Anda di halaman 1dari 6

KIMIA FISIKA

REVIEW LITERATUR KESETIMBANGAN KIMIA

Dosen Pengampu :

Dr. I Nyoman Suardana, M.Si

Ni Putu Merry Yunithasari, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Made Wahyuni 2113071016

I Made Agus Panter 2113071042

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPA


JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2022
KESETIMBANGAN KIMIA

A. Konsep Kesetimbangan Kimia

Kesetimbangan kimia terjadi pada reaksi kimia yang reversibel. Reaksi reversibel


adalah reaksi yang di mana produk reaksi dapat bereaksi balik membentuk reaktan.
Kesetimbangan kimia tercapai ketika laju reaksi maju sama dengan laju reaksi balik dan
konsentrasi dari reaktan-reaktan dan produk-produk tidak berubah lagi..Kesetimbangan
kimia merupakan reaksi-reaksi bolak balik (reversibel) dengan laju sama. Kesetimbangan
kimia bersifat dinamis. Dalam reaksi setimbang, perubahan makroskospis tidak teramati
tetapi perubahan mikroskopis tetap terjadi. Kesetimbangan kimia dibedakan atas dua jenis,
yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan heterogen. Dalam kesetimbangan
homogen semua spesi dalam sistem kesetimbangan memiliki fase sama, sedangkan dalam
kesetimbangan heterogen tidak semua spesi dalam sistem kesetimbangan memiliki fase
sama. Untuk mengetahui apakah kesetimbangan cenderung condong ke arah pereaksi atau
hasil reaksi, dapat diketahui dari nilai tetapan kesetimbangannya. Tetapan kesetimbangan
menggambarkan perbandingan jumlah hasil reaksi terhadap pereaksi.

Gagasan tentang konsep tetapan kesetimbangan berawal pada tahun 1799 ketika
Berthelot memerhatikan pengendapan kalsium karbonat dalam danau garam dan ia
menyimpulkan bahwa terjadinya endapan itu disebabkan oleh konsentrasi natrium klorida
yang tinggi yang dapat melarutkan kalsium karbonat. Kesimpulan ini ternyata berbeda
dengan yang terjadi di laboratorium di mana natrium karbonat bereaksi dengan kalsium
klorida menghasilkan endapan kalsium karbonat.

Pada tahun 1862 Berthelot dan Gills melaporkan adanya pengaruh konsentrasi alkohol
dan asam asetat terhadap jumlah etilasetat yang terbentuk. Berdasarkan penyelidikan di
atas dan penyelidikan-penyelidikanlainnya, Gulberg dan Waage sampai pada perumusan
hukum aksi massa yang menyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi.Jika reaksi umum dituliskan:
Dalam hal ini, a,b,g dan h berturut-turut adalah koefisien reaksi dari zat A, B, G, dan
H, k1, dan k2, berturut-turut adalah tetapan kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri. Setelah
keadaan setimbang tercapai, laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri, k1, [A]a [B]b = k2,
[G]g [H]h”.
K1
=Kc=¿ ¿
K2

Kc adalah tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi (mol/L),[ ]


adalah konsentrasi zat setelah keadaan kesetimbangan.

Dengan demikian, ada hubungan yang tetap antara konsentrasi zat-zat dalam suatu
reaksi dalam keadaan kesetimbangan. Hubungan itu dinyatakan dengan persamaan di atas.
Harga Kc,berbeda pada suhu yang berbeda. Jika zat-zat yang terlibat ada dalam fase gas
maka konsentrasi dapat diganti dengan tekanan parsial sehingga persamaan di atas
menjadi:

Kp=¿ ¿

Hubungan antara Kc, dengan Kp, dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan
gas ideal. Jika gas bersifat ideal berlaku PV=nRT, P= nRT/ V=CRT di mana C=
konsentrasi dalam mol L¹. Substitusikan P= CRT ke dalam persamaan di atas, maka akan
didapat:

Kp = Kc (RT) ∆n

∆n= jumlah koefisien reaksi untuk produk-jumlah koefisien reaksi untuk reaktan.
B. Hubungan Kp dan Kx
Untuk reaksi kesetimbangan: aA + bB ⇌ cC + dD maka kesetimbangan fraksi mol, Kx,
dan tetapan kesetimbangan tekanan, Kp, dapat dinyatakan:
𝐾𝑥 = 𝑐
𝑋𝐶 . 𝐷
𝑑 𝑐
𝑃𝐶 . 𝑃𝐷
𝑑
𝑋𝑎 . 𝑋𝑏 𝐾𝑝 = 𝑃𝑎 . 𝑃𝑏
𝐴 𝐵 𝐴 𝐵

PA = xA . Ptot ; PB = xB . Ptot ; PC = xC . Ptot ; PD = xD . Ptot dengan demikian:


(𝑥𝐶 . 𝑃𝑡𝑜𝑡)𝑐 (𝑥𝐷 . 𝑃𝑡𝑜𝑡)𝑑
𝐾𝑝 = (𝑥𝐴 . 𝑃𝑡𝑜𝑡)𝑎 (𝑥𝐵 . 𝑃𝑡𝑜𝑡)𝑏
𝑐 𝑑 (𝑐+𝑑)
𝑋𝐶 . 𝐷
𝐾𝑝 = 𝑋𝑎 . 𝑋𝑏 × 𝑃𝑡𝑜𝑡
(𝑎+𝑏)
𝐴 𝐵 𝑃𝑡𝑜𝑡

𝐾𝑝 = 𝐾𝜆 . 𝑃Δ𝑛
𝑡𝑜𝑡
Ptot = tekanan total dan Δ𝑛 = jumah mol produk-jumlah mol pereaksi = (c+d) – (a+b).
apabila
Δ𝑛 = 0, yaitu jumlah mol produk sama dengan jumlah mol pereaksi, maka;
Kp = Kx

C. Hubungan Kp dengan 𝚫𝑮
Perubahan energy bebas Gibbs, Δ𝐺 merupakan kriteria kesetimbangan. Terdapat
hubugan antara nilai tetapan kesetimbangan dengan nilai bebas Gibbs. Hubungan ini
dapat diturunkan menjadi:
𝝏𝑮
[ ] =𝑽
𝝏𝑷 𝑻
Dari rumus 𝜕𝐺 = 𝑉𝜕𝑃 − 𝑆𝜕𝑇 pada suhu tetap diperoleh.
Untuk gas ideal, V = RT/P, sehingga:
𝝏𝑮 𝑹𝑻
[ ] =
𝝏𝑷 𝑻 𝑷
𝟐 𝟐
𝑹𝑻 𝒅𝑷 𝑷𝟐
𝚫𝑮 = 𝑮𝟐 − 𝑮𝟏 = ∫ = ∫ 𝑹𝑻 𝒅 𝒍𝒏 𝑷 = 𝑹𝒕 𝒍𝒏
𝟏 𝑷 𝟏 𝑷𝟏
Jika P1 = 1 atmosfer, G1 = Go dan jika G2 ditulis G , P2 ditulis P maka:
𝑃
𝐺 − 𝐺𝑂 = 𝑅𝑇 ln = RT ln
1

Misalnya reaksi umum:


aA + bB ⇌ gG + hH
Untuk masing-masing zat berlaku:

𝑎𝐺𝐴 = 𝑎𝐺𝐴𝑜 + 𝑎𝑅𝑇 ln 𝑃𝐴

𝑏𝐺𝐵 = 𝑏𝐺𝑜𝐵 + 𝑔𝑅𝑇 ln 𝑃𝐵

𝑔𝐺𝐺 = 𝑔𝐺𝐺𝑜 + 𝑔𝑅𝑇 ln 𝑃𝐺

ℎ𝐺𝐻 = ℎ𝐺𝐻𝑜 + ℎ𝑅𝑇 ln 𝑃𝐻


(𝑃𝐺)𝑔(𝑃𝐻)ℎ
Δ𝐺 = 𝑔𝐺𝑜 + ℎ𝐺𝑜 − 𝑎𝐺𝑜 − 𝑏𝐺𝑜 𝑅𝑇 ln
𝐺 𝐻 𝐴 𝐵 (𝑃𝐴)𝑎(𝑃𝐵)𝑏

Δ𝐺 = 𝑔𝐺𝐺 + ℎ𝐺𝐻 − 𝑎𝐺𝐴 − 𝑏𝐺𝐵

Pada keadaan setimbangan Δ𝐺 = 0, sehingga:

Δ𝐺𝑜= -RT ln KP

Δ𝐺 = Δ𝐺𝑜+ RT ln KP

Persamaan di atas merupakan salah satu hasil penting dari termodinamika. Dengan
persamaan ini nilai tetapan kesetimbangan reaksi dihubungkan dengan besaran
termodinamika. Nilai Δ𝐺𝑜 suatu reaksi dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan nilai
𝐺𝑜 yang ada pada tabel dari buku teks. Dengan mengetahui nilai Δ𝐺𝑜 suatu reaksi maka
dengan mudah dapat ditentukan nilai tetapan kesetimbangan reaksinya.

D. Pengaruh Suhu pada Kesetimbangan

Berdasarkan persamaan: Δ𝐺𝑜= -RT ln KP diperoleh bahwa Δ𝐺𝑜 bergantung pada


perubahan suhu T dan Kp jika dipersamaan didiferensial maka:

−𝑑Δ𝐺𝑜= R ln KP dT + RT d ln Kp
Δ𝐺𝑜 𝑑 ln 𝐾𝑝
− = 𝑅 ln 𝐾𝑝 + 𝑅𝑇
𝑑𝑇 𝑑𝑇

Dari persamaan Gibbs Helmoltz diperoleh: Δ𝐺𝑜 − Δ𝐻 = 𝑇 dΔ𝐺𝑜/𝑑𝑇 dan gabungan


dengan persamaan di atas menjadi:

ΔH−Δ𝐺𝑜 𝑑 ln 𝐾𝑝
𝑇 = 𝑅 ln 𝐾𝑝 + 𝑅𝑇 𝑑𝑇

𝑑 ln 𝐾𝑝
ΔH − Δ𝐺𝑜= 𝑅𝑇 ln 𝐾𝑝 + 𝑅𝑇2
𝑑𝑇

𝑑 ln 𝐾𝑝
ΔH − Δ𝐺𝑜= −Δ𝐺𝑜 + 𝑅𝑇2
𝑑𝑇

𝑑 ln 𝐾𝑝 ΔH
𝑑𝑇 = 𝑅𝑇2

Hasil integrase persamaan ini adalah: ln Kp = ΔH 1


𝑅 . +𝐶
𝑇

E. KESETIMBANGAN HETEROGEN
Kesetimbangan heterogen merupakan suatu reaksi yang melibatkan zat-zat dengan fase
berbeda (fase padat, fase cair, fase gas). Kesetimbangan ini berupa kesetimbangan fisika
seperti kesetimbangan cairan dan uapnya, sedangkan kesetimbangan kimia seperti
disosiasi kalisium karbonat. Adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesetimbangan kimia pada reaksi heterogeny, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perubahan kosentrasi
Jika ke dalam kesetimbangan,, kosentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser kea nan (zat hasil) sehingga kosentrasi zat
hasil bertambah. Sebaliknya, jika kosentrasi pereaksi di kurangi atau
diperkecil, maka kesetimbangan bergeser ke kiri (pereaksi) sehingga
kosentrasi pereaksi bertambah. Dalam kesetimbangan kosentrasi zat padat dan
zat cair tidak berpengaruh terhadap pergeseran kesetimbangan
2. Perubahan tekanan/ volume
Hukum Boyle: Jika dalam system keseimbangan volume ruang diperbesar
(tekanan diperkecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang
jumlah koefisiennya lebih besar. Sebaliknya, jika dalam system
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih
kecil
3. Perubahan temperature/ suhu
Van’t Hoff: Jika dalam system kesetimbangan suhu ruang dinaikkan
kesetimbangan bergeser kea rah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).
Sebaliknya, jika dalam system kesetimbangan suhu ruang diturunkan, maka
kesetimbangan bergeser kea rah reaksi yang mengeluarkan kalo (eksoterm).
Contoh reaksi kesetimbangan heterogen, yaitu pada kalsium karbonat (𝐶𝑎𝐶𝑂3)
𝐶𝑎𝐶𝑂3 ⇌ 𝐶𝑎𝑂(𝑠) + 𝐶𝑂2(𝐺)
Rumus mencari tetapan kesetimbangan:

[𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛
𝐾=

[𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛]𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛
𝐾=
[𝐶𝑎𝑂]1 [𝐶𝑂2]1
[𝐶𝑎𝐶𝑂]1
Tetapan kesetimbangan hanya ditentukan oleh komponen berfase gas, sedangkan pada

komponen berfase padat dan cair dianggap tetap atau dapat ditulis dengan satu (1).

Jadi
:
1 [𝐶𝑂2]1
𝐾= 1
𝐾 = 𝐶02

Anda mungkin juga menyukai