuat ini
, UU ini sebagai induknya yg akan mengatur kejahatan yg merugikan negara
dll itu
- Perkembangan dari tindak pidana ekonomi dan kejahatan ekonomi
o Tindak pidana ekonomi adalah bagian dari hukum pidana tetapi yg memiliki
kekhusussan
o Pengundangan tindak pidana ekonomi relative baru krn baru mulai dikenal
sejak diundangkan UU darurat no 7 thn 1955 ttng tindak pidana ekonomi
o TPE itu sendiri adalah hukum pidana khusus yg berkembang di luar kodifikasi
( KUHP ) = Ini khusus krn ga di atur di dlm KUHP, ini di luar KUHP krn TPE ini
jauh setelah adanya KUHP
o Secara yuridis , pengertian TPE diatur dlm UU no 7/drt/1955
o Selain itu , scr luas diartikan sbg semua tindakan pidana di luat TPE yg
bercorak atau bermotif ekonomi atau yg dpt mempunyai pengaruh negatif
terhadap kegiatan perekonomian dan keungan negara yg sehat = Yg
termasuk TPE itu hrs merugikan negara/ menguncangkan ekonomi negara /
merugikan kesehatan uang negara , seperti : penimbunan masker itu
termasuk TPE , dan tidak semua yg berhubungan dgn ekonomi itu TPE
- Tindak pidana ekonomi
o Pasal 1 : yg disebut melakukan tindak pidana ekonomi , ialah ( 1e )
pelanggaran sesuatu ketentuan dlm atau berdasarkan :…….
o Pasal 1 sub ( 3 )  ketentuan yg menyebutkan pelanggaran terhadap
peraturan” di luar daftar pasal 1 sub ke ( 1 ) yg menyebutkan pelanggaran
terhadapnya merupakan tindak pidana ekonomi
- Prospektif
o Pembentukan UU tdk scr limitative menyebutkan UU tertentu saja akan
tetapi melihat kemungkinan perkembangan UUTPE pada masa yg akan
datang
o Pasal 1 3e
- Secara kategoris, TPE meliputi 4 kategori
o Pelanggaran terhadap peraturan” yg tercantum dlm daftar pasal 1 sub ke ( 1 )
UUTPE
o Pelanggaran terhadap peraturan” lain , di luar daftar pasal 1 sub ke ( 1 ) di
mana dinyatakan oleh peraturan bahwa pelanggaran terhadapnya
merupakan tindak pidana ekonomi
o Pelanggaran terhadap peraturan” pelaksana ( organic ) dari apa yg ditentukan
dlm angka 1 dan 3
o Pelanggaran terhadap pasal 26,32,33
- TPE di bagi menjadi 2 , yaitu
o Jenis TPE apakah merupakan kejahatan atau pelanggaran diserahkan
sepenuhnya kepada UU yg bersangkutan
o Kejahatan = kesengajaan ditemukan di dlm tindak pidana
o Pelanggaran = kesengajaan tdk ditemukan di dlm tindak pidana
- Perluasan juridiksi UU TPE
o Pasal 3 UU TPE
o Perluasan berlakunya UUTPE melewati batas” territorial sebagaimana
ditentukan dlm KUHP artinya bahwa UU TPE berlaku dgn meninggalkan asas
teritorialitas sebagaimana ditentukan dlm pasal 2 KUHP
o UU TPE menetapkan perluasan berlakunya, tdk hanya terbatas pada wilayah /
territorial RI, tetapi sampai ke luar negeri
o Penjelasan : UU TPE gaada Batasan wilayah , pengecualian ini TPE itu
menguncang negara dan darurat maka di sebut non teritorialitas, UU darurat
ini bisa perluasan juridiksi
- Sistem sanksi di dlm UU TPE
o Alternative
 Pemberian pilihan terhadap sanksi yg telah ditetapkan oleh hakim
o Kumulatif
 Pemberian 2 sanksi yg setara dgn sifat menambahkan atau
menumpuk
o Penjelasan : Klo “ atau “ itu berarti alternative krn bole milih , klo “ dan “ itu
kumulatif
- subyek hukum di TPE
o Manusia = klo gaada manusia gaada hukum
 Merupakan subjek hukum yg diatur di seluruh sistem hukum dari awal
terbentuknya hukum
o Korporasi = bisa” korporasi itu mengkambing hitamkan org, bisa di hukum
dgn sanksi / dibubarkan
 Merupakan subjek hukum baru dikarenakan perkembangan ekonomi
dan hanya diatur di dlm peraturan tertentu
Kamis , 24 February 2022, bu Jennifer ( tipologi kejahatan ekonomi )
- Tipolgi itu membaginya dpt dr karakter, jenisnya dll
- UU
o Korupsi
- Tipologi kejahatan ekonomi
o Tujuan = tujuan UU itu mengatur itu sbg kejahatan itu untuk , alasan di atur
o Motivasi =
- Kejaharan bermotif eko = pencurian dll
- Kejahatan ekonomi = itu membahayakan perekonomian negara
- Tipologi kejahatan
o Perlidungan konsumen = Klo ga di atur maka konsumen gaisa melindungi
dirinya sendiri, perusahaan makanan itu dpt menggunakan bahan makanan
yg ga baik dll gt nah negara hrs atur biar konsumen ga di rugikan , klo ga di
atur maka dpt mengejolakan negara krn konsumen gaisa melindungi dirinya
tanpa ada UU nya
o Tenaga kerja = jd dgn diatur maka kesejahteraan menjadi terjamin
o Peraturan ekonomi pasar
 Pengendalian harga
 Peraturan impor – ekspor = klo ga di atur / mencampuri mak abisa aja
beras thai itu lbh murah dan bagus maka petani indo kalah saing dgn
thai itu maka di case” tertentu mereka menaiki barang” yg mau msk
o Fiscal
o Korupsi
- Tipologi
- Ttng tipologi kejahatan ekonomi , nama_nrp_kajahatan ekonomi kp c
- Jennifer@staff.ubaya.ac.id
Jumat , 4 March 2022, pak peter ( korupsi )
- Yuridis itu ketentuan UU nya
- Penelusuran hukum = Teknik untuk menemukan bahan hukum yg benar dan tepat
untuk membahas 1 isu hukum , tidak tepat itu misal UUnya udh ada perubahan ato
udh di ganti jd ga cukup membaca 1 UU aja tp perlu baca juga UU selanjutnya jika
udh ada perubahan , perubahan itu krn UU lain atau konstitusi ,
- sumber hukum yg utama itu UU / per UU an , hukum adat , yurisprudenci = putusan
pengadilan yg dpt di pakai , traktat / perjanjian inter , prinsip asas atau doktrin
- dasar / sumber hukum
o internaisonal
 UNCAC 2003
 Konvensi internasional yang menjadi acuan
o nasional utama
 UU 31 1999
 UU 20 2001 ( ini merubah UU sebelumnya, beberap aketentuan di
ganti dgn yg baru tp UU yg lama masih berlaku , hanya beberapa saja
yg di ganti
 Kriminalisasi ( hukum materiil ) Dan penanganan tipikor ( hukum
formil / hukum acra )
o Nasional terkait
 UU 20 1999 ( penyelenggaraan pemerintah yg bebas dr koruptif )
 UU 30 2002 ( KPK )
 UU 7 2006 ( UNCAC itu konvensi inter, di sahkan berlaku untuk indo )
 UU 46 2009 ( pengaidlan TIPIKOR , pengadilan khusus )
 Pengaturan terkait pencegahan & penanganan tipikor
- Pengertian
o Basic
 The oxford and merrian – webster dictionaries begin respectively,
with [ d]ishonest or fraudulent conduct by those in power “ and
dishonest org illegal behavior especially by powerful people “
 Corruption dan corruptus ( latin ) artinya buruk, rusak menyimpang
dari kesucian, perkataan menghina, atau memfitna
 Korupsi artinya buruk, rusak menyimpang dari kesucian , perkataan,
menghina, atau memfitnah , yg melakukan adalah mereka yg memiliki
kekuasaan
o Doktrin
 Black law dictionary
 Korupsi adalah suatu perbuatan yg dilakukan dgn sebuah
maksud untuk mendapatkan beberapa keuntungan yg
bertentangan dgn tugas resmi dan kebenaran” lainnya, “
sesuatu perbuatan dari suatu yg resmi atau kepercayaan
seseorang yg mana dgn melanggar hukum dan penuh
kesalahan memakai sejumlah keuntungan untuk dirinya
sendiri atau org lain yg bertentangan dgn tugas dan
kebenaran” lainnya
 Korupsi sebagai penyalahgunan urusan public untuk
keuntungan pribadi dgn cara melawan hukum dan aturan
formil lainnya ( melanie malon )
 Korupsi adalah perilaku pejabat public, politikus, atau pegawai
negeri , yg scr tdk wajar dan legal memperkaya diri atau
memperkaya mereka yg dkt dgn kekuasaan ( political exposed
person ) , dgn cara menyalah gunakan kekuasaan public yg
dipercayakan kpd mereka ( international transparency )
 Corruption formula : C = M + D – A corruption equals
monopoly plus discretion munis accountability . whether the
activity is public, private, or non provit , and whether it is
carried on in Ouagadougou or Washington , one will tend to
find corruption when on organixation or person has monopoly
power over a good for service, has the discretion to decide
who will receive it and how much that person will get , and is
not accountable ( robert klikgaard )
 Penjelasan
o Korupsi digunakan untuk memiliki keuntungan dan
menyalahi tugasnya, org yg punya kekuasaan itu punya
kewenangan untuk menjalankan tugas”nya dan ada
penyelahan kekuasaan,
 Internaisonal transparency
o Perilaku pejabat public yg punya kekuasaan yg tdk legal
menggunakan untuk memperkaya diri sendiri dan yg
dkt dgn kekuasaan , misal keluarga/ kerabat/ mitra
bisnis , jd bukan di perbuatan nya saja tp perilakunya
yg membentuk karakteristik nya
 Robert
o Misal memiliki kewenangan di manapun itu
memonopoli dan tanpa bisa di tanggungjawabkan
maka itu korupsi terjadi , apapun aktivitas public /
privat dan mereka punya kekuasaan dna tidak
tanggung jawab maka itu korupsi
o Yuridis
 Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm ketentuan
peraturan perundang” yg mengatur tentang tindak pidana korupsi
 Korupsi bila dikategorikan menjadi 7 jenis dlm UU TIPIKOR yaitu ( 1 )
kerugian keuangan negara , ( 2 ) penyuapan, ( 3 ) pemerasan, ( 4 )
penggelapan dlm jabatan , ( 5 ) kecurangan, ( 6 ) benturan
kepentingan dlm pengadaan barang dan jasa, ( 7 ) serta gratifikasi
( UU TIPIKOR )
 UNCAC does not define corruption as such, it rather defines specific
acts of corruption , and urges states parties to criminalize these
intheir jurisdiction. The illegal action defined by UNCAC as corruption
offences include : bribery in the public and private sector ( articles
15,16,21 ) , embezzlement in the public and private sectors ( articles
17 , 22 ) , trading in influence ( article 18 ) , abuse of functions ( article
19 ), illicit enrichment ( article 20 ) , money laundering ( article 23 ) ,
concealment ( article 24 ) , and obstruction of justice ( article 25 ),
related to the offences listed above ( UNCAC )
 Penjelasan
 UU 31 thn 1999 ini ga mengetur korupsi adalah itu gaada , jd
korupsi adalah tindak , jd semua atindak pidana di TIPIKOR itu
korupsi
o Doktrin VS yuridis
 Doktrin
 Unsur org jabatan, kewenagan, tugas
 Unsur perbuatan penyalahgunaan, melanggar aturan” formal
 Sulit menemukan kesepakatan unsru yg sama dlm perbuatan korupsi,
krn arti korupsi meliputi pengertian yg terlampau luas dan beragam,
oleh krn itu, sumber” hukum primer termasuk sumber hukum indo
memilih
 Yuridis
 Tidak memberikan makna / definisi korupsi itu sendiri sebagai
suatu kejahatan, tdk ada definisi kata korupsi
 Menjabarkan dlm beberapa bentuk / jenis pelanggaran
 Penjelasan
 Jd arti korupsi itu terlalu luas, jd di UU ga menjelaskan korupsi
itu ada cmn menjabarkan ( yuridis )
 Doktrin = itu jabatan , kewenangan, tugas , unsur per UU an
- Asas = di terapkan di per UU an , contoh : pasal 1 KUHP yaitu asas legalitas atau ada
peraturan dulu trs ada tindakan baru isa di hukum tidak boleh perbuatan itu ada trs
peraturannya ada trs di hukum ini berarti berlaku surut
- Adagium itu pepatah / semboyan bkn asas hukum untuk memeprtegas argument
hukum bkn buat menyelesaikan persoalan jd hrs pake UU ato asas,
- Asas
o Asas lex specialis sistematis
 Jd ini peraturannya scr sistematis yg bersifat khusus , jd ga mengatur
materilnya
 hukum materiil - aturan mengatatur rumusan tindak pidananya
 hukum formil/ acara - aturan mengatur penegakan thd tindak pidana
tsb
o shifting burden of proof
 sistem pembuktian terbalik
 pembalikan beban pembuktian
 ( reversal burden of proof )
o asas presumtion of tainted property
o asas peradilan in abtentia
- jenis
o merugikan keuangan negara = tindakan pidana yg sering dilakukan oleh org
indo ( 24
o suap menyuap ( 30
o penggelapan dlm jabatan public ( 56
o paksaan mengeluarkan uang ( 68
o perbuatan curang ( 76
o benturan kepenitngan dalam pengadaan ( 90
o gratifikasi ( 94
o ketujuh jenis perbuatan utama tersebut apabila dijabarkan lbh mendetai
akan menjadi 30 macam perbuatan spesifik, selain itu tindakan pidana
korupsi juga dpt di teliti erat kaitannya dgn tindak pidana lainnya, misal
tindak pidana pencucian uang
- pasal 2 UU 31 1999
o unsur
 setiap org = unsur ini menentukan untuk siapa / norm adressat/
unsuru subyek , jd bisa org” atau korporasi , jd tindak pidana tidak di
tujunkan ke peroranagn tp juga korporasi ,
 yg scr melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri
 merugikan keuangan = ini unsur tujuan / unsur batin dari pelaku/
mens rea , misal ada direksi yg melakukan scr sengaja memperkaya
org lain tp diri sendiri tdk mendapat kekayaan tp termasuk korupsi ,
klo di scr eksplisit itu hrs di buktikan
 melawan hukum = semua perbuatan pidana sifatnya melawan hukum
terlepas dari pasalnya di cantumkan scr ekplisit ato implisit , klo
melawan hukum scr eksplisit itu hrs di buktikan di pengadilan , klo ga
di cantumkan itu berarti sdh dapat di kaetahui bahwa itu melawan
hukum , melawan hukum formil untuk membuktikan
 unsur memperkaya diri sendiri = unsur perbuatan yg di lakukan dgn
cara apa / unsur actus reus dan tujuan , agar tujuannya dpt
ketambahan kekauaan , ini unsur perbuatannya
 merugaikan keuangan negara itu unsur akibat
 krn gaada mes reanya itu maka bisa di lakukan dgn sengaja ato
kelalaian
o pasal 3
 tujuan, subyeknya sama , tp actus reusnya beda / pejabat yg punya
kewenangan , klo gaada penyalahgunaan kewenangan itu pake pasal
2 , misal dia ikut tender tp gaada hubungannya dgn kedudukannya tp
merugikan negaranya ini gaada kaitannya dia kena pasal 2, ada
melawan hukum , ada di
 punya jabatan jd bisa menyelahgunakan kedudukan, jd jabatan itu
punya hubungan sebab akibat dgn kewenangan / kesempatan yg di
salah gunakan klo bkn krn jabatan gais akena pasal 3 ,
 actus reus itu menyalahgunakan kewenagan kesempatan atau sarana
yg ada padanya krn jabatannya
 mes rea itu unsur sikap batin / kehendak dilakukannya tindak pidana
ini , jd ada unsur kesalahan , dgn frasa “ dgn tujuan/ dgn maksud “
mencerminkan unsur mens rea , kesengajaan / dulus atau culpa /
kelalaian , 3 pilar = perbuatan pidana = asas nya tdk ada perbuatan yg
di pidana yg peraturannya udh ada terlebih dahulu / asas legalitas jd
hrs ada di UU dulu hrs ada pasal tindak pidana itu dulu klo gaada
maka gaisa di periksa dan untuk membuktikannya itu mencocokan/
memenuhi dgn unsur” pasal tindak pidana yg bersangkutan krn
perbuatan pidana pasti melawan hukum , ada pertanggungjawaban
pidana = orgnya agar bisa di pidana maka perbuatannya hrs terbukti
dan orgnya hrs bisa dikenakan pertanggungjawaban pidana maka hrs
memenuhi asas kesalahan untuk membuktikan asas kesalahan 1.
Perbuatan pidana, 2. Mampu bertanggungjawab = dia punya pikiran
dan kesadaran yg bisa bertanggungjawab, 3. Bentuk kesalahan = hrs di
buktikan sengaja ato lalai, 4. Tidak ada alasan pemaaf , hukuman
pidana / sanksi pidana

o penjelasan pasal 2 ayat 1
 setelah dipidana ada “ . “ itu menjelasakan scr melawan hukum scr
materiil dan formil
 perbuatan melawan hukum materiil ( pasal 2 – 3 ) ( jd di lihat ada
cukup kyk ga fair dan pasti ada kerugian negara )
 ga hrs ada peraturan yg tertulis tp cukup mencederai norma”
sosial di masyarakat , ini norma itu ga tertulis
 perbuatan melawan hukum formil
 hrs ada aturan tertulis yg di langgar , ketika memperkaya diri
sendiri dan ada aturan tertulis apa yg di langgar dan di
pengadilan hrs di buktikan di pengadilan
 delik formil
 delik di anggap selesai ketika rumusan perbuatan selesai di
penuhi , perbuatannya melawan hukum memperkaya diri
sendiri cukup itu di penuhi dan akibatnya kerugian negara
dang a hrs terjadi , delik formil = korupsi jd ga hrs terpenuhi
hrs selesai
 delik materiil
 rumusan akibatnya hrs terpenuhi terlebih dahulu baru tindak
pidana itu dinyatakan selesai , sebagai pembanding di pasal
pembunuhan ( ini delik materiil krn hrs mati, klo orgnya ga
mati ya cmn percobaan pembunuhan )dan pencurian ( delik
formil , ini jika dia ambil itu udh terpenuhi ) ,
 perubahan tindak pidana merugikan keuangan negara - ada putusan
MK ( mengenai penjelasan pasal 2 ayat 1 )
 perubahan melawan hukum dari formil dan materiil tindak
pidana korupsi menjadi formil saja, membukrikan peraturan
tertulis yang dilanggar pelaku = penjelasan td itu di cabut dan
ga berlaku , dan jika di cabut dan ga berlaku perbuatan yg
melawan hukum pasal 2 itu formil bkn matteril jaksa penegak
hukum itu hrs membuktikan adanya aturan tertulis ( no
003/PUU-IV/2006 thn 2006 )
 perubahan delik dari delik formil menjadi delik materiil,
membuktikan kerugian negara sebagai actual loss, bukan
potensial loss = frasa dpt di pasal 2 dan 3 itu ga berlaku / di
hapus , yg dulunya delik formil menjadi delik materil yg hrs
bener” terjadi dan dibuktikan , yg sebelumnya cukup dgn
adanya potensial loss hrs menjadi actual loss ( no 25/PUU-
XIV/2016 thn 2017 )
- kesimpulan nya
kamis , 10 March 2022, pak peter
- tipikor
o merugikan keuangan negara = pasal 2 dan 3
o suap menyuap = pasal 5 ayat 9 1 ) huruf a dan b, pasal 5 auay ( 2 ), pasal 12
huruf a,b,c dan d, pasal 6 ayat ( 1 ) huruf a dan b, pasal 6 ayat ( 2 ) , pasal 11 ,
pasal 13
o gratifikasi = pasal 12 b jo pasal 12 c
o penggelapan dalam jabatan = pasal 8, pasal 9 , pasal 10 huruf a,b,c
o pemerasan = pasal 12 huruf e,g,dan f
o perbuatan curang = pasal 7 ayat 1 huruf a , b, c, dan d , pasal 7 ayat 2 , pasal
12 huruf h
o konflik kepentingan dlm pengadaan = pasal 12 huruf I
- suap menyuap, ( di slide 19 ) ( ada 2 pihak )
o slide perbedaan suap, gratifikasi, pemerasan
o penyuapan adalah bentuk pemberian yg dilakukan oleh korporasi atau pihak
swasta berupa pemberian barang, uang,janji, dan bentuk lainnya yg
bertujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan dari pihak penerima
suap
o suap selalu melibatkan pemberi aktif umumnya disertai kesepakatan antara
kedua belah pihak
o sering kali pelaku suap – menyuap berupaya menutupi pemberian melalui
berbagai cara
o lokus ( tempat terjadinya ) suap menyuap yg dpt di pidana tdk hanya yg
dilakukan di dlm negeri
o tindak pidana suap walaupun dilakukan dgn cara sembunyi” lewat perantara
ataupun diluar jam kerja tetap dpt diberikan sanksi pidana
o tujuan untuk mempengaruhi pengambilan keputusan
o penjelasan
 klo ada pasal penerima suap ada pasal menerima suap , no 1 2 itu
sama no 4 , no 8 – 9 itu sama no 10 , no 4 , no 3 itu berhubungan dgn
pasal 12 b ayat 2
 2 pihak aktif untuk memberikan dan menerima dan ini berdasarkan
kesepakatan, tujuannya memperangaruhi pengambilan keputusan ,
- gratifikasi, ( ada 2 pihak ) ( dikenakan pasal 13 )
o slide
o pasal 12 B
 subjek = penerima gratifikasi
 pegawai negeri menerima gratifikasi
o klasifikasi perbuatan = setiap gratifikasi kpd Pn/PN
dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dgn
jabatannya dan yang berlawanan dgn kewajiban atau
tugasnya
o pasal 12 C
 kewajiban pelaporan gratifikasi oleh penerima gratifikasi kpd KPK ( 30
hari )
o gratifikasi
  wajib lapor ke KPK
  lapor  penerima gratifikasi yg nilainya di atas 1 JT dan
mempunyai potensi konflik kepentingan akan menjadi milik
negara dan
 tidak lapor  tindak pidana
o penjelasan
 pemberian dlm bentuk apapun, bagaimana bisa di anggap suap maka
hrs di analisis di lihat dari jabatan dan pemberiannya apa hrs di
analisis, supaya bisa di analisis maka hrs di laporkan , ketika ada
gratifikais hrs dilaporkan , jd pejabat yg menerima gratifikasi
berhubungan dgn kedudukannya maka nanti di analisis sama KPK
apakah pemberian ini jd miliknya pejabtan ida hrs bayar ke negara , tp
klo ga bayar maka jd milik negara ,
 yg aktif di awal itu yg memberi hadiah tp penerimanya kemudian scr
sadar menerimanya scr sukarela, jd gaada perataturan yg ingin diubah
tetapi suatu saat nanti ambil keputusan itu kyk ingantan tanam budi,
tujuannya itu ya buat kedepannya , kasih hadiah dang a melaporkan
krn dia ingin menikmati hadiah itu , gaada hubungannya dgn
pengambilan keputusan , jd ada batasannya hadiah yg hrs di laporkan
itu di atas 1 juta
- pemerasan, ( ada 2 pihak )
o slide
o pasal 12 huruf e
 subjek = pemeras
 pegawai negeri memeras
o kualifikasi perbuatan = memaksa seseorang
memberikan sesuatu , membayar, atau menerima
pembayaran dgn potongan, atau untuk mengerjakan
sesuatu bagi dirinya sendiri
o pasal 12 huruf g
 subjek = pemeras
 pewagai negeri memeras
o kualifikasi perbuatan = meminta atau menerima
pekerjaan, atau penyerahan barang, seolah”
merupakan utang kpd dirinya
o pasal 12 huruf f
 subjek = pemerasan
 pegawai negeri memeras pegawai negeri lain
o kualifikasi perbuatan = meminta atau menerima
pembayaran dari pegawai negeri lain
o penjelasan
 org yg memberikan itu terpaksa memberikan , jd memaksa org untuk
membayar, meminta balas budi , misal krn dia mengeluarkan serifikat
dia meminta balas budi ato utang
 yg aktif yg minta / penerimanya / pegawai negerinya yg minta bkn
dari pemberinya , ini krn ada pemerasan , tujuannya untuk
keuntungan org yg memeras terlepas mempengaruhi untuk
keputusan yg bisa dia buat , bisa krn sdh di lakukan itu maka balas
budi / utang jd orgnya terpaksa kasih , tidak ada kesepakatan , klo
pemerasan itu udh ada permintaan yg hrs di turuti
- penggelapan jabatan,
o pegawai negeri jd bendahara tp ambil uang buat dirinya, dia memperoleh
harta kekayaan tanpa melawan hukum, jd bendahara kasi uang ke kita krn
kita bendahara bkn krn kita ambil , klo kita ambil diem” itu pencurian, tp kita
mneguasai uang itu kita di beri kepercayaan dan kita menyelewengkan
kekuasaan, barang itu ada di kita tanap melawan hukum tp kita ambil scr
melawan hukum
- benturan kepentingan dlm pengadaan,
o jd buat tender tp pegawai negeri itu sendiri yg ikut tender itu
- perbuatan curang
o untuk kontraktor, bangunan untuk kepentingan public tp bahan”nya di
kurangi
- hrs tau fakta yuridis atau fakta hukum = gaada di berita adanya di putusan , ketika
mau susun skripsi itu di putusan
- dakwaan = perbuatan scr luas dan pasal apa yg bisa di kenakan , dasar pemeriksaan
jaksa penuntut umum, hakim, advokat berpatokan di pasal yg ada di dakwaan , blm
jd fakta krn masih di dakwakan , yg hrs di buktikan di pengadilan,
- fakta hukum = yg terbukti
- putusan PN TIPIKOR
- perbedaan
o suap
 tujuan suap = mempengaruhi pengambilan keputusan / peraturan /
kebijakan penyelengaraan negara
 unsur terkait suap = adanya kesepakatan antara pemberi dan
penerima
o pemerasan
 tujuan pemerasan = keuntungan penyelenggara negara terlepas
mempengaruhi/ tdk mempengaruhi keputusan penyelenggara negara
 unsur terkait pemerasan = adanya unsur pemaksaan permintaan
o gratifikasi
 tujuan gratifikasi = pemberian hadiah untuk tanam budi ( inventif ) ,
tdk ada kesepakatan, tdk ada permintaan
 unsur terkait gratifikasi = berhubungan dgn jabatan berlawanan dgn
tugas dan kewajiban tdk adanyanya pelaporan
- persamaan = sama” ada transaksi, peralihan harta benda, adanya pemberi dan
penerima
kamis , 24 March 2022, pak anton ( delik ) ( UU kepabeanan )
- UU tindak pidana khusus = itu korupsi,
- Syarat” UU di katakan sbg UU tindak pidana khusus
- Hukum pidana sbg remidi itu obat yg pertama ( premum )= ini tindak pidana khusus
ato yg terakhir ( ultimum ) = ini yg UU pers
- PPNS ( penyidik pegawai negeri sipil )
- Impor = bea msk unutk pajak itu berdasarkan barangnya ada minim harga barang
untuk pengenaan harga msk
- Ekspor = itu bkn dr harga barang tp limitative cmn barang” tertentu yg di kenakan ,
ini kebanyakan dari SDA , bea keluar ini unutk terjamin kebutuhan dlm negeri,
supaya pelaku usaha tdk hanya fokus pada pasar internasional tp jangan melupakan
pasar domestic dan menghindari dari ekspolitasi dan juga biar ga langkah jadi
harganya biar tetap terkendali,
o Barang dikenakan bea keluar  untuk barang tertentu saja
o Bea keluar dikenakan terhadap barang ekspor dengan tujuan untuk
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan dlm negeri
 Melindungi kelestarian SDA
 Mengantisipasi kenaikan harga yg cukup drastic dari komoditi ekspor
tertentu di pasaran internaisonal
 Menjadi stabilitas harga komoditi tertentu di dalam negeri
o Barang wajib bea keluar
 Rotan
 Rotan asalan, rotan sdh di poles halus
 Hati rotan
 Kulit rotan
 Kulit
 Jangat dan kulit mentah
 Jagngat dan kulit pickled
 Kulit disamak ( wet blue )
 Kayu
 Veneer
 Wooden sheet for packing box
 Serpih kayu
 Kayu olahan
 CPO dan produk turunan
 15 jenis produk dan turunannya
- Di kecualikan dari pengenaan bea keluar = jika barang” di ekspor itu misal krn
kepentingan diplomatis , timbul balik, pengelitian, barang pindahan, barang impor yg
di ekspor itu jd barangnya transit jd msk trs nanti keluar lagi , barang reimport jd
ekspor rotan misal buat di buat special nanti setelha jadi nanti di impor kembali
o Barang perwakilan negara asing beserta pejabatnya ( berdasarkan asas timbal
balik )
o Barang untuk keperluan museum, kebun binatang dan semacamnya yang
terbuka unutk umum serta untuk konversi alam
o Barang contoh yg tdk untuk diperdagangkan
o Barang pindahan
o Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkutan, pelintas batas,
barang kiriman sampai dengan jumlah 2.5 JT
o Barang asal impor yg di ekspor kembali
o Barang yg reimport
- Delik – tindak pidana penyelundupan impor ( pasal 102 )
o Mengangkut barang impor yg tdk tercantum dlm manifest
o Membongkar barang impor di luar Kawasan pabean atau tempat lain tanpa
izin kepala kantor pabean
o Membongkar barang impor yg tdk tercantum dlm pemberitahuan pabean
o Membongkar atau menimbun barang impor yg masih dlm pengawasan
pabean di tempat selain tempat tujuan yg ditentukan dan/ atau diizinkan
o Menyembunyikan barang impor scr melawan hukum
o Mengeluarkan barang impor yg blm diselesaikan kewajiban pabeannya dari
Kawasan pabean atau dari tempat penumbunan berikat atau dari tempat lain
dibawah pengawasan pabean tanpa persetujuan pejabat bead an cukai yg
mengakibatkan tdk terpenuhinya pungutan negara
o Mengangkut barang impor dari tempat penimbunan sementara atau tempat
penimbunan berikat yg tdk sampai ke kantor pabean tujuan dan tdk dpt
membuktikan bahwa hal tersebut di luar kemampuannya
o Dgn sengaja memberitahukan jenis dan / atau jumlah barang impor dlm
pemberitahuan pabean scr salah
o Penjelasan
 Dengan berkembangnya zaman kejahatan bisa di lakukan dgn cara
terang” an
 Jadi ada manifes = jd pengangkut pasti membawa manifes jadi ada
daftar barang” yg diangkut , jd kyk dokumen yg di beritahukan ke
pabeanan
 Antara manifest dan pemberitahuan pabean itu hrs sama
 Penyelundupan itu biasanya di manifes ato pemberitahuan itu gaada
tulisannya tp ada barangnya , jd klo kyk di pesawat langsung di ambi
ldi dpn klo di pkal dibuat ke laut nti di ambil sama speedboat,
 Ada perluasan kriminalisasi , jd bkn suatu halt p ini proses menjadikan
tindakan itu tindakan yg dicela dan diancam dgn hukuman pidana
- Tindak pidana penyelundupan ekspor ( 102 A )
o Mengekspor barang tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean
o Dgn sengaja memberitahukan jenis dan / atau jumlah barang ekspor dlm
pemberitahuan pabean scr salah
 Tdk terpenuhinya pungutan negara di bidang ekspor
o Memuat barang ekspor di luar kawasan pabean tanpa izin kepala kantor
pabean
o Membongkar barang ekspor di dlm daerah pabean tanpa izin kepala kantor
pabean
o Mengangkut barang ekspor tanpa dilindungi dgn dokumen yg sah sesuai dgn
pemberitahuan pabean
o Penjelasan
 Jd barang di berangkatkan tp gaada pemberitahuan pabean /
pemberitahuannya salah
 Jadi setiap dokumen itu memastikan terpenuhinya pungutan negara
- Penyelundupan ( pasal 102 D )
o Setiap org yg mengangkut barang tertentu yg tdk sampai ke kantor pabean
tujuan dan tdk dpt membuktikan bahwa hal tersebut di luar kemampuannya
dipidana dgn pidana penjara paling singkat 1 thn dan pidana penjara paling
lama 5 thn dan / atau pidana denda paling sedikit 10 jt dan paling banyak 1
milyar
o Penjelasan
 Pembalikan beban pembuktian / membalikan beban pembuktian ,
pembuktiannya itu , org yg mengatakan saya tdk melakukan
penyelundupan maka buktikan bahwa itu bkn penyelundupan, ini bkn
pembalikan beban pembuktian
- Sendi” ekonomi
o Pelanggaran sebagaimana dimaksud dlm pasal 102 dan pasal 102 A yg
mengakibatkan terganggungnya sendi” perekonomian negara dipidana dgn
pidana penjara paling singkat 5 thn dan pidana penjara paling lama 20 thn
dan pidana denda paling sedikit 5 milyar dan paling banyak 100 milyar
- Pemalsuan dokumen kepabeanan ( pasal 103 )
o Menyerahkan permberitahuan pabean dan/ atau dokumen pelengkap
pabean yg palsu ato dipalsukan
o Membuat , menyetujui, atau turut serta dlm pemalsuan data ke dlm buku
atau catatan
o Memberikan keterangan lisan atau tertulis yg tdk benar, yg digunakan untuk
pemenuhan kewajiban pabean
o Menimbun , menyimpang, memiliki, membeli, menjual, menukar,
memperoleh, atau memberikan barang impor yg dikethui atau patut diduga
berasal dari tindakan pidana sebagaimana dimaksud dlm pasal 102
o Penjelasan
 Ini khusus untuk pemalsuan dokumen , berbedaan 263 itu
 Keterangan di surat itu ga bener
 Dokumen / suratnya semuanya palsu
- Mengakses sistem elektronik kepabeanan scr tdk sah ( pasal 103 )
o Setiap org yg scr tdk sah mengakses sistem elektronik yg berkaitan dgn
pelayanan dan/ atau pengawasan dibidang kepabeanan dipidana dgn pidana
penjara paling singkat 1 thn dan paling lama 5 thn dan / atau pidana denda
paling sedikit 50 jt dan paling banyak 1 milyar
- Lex specialis sistematis
- Tindak pidana yg berkaitan dgn penyelundupan = obstruction of justice
o Mengangkut barang yg berasal dari tindak pidana sebagaimana dimaksud dlm
pasal 102, pasal 102A ato pasal 102 B
o Memusnahkan, memotong, menyembunyikan, atau membuang buku atau
catatan yg menurut UU ini hrs di simpan
o Menghilangkan, menyetujui, atau turut serta dlm penghilangan keterangan
dari pemberitahuan pabean, dokumen pelengkap pabean, atau catatan
o Menyimpan dan/atau menyediakan blanko faktur dagang dari perusahaan yg
berdomisili di luar negeri yg diketahui dpt digunakan sbg kelengkapan
pemberitahuan pabean menurut UU ini
- Tindak pidana yg dilakukan PPJK
o Pengusaha pengurusan jasa kepabeanan yg melakukan pengurusan
pemberitahuan pabean atas kuasa yg diterimanya dari importir atau
eksportir, apabila melakukan perbuatan yg diancam dgn pidana berdasarkan
UU ini, ancaman pidana tersebut berlaku juga terhadapnya
- Korporasi
o UU kepabeanan mengenal pertanggungjawaban pidana korupsi ( pasal 108 )
- Penyidikan
o Penyidik  PPNS ( pasal 112 )
o Wewenang  polri
o KUHAP : PPNS  polri JPU
o UU kepabeanan : PPNS  JPU

Anda mungkin juga menyukai