Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Gagasan tentang konsep tetapan kesetimbangan berawal pada tahun 1799 ketika
Berthelot memerhatikan pengendapan kalsium karbonat dalam danau garam dan ia
menyimpulkan bahwa terjadinya endapan itu disebabkan oleh konsentrasi natrium klorida
yang tinggi yang dapat melarutkan kalsium karbonat. Kesimpulan ini ternyata berbeda
dengan yang terjadi di laboratorium di mana natrium karbonat bereaksi dengan kalsium
klorida menghasilkan endapan kalsium karbonat.
Pada tahun 1862 Berthelot dan Gills melaporkan adanya pengaruh konsentrasi alkohol
dan asam asetat terhadap jumlah etilasetat yang terbentuk. Berdasarkan penyelidikan di
atas dan penyelidikan-penyelidikanlainnya, Gulberg dan Waage sampai pada perumusan
hukum aksi massa yang menyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus dengan
konsentrasi pereaksi.Jika reaksi umum dituliskan:
Dalam hal ini, a,b,g dan h berturut-turut adalah koefisien reaksi dari zat A, B, G, dan
H, k1, dan k2, berturut-turut adalah tetapan kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri. Setelah
keadaan setimbang tercapai, laju reaksi ke kanan = laju reaksi ke kiri, k1, [A]a [B]b = k2,
[G]g [H]h”.
K1
=Kc=¿ ¿
K2
Dengan demikian, ada hubungan yang tetap antara konsentrasi zat-zat dalam suatu
reaksi dalam keadaan kesetimbangan. Hubungan itu dinyatakan dengan persamaan di atas.
Harga Kc,berbeda pada suhu yang berbeda. Jika zat-zat yang terlibat ada dalam fase gas
maka konsentrasi dapat diganti dengan tekanan parsial sehingga persamaan di atas
menjadi:
Kp=¿ ¿
Hubungan antara Kc, dengan Kp, dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan
gas ideal. Jika gas bersifat ideal berlaku PV=nRT, P= nRT/ V=CRT di mana C=
konsentrasi dalam mol L¹. Substitusikan P= CRT ke dalam persamaan di atas, maka akan
didapat:
Kp = Kc (RT) ∆n
∆n= jumlah koefisien reaksi untuk produk-jumlah koefisien reaksi untuk reaktan.
B. Hubungan Kp dan Kx
Untuk reaksi kesetimbangan: aA + bB ⇌ cC + dD maka kesetimbangan fraksi mol, Kx,
dan tetapan kesetimbangan tekanan, Kp, dapat dinyatakan:
𝐾𝑥 = 𝑐
𝑋𝐶 . 𝐷
𝑑 𝑐
𝑃𝐶 . 𝑃𝐷
𝑑
𝑋𝑎 . 𝑋𝑏 𝐾𝑝 = 𝑃𝑎 . 𝑃𝑏
𝐴 𝐵 𝐴 𝐵
𝐾𝑝 = 𝐾𝜆 . 𝑃Δ𝑛
𝑡𝑜𝑡
Ptot = tekanan total dan Δ𝑛 = jumah mol produk-jumlah mol pereaksi = (c+d) – (a+b).
apabila
Δ𝑛 = 0, yaitu jumlah mol produk sama dengan jumlah mol pereaksi, maka;
Kp = Kx
C. Hubungan Kp dengan 𝚫𝑮
Perubahan energy bebas Gibbs, Δ𝐺 merupakan kriteria kesetimbangan. Terdapat
hubugan antara nilai tetapan kesetimbangan dengan nilai bebas Gibbs. Hubungan ini
dapat diturunkan menjadi:
𝝏𝑮
[ ] =𝑽
𝝏𝑷 𝑻
Dari rumus 𝜕𝐺 = 𝑉𝜕𝑃 − 𝑆𝜕𝑇 pada suhu tetap diperoleh.
Untuk gas ideal, V = RT/P, sehingga:
𝝏𝑮 𝑹𝑻
[ ] =
𝝏𝑷 𝑻 𝑷
𝟐 𝟐
𝑹𝑻 𝒅𝑷 𝑷𝟐
𝚫𝑮 = 𝑮𝟐 − 𝑮𝟏 = ∫ = ∫ 𝑹𝑻 𝒅 𝒍𝒏 𝑷 = 𝑹𝒕 𝒍𝒏
𝟏 𝑷 𝟏 𝑷𝟏
Jika P1 = 1 atmosfer, G1 = Go dan jika G2 ditulis G , P2 ditulis P maka:
𝑃
𝐺 − 𝐺𝑂 = 𝑅𝑇 ln = RT ln
1
Δ𝐺𝑜= -RT ln KP
Δ𝐺 = Δ𝐺𝑜+ RT ln KP
Persamaan di atas merupakan salah satu hasil penting dari termodinamika. Dengan
persamaan ini nilai tetapan kesetimbangan reaksi dihubungkan dengan besaran
termodinamika. Nilai Δ𝐺𝑜 suatu reaksi dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan nilai
𝐺𝑜 yang ada pada tabel dari buku teks. Dengan mengetahui nilai Δ𝐺𝑜 suatu reaksi maka
dengan mudah dapat ditentukan nilai tetapan kesetimbangan reaksinya.
−𝑑Δ𝐺𝑜= R ln KP dT + RT d ln Kp
Δ𝐺𝑜 𝑑 ln 𝐾𝑝
− = 𝑅 ln 𝐾𝑝 + 𝑅𝑇
𝑑𝑇 𝑑𝑇
ΔH−Δ𝐺𝑜 𝑑 ln 𝐾𝑝
𝑇 = 𝑅 ln 𝐾𝑝 + 𝑅𝑇 𝑑𝑇
𝑑 ln 𝐾𝑝
ΔH − Δ𝐺𝑜= 𝑅𝑇 ln 𝐾𝑝 + 𝑅𝑇2
𝑑𝑇
𝑑 ln 𝐾𝑝
ΔH − Δ𝐺𝑜= −Δ𝐺𝑜 + 𝑅𝑇2
𝑑𝑇
𝑑 ln 𝐾𝑝 ΔH
𝑑𝑇 = 𝑅𝑇2
E. KESETIMBANGAN HETEROGEN
Kesetimbangan heterogen merupakan suatu reaksi yang melibatkan zat-zat dengan fase
berbeda (fase padat, fase cair, fase gas). Kesetimbangan ini berupa kesetimbangan fisika
seperti kesetimbangan cairan dan uapnya, sedangkan kesetimbangan kimia seperti
disosiasi kalisium karbonat. Adapun factor-faktor yang dapat mempengaruhi
kesetimbangan kimia pada reaksi heterogeny, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Perubahan kosentrasi
Jika ke dalam kesetimbangan,, kosentrasi pereaksi ditambah atau diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser kea nan (zat hasil) sehingga kosentrasi zat
hasil bertambah. Sebaliknya, jika kosentrasi pereaksi di kurangi atau
diperkecil, maka kesetimbangan bergeser ke kiri (pereaksi) sehingga
kosentrasi pereaksi bertambah. Dalam kesetimbangan kosentrasi zat padat dan
zat cair tidak berpengaruh terhadap pergeseran kesetimbangan
2. Perubahan tekanan/ volume
Hukum Boyle: Jika dalam system keseimbangan volume ruang diperbesar
(tekanan diperkecil) maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang
jumlah koefisiennya lebih besar. Sebaliknya, jika dalam system
kesetimbangan akan bergeser ke pihak reaksi yang jumlah koefisiennya lebih
kecil
3. Perubahan temperature/ suhu
Van’t Hoff: Jika dalam system kesetimbangan suhu ruang dinaikkan
kesetimbangan bergeser kea rah reaksi yang membutuhkan kalor (endoterm).
Sebaliknya, jika dalam system kesetimbangan suhu ruang diturunkan, maka
kesetimbangan bergeser kea rah reaksi yang mengeluarkan kalo (eksoterm).
Contoh reaksi kesetimbangan heterogen, yaitu pada kalsium karbonat (𝐶𝑎𝐶𝑂3)
𝐶𝑎𝐶𝑂3 ⇌ 𝐶𝑎𝑂(𝑠) + 𝐶𝑂2(𝐺)
Rumus mencari tetapan kesetimbangan:
[𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘]𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛
𝐾=
[𝑟𝑒𝑎𝑘𝑡𝑎𝑛]𝑘𝑜𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛
𝐾=
[𝐶𝑎𝑂]1 [𝐶𝑂2]1
[𝐶𝑎𝐶𝑂]1
Tetapan kesetimbangan hanya ditentukan oleh komponen berfase gas, sedangkan pada
komponen berfase padat dan cair dianggap tetap atau dapat ditulis dengan satu (1).
Jadi
:
1 [𝐶𝑂2]1
𝐾= 1
𝐾 = 𝐶02