Anda di halaman 1dari 7

C.

Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


3.1.1 Pengertian Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap
negaranya. Begitu juga sebaliknya, negara memiliki hak dan kewajiban terhadap warga
negaranya.Menurut Muhammad Ridha Iswardhana(2020), hak dan kewajiban merupakan dua
hal penting yang tidak bisa dipisahkan. Sebab sebagai seorang warga negara pasti
membutuhkan dan perlu melaksanakan kedua hal tersebut. Setiap warga negara akan
memperoleh haknya apabila telah menjalankan kewajiban dengan baik. Tugas utama warga
negara yaitu menyeimbangkan pelaksanaan hak dan kewajiban agar memperoleh kehidupan
dan kesejahteraan yang baik.Akan tetapi, dalam pelaksanaannya terkadang mengalami
beberapa masalah. Masalah yang sering terjadi adalah pelanggaran terhadap hak warga negara.
Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak bisa memperoleh
haknya sesuai dengan ketetapan undang-undang. Pelanggaran hak warga terjadi akibat
pengingkaran terhadap kewajiban.Pelanggaran hak warga negara salah satunya disebabkan
oleh pengingkaran kewajiban warga negara.Pelanggaran hak merupakan setiap perbuatan
seseorang atau sekelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelainan yg secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau
mencabut hak seseorang.Bagi yang melakukan pelanggaran akan dihukum secara adil
berdasarkan hukum yang berlaku.Pelanggaran Hak Warga Negara ini tercipta akibat kurangnya
pengawasan serta tidak berjalannya hukum secara maksimal.Misalnya, setiap warga negara
berhak atas perkerjaan dan penghidupan yang layak. Meski menjadi hak, tetapi pada
kenyataannya, banyak warga negara belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Apabila
keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan sosial yang berkepanjangan.
Pengingkaran Kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana memiliki kewajibannya sendiri sebagai warga negara sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Warga negara kita masih banyak yang belum menyadari betapa
pentingnya kewajiban yang harus dijalani sebagai warga negara demi kemajuan negara.
Kewajiban-kewajiban tersebut apabila dilaksanakan akan mendukung suksesnya program
pembangunan di negara ini serta mendorong terciptanya keadilan, ketertiban, perdamaian, dan
sebagainya.Terdapat macam-macam kewajiban yaitu sebagai berikut
a) Kewajiban mutlak, yaitu kewajiban hak yang tertuju kepada diri sendiri
b) Kewajiban publik,yaitu kewajiban mematuhi hak publik dan kewajiban perdata timbul
yang dari perjanjian berkorelasi dengan hak perdata
c) Kewajiban positif dan Negatif, yaitu kewajiban yang menghendaki dilakukan sesuatu
sedangkan kewajiban negatif, tidak melakukan sesuatu
d) Kewajiban universal atau umum, yaitu kewajiban yangditujukan kepada semua warga
negara atau secara umum
e) Kewajiban primer adalah kewajiban yang tidak timbul dari perbuatan melawan hukum
3.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Pelanggaran hak dan kewajiban warga negara
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan oleh
faktor-faktor berikut
1. Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini akan
menghalalkan segala cara agar haknya dapat terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat
melanggar hak orang lain.

2. Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara


Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu
bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat
munculnya perilaku atau tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

3. Sikap tidak toleran


Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap ini pada akhirnya akan
mendorong orang untuk melakukan diskriminasi kepada orang lain.

4. Penyalahgunaan kekuasaan
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan di sini tidak
hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga bentuk-bentuk kekuasaan lain yang
terdapat dalam masyarakat. Salah satu contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para
pengusaha yang tidak memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara. Oleh
karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara.

5. Ketidaktegasan aparat penegak hukum


Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap pelanggaran hak dan
kewajiban warga negara, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran lainnya.
Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-
kasus lain. Para pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi
yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak hukum yang bertindak
sewenang-wenang juga merupakan bentuk pelanggaran hak warga negara dan menjadi contoh
yang tidak baik, serta dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat pada umumnya.

6. Penyalahgunaan teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat juga
memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Kalian tentunya
pernah mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal dari pertemanan dalam jejaring
sosial. Kasus tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-
hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran hak warga
negara. Selain itu juga, kemajuan teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat
menimbulkan dampak negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang dapat
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.

3.1.3 Kasus-kasus Pelanggaran hak dan kewajiban warga negara


1. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
Penetapan hak warga negara adalah hal mutlak yang harus mendapat perhatian khusus dari
negara sebagai jaminan di junjung tingginya sila ke-5 yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh
Rakyat Indonesia”. Pengakuan Hak sebagai warga negara indonesia dalam konsepnya
mendorong terciptanya suatu masyarakat yang tertata baik. Namun dalam praktik atau
kenyataannya hak warga negara justru hanya dijadikan slogan pemerintah untuk menarik
simpati warga negara dan diajak untuk “bermimpi” bisa mendapatkan pengakuan akan hak-
hak tersebut secara utuh. Beberapa contoh tindakan yang mencerminkan pelanggaran hak, yaitu
sebagai berikut :
a. Mengambil hak orang lain
Semua orang yang tinggal di suatu negara wajib di junjung tinggi haknya, pasal yang
mengatur tentang hak asasi manusia terdapat dalam pasal asal 28 J ayat 1 Undang-Undang
Dasar 1945. Pasal 28 J ayat 1 ini yang berbunyi: “Setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain.”Maksudnya adalah setiap warga negara wajib menghormati ham karena
setiap individu mempunyai hak yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati oleh semua orang.
b. Melarang orang lain untuk menyuarakan pendapatnya
Kebebasan berpendapat tertuang dalam pasal 28 e ayat 3 tentang kebebasan untuk
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat
c. Melarang orang lain untuk bersekolah
Melarang orang untuk bersekolah juga salah satu perbuatan yang melanggar hak warga
negara, karena mendapatkan pendidikan diatur dalam pasal 28 c ayat 1
d. Memaksa kehendak orang lain
Orang hidup di dunia ini tentunya mempunyai kebebasan untuk apa yang akan
dilakukannya. Memaksa kehendak orang lain merupakan pelanggaran hak warga negara karena
kebebasan berkendak diatur dalam pasal 28 e
Adapun bentuk pelanggaran yang termasuk pelanggaran hak warga negara menurut
Undang-undang bisa kita lihat dari kondisi yang saat ini terjadi misalnya sebagai berikut.
a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih terjadi kasus
salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap para pelanggar
hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan sebagainya. Hal itu merupakan
bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan “Segala warga
negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya” belum sepenuhnya dilaksanakan.
b. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih cukup tinggi,
padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.
c. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti pembunuhan, pemerkosaan,
kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Padahal, Pasal 28A–28J UUD NRI Tahun
1945 menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya penyerangan tempat
peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 menegaskan bahwa “negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan
untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
e.Angka putus sekolah yang cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana secara
sepenuhnya amanat Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan”.
f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat dalam
membuat sebuah karya dan sebagainya.
Contoh-contoh yang diuraikan di atas membuktikan bahwa tidak terpenuhinya hak warga
negara dikarenakan adanya kelalaian atau pengingkaran dalam pemenuhan kewajiban
sebagaimana yang dipersyaratkan dalam UUD NRI Tahun 1945 dan ketentuan perundang-
undangan lainnya. Hal-hal tersebut apabila tidak segera diatasi, dapat mengganggu kelancaran
proses pembangunan yang sedang dilaksanakan.
2. Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Kewajiban warga negara di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar atau UUD 1945
dan Undang-Undang (UU) yang berlaku. Kewajiban warga negara tersusun atas kewajiban
asasi manusia. Beberapa kewajiban asasi manusia, yaitu kewajiban memimpin dan memelihara
bumi, kewajiban moral untuk melakukan sesuatu yang benar sesuai aturan di masyarakat,
kewajiban sosial terhadap sesama manusia, dan kewajiban pada Tuhan. Contoh pengingkaran
kewajiban sebagai warga negara adalah sebagai berikut:
1. Tidak atau menghindari membayar pajak
Tidak atau menghindari membayar pajak adalah pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara terhadap Pasal 23 ayat 2 UUD 1945 yang berbunyi "Segala pajak untuk keperluan
negara berdasarkan undang-undang." Pengingkaran terhadap pajak mencakup pajak
kendaraan, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, pajak penjualan, dan lain-lain.Warga
negara wajib membayar pajak karena pajak adalah salah satu sumber dana pembangunan yang
hasilnya dinikmati warga negara, seperti jalan raya dan fasilitasnya.
2. Melanggar hak asasi manusia lain
Pelanggaran hak asasi manusia adalah pengingkaran kewajiban sebagai warga negara yang
tercantum dalam Pasal 28 J ayat 1 UUD 1945 yang berbunyi "Setiap orang wajib menghormati
hak asasi manusia orang lain." Salah satu bentuk pelanggaran hak asasi manusia adalah
membunuh orang lain yang merupakan pelanggaran hak hidup.Hak asasi manusia dimiliki oleh
setiap warga negara. Karena itu, setiap warga negara wajib m
enghormati dan menghargai hak asasi manusia orang lain agar dapat hidup dengan kondusif.
3. Pelanggaran terhadap kewajiban pendidikan dasar
UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 amandemen menyebutkan pentingnya pendidikan bagi manusia
sebagai sebuah kewajiban bagi setiap warga negara. Pasal tersebut berbunyi "Setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.Pendidikan
dasar yang dimaksud di atas yaitu pendidikan formal sampai jenjang SMP. Siapapun warga
negara yang tidak memberikan keleluasaan seseorang mendapatkan pendidikan dasar berarti
melanggar undang-undang.
4. Tidak ikut serta dalam pembelaan negara
Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara." Artinya, tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta membela negara sesuai perannya masing-masing.Contoh pelanggaran dan
pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam membela negara yaitu seorang warga
negara yang tidak mau tahu dengan lingkungannya dan negaranya, atau melakukan sesuatu
yang memecah belah bangsa Indonesia.
5. Tidak ikut serta dalam mencapai tujuan pembangunan nasional
Tujuan pembangunan nasional Indonesia terdapat dalam pokok pikiran dalam UUD 1945
alinea 4, yaitu memajukan kecerdasan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melindungi
segenap bangsa Indonesia, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia. Kewajiban untuk ikut
serta mencapai tujuan pembangunan nasional terdapat dalam UU Nomor 20 tahun 2003.Contoh
pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam mencapai tujuan pembangunan nasional
yaitu warga negara yang tidak peduli dengan pendidikan di lingkungan terutama keluarganya,
warga negara yang ikut membuat kerusuhan di negara lain, dan warga negara yang mengambil
hak warga negara.
6. Tidak menaati peraturan lalu lintas
Setiap warga negara punya kewajiban menaati peraturan lalu lintas sebagai bagian dari
penghormatan terhadap hak asasi manusia orang lain dan melaksanakan UU Lalu
Lintas.Contoh perbuatan yang melanggar lalu lintas yaitu tidak punya surat kendaraan yang
lengkap, parkir di sembarang tempat, melanggar lampu merah, dan membuat orang celaka
dengan pelanggaran lalu lintas.
7. Merusak fasilitas umum
Merusak fasilitas umum adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga negara
terhadap lingkungan dan terhadap hak asasi manusia orang lain. Contoh perusakan fasilitas
umum yaitu merusak telepon umu, mencoret-coret halte, merusak kendaraan umum, merusak
jembatan, merusak toilet umum atau tidak menggunakannya dengan bersih, dan lain-lain.
8. Membuang sampah sembarangan
Membuang sampah sembarangan adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga
negara terhadap lingkungan dan alam sekitar serta terhadap hak asasi manusia orang lain.
Sebab, lingkungan dan alam sekitar bermanfaat bagi manusia. Membuang sampah
sembarangan dapat mengakibatkan lingkungan kotor dan banjir, sehingga merugikan orang
lain.
9. Tidak berpartisipasi dalam kegiatan lingkungan
Contoh kegiatan lingkungan yaitu ikut serta dalam siskamling, membayar iuran warga, dan
membantu korban bencana alam. Tidak ikut siskamling adalah contoh pengingkaran kewajiban
sebagai warga negara terhadap lingkungan.Tidak membayar iuran warga sama halnya dengan
tidak membayar pajak karena digunakan untuk kesejahteraan umum. Sementara itu, tidak
membantu korban bencana alam adalah contoh pengingkaran kewajiban membela negara.
10. Tidak jujur dan melakukan korupsi
Tindak korupsi adalah contoh pengingkaran kewajiban sebagai warga negara dalam
membela negara, menghormati hak asasi manusia lain, dan ikut serta mencapai tujuan
pembangunan nasional. Tindak korupsi adalah bentuk tidak jujur yang merugikan masyarakat
banyak dalam mencapai kesejahteraan dan hak-haknya.
3.1.4 Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
a. Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan partisipasi masyarakat dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Para pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan
memberikan pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan perlindungan
b. Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara yang berwenang
dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK), Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
c. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara oleh pemerintah.
d. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap
upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
e. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-formal (kegiatan-
kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
f. Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
g. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat
agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing.
Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai kasus yang
sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-lembaga negara yang mempunyai
fungsi utama untuk menegakkan hukum, seperti berikut.
a. Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan pelanggaran
terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa aman, seperti penangkapan pelaku tindak
pidana umum (pembunuhan, perampokan, penganiayaan dan sebagainya) dan tindak pidana
terorisme. Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelanggaran peraturan lalu lintas.
b. Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan
dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar dan sebagainya.
c. Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-kasus korupsi dan
penyalahgunaan keuangan negara.
d. Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara yang dilakukan oleh pemerintah tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan
perilaku warga negaranya yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga negara.
Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah sepantasnya sikap dan
perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab yang selalu menghormati keberadaan
orang lain. Sikap tersebut dapat Anda tampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara. kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum,
dan menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka menegakkan hukum.
DAFTAR PUSTAKA
Nurgiansah, T. H. (2021). Pendidikan Pancasila. In Solok: CV Mitra Cendekia Media.
Siti Zikrina Farahdiba, Nisrina Nur Sai'dah, Desmi Salsabila, Siti Nuraini.2021.Jurnal Tinjauan
Pelanggaran Hak Dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara Berdasarkan Uud 1945.

Karunia Mulia Putri V. 2021.Faktor Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran


Kewajiban Masyarakat.
https://www.kompas.com/skola/read/2021/09/17/160000969/faktor-penyebab-
pelanggaran-hak-dan-pengingkaran-kewajiban-masyarakat.diakses pada tanggal 7
April 2022
Trisna Wulandari.2021.Contoh Pengingkaran Kewajiban sebagai Warga
Negara.https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5675446/10-contoh-pengingkaran-
kewajiban-sebagai-warga-negara-sudah-tahu-belum.diakses pada tanggal 7 April 2022

Anda mungkin juga menyukai