Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PAPER

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DISUSUN OLEH :
Gladys Ekaresti Maengkom
D071231010
Kelas A

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2023
A. HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA: HARMONI HAK DAN
KEWAJIBAN WARGA NEGARA DALAM BIDANG EKONOMI
Pengertian warga negara secara umum adalah penduduk sebuah negara atau bangsa
berdasarkan keturunan, tempat lahir dan sebagainya, yang memiliki kewajiban dan hak
penuh sebagai seorang warga negara dari negara itu. Dalam UUD 1945 Amandemen
tentang warga negara dan Penduduk diatur dalam pasal 26 dan pasal 27.
Hak secara umum adalah sesuatu yang sepatutnya diterima seseorang setelah ia
memenuhi kewajiban. Sedangkan kewjiban adalah sesuatu yang seharusnya dan wajib
dilakukan seseorang dengan legitimasi yang berlaku dalam masyarakat ataupun dalam
hukum. Hak dan kewajiban warga negara terhadap negara diatur dalam UUD 1945 dan
aturan hukum lainnya yang merupakan tindak lanjut dari UUD 1945.
Harmoni Hak dan Kewajiban Warga Negara Dalam Bidang Ekonomi. Sesuai semangat
Pasal 33 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 asas perekonomian nasional adalah
kekeluargaan. Asas kekeluargaan dapat diartikan sebagai kerja sama yang dilakukan lebih
dari seorang dalam menyelesaikan pekerjaan, baik untuk kepentingan pribadi maupun
kepentingan umum. Penerapan asas kekeluargaan dalam perekonomian nasional adalah
dalam sistem ekonomi kerakyata, yait sistem ekonomi yang bertumpu pada kekuatan
mayoritas rakyat bangsa.
Adapun Hak Warga Negara di Bidang Ekobomi adalah:
o Setiap warga Negara berhak mendapatkan perlindungan hukum
o Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
o Setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di
dalam pemerintahan
Juga tentunya Warga Negara memiliki kewajiban di bidang ekonomi, yaitu:
o Setiap warga Negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam
membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
o Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan
oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
o Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara,
hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-
baiknya.
Masalah atau pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam bidang ekonomi
yang paling sering dilakukan yaitu Penyalahgunaan uang negara demi untuk kepentingan
pribadi (korupsi), Pelanggaran terhadap wajib pajak (bayar pajak), dan melakukan berbagai
cara untuk menguntungkan diri sendiri walaupun merugikan orang lain (Nepotisme). Sebagai
faktor penyebab terjadinya pelanggaran dalam bidang ekonomi antara lain:
 Penyalahgunaan kekuasaan yang melampaui batas kewajaran hukum oleh para
pejabat Negara.
 Mengutamakan kepentingan pribadi di atas kepentingan publik oleh para
pejabat yang bersangkutan.
 Kurangnya kesadaran para pemimpin terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
 Kurang profesionalnya para aparatur negara dalam mengemban tugasnya.
 Kurang dijunjung tingginya hukum yang berlaku di Indonesia.
Di Indonesia sekarang korupsi telah menjadi gurita dalam sistem pemerintahan dan
merupakan gambaran dari betapa buruknya tata pemerintahan di negara ini. Fenomena ini
telah menghasilkan kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan, serta buruknya
pelayanan publik. Dan akibat dari korupsi penderitaan selalu dialami oleh masyarakat
terutama masyarakat kecil yang berada di bawah garis kemiskinan. Begitupun pada
Pembayaran pajak, ini merupakan perwujudan dari kewajiban kenegaraan dan peran serta
Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan
untuk pembiayaan negara dan pembangunan Nasional. Sesuai falsafah Undang-Undang.
membayar pajak bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga
negara untuk ikut berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan
pembangunan nasional.
Solusi dari permasalahan yang telah ada yakni:
Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban negara
Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara
Meningkatkan kerjasama yang harmonis antar kelompok dan golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing
Memperkuat kontrol masyarakat agar para pelaku pengingkaran kewajiban diberi
sanksi sosial
Pemberian sanksi yang tegas
Penegakan supremasi hukum yang tidak diskriminatif dan juga adil
Penegakan demokrasi
Peningkatan profesionalisme di lembaga pertahanan maupun keamanan negara
Peningkatan pengawasan terhadap masyarakat
Peningkatan kerjasama yang bisa memunculkan kerukunan sesama Masyarakat.

B. MASALAH PELANGGARAN HAM


Hak asasi manusia atau HAM adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh
dan dibawanya sejak lahir sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang maha esa yang sifatnya
tidak boleh dilanggar oleh siapapun
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara baik disengaja maupun tidak disengaja yang melawan hukum dengan cara
mengurangi, membatasi dan mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang
yang dijamin oleh UU. (Pasal 1 butir 6 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia).
Hak Asasi Manusia (HAM) terbagi atas 6 macam, yaitu:
1. Hak Asasi Pribadi
2. Hak Asasi Politik
3. Hak Asasi Hukum
4. Hak Asasi Ekonomi
5. Hak Asasi Peradilan
6. Hak Asasi Sosial Budaya
Bentuk Pelanggaran HAM di Indonesia ada 2 yaitu:
1. Pelanggaran HAM ringan, adanya perilaku tidak adil yaitu perbuatan yang tidak
bisa menempatkan sesuatu pada tempatnya.
2. Pelanggaran HAM berat, kejahatan genosida dan kejahatan terhadap
kemanusiaan.
Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dapat terjadi dalam interaksi antara aparat pemerintah
dengan masyarakat dan antar warga masyarakat. Namun yang tak sering terjadi adalah antara
aparat pemerintah dengan masyarakat.
Adapun masalah yang terjadi dalam kasus pelanggaran HAM adalah
- Terdapat beberapa kelemahan dalam undang-undang dan pelaksanaannya yang mana
penempatan pengadilan HAM di dalam lingkungan peradilan umum menjadikannya
sangat bergantung pada mekanisme birokrasi dan administrasi yang ditempatinya.
- Pelanggaran terhadap kasus HAM ringan seperti diskriminasi misalnya rasa
ketidakadilan belum juga menyentuh pengadilan HAM dimana kasusnya tidak pernah
dibawa karena pengadilan HAM sesuai di dalam undang-undang Nomor 40 Tahun
2008.
- Adanya pasal dalam undang-undang nomor 26 tahun 2000 yang disalah artikan
sehingga memungkinkan para pelaku untuk bebas pada pasal 35 ayat 1.
Pendirian pengadilan HAM Indonesia merupakan salah satu wujud dari satu wujud dari
tanggung jawab negara dalam penegakan dan perlindungan hak asasi manusia namun masih
banyaknya kekurangan sehingga diperlukan pembenahan dan pengadilan HAM baik dari
instrumen hukum infrastruktur serta sumber daya manusianya yang bermuara pada
ketidakpastian hukum. Hal tersebut untuk mengefektifkan sistem hukum nasional Indonesia
untuk meminimalkan adanya celah mekanisme internasional untuk menginterpretasi
penyelesaian pelanggaran HAM di Indonesia oleh karena itu perlu adanya politik will dari
pemerintahan Serta adanya dukungan yang kuat dari masyarakat itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai