Anda di halaman 1dari 7

KESETIMBANGAN KIMIA

A. Pendahuluan
Sejauh ini persamaan-persamaan dasar termodinamika yang telah dibahas berlaku
untuk sistem dengan komposisi tetap, artinya tidak ada transefer materi dengan
lingkungannya (sistem tertutup). Meskipun reaksi kimia banyak dilakukan dalam tempat
tertutup, namun reaksi yang sedang berlangsung dapat dipandang sebagai sistem terbuka.
Pada sistem ini zat pereaksi dianggap keluar dari Sistem dan zat hasil reaksi masuk ke
dalam Sistem. Untuk sistem semacan ini, sistem dengan komposisi berubah-ubah, perlu
dicari pengaruh perubahan komposisi tersebut terhadap persamaan-persamaan
termodinamika. Hasil dari persamaan-persamaan tersebut digunakan untuk menurunkan
syarat-syarat kesetimbangan.
Kesetimbangan kimia merupakan reaksi-reaksi bolak balik (reversibel) dengan
laju sama. Pada tahun 1864, Gulberg dan Waage menunjukkan secara eksperimen bahwa
dalam reaksi kimia akan dicapai kesetimbangan tertentu yang dapat didekati dari dua
arah. Setelah mempelajari bab ini, pembaca akan dapat memahami konsep
kesetimbangan kimia, hubungan tetapan kesetimbangan dengan perubahan energi bebas,
pengaruh suhu terhadap tetapan kesetimbangan, dan kesetimbangan heterogen. Secara
lebih detail, pembaca diharapkan mampu: 1) menjelaskan konsep kesetimbangan kimia,
2) menjelaskan hubungan tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) dan tetapan
kesetimbangan tekanan (Kp), 3) menghitung harga tetapan kesetimbangan konsentrasi
(Kc) dan tetapan kesetimbangan tekanan (Kp), 4) menjelaskan hubungan tetapan
kesetimbangan dengan perubahan energ bebas Gibbs, 5) menjelaskan pengaruh suhu
terhadap kesetimbangan, dan 6) menjelaskan konsep kesetimbangan heterogen.
Kesetimbangan materi dapat digolongkan menjadi kesetimbangan tase dan
kesetimbangan kimia. Pada kesetimbangan fase terjadi kesetimbangan zat antar fase
tanpa terjadi reaksi kimia, sedangkan pada kesetimbangan kimia terjadi perubahan kimia.
Kesetimbangan fase dibahas pada bagian lain dari uraian ini. Dalam uraian ini akan
dibahas kesetimbangan kimia, meliputi: konsep kesetimban gan kimia, hubungan tetapan
kesetimbangan dengan perubahan energi bebas, pengaruh suhu terhadap tetapan
kesetimbangan, dan kesetimbangan heterogen.
B. Konsep Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan kimia merupakan reaksi-reaksi bolak balik (reversibel) dengan
laju sama. Kesetimbangan kimia bersifat dinamis. Dalam reaksi setimbang, perubahan
makroskospis tidak teramati tetapi perubahan mikroskopis tetap terjadi. Kesetimbangan
kimia dibedakan atas dua jenis, yaitu kesetimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen. Dalam kesetimbangan homogen semua spesi dalam sistem kesetimbangan
memiliki fase sama, sedangkan dalam kesetimbangan heterogen tidak semua spesi dalam
sistem kesetimbangan memiliki fase sama. Untuk mengetahui apakah kesetimbangan
cenderung condong ke arah pereaksi atau hasil reaksi, dapat diketahui dari nilai tetapan
kesetimbangannya. Tetapan kesetimbangan menggambarkan perbandingan jumlah hasil
reaksi terhadap pereaksi.
Gagasan tentang konsep tetapan kesetimbangan berawal pada tahun 1799 ketika
Berthelot memerhatikan pengendapan kalsium karbonat dalam danau garam dan ia
menyimpulkan bahwa terjadinya endapan itu disebabkan oleh konsentrasi natrium klorida
yang tinggi yang dapat melarutkan kalsium karbonat. Kesimpulan ini ternyata berbeda
dengan yang terjadi di laboratorium di mana natrium karbonat bereaksi dengan kalsium
klorida menghasilkan endapan kalsium karbonat.
Pada tahun 1862 Berthelot dan Gils melaporkan adanya pengaruh konsentrasi
alkohol dan asam asetat terhadap jumlah etilasetat yang terbentuk. Berdasarkan
penyelidikan di atas dan penyelidikan-penyelidikan lainnya, Gulberg dan Waage sampai
pada perumusan hukum aksi massa yang menyatakan bahwa laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi pereaksi.
Jika reaksi umum dituliskan:
aA + bB k2⥨k gG + hH
1

Dalam hal ini, a,b,g dan h berturut-turut adalah koefisien reaksi dari zat A,B, G, dan H,
k1, dan k2, berturut-turut adalah tetapan kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri. Setelah
keadaan setimbang tercapai, laju reaksi ke kanan
= laju reaksi ke kiri, k1, [A]a [B]b = k2, [G]g [H]h. .

k1 [G ] g [ H ] h
k2
= K c=
[ A]a[B]b
Kc adalah tetapan kesetimbangan yang dinyatakan dengan konsentrasi (mol/L), [] adalah
konsentrasi zat setelah keadaan kesetimbangan.
Dengan demikian, ada hubungan yang tetap antara konsentrasi zat-zat dalam
suatu reaksi dalam keadaan kesetimbangan. Hubungan itu dinyatakan dengan persamaan
di atas. Harga Kc, berbeda pada suhu yang berbeda. Jika zat-zat yang terlibat ada dalam
fase gas maka konsentrasi dapat diganti dengan tekanan parsial sehingga persamaan di
atas menjadi:

(PG) g ( PH ) h
Kp =
( PA ) a ( PB ) b

Hubungan antara Kc, dengan Kp, dapat diturunkan dengan menggunakan persamaan gas
ideal. Jika gas bersifat ideal berlaku PV=nRT, P= nRT/ V=CRT di mana C= konsentrasi
dalam mol L-1. Substitusikan P= CRT ke dalam persamaan di atas, maka akan didapat:

Kp = Kc (RT)∆n

∆n = jumlah koefisien reaksi untuk produk-jumlah koefisien reaksi untuk reaktan.


C. Kesetimbangan Disosiasi
Proses disosiasi adalah proses penguraian suatu zat menjadi zat yang lebih
sederhana contoh reaksi kesetimbangan disosiasi adalah :

1. 2SO3(g) ⥨ 2SO2(g) + O2(g)

2. 2NH3(g) ⥨ N2(g) + 3H2(g)

3. PCl5(g) ⥨ PCl3(g) +Cl2(g)

Karena reaksi dalam bentuk kesetimbangan, maka tidak semua zat pereaksi habis menjadi
hasil reaksi, jadi harus ada sisanya yang tidak mengurai. Untuk menyatakan
ketidaksempurnaan ini, dirumuskan pengertian derajar disosiasi, α.
bagian zat mengurai
α=
jumlah zat semula
Contoh :
Pada suhu tertentu 3 mol gas SO2 sesudah kesetimbangan diperoleh 0,6 mol gas
O2, berapakah derajat disosiasi, α?

Jawab : 2SO3(g) ⥨ 2SO2(g) + O2(g)

(3-1,2) mol 1,2 0,6 mol


Jadi gas SO3 yang mengurai adalah 2 x 0,6 mol = 1,2 mol
Derajat disosiasi, α =1,2/3= 0,4 mol
Untuk kesetimbangan disosiasasi, harga Kp bisa diperoleh dari besarnya harga α,
sebab jika α diketahui maka harga tekanan parsial zat-zat di dalam sistem dapat
diketahui.

Misalnya : PCl5(g) ⥨ PCl 3(g) + Cl2(g)

(1-α ¿ α α
Jika dimulai dengan mol PCl5, maka kesetimbangan disosiasi tercapai jumlah mol
campuran = (1+α ¿ mol. Harga tekanan parsial setiap komponen bisa dinyatakan :
(1−α ) α
P PCl 5= x P; P PCl 3=PCl 2= xP
(1+α ) (1+α )
Di sini P merupakan tekanan total campuran. Melalui ketiga harga tekanan parsial
komponen itu, Kp dapat ditentukan sebagai berikut :
α.P α.P
x
P PCl 3 x P (1+ α) ( 1+ α ) α2
Kp = = =
Cl2

PPCl 5 (1−α ) (1−α 2 )


xP
(1+ α )
Hubungan Kp dengan α dan P total seperti ini hanya terbatas pada jenis reaksi yang
ditunjukkan pada kesetimbangan PCl5, untuk reaksi lainnya diperoleh persamaan yang
lain.
D. Hubungan Kp dan Kx

Untuk reaksi kesetimbangan : aA + bB ⥨ cC + dD maka tetapan kesetimbangan


fraksi mol, Kx, dan tetapan kesetimbangan tekanan, Kp, dapat dinyatakan :
X cC . X dD
Kx = a b
XA .XB
PA = XA. Ptot; PB = XB.Ptot; PC = XC.Ptot; PD= XD.Ptot dengan demikian :
(XC . P tot)c ( XD . Ptot )d
Kp =
( XA . P tot )a ( XB . Ptot )b
X cC . X dD P tot (c+d )
Kp = a b
XA .XB
x P tot
(a+b )

∆n
Kp = K λ . Ptot
Ptot = tekana total dan ∆ n = julmlah mol produk – jumlah mol pereaksi = (c+d) – (a+b).
Apabila ∆ n = 0, yaitu jumlah mol produk sama dengan jumlah mol pereaksi maka :
Kp = Kx
E. Hubungan Kp dengan ∆ G
Perubahan energi bebas Gibbs, ΔG merupakan kriteria kesetimbangan. Ada
hubungan antara nilai tetapan kesetimbangan dengan nilai energi bebas Gibbs. Hubungan

ini dapat diturunkan ( aG


aP )
T =V

Dari rumus dG = VdP – SdT. Pada suhu tetap diperoleh. Untuk gas ideal, V = RT/P
sehingga :
RT
( aG
aP )
T =
P
2 2
RT dP P2
ΔG = G2-G1 = ∫ = ∫ RT d ln P = RT ln
1 P 1
P1
Jika P1 = 1 atmosfer, G1=G0 dan jika G2 ditulis G, P2 ditulis P maka:
P
G-G0 = RT ln = RT ln P
1
Misalnya reaksi umum:
aA + bB ⇌ gG + hH
Untuk masing-masing zat berlaku
aGA = aG0A + aRT ln PA
bGB = bG0B + bRT ln PB
gGG = gG0G + gRT ln PG
hGH = hG0H + hRT ln PH
( PG ) g ( PH ) h
ΔG = gG0G + hG0H – aG0A – bG0B + RT ln
( PA ) a ( PB ) b
ΔG = gGG + hGH – aGA – bGB
Pada keadaan setimbang ΔG = 0 sehingga:
ΔG0 = -RT ln Kp
ΔG = ΔG0 + RT ln Kp
Persamaan diatas merupakan salah satu hasil penting dari termodinamika. Dengan
persamaan ini nilai tetapan kesetimbangan reaksi dihubungkan dengan besaran
termodinamika. Nilai ΔG0 suatu reaksi dengan mudah dapat ditentukan berdasarkan nilai
G0 yang ada pada tabel dari buku teks. Dengan mengetahui nilai ΔG0 suatu reaksi maka
dengan mudah dapat ditentukan nilai tetapan kesetimbangan reaksinya.
F. Pengaruh Suhu pada Kesetimbangan
Berdasarkan persamaan: ΔG0 = -RT ln Kp diperoleh bahwa harga ΔG0 bergantung
pada perubahan suhu T dan Kp jika dipersamaan ini didiferensial maka:
-dΔG0 = R ln Kp dT + RT d ln Kp
ΔG 0 d ln Kp
- = R ln Kp + RT
dT dT
Dari persamaan Gibbs Helmoltz diperoleh: ΔG0 – ΔH = T dΔG0/dT dan gabungkan
dengan persamaan diatas menjadi:
ΔH −ΔG 0 d ln Kp
= R ln Kp + RT
T dT
d ln Kp
ΔH – ΔG0 = RT ln Kp + RT2
dT
d ln Kp
ΔH – ΔG0 = – ΔG0 + RT2
dT
d ln Kp ΔH
=
dT RT 2
Hasil integrasi persamaan ini adalah:
ΔH 1
ln Kp = +C
R T

G. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah bentuk kesetimbangan dalam suatu sistem yang
terdiri dari lebih dari satu fase. Harga tetapan kesetimbangan dengan satuan aktivitas

( aCu2 O ) 2(aO 2)
dinyatakan sebagai berikut : Ka =
( aCuO ) 4
Karena CuO dan Cu2O berada dalam wujud padat, maka harga aktivitas selama proses
berjalan adalah tetap, sehingga Ka = aO2. Jadi harga tetapan kesetimbangan hanya
ditentukan oleh aktivitas fase gas.

Anda mungkin juga menyukai