Anda di halaman 1dari 343

MATERI 8

TEKNIK REAKSI KIMIA

Oleh : Murni Yuniwati

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

KESETIMBANGAN REAKSI
Terjadi pada reaksi bolak balik (reversible):
aA + bB
cC + dD

Untuk reaksi sederhana (elementer):


kecepatan reaksi ke kanan r1= k1CAaCBb
kecepatan reaksi ke kiri
r2=k2CCcCDd
Mula mula ada reaksi ke kanan, yang semakin lama
semakin kecil
Reaksi ke kiri semula tidak ada, setelah terbentuk C dan D
terjadi reaksi ke kiri yang semakin lama semakin besar
Suatu saat akan terjadi kecepatan reaksi ke kanan sama
dengan kecepatan reaksi ke kiri

Suatu kondisi dimana kecepatan reaksi kekanan


sama dengan kecepatan reaksi kekiri disebut
sebagai kondisi kesetimbangan
Apabila limiting reaktan dalam reaksi tersebut
adalah A, maka konversi A semakin lama
semakin besar, setelah tercapai keseimbangan
maka konversi reaktan tidak berubah lagi.

Konversi yang dicapai tersebut disebut sebagai


konversi keseimbangan (Konversi maksimal
yang bisa dicapai pada reaksi tersebut).

Besarnya konversi keseimbangan ditentukan


antara lain oleh perbandingan konstanta
kecepatan reaksi ke kanan (k1) dengan
konstanta kecepatan reaksi ke kiri (k2) yang
disebut dengan konstanta kesetimbangan (K)

k1
K
k2
Semakin besar konstanta keseimbangan
maka reaksi lebih bergeser ke kanan sehingga
konversi keseimbangan semakin besar .

Untuk reaksi sederhana (elementer)fasa cair:


aA + bB
cC + dD
kecepatan reaksi ke kanan r1= k1CAaCBb
kecepatan reaksi ke kiri
r2=k2CCcCDd
Pada saat tercapai kesetimbangan maka:
Kecepatan reaksi ke kanan=kecepatan reaksi ke kiri

r1=r2
k1CAaCBb=k2CCcCDd
c

k1 CC CD
K Kc a b
k 2 CA CB

Besarnya konsentrasi reaktan (CA,CB)


maupun hasil (CC, CD) merupakan fungsi
konversi, maka apabila diketahui besarnya
konstanta keseimbangan, dapat dihitung
konversi keseimbangan.

Contoh1:
Bahan A 1gmol/L bereaksi membentuk B
dengan persamaan reaksi elementer:
A

k1
k2

a. Hitung berapa konversi keseimbangan yang


bisa dicapai apabila Nilai Konstanta
keseimbangan K=1
b. Untuk mencapai konversi keseimbangan 0,8
berapakah nilai konstanta keseimbangan

Contoh 2
Bahan A dengan konsentrasi A 1gmol/L dan B dengan
konsentrasi 4 gmol/L bereaksi mengikuti persamaan
reaksi elementer : A + B
2C
Berapa nilai konstanta keseimbangan supaya dapat
mencapai konversi keseimbangan 0,2 dan berapa
nilai K agar bisa dicapai konversi keseimbangan 0,6

Contoh 3
Reaksi elementer fase cair antara A dan B mengikuti
persamaan A + B
2C
dilakukan dalam reaktor
dengan konsentrasi A mula2 1gmol/L dan B 2gmol/L,
Berapakah nilai konstanta kesetimbangan supaya
konversi keseimbangan mencapai 0,8

Untuk reaksi fase gas, konsentrasi dinyatakan


sebagai tekanan parsial dari masing masing
komponen, dan konstanta keseimbangan
disebut sebagai KP.
k1 PC c PD d
KP

k 2 PA a PB b

PA,PB,PC dan PD = tekanan parsial A,B,C dan D


Menurut Hukum Dalton, Tekanan parsial suatu
komponen besarnya sama dengan fraksimol
komponen tersebut dikalikan tekanan totalnya:
PA=YA P
YA=frakmol A P=tekanan total

Apabila disubstitusikan ke dalam persamaan KP


maka :
k1 YCc YDd ((c d) (a b))
KP

P
k 2 Y aY b
A B

Pada umumnya perbandingan fraksimol produk


dan rektan dinyatakan sebagai Ky
YCc YDd
Ky
YA a YBb

Atau persamaan dapat dinyatakan sebagai :


k1
KP
K yP((c d) (a b))
k2

Contoh 3
Reaksi elementer fase gas antara A dan B
mengikuti persamaan A + 2B
2C
dilakukan dalam reaktor pada tekanan 2
atm dengan jumlah mol A mula2 2gmol
dan B 4 gmol,
Hitung konstanta kesetimbangan agar
diperoleh konversi keseimbangan 0,2 dan
berapa konstanta keseimbangan untuk
mencapai konversi keeimbangan 0,6

Bagaimana memeperbesar nilai K


Nilai Konstanta kesetimbangan K sangat
dipengaruhi oleh suhu reaksi
Hubungan nilai K dengan suhu dinyatakan dalam
persamaan thermodinamika :

H R
d ln K

2
dT
RT
K =konstanta keseimbangan
T =Suhu reaksi ,K
R =Tetapan gas, cal/gmolK
HR =Perubahan enthalpy reaksi, cal/gmol

Persamaan derivatif dapat diselesaikan dengan cara


memisahkan variabel yang sejenis kemudian
diintegralkan
K1

T1

H R
K dlnK T RT 2 dT
0
0
Besarnya HR dipengaruhi oleh suhu , maka
biasanya HR dinyatakan sebagai fungsi suhu.
Apabila pengaruh suhu terhadap HR sangat
kecil, biasanya HR bisa dianggap konstan

K1

T1

HR
dlnK

dT
2
K
T RT
0
0

K1 HR 1 1

ln

K0
R T0 T1

Dari persamaan tersebut dapat


dilihat bahwa :
Untuk reaksi endotermis
(HR = positif)
semakin tinggi suhu, nilai K semakin besar
Untuk reaksi eksotermis
(HR = negatif)
semakin tinggi suhu, nilai K semakin kecil

Contoh 1
Suatu reaksi elementer fase cair A +2B
2C
dengan HR =25.000 cal/gmol dijalankan dalam
reaktor yang bekerja isotermal pada suhu 300 K
dengan konsentrasi A mula-mula 5 gmol/L dan
konsentrasi B mula-mula 15 gmol/L, keseimbangan
tercapai pada saat konversi 0,4
Untuk memperoleh konversi keseimbangan 0,6,
berapa suhu reaksi yang harus digunakan.
Berapa konstanta keseimbangan dan berapa
konversi keseimbangan apabila reaksi dijalankan
pada suhu:
a. 280K
b. 320K

Contoh 2
Reaksi fasa gas CO + 2H2
CH3OH
HR
= - 22580 cal/gmol dilakukan dalam reaktor
tekanan 1 atm, suhu 400 K dengan umpan
reactor 300 gmol campuran CO dan H2 dengan
perbandingan mol =1:2, konversi keseimbangan
0,25.
Agar diperoleh konversi keseimbangan 0,4,
reaksi dijalankan pada tekanan yang sama,
berapa suhu reaksi yang harus digunakan
Berapa konversi keseimbangan apabila reaksi
dijalankan pada suhu :
a. 375K
b. 425K
.

Contoh 3
Suatu reaksi fase gas A +2B
4C dengan
HR = - 21.000 cal/gmol dijalankan dalam reaktor
yang bekerja isotermal pada suhu 300 K dengan
tekanan 1 atm dengan jumlah mol A mula-mula 4
gmol dan jumlah mol B mula-mula 10 gmol,
keseimbangan tercapai pada saat konversi 0,4
Untuk memperoleh konversi keseimbangan 0,6,
pada tekanan yang sama, hitung suhu reaksi yang
harus digunakan.

Jika HR merupakan fungsi suhu misalnya:


HR=a+bT+cT2
K1

T1

H R
K dlnK T RT 2 dT
0
0
K1
1
ln

K0
R

T1

T0

f(T)
dT
2
T

misal fT) a bT c T2
K1
1
ln

K0
R

T1

T0

a bT c T2
dT
2
T

K1
1
a
ln

(
blnT c T)
K0
R
T

TT

1
0

K1 = Konstanta keseimbangan pada suhu T1


K0 = Konstanta keseimbangan pada suhu T0
T1 = Suhu reaksi
T0 = Suhu standar atau suhu hasil percobaan
HR = Perubahan enthalpy reaksi
R = tetapan gas

MATERI KE 7
TEKNIK REAKSI KIMIA 1
Oleh : murni yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTASTEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGIAKPRIND
YOGYAKARTA

KINETIKA REAKSI FASE GAS


Reaksi yang terjadi dari reaktan berfasa gas
menjadi produk yang juga berfasa gas,
khususnya untuk reaksi yang terjadi perubahan
jumlah mol bahan.
Seperti :1. SO2 +0,5O2 SO3
2. N2+3H2 2NH3
3. CH4+ 2H2O CO2+4H2
Maka kinetika reaksinya dapat ditentukan dengan
mengamati tekanan total bahan dalam reaktor,
setiap selang waktu selama terjadi reaksi.

Suatu reaksi yang dilakukan dalam reaktor


dengan volume dan suhu tetap, Apabila
selama reaksi terjadi perubahan jumlah mol
bahan maka akan terjadi perubahan tekanan
bahan, sesuai kaidah gas, apabila dianggap
gas ideal maka hubungan tekanan dengan
jumlah mol bahan dapat dinyatakan dengan
persamaan :
PV=nRT
P=tekanan,
V=volume,
n=jumlah mol bahan,
T=suhu
R=tetapan gas dan

Misalnya.
1 gmol bahan A dengan tekanan 1 atm,
direaksikan dalam reaktor dengan suhu dan
volume tetap mengikuti persamaan reaksi
A 4B, hitung tekanan bahan pada saat
konversi 0,4.

Bila dianggap gas ideal maka:


RT
RT
PV=nRT
P=n V
1=1 V
Pada saat konversi=XA
nA=nA0(1-XA)
nB=4nA0XA
+
n = nA+nB = nA0 (1+3XA)
=1(1+3X0,4)=2,2
P=n

RT
V

=2,2X1=2,2

RT
V

=1

Dengan cara yang ama dapat dihitung


tekanan bahan pada berbagai konversi:
Konversi Tekanan
(XA)
(P)
0
1
0,2
1,6
0,4
2,2
0,6
2,8
0,8
3,4
1
4

Hubungan antara konversi dengan


tekanan
Contoh:
Bahan A dengan tekanan P0=1 atm,
direaksikan dalam reaktor dengan suhu dan
volume tetap mengikuti persamaan reaksi
A 2B, hitung konversi yang telah dicapai
pada saat tekanan bahan P=1,5 atm.

Penyelesaian:
PV=nRT
Pada saat t=0
XA=0 n= nAo

n RT
P
V
P=Po

n Ao RT
Po
V
Pada saat t=t
XA=XA n= n

n RT
P
V

P=P

nA=nAo(1-XA)
nB=2nAoXA
n = nAo(1+XA)

n AO (1 X)RT
P
V

n AORT
P
(1 X)
V

P Po(1 X)
P Po
X
Po

Latihan
Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan
dan buat tabel hubungan konversi dengan
tekanan, apabila reaksi yang terjadi :
a) 2A 3B, mula mula dalam reaktor hanya
terdapat A dengan tekanan 4 atm
b) A+B 2C+D, mula mula dalam reaktor
hanya ada A dan B dengan perbandingan
mol 1:1 dengan tekanan 4 atm

Persamaan kecepatan
Reaksi Fasa Gas
Untuk menentukan persamaan kecepatan
reaksi fasa gas, dapat dilakukan dengan
mereaksikan reaktan pada suhu dan volume
tetap kemudian diamati tekanan tiap selang
waktu.

Contoh
Bahan A dengan tekanan 4atm, bereaksi
menjadi B dengan persamaan reaksi:
A3B
Pengamatan tekanan dilakukan dengan
manometer, dapat dilihat dalam tabel.
Tentukan bentuk persamaan kecepatan
reaksi dan hitung konstanta kecepatan
reaksinya

Tabel hasil percobaan


Waktu t, menit

Tekanan,P atm

4,92

10

6,06

15

6,60

20

7,08

25

7,26

30

7,50

Penyelesaian
Dicoba reaksi order 1 dengan persamaan
kecepatan reaksi rA= kCA, maka bisa
disusun persamaan hubungan konsentrasi
A dengan waktu dalam bentuk derivatif
dengan menggunakan neraca massa
komponen A:
dC A
0 0 kC A
dt

Cara derivatif
dC
kC A
A
dt
Regresi linier

y=ax

Cara Integral
C
- ln A kt
C
A0
Regresi linier y=ax

dC

y -ln

A dan x C
A
dt

C
C

A0

dan x t

Data CA pada berbagai waktu dapat


dihitung dari data tekanan pada berbagai
waktu.
P Po
X
2Po
CA CA0 (1 X)

Atau sebagai fungsi konversi (x)


Cara derivatif

dx
k(1 x)
dt

Cara integral

ln(1 x) kt

Atau persamaan tersebut diganti sebagai


persamaan fungsi P dengan substitusi:
P Po
X
2Po

dP
dX
2Po

maka persamaan menjadi :

P P0
dP
k(1
)
2P0 dt
2P0

dP
k(3Po - P)
dt

Dengan cara derivatif

dP
k(3P0 - P)
dt
Dengan cara Integral
2P
kt
- ln
3P P
0

Latihan
6 gmol Gas A dan B dengan perbandingan
mol 1:1 direaksikan dalam reaktor dengan
suhu 300K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 2 atm, dengan persamaan
reaksi :
A+B 2C+3D
Hasil pengamatan tekanan pada berbagai
waktu dapat dilihat pada tabel. Tentukan
bentuk persamaan kecepatan reaksi dan
nilai konstanta kecepatan reaksi.

Tabel pengamatan tekanan


Waktu, t menit

Tekanan, P atm

2,50

10

2,86

15

3,12

20

3,33

25

3,50

30

3,64

Konstanta kecepatan reaksi sebagai


fungsi suhu
Menurut Arrhenius konstanta kecepatan reaksi
dinyatakan dengan persamaan:

k Ae
E
R

E
RT

Nilai A dan
dapat ditentukan dari eksperimen
dengan mengamati konstanta kecepatan reaksi
pada berbagai suhu

Contoh hasil pengamatan :


Suhu,T (K)

k 1/menit

325

1,85

330

3,56

335

7,40

340

14,50

345

26,41

350

50,00

Persamaan di atas dilinierisasikan menjadi :

E
lnk lnA
RT
apabila :
1
lnk y
x
T
E
lnA a
b
R
persamaan menjadi:
y a bx

Metode Sum Square of Error (SSE)


Jumlah kuadrat dari kesalahan
SSE=(a+bx-y)2
Nilai a dan b terbaik adalah a dan b pada
SSE terkecil
SSE minimal diperoleh apabila
SSE
0
a

dan

SSE
0
b

SSE (a bxi yi)

i 1

dSSE
0
da
n

2(a bxi yi)1 0


i 1

an b xi yi 0

an b xi yi.................................(1)

dSSE
0
db
n

2(a bxi yi)xi 0

i1

a xi b xi2 xiyi 0
2

a xi b xi xiyi...................................(2)

Pesamaan 1 dikalikan xi persamaan 2


dikali n kemudian dikurangkan

an xi b xi xi yi xi
2
an xi bn xi n xiyi
2
b( xi xi n xi ) yi xi n xiyi

Maka nilai b dan a bisa dihitung :


yi xi n xiyi

b
xi xi n xi
2

yi b xi

a
n

Dengan nilai a dan b yang paling baik ini,


berapa ralat rata2 nya
n y
perhitunga n y data

Ralat i1

y perhitunga n
n

n a bxi yi

Ralat i1

a bxi
n

x100%

x100%

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+3D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+3D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

MATERI KE 6
TEKNIK REAKSI KIMIA 1
Oleh : murni yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTASTEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

Menentukan bentuk persamaan


kecepatan reaksi bolak balik
Contoh :
Bahan A dengan konsentrasi 10 gmol/L bereaksi
dalam reaktor membentuk B, dan B yang
terbentuk bereaksi kembali menjadi A dengan
persamaan reaksi :
k1
A
B
k2
Untuk menentukan bentuk persamaan kecepatan
reaksi, dilakukan pengamatan terhadap reaksi:

Hasil pengamatan konsentrasi A tiap waktu


Waktu, t menit

Konsentrasi A,CA gmol/L

7,35

5,5

4,45

10

3,2

20

2,2

30

2,01

40

2,002

45

100

Dari data tersebut, manakah bentuk


persamaan kecepatan reaksi yang paling
tepat untuk reaksi tersebut.
1. Reaksi orde satu terhadap A dan orde
satu terhadap B rA=k1 CA - k2CB
2. Reaksi orde dua terhadap A dan orde
satu terhadap B
rA=k1CA2 - k2CB
3. Reaksi orde dua terhadap A dan orde
dua terhadap B rA=k1CA2 - k2CB2

Cek apakah reaksi orde satu kekanan


dan reaksi orde satu ke kiri ???
Dapat diselesaikan dengan cara
diferensial dengan menyusun neraca
massa A sampai diperoleh persamaan
derivatif linier
Atau dengan cara integral dengan
menyusun persamaan neraca massa A
sampai diperoleh persamaan aljabar linier

Cara diferensial
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
(k1C A k 2CB )
dt

dCA
rA
dt

Ada dua nilai k yang harus dicari yaitu k1


dan k2 dalam satu persamaan derivatif.
Maka harus ada satu persaman lagi untuk
dapat menyelesaikan persamaan tersebut
( menentukan nilai k1 maupun k2)
Persamaan yang bisa digunakan adalah
perbandingan nilai k2 dan k1 yang bisa
diperoleh dari kondisi keseimbangan
reaksi tersebut.

Perbandingan k2 dan k1 dapat dicari dari


data pada kondisi keseimbangan
Pada kondisi keseimbangan :
Kecep. reaksi ke kanan = kecep reaksi ke kiri

r1 r2
Untuk reaksi orde satu
k1C A e k 2CB e

k2
k1

CAe
CB e

C A e Konsentrasi A pada keseimbangan


CB e Konsentrasi B pada keseimbangan

Kemudian persamaan derivatif :


dCA
(k1C A k 2CB )
dt
dimodifika si menjadi
k2
dCA
k1 (C A
CB )
k1
dt
Atau dapat dituliskan dalam bentuk :

dCA
k2

k1 (C A
CB ) identik dengan
dt
k1
y

dengan cara grafik atau dengan metode


least square dapat dilihat apakah reaksi orde
satu , bila benar dapat dihitung nilai k1
kemudian dapat dihitung nilai k 2

Cara Integral
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
(k1C A k 2CB )
dt

dCA
rA
dt

CB CB0 (C A0 C A )
CB (10 C A )

k2
dCA
k1 (C A
(10 - C A ))
k1
dt
dCA

k1dt
k2
(C A (10 -C A )
k1

Tentukan persamaan linier untuk


menentukan apakah persamaan
kecepatan reaksi di bawah ini sesuai

1. Reaksi orde dua terhadap A dan orde


satu terhadap B rA=k1CA2 - k2CB
2. Reaksi orde dua terhadap A dan orde
dua terhadap B rA=k1CA2 - k2CB2

Menentukan bentuk persamaan


kecepatan reaksi dengan dua buah
reaktan
Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 1 gmol/L dan B dengan
konsentrasi 2 gmol/L, bereaksi menjadi C
dengan persamaan reaksi:
A + B C
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A setiap


saat sebagai berikut
Waktu,t menit

Konsentrasi A,gmol/L

0,88

0,79

0,71

10

0,58

15

0,47

20

0,37

30

0,25

Dari data pengamatan tersebut persama


an kecepatan reaksi yang manakah yang
paling sesuai :
Reaksi orde 2 (satu terhadap A dan satu
terhadap B) rA =kCACB
Reaksi orde 3 (dua terhadap A dan satu
terhadap B rA=kCA2CB
Reaksi orde 2 terhadap A, 2 terhadap B
rA=kCA2CB2

Cara Integral
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
kCA CB )
dt

dCA
rA
dt

CB berubah seiring dengan berubahnya


CA jadi tidak boleh keluar dari integral.
Namun CB tidak bisa diintegralkan
terhadap dCA.
CB harus dinyatakan sebagai fungsi CA
CB=CB0-(CA0-CA)

dCA
kC A (CB0 - (C A0 - C A ))
dt

Reaksi bolak balik dengan 2 reaktan


Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 1 gmol/L dan B dengan
konsentrasi 2 gmol/L, bereaksi menjadi C
D dengan persamaan reaksi bolak balik:
k1
A+B
C+D
k2
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A tiap


waktu sbb:
Waktu, t menit
1
3
5
10
20
30
50
100

Konsentrasi A,CA gmol/L


0,86
0,645
0,49
0,32
0,22
0,201
0,2
0,2

Bagaimana bentuk persamaan kecepatan


reaksi???
Banyak kemungkinan bentuk persamaan
kecepatan reaksi
rA = k1CA-k2CCCD
rA = k1CB2-k2CCCD
dsb
Dicoba rA = k1CACB-k2CCCD
Selesaikan dengan cara :
Cara Diferesial
Cara Integral

Reaksi Paralel
Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 5 gmol/L bereaksi membentuk B
dan C mengikuti persamaan reaksi paralel :
k1 B
A
k2 2C
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A dan B


setiap selang waktu :
Waktu, t menit

CA, gmol/L

CB, gmol/L

0,6

3,4

0,85

3,0

0,9

2,72

0,95

2,3

0,98

10

1,8

0,99

Ada 2 buah nilai k yang harus ditentukan


yaitu k1 dan k2

Tebak bentuk persamaan kecepatan


reaksi
Dari neraca massa A
Apabila benar diperoleh nilai k1+k2
Dari neraca massa B
dapat dihitung nilai k1
Nilai k2 dapat dihitung

Reaksi Seri
Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 5 gmol/L bereaksi membentuk
A dan B mengikuti persamaan reaksi seri :
k1
k2
A
B
C
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A dan


setiap selang waktu :
Waktu, t jam

CA, gmol/L

CB, gmol/L

0,84

0,08

0,68

0,16

0,53

0,23

0,38

0,31

0,27

0,36

0,16

0,42

Ada 2 buah nilai k yang harus


ditentukan yaitu k1 dan k2
Tebak bentuk persamaan kecepatan
reaksi
Dari neraca massa A
Apabila benar diperoleh nilai k1
Dari neraca massa B
Apabila benar diperoleh nilai k2

MATERI 4
TEKNIK REAKSI KIMIA I
Oleh: Murni Yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI
AKPRIND
YOGYAKARTA

Menentukan Bentuk
Persamaan Kecepatan
Reaksi
Bentuk persamaan kecepatan reaksi
dapat
ditentukan dengan dua cara :
Secara Teoritis
Berdasarkan mekanisme reaksi
yang terjadi
Dari Hasil Eksperimen

Secara Teoritis
Bentuk persamaan kecepatan reaksi
sangat ditentukan oleh mekanisme
reaksi yang terjadi.
Ditinjau dari mekanisme reaksinya,
ada dua jenis reaksi :
1. Reaksi Sederhana (Elementer)
Reaksi yang terdiri atas satu
langkah reaksi
2. Reaksi tidak sederhana (Non

Contoh 1: Reaksi 2A B
Apabila reaksi merupakan reaksi
elementer maka
Langkah reaksi yang terjadi hanya
satu tahap (dari A langsung menjadi
B).
Kecepatan reaksi dinyatakan :
rA = kCA2
rA = kecepatan reaksi
k = konstanta kecepatan reaksi
CA = konsentrasi reaktan

Apabila reaksi tersebut reaksi yang


tidak sederhana, maka mungkin terdiri
atas 2 atau lebih tahap reaksi :

Misalnya terdiri atas 2 tahap reaksi:


Reaksi total : 2A B melalui 2 tahap
:
k1
1. A

A*
k2
2. A* + A B
Persamaan kecepatan reaksinya :

Dalam reaksi tidak sederhana di atas


bahan A bereaksi dahulu menjadi A*,
kemudian A* bereaksi dengan A
membentuk B.
Bahan A* disebut bahan antara atau
intermediate, yang keberadaannya
sulit untuk diamati, karena begitu
terbentuk A*, maka pada saat itu
pula A* bereaksi dengan A

Contoh 2
k

A + 2B

C
Bila reaksi elementer rA=kCACB2
Bila melalui mekanisme (tahapan ) :
k1
A +B P
k2
P +B C
Maka bentuk persamaan kecepatan
reaksinya

Pada contoh 2, A bereaksi dengan


B membentuk P, kemudian P
bereaksi dengan B membentuk C

P merupakan bahan intermediate


yang sulit diamati keberadaannya,
karena P yang terbentuk segera
bereaksi dengan B menjadi C

Bentuk persamaan kecepatan reaksi


non elementer, dapat ditentukan
dengan tiga langkah berikut :

1.Menentukan konsentrasi
bahan2 tak terdeteksi sebagai
fungsi bahan terdeteksi.
2.Menentukan persamaan
kecepatan reaksi produk dari
langkah reaksi terakhir.

1. Menentukan konsentrasi bahan


tak terdeteksi
Menyusun neraca massa bahan
bahan tak teramati (dalam hal ini
A* dan P)
Menganggap pada tiap langkah
reaksi adalah reaksi sederhana
(elementer)
Menganggap perubahan
konsentrasi bahan tak terdeteksi
sama dengan nol.

Contoh 1:
Tentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi 2A B apabila
diketahui mekanisme reaksi sbb:
k1
A

A*
k2
A* + A B

Neraca massa A* dalam reaktor


batch
R of Input - R of Output-R of
dC
reaction=R
of
Acc
A* V
0 0 r V
A*

dt

Apabila volume
larutan
dianggap
VdC
A*
rA* V
konstan maka
dt
rA*

dC
A*

dt

Dengan menganggap masing


masing langkah reaksi adalah
reaksi elementer maka
r A* =-k1CA+k2CA*CA
Persamaan neraca massa
menjadi:
dCA*
k1CA k 2CA*C A )

dt

Apabila CA* sulit diamati


(sangat kecil) maka perubahan
konsentrasi A*(dCA*) juga

Sehingga persamaan menjadi :


dCA
k1C A k 2C A*C A )
dt
k1C A k 2C A*C A ) 0

k1C A
C A*
k 2C A
k1
C A*
k2

2. Menentukan persamaan
kecepatan reaksi produk dari
persamaan reaksi langkah terakhir
:
k
2

A* + A

rB = - k2CA*CA
k1
rB k 2
CA
k2
rB k1C A

3. Menentukan persaman kecepatan


reaksi dari persamaan reaksi total

2A B

rA = -(2rB)
= 2k1CA
Apabila 2k1 dinyatakan sebagai
konstanta baru k, maka kecepatan
reaksi menjadi : rA=kCA

Latihan 1.
Dalam suatu reaktor mula-mula terdapat A
dan B dengan konsentrasi A =2 gmol/L dan
konsentrasi B 5 gmol/L bereaksi
membentuk C dengan persamaan reaksi
A +2 B C, mengikuti mekanisme
k1
(tahapan reaksi
sebagai berikut :
A k2
A*
A* + B k3
C*
C* + B
C
Reaksi dijalankan dalam reactor batch
isotermal dan volume tetap, ternyata A*
dan C* tak terdeteksi. Bagaimana bentuk
persamaan kecepatan reaksi ? Apabila

Latihan 2
Untuk reaksi dan jumlah bahan
yang sama dengan no 1. apabila
mekanisme reaksi yang terjadi :
k1
A +B
A*
k2
A* + B
C*
k3
C*
C
Reaksi dijalankan dalam reaktor
batch pada suhu 400 K dengan
nilai k1=0,8 (1020) e(-20000/T)
T
dalam K, konsentrasi A* dan C* tak
terdeteksi. Hitung waktu yang
diperlukan untuk mencapai

Latihan 3
Reaksi fasa cair dengan volume tetap : 2
A+B
C mengikuti mekanisme
k1 berikut :
reaksi sebagai
A + A k2
A*
k
3
A* + B
C*
C*
C
Reaksi dijalankan dalam reaktor batch
yang bekerja isotermal, selama reaksi
ternyata konsentrasi A* dan C* sangat
rendah (tak terdeteksi)
Bagaimanakah bentuk persamaan
kecepatan reaksinya. Apabila konsentrasi

Latihan 4
Untuk reaksi dan jumlah bahan
yang sama dengan no 3, dengan
k1 reaksi :
mekanisme
B k2
B*
B* + A k3
C*
C* + A
C
Reaksi dijalankan dalam reaktor
batch pada suhu 500 K dengan
nilai k1=0,5 (1020) e(-20000/T) , T dalam

Latihan 5
Reaksi fasa cair dengan volume tetap :
A +4B
C
Mengikuti mekanisme reaksi sebagai
berikut : k1
A + B k2
P
P + B k3
Q
Q + B k4
R
R + B
C
Reaksi dijalankan dalam reaktor batch yang
bekerja isotermal (300K), selama reaksi
ternyata konsentrasi P,Q dan R sangat
rendah (tak terdeteksi).Apabila konsentrasi
awal A = 2 gmol/L, dan B=10 gmol/L, dan
nilai k = 8 (10 19 ) e -15000/T (satuan

TEKNIK REAKSI KIMIA I (3SKS)


Oleh : Murni Yuniwati

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS& TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA (2010)

MATERI
KINETIKA REAKSI
Kecepatan reaksi
Menentukan waktu reaksi untuk mencapai
konversi tertentu (berbagai jenis reaksi)
Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi
Menentukan bentuk persamaan dan order
reaksi
1. Secara Teoritis
2. Eksperimen

KESEIMBANGAN KIMIA
Menentukan Konstanta Keseimbangan
Reaksi
1.Teoritis
2. Eksperimen
Pengaruh suhu terhadap keseimbangan
Pengaruh tekanan terhadap
keseimbangan
Pengaruh perbandingan reaktan terhadap
keseimbangan

PUSTAKA
Levenspiel,O,
Chemical Reaction Engineering
Smith,JM,
Chemical Engineering Kinetics

Wallas, SM,
Reaction Kinetics for Chemical Engineering

Pelaksanaan Kuliah
Penjelasan Materi, Dikusi dan Latihan
Pretest (Evaluasi materi yang lalu), 20 menit
awal kuliah dan Latihan di depan kelas
Kuis (Evaluasi beberapa materi yang sudah
disampaikan), 2jam pada pertemuan ke 5 dan
ke 12 (atau presentasi)
Ujian Tengah Semester (UTS)
Ujian Akhir Semester (UAS)

PENILAIAN
Kehadiran
Tugas
Ujian Tengah Semester
Ujian Akhir Semester

: 10%
: 50%
: 20%
: 20%

Nilai Akhir 80>=A


60>=B<80
40>=C<60
20>=D<40
E<20

KECEPATAN REAKSI
Besarnya kecepatan reaksi dipengaruhi oleh:
1. konstanta kecepatan reaksi
2. konsentrasi reaktan
3. order reaksi
Misalnya untuk reaksi :
A B
Apabila reaksi tersebut merupakan reaksi
elementer, maka kecepatan reaksi dapat
dinyatakan dengan suatu persamaan:

rA=kCA

ATAU

-r A=kCA

rA = kecepatan A bereaksi, mol/(waktu.volum)

rA = kecepatan A terbentuk, mol/(waktu.volum)


k = konstanta kecepatan reaksi, (satuan menyesuaikan)
CA = konsentrasi reaktan, mol/volum
= order reaksi, (untuk reaksi elementer order reaksi sama
dengan koefisien persamaan reaksi)
.

Order reaksi
Pangkat dari konsentrasi reaktan pada
persamaan kecepatan reaksi.
Untuk reaksi elementer, maka besarnya
order reaksi sama dengan koefisien
persamaan reaksi dari reaktan.
Untuk reaksi non elementer, order reaksi
dihitung melalui eksperimen.

Konsentrasi reaktan
Adalah jumlah mol reaktan persatuan volume
larutan, gmol/ L
Pada umumnya semakin besar konsentrasi
reaktan, semakin besar kecepatan reaksi.
Besarnya
pengaruh
konsentrasi
terhadap
kecepatan reaksi tergantung kepada order
reaksinya (semakin besar order reaksi semakin
besar pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan
reaksinya
Pada awal reaksi, kecepatan reaksi paling besar
karena konsentrasi reaktan besar, semakin lama
konsentrasi reaktan semakin kecil, sehingga
kecepatan reaksipun semakin kecil

Konstanta kecepatan reaksi


Besarnya konstanta kecepatan reaksi dipengaruhi
beberapa faktor :
1. Reaksi
2. Suhu
3. Frekuensi tumbukan
4. Energi aktivasi
Secara matematis dinyatakan sebagai
persamaan Arrhenius :

(-E/RT)
k =Ae
k = konstanta kecepatan reaksi
A = frekuensi tumbukan
E = Energi aktivasi = energi yang diperlukan
untuk terjadinya suatu reaksi
R = Tetapan gas
T = Temperatur

Frekuensi tumbukan
Jumlah tumbukan antar molekul tiap waktu
Nilai frekuensi tumbukan akan semakin besar
apabila kontak antar molekul semakin baik.
Misalnya dengan:
memperkecil ukuran butir (untuk fase padat)
dilakukan pengadukan (untuk fase cair)
membuat olakan (untuk fase gas)

Energi Aktivasi :
Energi yang diperlukan untuk terjadinya
suatu reaksi
Semakin kecil energi aktivasi semakin cepat
bereaksi.
Besarnya energi aktivasi dapat diperkecil
menggunakan katalisator, sehingga reaksi
berjalan lebih cepat.
Sebaliknya untuk reaksi dengan kecepatan tinggi
seperti reaksi nuklir, energi aktivasi diperbesar
menggunakan inhibitor, agar reaksi lebih lambat
(terkendali)

Suhu
Dari persamaan Arrhenius tersebut dapat
dilihat bahwa semakin besar suhu reaksi,
maka semakin besar konstanta kecepatan
reaksi, dan semakin besar kecepatan
reaksinya

Dari segi kinetika reaksinya,


Apa saja yang bisa dilakukan supaya
diperoleh kecepatan reaksi yang
sebesar besarnya????

Persamaan kecepatan reaksi pada


berbagai jenis reaksi
Reaksi searah
A B
Apabila reaksi elementer
rA=kCA (order satu) rB= -kCA
A + B C +2D
Apabila reaksi elementer
rA= kCACB (order 2, 1 terhadap A 1 terhadap B )
rB = kCACB

rC=-kCACB

rD= -2kCACB

Reaksi paralel
k1

2B

k2

3C

rA =k1CA+k2CA=(k1+k2)CA (order 1)

rB = - 2k1CA
rC = - 3k2CA

Reaksi seri
k1

k2

rA = k 1 C A
r B = - k 1C A + k 2C B
rC= - 2k2CB

2C

Reaksi bolak balik


k1

B
k2

rA = k1CA-k2CB (order1 terhadap A dan order


1 terhadap B)
rB= - k1CA+k2CB

Menentukan waktu reaksi


Persamaan hubungan konsentrasi reaktan atau
konversi dengan waktu dalam suatu reaktor
dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa
dalam reaktor

Contoh :
Larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L bereaksi
menjadi B mengikuti persamaan A 2B dengan
kecepatan reaksi rA=kCA dengan k=0,1 1/menit,
dilakukan dalam reaktor batch dengan volume
larutan dalam reaktor dianggap tetap, berapa
waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,6.

Neraca massa A dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdC A
rA V
dt

dCA
kC A
dt

dCA
rA
dt
dCA
0,1CA
dt

Neraca massa A dalam reaktor batch


(apabila r A=kC A)
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 (rA )V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdC A
(rA )V
dt

dCA
(kCA )
dt

dCA
(rA )
dt
dCA
0,1CA
dt

Diselesaikan menggunakan konversi


dCA
0,1CA
dt
CA=CA0(1-X)
dC A= CA0d(1-X)

C A0d(1 - x)
0,1CA0 (1 x)
dt
d(1 - x)
0,1(1 x)
dt

Apabila reaksi merupakan reaksi order 2


Contoh 1.
Larutan A dengan konsentrasi 3gmol/L bereaksi
menjadi B mengikuti persamaan A 3B dengan
kecepatan reaksi rA=kCA2 dengan k=0,05
L/(gmol menit), dilakukan dalam reaktor batch
dengan volume larutan dalam reaktor dianggap
tetap, berapa konversi yang bisa dicapai pada
saat 10 menit, pada saat itu berapa konsentrasi
B.

Contoh 2.
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+2D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:1 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+1B 2C+D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

PRETEST TRK I 1A
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

PRETEST TRK I 1A
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

PRETEST TRK I 1A
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

PRETEST TRK I 1A
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

PRETEST TRK I 1A
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

PRETEST TRK I 1A
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + 3D
dengan volume dianggap tetap, reaksi mengikuti reaksi
order dua rA =kCA2 dengan nilai k=0,2 L/gmol menit
a. Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,4.
b. Hitung konsentrasi B,C dan D pada saat itu.

MATERI 2
TEKNIK REAKSI KIMIA I
Oleh : Murni Yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

PENGARUH SUHU TERHADAP


KECEPATAN REAKSI
Suhu sangat berpengaruh terhadap konstanta
kecepatan reaksi.
Besarnya pengaruh suhu terhadap konstanta
kecepatan reaksi pada umumnya mengikuti
persamaan Arrhenius:
E

k Ae

RT

Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa


semakin tinggi suhu maka nilai k akan semakin
besar, sehingga kecepatan reaksi semakin
besar

Pada kondisi tertentu, nilai frekuensi


tumbukan (A) dan energi aktivasi (E) dapat
diketahui dari eksperimen
Dengan mengamati konversi pada berbagai waktu
untuk menghitung nilai k pada suhu tertentu.
Penelitian tersebut dilakukan dengan variasi suhu
reaksi, sehingga diperoleh nilai k pada berbagai suhu
Dari data tersebut, maka Nilai A dan -E/R
dapatdiketahui sehingga hubungan antara k dengan
suhu bisa dinyatakan dalam suatu persamaan
matematis, misalnya :

k 1,2(10 )e
20

20.000
T

Pemilihan suhu reaksi


Dengan tersedianya persamaan hubungan antara
k dengan suhu, maka kita dapat memilih suhu
reaksi agar suatu reaksi memiliki kecepatan
reaksi seperti yang kita inginkan.
Misalnya suatu reaksi dijalankan pada suhu 30
oC mencapai konversi 0,5 pada waktu 30 menit.
Agar pada 30 menit konversi yang dicapai 0,8
maka suhu reaksi harus dinaikkan. Berapa suhu
reaksi? bisa diprediksi menggunakan persamaan
tersebut.

Contoh
Larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L
bereaksi menjadi B mengikuti persamaan
A 2B dengan kecepatan reaksi rA=kCA
dengan konstanta kecepatan reaksi:

k 1,2(10 )e
20

20.000
T

1/menit
(T dalam K) dilakukan dalam reaktor batch
dengan volume larutan dalam reaktor dianggap
tetap.
a. Apabila reaksi dijalankan pada suhu 400K
berapa waktu diperlukan untuk mencapai
konversi 0,5.
b.Berapa suhu reaksi supaya pada saat yang
sama bisa dicapai konversi 0,8

Contoh
Suatu reaktor berisi larutan yang terdiri atas A dan
B dengan konsentrasi A=5 gmol/L dan konsentrasi
B= 6 gmol/L bereaksi membentuk C dan D mengikuti persamaan berikut :
k
A +B 2C + D
dengan volume dianggap tetap, reakimerupakan
reaksiorder dua (satu terhadap A dan satu terhadap
B, dengan nilai konstanta kecepatan reaksi :
k=1,2.1020e (-20000/T) L/gmol menit (T dalam K)
Hitung waktu diperlukan untuk mencapai konversi
0,2 bila suhu reaksi 400K
Berapa suhu reaksi supaya pada 1 menit dicapai
konversi 0,6

Neraca massa A dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
kC A CB
dt

dCA
rA
dt

Supaya bisa diintegrasi CB harus disubstitusi


menjadi fungsi CA
CB = CB0 - B bereaksi = CB0 - A bereaksi
= CB0-(CA0-CA)
= 6 (5-CA)=1+CA

dCA
kC A CB
dt
dC A
kdt
C A (1 C A )

dCA
kC A (1 C A )
dt
C

dCA
0 kdt C C A (1 C A )
t

A0

Untuk menghitung konsentrasi bahan bahan


yang lain dapat menggunakan hukum
stoichiometris biasa.
CB = CB0-CA0X atau CB0-(CA0-CA)
CC = CC0+2CA0X atau CC=CC0+2(CA0-CA)
CD = CD0+CA0X atau CD=CD0+(CA0-CA)

Contoh soal reaksi paralel


Suatu larutan A dengan konsentrasi 4 gmol/L
dalam reaktor batch bereaksi membentuk B dan
C dengan persamaan reaksi :
B
k1
A
k2
C

rA= k1CA+k2CA =(k1+k2)CA


k1=0,2 .1020 e (-20000/T) 1/menit
k2=0,1. 1019 e (-20000/T) 1/menit
(T dalam K)
Volume larutan dianggap tetap

Berapa suhu reaksi agar pada 10 menit diperoleh


konversi A 0,6,pada saat itu berapa konsentrasi
B dan C

Neraca massa A dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
(k1 k 2 )C A
dt

dCA
rA
dt
dC A
(k 1 k 2 )dt
CA

Perhitungan konsentrasi produk


Untuk menghitung konsentrasi C dan B
tidak dapat dihitung dengan hukum
stoichiometris, karena A selain bereaksi
menjadi B juga bereaksi menjadi C
Maka konsentrasi B (CB) atau konsentrasi
C(CC) dihitung menggunakan neraca
massa masing masing komponen.

Neraca massa B dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCB V
0 0 rB V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCB
rB V
dt

dCB
rB
dt

dCB
(k 1C A )
dt

dCB
k 1C A
dt

Dari hasil sebelumnya diperoleh hubungan CA


dengan waktu

C A C A0e

(k1 k 2 )t

Maka persamaan menjadi

k1C A0 e
C

B0

dCB

dt

dC

(k k )t

k C
1

t 0

A0

(k k )t
1

)dt

Neraca massa C dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCc V
0 0 rc V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCc
rc V
dt

dCc
(k 2C A )
dt

dCc
rc
dt
dCc
k 2C A
dt

Dari persamaan 1 diperoleh hubungan CA dengan


waktu

C A C A0e

(k1 k 2 )t

Maka persamaan menjadi

(k 2CA0 e
CC

dC

CC0

(k1 k 2 )t

dCc
)
dt

k C
2

t 0

A0

(k1 k 2 )t

)dt

Soal latihan
Suatu larutan A dengan konsentrasi 2 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B dan C dan D dengan
persamaan reaksi :
3B

k1

rA= k1CA+k2CA+k3CA
k1=0,2 .1020 e (-20000/T) 1/menit

k2 2C

k2=0,1. 1019 e

(-20000/T)

1/menit

k2=0,3. 1020 e (-20000/T) 1/menit


D
(T dalam K) Volume larutan dianggap tetap
Berapa konversi yang dicapai pada 10 menit bila T=300K
Berapa suhu reaksi agar pada 10 menit diperoleh konversi A
0,8, pada saat itu berapa konsentrasi B,C dan D
k3

PRETEST TRK I (2A)


Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam
reaktor batch bereaksi membentuk B dan C dengan
persamaan reaksi :
2B
Volume larutan dianggap tetap.
k1
Berapa waktu diperlukan untuk
A
mencapai konversi 0,6 dan hitung
k2
3C
konsentrasi B dan C apabila:
a. Reaksi A menjadi B maupun C order satu dengan
k1=0,1 (1/menit) dan k2=0,2 (1/menit)
b. Reaksi A menjadi B maupun C order dua dengan
k1=0,1 (L/gmol.menit) dan k2=0,2 (L/gmol.menit)

PRETEST TRK I (2A)


Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam
reaktor batch bereaksi membentuk B dan C dengan
persamaan reaksi :
2B
Volume larutan dianggap tetap.
k1
Berapa waktu diperlukan untuk
A
mencapai konversi 0,6 dan hitung
k2
3C
konsentrasi B dan C apabila:
a. Reaksi A menjadi B maupun C order satu dengan
k1=0,1 (1/menit) dan k2=0,2 (1/menit)
b. Reaksi A menjadi B maupun C order dua dengan
k1=0,1 (L/gmol.menit) dan k2=0,2 (L/gmol.menit)

PRETEST TRK I (2A)


Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam
reaktor batch bereaksi membentuk B dan C dengan
persamaan reaksi :
2B
Volume larutan dianggap tetap.
k1
Berapa waktu diperlukan untuk
A
mencapai konversi 0,6 dan hitung
k2
3C
konsentrasi B dan C apabila:
a. Reaksi A menjadi B maupun C order satu dengan
k1=0,1 (1/menit) dan k2=0,2 (1/menit)
b. Reaksi A menjadi B maupun C order dua dengan
k1=0,1 (L/gmol.menit) dan k2=0,2 (L/gmol.menit)

PRETEST TRK I (2A)


Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam
reaktor batch bereaksi membentuk B dan C dengan
persamaan reaksi :
2B
Volume larutan dianggap tetap.
k1
Berapa waktu diperlukan untuk
A
mencapai konversi 0,6 dan hitung
k2
3C
konsentrasi B dan C apabila:
a. Reaksi A menjadi B maupun C order satu dengan
k1=0,1 (1/menit) dan k2=0,2 (1/menit)
b. Reaksi A menjadi B maupun C order dua dengan
k1=0,1 (L/gmol.menit) dan k2=0,2 (L/gmol.menit)

PRETEST TRK I (2A)


Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam
reaktor batch bereaksi membentuk B dan C dengan
persamaan reaksi :
2B
Volume larutan dianggap tetap.
k1
Berapa waktu diperlukan untuk
A
mencapai konversi 0,6 dan hitung
k2
3C
konsentrasi B dan C apabila:
a. Reaksi A menjadi B maupun C order satu dengan
k1=0,1 (1/menit) dan k2=0,2 (1/menit)
b. Reaksi A menjadi B maupun C order dua dengan
k1=0,1 (L/gmol.menit) dan k2=0,2 (L/gmol.menit)

PRETEST TRK I (2A)


Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam
reaktor batch bereaksi membentuk B dan C dengan
persamaan reaksi :
2B
Volume larutan dianggap tetap.
k1
Berapa waktu diperlukan untuk
A
mencapai konversi 0,6 dan hitung
k2
3C
konsentrasi B dan C apabila:
a. Reaksi A menjadi B maupun C order satu dengan
k1=0,1 (1/menit) dan k2=0,2 (1/menit)
b. Reaksi A menjadi B maupun C order dua dengan
k1=0,1 (L/gmol.menit) dan k2=0,2 (L/gmol.menit)

MATERI 3
TEKNIK REAKSI KIMIA I
Oleh : Murni Yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

Contoh Reaksi Seri


Suatu larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L
dalam reaktor batch dengan volume larutan 5 L
bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
A
B
C
Masing masing merupakan reaksi order 1
k1=0,2 1/menit k2= 0,1 1/menit. Berapa waktu
diperlukan untuk mencapai konversi 0,6, dan
hitung konsentrasi B dan C

Neraca massa A dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dC A
k 1dt
CA

dCA
rA
dt

C A C A0e

dCA
k 1C A
dt
k1t

Neraca massa B dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCB V
0 0 rB V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCB
rB V
dt

dCB
rB
dt

dCB
(k1C A k 2CB )
dt

Substitusi :

C A C A0 e

k1t

k t
dCB
1
(k1C A0e
k 2C B )

dt

dCB
k1t
k2C B k1C A0e
dt

Persamaan difernsial linier tingkat 1


non homogen
Penyelesaian : CB=CBc+CBp
CB= f(t)

Neraca massa C dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCC V
0 0 rC V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCC
rC V
dt

dCC
(k 2CB )
dt

dCC
rC
dt
dengan

CB=f(t)

LATIHAN 1
Suatu larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L dalam
reaktor batch dengan volume larutan 5 L bereaksi
membentuk B kemudian membentuk C secara seri :
k1
k2
A
2B
5C
Masing masing merupakan reaksi order 1
k1=2,1 .1021 e(-25.000/T) 1/menit k2= 0,5.1021 e(-25.000/T)
1/menitT dalam K
Berapa waktu diperlukan untuk mencapai konversi 0,1
bila suhu reaksi 500K, hitung CA,CB dan CC
Berapa suhu reaksi agar pada saat itu konversi 0,2,
hitung CA,CB dan CC

Contoh Reaksi Bolak Balik


Suatu larutan A dengan konsentrasi 5 gmol/L dalam
reaktor batch dengan volume larutan 5 L bereaksi
membentuk B mengikuti reaksi bolak balik :
k1
A
B
k2
Reaksi kekanan maupun reaksi ke kiri merupakan
reaksi order 1dengan nilai k1= 0,2 1/ menit dan k2 =0,1
1/menit . Berapa waktu diperlukan untuk mencapai
konversi A 0,1 pada saat itu hitung konsentrasi A dan
konsentrasi B

Neraca massa A dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
(k1C A k 2CB )
dt

dCA
rA
dt

Substitusi :

CB CB0 (C A0 C A )
CB 0 (5 C A )
CB (5 C A )

dCA
(0,2C A 0,1(5 - C A ))
dt
dCA
(0,3C A 0,5)
dt

dC A
dt
(0,3C A 0,5)

Apabila nilai k1 dan k2 merupakan fungsi


suhu:
k1=2 .1021 e(-15.000/T) 1/menit
k2= 0,6.1021 e(-15.000/T) 1/menit
T dalam K
a. Berapa waktu diperlukan untuk mencapai
konversi 0,1 bila suhu reaksi 300K
b. Berapa suhu reaksi agar pada saat itu
konversi 0,2

Latihan 1
Suatu larutan A dengan konsentrasi 4 gmol/L
dalam reaktor batch dengan volume larutan 5 L
bereaksi membentuk B kemudian membentuk
C secara seri :
k1
A
4B
k2
Reaksi kekanan maupun reaksi ke kiri
merupakan reaksi order 1dengan nilai k1= 0,2
1/ menit dan k2 =0,1 1/menit .

Apabila nilai k1 dan k2 merupakan fungsi


suhu:
k1=2 .1021 e(-15.000/T) 1/menit
k2= 0,6.1021 e(-15.000/T) 1/menit
T dalam K
Berapa waktu diperlukan untuk mencapai
konversi 0,1 bila suhu reaksi 300K
Berapa suhu reaksi agar pada saat itu
konversi 0,2, hitung konsentrasi A,B,C

LATIHAN 2

Larutan A dengan konsentrasi 4 gmol/L bereaksi


menjadi B,C dab D dengan persamaan reaksi :
k2
A

k3
2C

k1

3B
Masing masing merupakan reaksi order 1
dengan nilai k1=0,1/menit, k2=0,2/menit dan
k3=0,15/menit.
a. Berapa waktu diperlukan agar konversi A=0,5,
pada saat itu hitung konsentrasi B,C dan D

b.Apabila nilai k1 dan k2 merupakan fungsi


suhu:
k1=1,5 .1021 e(-15.000/T) 1/menit
k2= 0,6.1021 e(-15.000/T) 1/menit
k3= 0,1.1021 e(-15.000/T) 1/menit
T dalam K
Berapa waktu diperlukan untuk mencapai
konversi 0,1 bila suhu reaksi 300K
Berapa suhu reaksi agar pada saat itu
konversi 0,2, hitung konsentrasi A,B,C

PRETEST TRK I 3A

PRETEST TRK I 3A
Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
2A
3B
4C
Masing masing merupakan reaksi order 1 dengan volume
larutan tetap. k1= 2.1020 e(-25.000/T) 1/menit
k2= 0,5.1020 e(-25.000/T) 1/menit T dalam K.
Berapa suhu reaksi, agar konversi 0,4 dapat dicapai dengan
waktu 20 menit. Hitung CA,CB dan CC

PRETEST TRK I 3A
Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
2A
3B
4C
Masing masing merupakan reaksi order 1 dengan volume
larutan tetap. k1= 2.1020 e(-25.000/T) 1/menit
k2= 0,5.1020 e(-25.000/T) 1/menit T dalam K.
Berapa suhu reaksi, agar konversi 0,4 dapat dicapai dengan
waktu 20 menit. Hitung CA,CB dan CC

PRETEST TRK I 3A
Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
2A
3B
4C
Masing masing merupakan reaksi order 1 dengan volume
larutan tetap. k1= 2.1020 e(-25.000/T) 1/menit
k2= 0,5.1020 e(-25.000/T) 1/menit T dalam K.
Berapa suhu reaksi, agar konversi 0,4 dapat dicapai dengan
waktu 20 menit. Hitung CA,CB dan CC

PRETEST TRK I 3A
Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
2A
3B
4C
Masing masing merupakan reaksi order 1 dengan volume
larutan tetap. k1= 2.1020 e(-25.000/T) 1/menit
k2= 0,5.1020 e(-25.000/T) 1/menit T dalam K.
Berapa suhu reaksi, agar konversi 0,4 dapat dicapai dengan
waktu 20 menit. Hitung CA,CB dan CC

PRETEST TRK I 3A
Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
2A
3B
4C
Masing masing merupakan reaksi order 1 dengan volume
larutan tetap. k1= 2.1020 e(-25.000/T) 1/menit
k2= 0,5.1020 e(-25.000/T) 1/menit T dalam K.
Berapa suhu reaksi, agar konversi 0,4 dapat dicapai dengan
waktu 20 menit. Hitung CA,CB dan CC

PRETEST TRK I 3A
Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor
batch bereaksi membentuk B kemudian membentuk C
secara seri :
k1
k2
2A
3B
4C
Masing masing merupakan reaksi order 1 dengan volume
larutan tetap. k1= 2.1020 e(-25.000/T) 1/menit
k2= 0,5.1020 e(-25.000/T) 1/menit T dalam K.
Berapa suhu reaksi, agar konversi 0,4 dapat dicapai dengan
waktu 20 menit. Hitung CA,CB dan CC

MATERI ke 5
TEKNIK REAKSI KIMIA I
Oleh: Murni Yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

Menentukan bentuk persamaan


kecepatan reaksi dari eksperimen
Bentuk persamaan kecepatan suatu reaksi
dapat ditentukan dengan melakukan
eksperimen.
Pengamatan bisa dilakukan dengan
mereaksikan reaktan menjadi produk
dalam reaktor batch atau reaktor kontinyu.

Data yang diperlukan


Untuk reaksi fase cair :
Konsentrasi atau konversi pada
berbagai waktu atau waktu tinggal

Untuk reaksi fase gas :


Tekanan operasi pada berbagai waktu
atau waktu tinggal

Contoh :
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan
cara: 100 mL larutan A dengan konsentrasi A
10 gmol/L dalam reaktor bereaksi membentuk
B, selama terjadi reaksi diamati konsentrasi A,
diperoleh data sebagai berikut:
Waktu (menit)
: 5 10 15 20 25 30
Konsentrasi A(gmol/L):6,8 4,9 4,0 3,2 2,9 2,5

Maka bentuk pers. kecep. reaksi bisa kita


tentukan dan nilai konstanta kecepatan reaksi
bisa dihitung.

Metode pengolahan data


Metode Differensial
Menggunakan neraca massa dalam bentuk
persamaan diferensial linier untuk menentukan
order reaksi.
Metode Integral
Neraca massa dalam bentuk persamaan
diferensial diselesaikan sampai diketemukan
persamaan aljabar linier untuk menentukan
order reaksi

METODE DIFERENSIAL
Dicoba / ditebak bentuk persamaan kecepatan
reaksi
Susun
neraca
massa,
persamaan diferensial linier

hingga

diperoleh

Evaluasi data percobaan, apakah sesuai dengan


persaman tersebut
Cara Grafis (Visual)
Metode Least Square

Contoh pengolahan data


Diperkirakan reaksi tersebut adalah reaksi
order 1
Maka bentuk persaman kecepatan reaksi
rA=kCA
Diusun neraca massa A dalam reaktor
hingga diperoleh persamaan neraca
massa A dalam bentuk derivatif linier

Neraca massa A dalam reaktor batch


R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
rA
dt

dCA
kCA
dt
dCA

kCA
dt

dCA

kCA
dt

Merupakan persamaan garis lurus


identik dengan persamaan :
Y=aX
(Y=

dC A

dt

dan X=CA)

Maka apabila dibuat grafik Y vs X akan


merupakan garis lurus dengan gradien a

Evaluai data cara grafis


Membuat grafik hubungan antara dCA/dt vs CA.
Pengamatan grafik, apakah ada kecenderungan
membentuk garis lurus.
Perhitungan Ralat, dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh penyimpangan data dari kurve garis
lurus persamaan tersebut. Semakin besar
penyimpangan maka semakin besar ralat.
Ralat tiap data yaitu selisih antara data percobaan
dengan data dalam kurve dibandingkan dengan
data dalam kurve.
Kurve dapat dianggap garis lurus bila ralat rata
rata <= 10%

Dari data penelitian berupa konsentrasi A


(CA) pada berbagai waktu (t) maka dapat
dihitung perubahan konsentrasi A setiap
selang waktu (-dCA/dt) menggunakan
metoda numeris :
dCA Limit

dt t 0

CA

CA

t t

dCA

dt

t
CA CA

t
i1

CA

i1

CA

Waktu CA(gmol/L)
(menit)
5

10
15
20
25
30

CA(gmol/L)
(CAi+CAi+1)/2

- dC A
dt

6,8
5,85

0,38

4,45

0,18

3,60

0,16

3,05

0,06

2,70

0,08

4,9
4,0
3,2
2,9
2,5

Dibuat grafik dC A vs CA
dt

- dCA/dt

grafik - dCA/dt vs CA
dCA
dt

0,4
0,3
0,2
0,1
0
2

5
CA

Perhitungan ralat
X

Y data

Y grafik

Ralat
(lYdata-Ygrafikl)/Ydata)x100%

0,38

0,36

(l0,38-0,36l)/0,36=4%

0,18

0,19

2%

0,16

0,14

4%

0,06

0,06

0%

0,08

0,04

8%

JUMLAH

18%

Ralat rata rata =Jumlah Ralat/Jumlah data


Bila ralat rata rata<=10% bisa dianggap garis lurus

Apabila garis tersebut bisa dianggap garis


lurus, maka reaksi tersebut merupakan
reaksi order 1 dengan persamaan
kecepatan reaski rA= kCA
Nilai konstanta kecepatan reaksi k adalah
gradien (tangen arah) dari garis tersebut
yang dapat diamati dari grafik yaitu
perbandingan antara y dan x.
Dari pengamatan diperoleh k=..

Apabila kurve tidak merupakan garis


lurus, dicoba order lain misalnya 2
Ikuti prosedur yang sama sampai
diperoleh kurve berupa garis lurus

Evaluasi data dengan cara least square


Untuk
mengetahui
bahwa
hasil
pengamatan sesuai dengan persamaan
garis lurus yang diperkirakan, dapat
dilakukan dengan metode least square
Apabila penyimpangan pengamatan dari
garis yang diperkirakan tidak lebih dari
10% maka bisa disimpulkan bahwa hasil
pengamatan dianggap sesuai dengan
persamaan garis lurus yang diperkirakan

Misalnya tersedia data penelitian


x

5,85

0,38

4,45

0,18

3,60

0,16

3,05

0,06

2,70

0,08

Ingin diketahui apakah data tersebut


sesuai dengan persamaan garis lurus
y=ax
Untuk mengevaluasinya kita bandingkan
nilai y dalam data dengan y perhitungan
y data
nilai y dalam data
y perhitungan
y yang besarnya tergantung nilai x yang
bisa dihitung dari persamaan y=ax

Selain tergantung pada data percobaan,


besarnya penyimpangan/kesalahan/error
tergantung kepada gradien yang kita buat
dalam hal ini nilai a yang dipilih.

Harus ditentukan nilai a yang paling baik


yaitu yang memberikan nilai penyimpang
an yang terkecil

Dalam metode least square penyimpangan


total dinyatakan dengan jumlahan kuadrat
dari masing2 penyimpangan (Sum Square of
Error)
Penyimpangan
= y perhitungan - y data
= ax y
Penyimpangan total (SSE)
= jumlah kuadrat penyimpangan
= (ax-y)2

Nilai a yang paling baik adalah nilai a yang


memberikan SSE yang terkecil (minimal)
Nilai SSE akan minimal bila derivatif dari
SSE terhadap a sama dengan 0

SSE (ax i y i)

i1

dSSE
0
da
n

2(ax i y i)x i 0

i1
n

a (x i) x iy i 0
i1

i1

xiyi

1
a
n

xi

i1

Dengan nilai a yang paling baik ini,


berapa ralat rata2 nya
n y
perhitunga n y data

y perhitunga n

Ralat i1

n axi yi

Ralat i1

axi
n

x100%

x100%

METODE INTEGRAL

Dicoba / ditebak bentuk persamaan


reaksi serta order reaksinya
Susun neraca massa, hingga diperoleh
persamaan diferensial
Selesaikan persamaan tersebut sampai
diperoleh persamaan aljabar linier
Evaluasi data percobaan dengan cara
grafis atau dengan least square.

Apabila grafik berupa garis lurus


berarti bentuk persamaan kecepatan
reaksi yang dicoba/ditebak benar,
dan nilai konstanta kecepatan reaksi
adalah slope dari garis tersebut
Apabila garis dalam grafik tidak lurus
dicoba bentuk persamaan yang lain
Dilakukan prosedur yang sama
sampai diperoleh garis lurus.

Bagaimana pers kecep reaksi berikut :Larutan A


dengan konsentrasi 2 gmol/L bereaksi menjadi B
dalam reaktor batch, hasil pengamatan sbb :
Waktu

Konversi

0,32

10

0,51

15

0,60

20

0,68

25

0,71

30

0,75

Apabila data di atas diselesaikan dengan


cara integral maka
Neraca massa A dalam reaktor batch :
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
rA
dt

dCA
kCA
dt

Persamaan diferensial diselesaikan


dCA

kdt
CA
CA

CA0

dCA
kdt
CA

CA
ln
kt
C A0

persamaan linier

CA
Buat grafik - ln
v ersus t
C A0

Penyelesaian
Secara Grafis
Apabila grafik berupa garis lurus, order
reaksi yang diperkiraan benar dan nilai k
adalah tangen arah bisa dihitung
Metode least square
Identik dengan persamaan y=ax
y=- ln(CA/CA0)
x= t

MATERI KE 6
TEKNIK REAKSI KIMIA 1
Oleh : murni yuniwati
JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTASTEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

Menentukan bentuk persamaan


kecepatan reaksi bolak balik
Contoh :
Bahan A dengan konsentrasi 10 gmol/L bereaksi
dalam reaktor membentuk B, dan B yang
terbentuk bereaksi kembali menjadi A dengan
persamaan reaksi :
k1
A
B
k2
Untuk menentukan bentuk persamaan kecepatan
reaksi, dilakukan pengamatan terhadap reaksi:

Hasil pengamatan konsentrasi A tiap waktu


Waktu, t menit

Konsentrasi A,CA gmol/L

7,35

5,5

4,45

10

3,2

20

2,2

30

2,01

40

2,002

45

100

Dari data tersebut, manakah bentuk


persamaan kecepatan reaksi yang paling
tepat untuk reaksi tersebut.
1. Reaksi orde satu terhadap A dan orde
satu terhadap B rA=k1 CA - k2CB
2. Reaksi orde dua terhadap A dan orde
satu terhadap B
rA=k1CA2 - k2CB
3. Reaksi orde dua terhadap A dan orde
dua terhadap B rA=k1CA2 - k2CB2

Cek apakah reaksi orde satu kekanan


dan reaksi orde satu ke kiri ???
Dapat diselesaikan dengan cara
diferensial dengan menyusun neraca
massa A sampai diperoleh persamaan
derivatif linier
Atau dengan cara integral dengan
menyusun persamaan neraca massa A
sampai diperoleh persamaan aljabar linier

Cara diferensial
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
(k1C A k 2CB )
dt

dCA
rA
dt

Ada dua nilai k yang harus dicari yaitu k1


dan k2 dalam satu persamaan derivatif.
Maka harus ada satu persaman lagi untuk
dapat menyelesaikan persamaan tersebut
( menentukan nilai k1 maupun k2)
Persamaan yang bisa digunakan adalah
perbandingan nilai k2 dan k1 yang bisa
diperoleh dari kondisi keseimbangan
reaksi tersebut.

Perbandingan k2 dan k1 dapat dicari dari


data pada kondisi keseimbangan
Pada kondisi keseimbangan :
Kecep. reaksi ke kanan = kecep reaksi ke kiri

r1 r2
Untuk reaksi orde satu
k1C A e k 2CB e

k2
k1

CAe
CB e

C A e Konsentrasi A pada keseimbangan


CB e Konsentrasi B pada keseimbangan

Kemudian persamaan derivatif :


dCA
(k1C A k 2CB )
dt
dimodifika si menjadi
k2
dCA
k1 (C A
CB )
k1
dt
Atau dapat dituliskan dalam bentuk :

dCA
k2

k1 (C A
CB ) identik dengan
dt
k1
y

dengan cara grafik atau dengan metode


least square dapat dilihat apakah reaksi orde
satu , bila benar dapat dihitung nilai k1
kemudian dapat dihitung nilai k 2

Cara Integral
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
(k1C A k 2CB )
dt

dCA
rA
dt

CB CB0 (C A0 C A )
CB (10 C A )

k2
dCA
k1 (C A
(10 - C A ))
k1
dt
dCA

k1dt
k2
(C A (10 -C A )
k1

Tentukan persamaan linier untuk


menentukan apakah persamaan
kecepatan reaksi di bawah ini sesuai

1. Reaksi orde dua terhadap A dan orde


satu terhadap B rA=k1CA2 - k2CB
2. Reaksi orde dua terhadap A dan orde
dua terhadap B rA=k1CA2 - k2CB2

Menentukan bentuk persamaan


kecepatan reaksi dengan dua buah
reaktan
Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 1 gmol/L dan B dengan
konsentrasi 2 gmol/L, bereaksi menjadi C
dengan persamaan reaksi:
A + B C
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A setiap


saat sebagai berikut
Waktu,t menit

Konsentrasi A,gmol/L

0,88

0,79

0,71

10

0,58

15

0,47

20

0,37

30

0,25

Dari data pengamatan tersebut persama


an kecepatan reaksi yang manakah yang
paling sesuai :
Reaksi orde 2 (satu terhadap A dan satu
terhadap B) rA =kCACB
Reaksi orde 3 (dua terhadap A dan satu
terhadap B rA=kCA2CB
Reaksi orde 2 terhadap A, 2 terhadap B
rA=kCA2CB2

Cara Integral
Neraca massa A dalam reaktor batch
R of Input-R of Output-R of reaction=R of Acc

dCA V
0 0 rA V
dt

Apabila volume larutan dianggap konstan maka

VdCA
rA V
dt

dCA
kCA CB )
dt

dCA
rA
dt

CB berubah seiring dengan berubahnya


CA jadi tidak boleh keluar dari integral.
Namun CB tidak bisa diintegralkan
terhadap dCA.
CB harus dinyatakan sebagai fungsi CA
CB=CB0-(CA0-CA)

dCA
kC A (CB0 - (C A0 - C A ))
dt

Reaksi bolak balik dengan 2 reaktan


Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 1 gmol/L dan B dengan
konsentrasi 2 gmol/L, bereaksi menjadi C
D dengan persamaan reaksi bolak balik:
k1
A+B
C+D
k2
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A tiap


waktu sbb:
Waktu, t menit
1
3
5
10
20
30
50
100

Konsentrasi A,CA gmol/L


0,86
0,645
0,49
0,32
0,22
0,201
0,2
0,2

Bagaimana bentuk persamaan kecepatan


reaksi???
Banyak kemungkinan bentuk persamaan
kecepatan reaksi
rA = k1CA-k2CCCD
rA = k1CB2-k2CCCD
dsb
Dicoba rA = k1CACB-k2CCCD
Selesaikan dengan cara :
Cara Diferesial
Cara Integral

Reaksi Paralel
Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 5 gmol/L bereaksi membentuk B
dan C mengikuti persamaan reaksi paralel :
k1 B
A
k2 2C
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A dan B


setiap selang waktu :
Waktu, t menit

CA, gmol/L

CB, gmol/L

0,6

3,4

0,85

3,0

0,9

2,72

0,95

2,3

0,98

10

1,8

0,99

Ada 2 buah nilai k yang harus ditentukan


yaitu k1 dan k2

Tebak bentuk persamaan kecepatan


reaksi
Dari neraca massa A
Apabila benar diperoleh nilai k1+k2
Dari neraca massa B
dapat dihitung nilai k1
Nilai k2 dapat dihitung

Reaksi Seri
Larutan yang mula mula berisi A dengan
konsentrasi 5 gmol/L bereaksi membentuk
A dan B mengikuti persamaan reaksi seri :
k1
k2
A
B
C
Untuk menentukan bentuk persamaan
kecepatan reaksi dilakukan pengamatan
konsentrasi A setiap selang waktu

Hasil pengamatan konsentrasi A dan


setiap selang waktu :
Waktu, t jam

CA, gmol/L

CB, gmol/L

0,84

0,08

0,68

0,16

0,53

0,23

0,38

0,31

0,27

0,36

0,16

0,42

Ada 2 buah nilai k yang harus


ditentukan yaitu k1 dan k2
Tebak bentuk persamaan kecepatan
reaksi
Dari neraca massa A
Apabila benar diperoleh nilai k1
Dari neraca massa B
Apabila benar diperoleh nilai k2

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+3D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+3D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+3D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

PRETEST 1b
Gas A dan B dengan perbandingan mol 1:2 direaksikan
dalam reaktor dengan suhu 400K dan volume tetap 1Liter,
tekanan awal 5 atm, dengan persamaan reaksi :
A+2B 2C+3D
a.Nyatakan konversi sebagai fungsi tekanan.
b.Apabila tersedia data pengamatan tekanan pada
berbagai waktu, bagaimana cara menentukan bentuk
persamaan kecepatan reaksi serta konstanta kecepatan
reaksi, dengan cara integral (kecepatan reaksi
dinyatakan sebagai fungsi tekanan P) dan metode least
square.

MATERI 8
TEKNIK REAKSI KIMIA

Oleh : Murni Yuniwati

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA

Pengaruh Perbandingan Reaktan


Apabila suatu reaksi berjalan reversible
(dapat balik) maka apabila salah satu
reaktan dibuat berlebihan akan diperoleh
konversi keseimbangan yang lebih besar
(reaksi cenderung bergeser ke kanan)

Misal untuk reaksi


aA + bB
cC + dD
Apabila reaksi bahan berfase cair
k1 C C c CD d
Kc

k 2 C A a CB b

Apabila konsentrasi B diperbesar (jumlah mol B


diperbesar, dengan nilai K yang sama maka
konsentrasi C dan D harus diperbesar yaitu
dengan menggeser reaksi ke kanan.
Konversi terhadap limiting reaktan akan menjadi
lebih besar

Apabila reaksi bahan berfase gas


k1 PC c PD d
KP

k 2 PA a PB b

Apabila tekanan B diperbesar (jumlah mol B


diperbesar), dengan nilai Kp yang sama maka
konsentrasi tekanan parsial C dan D diperbesar
yaitu dengan menggeser reaksi ke kanan.

Konversi terhadap limiting reaktan akan menjadi


lebih besar

Contoh 1
Reaksi elementer fase cair antara A dan B
mengikuti persamaan A + B
2C dilakukan
dalam reaktor pada suhu 300K dengan
konsentrasi A mula2 1 gmol/L dan B 1 gmol/L,
konstanta kesetimbangan untuk reaksi tersebut
K=2.
a. Hitung konversi kesetimbangan
b. Hitung konversi kesetimbangan apabila
konsentrasi B mula2 yang digunakan 2gmol/L
c. Berapa konsentrasi B mula mula agar diperoleh
konversi keseimbangan 0,9

Contoh 2
Reaksi fase gas antara A dan B mengikuti
persamaan A + B
C+2D dilakukan dalam
reaktor pada suhu 300K dan tekanan 1 atm
dengan jumlah mol A mula2 2gmol dan B 2 gmol,
Nilai konstanta kesetimbangan 0,8
a. Hitung konversi keseimbangan
b. Hitung konversi kesetimbangan apabila
jumlah mol B yang digunakan 50 %berlebihan
c. Hitung jumlah mol B supaya diperoleh konversi
kesetimbangan 0,8

LATIHAN
Reaksi fasa gas CO + 2H2
CH3OH
dilakukan dalam reaktor tekanan 1 atm, suhu
400 K dengan umpan reaktor CO dan H2
dengan perbandingan mol =1:2, konversi
keseimbangan 0,25.
a. Hitung konstanta keseimbangan.
b. Hitung konversi keseimbangan apabila
perbandingan mol CO : H2 =1:4
c. Berapa perbandingan mol A dan B supaya
diperoleh konversi keseimbangan 0,7

Pemilihan bahan yang berlebihan


Bahan atau reaktan yang dibuat berlebihan
dipilih bahan yang :
Harganya lebih murah atau lebih banyak tersedia
dibanding reaktan yang lain.
Misalnya
Reaksi pembakaran fuel gas dengan udara
untuk menghasilkan panas biasanya dibuat
dengan udara berlebihan karena jumlah fuel gas
lebih terbatas /lebih mahal dari pada udara

Seberapa besar berlebihannya juga harus


dipertimbangkan dengan efek yang lain, misalnya
semakin besar salah satu reaktan berlebihan
maka kemurnian produk menjadi lebih kecil
karena produk banyak mengandung sisa reaktan
Untuk memperoleh kemurnian yang lebih tinggi
maka harus dilakukan pemisahan hasil dari sisa
reaktan tadi
Semakin kecil kemurniannya ( semakin besar
reaktan berlebihan) maka biaya pemisahan akan
semakin besar

PENGARUH TEKANAN TERHADAP


KESEIMBANGAN
Tekanan sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan terutama pada reaksi bolak
balik fase gas
Pengaruh tekanan tergantung kepada je
nis reaksinya, ada reaksi yang justru mem
butuhkan tekanan kecil ada juga reaksi
yang membutuhkan tekanan besar untuk
memperoleh konversi keseimbangan yang
besar

Untuk persamaan reaksi fase gas :


A + B

C + D
maka konstanta keseimbangan :

P P
K C D
P P
B
A

Y Y
(

)
C
D
Kp
P
Y Y
A B

Nilai konstanta keseimbangan (K) tidak


dipengaruhi oleh tekanan, jadi apabila
tekanan berubah maka KY harus
berubah. Pengaruh tekanan terhadap
KY tergantung kepada jumlah koefisien
persamaan reaksi :

Untuk menentukan tekanan yang tepat


untuk suatu reaksi juga harus dipertim
bangkan yaitu harga alat dan biaya
operasi yang besar
Tekanan yang paling murah adalah satu
atmosfir
Tekanan yang semakin lebih kecil dari
satu, semakin mahal biaya operasinya
Tekanan yang semakin lebih besar dari
satu, semakin mahal biaya operasinya

Contoh
Suatu reaksi fase gas A +3B
2C dijalankan
dalam reactor yang bekerja isotermal pada suhu
400 K dengan tekanan 4 atm dengan jumlah mol
A mula-mula 4 gmol dan jumlah mol B mulamula 12 gmol, keseimbangan tercapai pada saat
konversi 0,3
Hitung konstanta keseimbangan.
Konversi keseimbangan yang bisa dicapai bila
digunakan tekanan a) 8 atm b) 2atm
Berapa tekanan yang digunakan
supaya
diperoleh konversi 0,8

Contoh
Suatu reaksi fase gas A+2B 3C+D dijalankan
dalam reactor yang bekerja isotermal pada suhu
400 K dengan tekanan 5 atm dengan jumlah mol
A mula-mula 1 gmol dan jumlah mol B mulamula 2 gmol, keseimbangan tercapai pada saat
konversi 0,4
Hitung konstanta keseimbangan.
Konversi keseimbangan yang bisa dicapai bila
digunakan tekanan a) 7 atm b) 3atm
Berapa tekanan yang digunakan
supaya
diperoleh konversi 0,9

LATIHAN
Reaksi fasa gas C2H4 + H2O
C2H5OH dilakukan
dalam reaktor tekanan 35 atm, suhu 523 K dengan
umpan reaktor etilen dan steam 1:5, konversi
keseimbangan 0,3
a.Hitung konstanta keseimbangan.
b.Dengan menggunakan perbandingan etilen:steam
=1:2, untuk memperoleh konversi keseimbangan 0,5
berapa tekanan yang harus digunakan
c. Berapa konversi keseimbangan Apabila digunakan
perbandingan reaktan etilen: steam 1:4, tekanan 10
atm.

Faktor faktor yang berpengaruh terhadap


keseimbangan
Berdasarkan persamaan konstanta keseimbangan
baik untuk cair maupun gas aA+bB
cC+dD
k1 C C c CD d
Kc

k 2 C A a CB b

k1 YCc YDd ((c d) (a b))


KP

P
k 2 Y aY b
A B

Dapat dilihat faktor faktor yang dapat mempengaruhi


keseimbangan antara lain :
Suhu
Tekanan (untuk gas)
Perbandingan reaktan

PENGARUH SUHU TERHADAP KESEIMBANGAN


Suhu sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan karena suhu dapat mempengaruhi
besarnya nilai konstanta keseimbangan
Semakin besar nilai K maka reaksi akan lebih
bergeser ke kanan atau akan dicapai konversi
keseimbangan yang lebih tinggi
Namun kenaikan suhu tidak selalu memperbesar
nilai K, tetapi bisa juga memperkecil nilai K
tergantung sifat reaksinya, reaksi yang
menghasilkan panas (eksotermis) ataukah reaksi
yang membutuhkan panas (endotermis)

Dalam memproduksi suatu produk dari bahan


baku,diusahakan agar bisa mendapatkan
keuntungan yang sebesar2nya.
Keuntungan yang besar akan diperoleh apabila
reaksi berjalan CEPAT dan konversinya BESAR
Kecepatan reaksi dapat diperbesar dengan
menggunakan suhu yang tinggi (namun harus
dipertimbangkan ketahanan alat dan bahan)

PENGARUH SUHU REAKSI


Suhu reaksi akan mempengaruhi
besarnya konstanta keseimbangan.
Besarnya konstanta keseimbangan akan
mempengaruhi besarnya konversi
keseimbangan.

Konstanta kesetimbangan (K)


Perbandingan antara konstanta kecepatan
reaksi ke kanan (k1) dengan konstanta
kecepatan reaksi ke kiri (k2)
Pada saat tercapai kesetimbangan maka
keceptn. reaksi ke kanan=keceptn. reaksi ke kiri
untuk reaksi di atas pada fase cair :
r1=r2
k1CAaCBb=k2CCcCDd
k1 C C c CD d
Kc

k 2 C A a CB b

Menentukan Besarnya Konstanta


Kesetimbangan
Besarnya konstanta kesetimbangan dapat
ditentuknan berdasarkan :
Pendekatan Teoritis
Eksperimen

PENDEKATAN TEORITIS

-RT ln K = G
R = Tetapan gas
T = Suhu mutlak (K)
K = Konstanta keseimbangan
G= perubahan energi Gibbs

Perubahan Energi Gibbs


Untuk reaksi
A + B C + D
G =GC + GD - GA - GB
G bisa dicari dalam table (pada suhu

standard) sehingga dapat diperoleh G


pada suhu standard dan K pada suhu
standard

HASIL EKSPERIMEN
Dilakukan dengan mereaksikan reaktan
pada
suhu
tertentu
sampai
terjadi
keseimbangan yaitu pada saat konsentrasi
bahan2 atau konversi tidak berubah lagi,
maka nilai K bisa dihitung :

Contoh 1
Reaksi elementer fase cair A menjadi B mengikuti
persamaan A
B dilakukan dalam reaktor
pada suhu 400K dengan konsentrasi A mula2 2 gmol/L
konstanta kecepatan reaksi ke kanan k1 dan ke kiri k2,
ternyata pada saat kesetimbangan konsentrasi A tinggal
1 gmol/L Hitung konstanta kesetimbangan.

Reaksi bolak balik (Reversible)


Suatu reaksi dari reaktan menjadi hasil, dan
hasil yang diperoleh bereaksi balik menjadi
reaktan.
Misalnya :
1. Reaksi pembuatan ammoniak
N2 + 3H2
NH3
2.Reaksi pembuatan SO3
SO2 + O2
SO3
Pada akhir reaksi konversi tidak bisa mencapai
100%

KESETIMBANGAN KIMIA
(REVIEW KIMIA DASAR)
Reaksi searah (irreversible)
Adalah suatu reaksi dari reaktan menjadi hasil,dan hasil
yang diperoleh tidak dapat bereaksi balik menjadi
reaktan.
Misalnya: 1. Reaksi kertas menjadi abu
2. Reaksi antara HCl dan NaOH
Pada akhir reaksi konversi yang dihasilkan bisa
mencapai 100 % (semua limiting reaktan habis bereaksi
menjadi hasil)
Persamaan reaksi biasa dituliskan : A + B C +D

Pengaruh Perbandingan Reaktan


Apabila suatu reaksi berjalan reversible
(dapat balik) maka apabila salah satu
reaktan dibuat berlebihan akan diperoleh
konversi keseimbangan yang lebih besar
(reaksi cenderung bergeser ke kanan)

Misal untuk reaksi


aA + bB
cC + dD
Apabila reaksi bahan berfase cair
k1 C C c CD d
Kc

k 2 C A a CB b

Apabila konsentrasi B diperbesar (jumlah mol B


diperbesar, dengan nilai K yang sama maka
konsentrasi C dan D harus diperbesar yaitu
dengan menggeser reaksi ke kanan.
Konversi terhadap limiting reaktan akan menjadi
lebih besar

Apabila reaksi bahan berfase gas


k1 PC c PD d
KP

k 2 PA a PB b

Apabila tekanan B diperbesar (jumlah mol B


diperbesar), dengan nilai Kp yang sama maka
konsentrasi tekanan parsial C dan D diperbesar
yaitu dengan menggeser reaksi ke kanan.

Konversi terhadap limiting reaktan akan menjadi


lebih besar

Pemilihan bahan yang berlebihan


Bahan atau reaktan yang dibuat berlebihan
dipilih bahan yang :
Harganya lebih murah atau lebih banyak tersedia
dibanding reaktan yang lain.
Misalnya
Reaksi pembakaran fuel gas dengan udara
untuk menghasilkan panas biasanya dibuat
dengan udara berlebihan karena jumlah fuel gas
lebih terbatas /lebih mahal dari pada udara

Seberapa besar berlebihannya juga harus


dipertimbangkan dengan efek yang lain, misalnya
semakin besar salah satu reaktan berlebihan
maka kemurnian produk menjadi lebih kecil
karena produk banyak mengandung sisa reaktan
Untuk memperoleh kemurnian yang lebih tinggi
maka harus dilakukan pemisahan hasil dari sisa
reaktan tadi
Semakin kecil kemurniannya ( semakin besar
reaktan berlebihan) maka biaya pemisahan akan
semakin besar

Contoh 1
Reaksi elementer fase cair antara A dan B
mengikuti persamaan A + B
2C dilakukan
dalam reaktor pada suhu 300K dengan
konsentrasi A mula2 1 gmol/L dan B 1 gmol/L,
konstanta kesetimbangan untuk reaksi tersebut
K=2.
a. Hitung konversi kesetimbangan
b. Hitung konversi kesetimbangan apabila
konsentrasi B mula2 yang digunakan 2gmol/L
c. Berapa konsentrasi B mula mula agar diperoleh
konversi keseimbangan 0,9

Contoh 2
Reaksi fase gas antara A dan B mengikuti
persamaan A + B
C+2D dilakukan dalam
reaktor pada suhu 300K dan tekanan 1 atm
dengan jumlah mol A mula2 2gmol dan B 2 gmol,
Nilai konstanta kesetimbangan 0,8
a. Hitung konversi keseimbangan
b. Hitung konversi kesetimbangan apabila
jumlah mol B yang digunakan 50 %berlebihan
c. Hitung jumlah mol B supaya diperoleh konversi
kesetimbangan 0,8

LATIHAN
Reaksi fasa gas CO + 2H2
CH3OH
dilakukan dalam reaktor tekanan 1 atm, suhu
400 K dengan umpan reaktor CO dan H2
dengan perbandingan mol =1:2, konversi
keseimbangan 0,25.
a. Hitung konstanta keseimbangan.
b. Hitung konversi keseimbangan apabila
perbandingan mol CO : H2 =1:4
c. Berapa perbandingan mol A dan B supaya
diperoleh konversi keseimbangan 0,7

PENGARUH TEKANAN TERHADAP


KESEIMBANGAN
Tekanan sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan terutama pada reaksi bolak
balik fase gas
Pengaruh tekanan tergantung kepada je
nis reaksinya, ada reaksi yang justru mem
butuhkan tekanan kecil ada juga reaksi
yang membutuhkan tekanan besar untuk
memperoleh konversi keseimbangan yang
besar

Untuk persamaan reaksi fase gas :


A + B

C + D
maka konstanta keseimbangan :

P P
K C D
P P
B
A

Y Y
(

)
C
D
Kp
P
Y Y
A B

Nilai konstanta keseimbangan (K) tidak


dipengaruhi oleh tekanan, jadi apabila
tekanan berubah maka KY harus
berubah. Pengaruh tekanan terhadap
KY tergantung kepada jumlah koefisien
persamaan reaksi :

Untuk menentukan tekanan yang tepat


untuk suatu reaksi juga harus dipertim
bangkan yaitu harga alat dan biaya
operasi yang besar
Tekanan yang paling murah adalah satu
atmosfir
Tekanan yang semakin lebih kecil dari
satu, semakin mahal biaya operasinya
Tekanan yang semakin lebih besar dari
satu, semakin mahal biaya operasinya

Contoh
Suatu reaksi fase gas A +3B
2C dijalankan
dalam reactor yang bekerja isotermal pada suhu
400 K dengan tekanan 4 atm dengan jumlah mol
A mula-mula 4 gmol dan jumlah mol B mulamula 12 gmol, keseimbangan tercapai pada saat
konversi 0,3
Hitung konstanta keseimbangan.
Konversi keseimbangan yang bisa dicapai bila
digunakan tekanan a) 8 atm b) 2atm
Berapa tekanan yang digunakan
supaya
diperoleh konversi 0,8

Contoh
Suatu reaksi fase gas A+2B 3C+D dijalankan
dalam reactor yang bekerja isotermal pada suhu
400 K dengan tekanan 5 atm dengan jumlah mol
A mula-mula 1 gmol dan jumlah mol B mulamula 2 gmol, keseimbangan tercapai pada saat
konversi 0,4
Hitung konstanta keseimbangan.
Konversi keseimbangan yang bisa dicapai bila
digunakan tekanan a) 7 atm b) 3atm
Berapa tekanan yang digunakan
supaya
diperoleh konversi 0,9

LATIHAN
Reaksi fasa gas C2H4 + H2O
C2H5OH dilakukan
dalam reaktor tekanan 35 atm, suhu 523 K dengan
umpan reaktor etilen dan steam 1:5, konversi
keseimbangan 0,3
a.Hitung konstanta keseimbangan.
b.Dengan menggunakan perbandingan etilen:steam
=1:2, untuk memperoleh konversi keseimbangan 0,5
berapa tekanan yang harus digunakan
c. Berapa konversi keseimbangan Apabila digunakan
perbandingan reaktan etilen: steam 1:4, tekanan 10
atm.

Apabila jumlah koefisien reaktan lebih


besar dari jumlah koefisien produk
(+)>(+) maka semakin besar tekanan
semakin besar KY dan semakin besar
konversi keseimbangan, misal :
2A+3B
C+D

Koefisien produk (5) > koefisien produk


(2)

TUGAS
Reaksi fasa gas CO + 2H2
CH3OH
HR = - 22580
cal/gmol
dilakukan
dalam
reaktor tekanan 1 atm, suhu 400 K dengan umpan
reaktor CO dan H2 dengan perbandingan mol =1:2,
konversi keseimbangan 0,25.
a.Hitung konstanta keseimbangan.
b.Agar diperoleh konversi keseimbangan 0,4,
reaksi dijalankan pada suhu yang sama,
berapa tekanan yang harus digunakan.
c.Berapa konversi keseimbangan bisa dicapai bila
digunakan perbandingan reaktan CO: H2 = 1:3,
suhu 410 K dan tekanan 2 atm.

Apabila jumlah koefisien reaktan lebih


kecil dari jumlah koefisien produk
(+)<(+) maka semakin besar tekanan
semakin kecil KY dan semakin kecil
konversi keseimbangan, misal :
A+B
3C

Koefisien reaktan (2) < koefisien produk


(3)

MATERI 11
TEKNIK REAKSI KIMIA I
Oleh: Murni Yuniwati
Jurusan Teknik Kimia
Institut Sains & Teknologi AKPRIND
Yogyakarta

PENGARUH SUHU TERHADAP KESEIMBANGAN


Suhu sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan karena suhu dapat mempengaruhi
besarnya nilai konstanta keseimbangan
Semakin besar nilai K maka reaksi akan lebih
bergeser ke kanan atau akan dicapai konversi
keseimbangan yang lebih tinggi
Namun kenaikan suhu tidak selalu memperbesar
nilai K, tetapi bisa juga memperkecil nilai K
tergantung sifat reaksinya, reaksi yang
menghasilkan panas (eksotermis) ataukah reaksi
yang membutuhkan panas (endotermis)

PENGARUH SUHU TERHADAP NILAI KONSTANTA


KESEIMBANGAN

Hubungan nilai K dengan suhu dinyatakan dalam


persamaan thermodinamika :

H R
d ln K

2
dT
RT
K =konstanta keseimbangan
T =Suhu reaksi ,K
R =Tetapan gas, cal/gmolK
HR =Perubahan enthalpy reaksi, cal/gmol

Persamaan derivatif dapat diselesaikan dengan cara


memisahkan variabel yang sejenis kemudian
diintegralkan
K1

T1

H R
K dlnK T RT 2 dT
0
0
Besarnya delta HR dipengaruhi oleh suhu ,
maka biasanya HR dinyatakan sebagai fungsi
suhu.
Apabila pengaruh suhu terhadap HR sangat kecil,
biasanya HR bisa dianggap konstan

Jika HR merupakan fungsi suhu misalnya:


HR=a+bT+cT2
K1

T1

H R
K dlnK T RT 2 dT
0
0
ln

K1
1

K0
R

T1

T0

f(T)
dT
2
T

misal fT) a bT c T2
K1
1
ln

K0
R

T1

T0

a bT c T2
dT
2
T

K1
1
a
ln

(
blnT c T)
K0
R
T

TT

1
0

Jika perubahan HR terhadap suhu sangat kecil,


maka bisa dianggap tetap:
K1

T1

HR
dlnK

dT
2
K
T RT
0
0

K1 HR 1 1

ln
K0
R T0 T1

K1 = Konstanta keseimbangan pada suhu T1


K0 = Konstanta keseimbangan pada suhu T0
T1 = Suhu reaksi
T0 = Suhu standar atau suhu hasil percobaan
HR = Perubahan enthalpy reaksi
R = tetapan gas

Dari persamaan tersebut dapat


dilihat bahwa :
Untuk reaksi endotermis
(HR = positif)
semakin tinggi suhu, nilai K semakin besar
Untuk reaksi eksotermis
(HR = negatif)
semakin tinggi suhu, nilai K semakin kecil

Contoh 1
Suatu reaksi elementer fase cair A +2B
2C
dengan HR =25.000 cal/gmol dijalankan dalam
reaktor yang bekerja isotermal pada suhu 300 K
dengan konsentrasi A mula-mula 5 gmol/L dan
konsentrasi B mula-mula 15 gmol/L, keseimbangan
tercapai pada saat konversi 0,4
Untuk memperoleh konversi keseimbangan 0,6,
berapa suhu reaksi yang harus digunakan.
Berapa konstanta keseimbangan dan berapa
konversi keseimbangan apabila reaksi dijalankan
pada suhu:
a. 280K
b. 320K

Contoh 2
Reaksi fasa gas CO + 2H2
CH3OH
HR
= - 22580 cal/gmol dilakukan dalam reaktor
tekanan 1 atm, suhu 400 K dengan umpan
reactor 300 gmol CO dan H2 dengan
perbandingan mol =1:2, konversi keseimbangan
0,25.
Agar diperoleh konversi keseimbangan 0,4,
reaksi dijalankan pada tekanan yang sama,
berapa suhu reaksi yang harus digunakan
Berapa konversi keseimbangan apabila reaksi
dijalankan pada suhu :
a. 375K
b. 425K
Dengan menggunakan tekanan 4atm, berapa
suhu yang harus digunakan untuk memperoleh
konversi keseimbangan 0,4.

Contoh 3
Suatu reaksi fase gas A +2B
4C dengan
HR = - 21.000 cal/gmol dijalankan dalam reaktor
yang bekerja isotermal pada suhu 300 K dengan
tekanan 1 atm dengan jumlah mol A mula-mula 4
gmol dan jumlah mol B mula-mula 10 gmol,
keseimbangan tercapai pada saat konversi 0,4
Untuk memperoleh konversi keseimbangan 0,6,
pada tekanan yang sama, hitung suhu reaksi yang
harus digunakan.
Apabila digunakan tekanan 2 atm dan
perbandingan mol umpan A:B 1:4 dan suhu 320K,
berapa konversi keseimbangan

Kuis ke II (tanggal 27 desember 2011


Bahan kuis :
a. Cara menentukan bentuk persamaan
reaksi
b. Keseimbangan kimia

TUGAS PRESENTASI (tgl 3-1 2012)


Reaktor untuk reaksi fase gas
Meliputi :
Jenis reaktor + gambar + keterangan
Reaksi yang terjadi lengkap dengan panas
reaksinya.
Spesifikasi bahan baku maupun produk
keluar reaktor
Kondisi operasinya: Tekanan, suhu, perbandingan
reaktan,penggunaan katalisator.
Berikan pembahasan/analisis anda tentang masing
masing kondisi operasinya ditinjau dari kinetika reaksi
maupun keseimbangan reaksinya.

TUGAS
Reaksi fasa gas CO + 2H2
CH3OH
HR = - 22580
cal/gmol
dilakukan
dalam
reaktor tekanan 1 atm, suhu 400 K dengan umpan
reaktor CO dan H2 dengan perbandingan mol =1:2,
konversi keseimbangan 0,25.
a.Agar diperoleh konversi keseimbangan 0,4,
reaksi dijalankan pada suhu 380 K,
berapa tekanan yang harus digunakan.
b.Berapa konversi keseimbangan bisa dicapai bila
digunakan perbandingan reaktan CO: H2 = 1:3,
suhu 410 K dan tekanan 2 atm.

Contoh
Suatu reaksi fase gas A +2B
4C
dengan
HR
=20.000
cal/gmol
dijalankan dalam reactor yang bekerja
isotermal pada suhu 300 K dengan
tekanan 2 atm dengan jumlah mol A
mula-mula 5 gmol/L dan jumlah mol B
mula-mula 15 gmol/L, keseimbangan
tercapai pada saat konversi 0,4
a. Hitung konstanta keseimbangan.
b. Apabila reaksi dijalankan pada 320 K
berapa konstanta keseimbangan dan
berapa konversi keseimbangan.

Contoh
Suatu reaksi fase cair A +2B
4C
dengan dijalankan dalam reaktor yang
bekerja isotermal pada suhu 300 K
dengan konsentrasi A 2gmol/L dan
konsentrasi B 4 gmol/L. Diketahui nilai K
pada suhu tersebut adalah
a. Hitung konversi keseimbangan.
b. Apabila digunakan A 2 gmol/L dan B 6
gmol/L. Hitung konversi keseimbangan.

CATATAN

PENYELESAIAN
Jumlah mol A mula-mula NA0 = 5 gmol
Jumlah mol B mula-mula NB0 = 15 gmol
Konversi pada keseimbangan XA = 0,4
Komposisi bahan pada saat keseimbangan :
NA0 = NA0(1-XA)
=3
NB0 = NB0 - 2(NA0 XA)
= 11
NC0 = NC0 +4 (NA0 XA) = 8
Jumlah mol total
= 22

YA = NA0/NT = 3/22
YB = NB0/NT = 11/22
YC = NC0/NT= 8/22

4
Y 4
(
8
/
22
)
(
4

1
)
C
K
P

21 0,022
1(11/ 22) 2
Y 1Y 2
(
3
/
22
)
A B

K1 H R 1
1

ln

K0
R T0 T1

K1
20000 1
1
ln

0,22 1,987 300 320


K1
4
Y 4
(8 / 22)
(
4

1
)
C
K
P

21 0,022
1
2
Y 1Y 2
(3 / 22) (11/ 22)
A B

Jumlah mol A mula-mula NA0 = 5 gmol


Jumlah mol B mula-mula NB0 = 15 gmol
Konversi pada keseimbangan =XA
Komposisi bahan pada saat keseimbangan :
NA0 = NA0(1-XA)
= 5-5X
NB0 = NB0 - 2(NA0 XA)
= 15-10X
NC0 = NC0 +4 (NA0 XA) = 20X
Jumlah mol total
= 20-5X

YA = NA0/NT = (5-5X)/(20-5X)
YB = NB0/NT = (15-10X)/(20-5X)
YC = NC0/NT= (20X/(20-5X)

Y 4
(
4

1
)
C
K
P
Y 1Y 2
A B
(20 X /(20 5 X )) 4

21
((5 5 X ) /(20 5 X ))1((15 10 X ) /(20 5 X )) 2
X

KULIAH KE :9

MATERI PEMBELAJARAN :
Pengaruh perbandingan reaktan terhadap
keseimbangan

KOMPETENSI
Mampu menjelaskan pengaruh perbandingan
reaktan terhadap kesimbangan
KEGIATAN PEMBELAJARAN :
Tutorial ; Tugas ; Diskusi

PENGANTAR
Apabila dalam suatu reaksi digunakan dua
buah reaktan dan reaksi yang terjadi bolak
balik, maka salah satu cara untuk
memperbesar konversi keseimbangan
adalah dengan membuat salah satu
reaktan berlebihan
Bahan yang berlebihan bisa dipilih bahan
yang murah dan mudah didapat
Semakin berlebihan maka konversi
keseimbangan akan semakin besar

Dengan membuat salah satu bahan


berlebihan akan berakibat produk keluar
reaktor masih banyak mengandung bahan
yang berlebihan
Untuk memperoleh hasil yang diinginkan
tentu saja perlu pemisahan produk dari
bahan lain dan membutuhkan biaya
besarnya tergantung jenis dan jumlah
bahan yang dipisahkan
Maka harus dipertimbangkan tingkat
kelebihannya supaya diperoleh konversi
besar dan baiaya murah

PENGARUH PERBANDINGAN REAKTAN


TERHADAP KESEIMBANGAN

Bila salah satu reaktan dibuat berlebihan,


maka reaksi cenderung bergeser ke kanan
sehingga konversi keseimbangan akan naik.
Kontanta keseimbangan adalah perbandingan
konsentrasi produk denga konsentrasi reaktan
berpangkat koefisien masing masing

Misalnya untuk reaksi A +B


konstanta keseimbangan :

C, maka nilai

Y
(
1

1
)
C
K
P
Y Y
A B
Nilai K tidak akan berubah apabila suhu sama
Apabila dalam reaksi tersebut dibuat B
berlebihan maka YB jadi besar

Supaya nilai K tetap maka YC harus besar


Dengan A yang tetap sedangkan C harus besar
maka konversi menjadi semakin besar
Semakin besar B atau semakin berlebihan akan
semakin besar konversi
Harus dipertimbangkan dari segi lain yang bisa
merugikan misalnya biaya pemisahan produk
yang banyak mengandung reaktan yang tidak
bereaksi

Contoh
Suatu reaksi fase gas A +2B
4C
dengan HR =20.000 cal/gmol dijalankan
dalam reactor yang bekerja isotermal pada
suhu 300 K dengan tekanan 2 atm dengan
jumlah mol A mula-mula 5 gmol dan jumlah
mol B mula-mula 15 gmol, keseimbangan
tercapai pada saat konversi 0,4
a.Hitung konstanta keseimbangan.
b.Apabila digunakan reaktan 5 gmol A dan 20
gmol B, berapa konversi yang bisa dicapai ?

PENYELESAIAN
Jumlah mol A mula-mula NA0 = 5 gmol
Jumlah mol B mula-mula NB0 = 15 gmol
Konversi pada keseimbangan XA = 0,4
Komposisi bahan pada saat keseimbangan :
NA0 = NA0(1-XA)
=3
NB0 = NB0 - 2(NA0 XA)
= 11
NC0 = NC0 +4 (NA0 XA) = 8
Jumlah mol total
= 22

YA = NA0/NT = 3/22
YB = NB0/NT = 11/22
YC = NC0/NT= 8/22

4
Y 4
(
8
/
22
)
(
4

1
)
C
K
P

21 0,022
1(11/ 22) 2
Y 1Y 2
(
3
/
22
)
A B

Jumlah mol A mula-mula NA0 = 5 gmol


Jumlah mol B mula-mula NB0 = 20 gmol
Konversi pada keseimbangan =XA
Komposisi bahan pada saat keseimbangan :
NA0 = NA0(1-XA)
= 5-5X
NB0 = NB0 - 2(NA0 XA)
= 20-10X
NC0 = NC0 +4 (NA0 XA) = 20X
Jumlah mol total
= 25-5X

YA = NA0/NT = (5-5X)/(25-5X)
YB = NB0/NT = (20-10X)/(5-5X)
YC = NC0/NT= (20X/(25-5X)

Y 4
(
4

1
)
C
K
P
Y 1Y 2
A B
(20 X /(25 5 X )) 4

21
((5 5 X ) /(25 5 X ))1((20 10 X ) /(25 5 X )) 2
X

TUGAS
Suatu reaksi fase gas A +2B
4C
dengan HR =20.000 cal/gmol dijalankan
dalam reactor yang bekerja isotermal pada
suhu 300 K dengan tekanan 2 atm dengan
jumlah mol A mula-mula 5 gmol dan jumlah
mol B mula-mula 15 gmol, keseimbangan
tercapai pada saat konversi 0,4
a.Hitung konstanta keseimbangan.
b.Untuk memperoleh konversi keseimbangan
0,5 , reaksi dijalankan pada suhu yang sama ,
berapa tekanan yang harus digunakan.

TUGAS PRESENTASI
Reaksi fasa gas C2H4 + H2O
C2H5OH HR =
- 10728
cal/gmol
dilakukan
dalam reaktor
tekanan 35 atm, suhu 523 K dengan umpan reaktor
etilen dan steam 1:5, konversi keseimbangan 0,3
a.Hitung konstanta keseimbangan.
b.Apabila digunakan perbandingan reaktan 1:4,
tekana 10 atm, dan agar dipeoleh konversi 0,6,
berapa suhu operasi
c.Tentukan kondisi operasi sesuai dengan yang anda
inginkan (suhu, perbandingan reaktan dan tekanan)
yang berbeda dengann kondisi operasi seperti di
atas agar diperoleh konversi 0,8

Apabila jumlah koefisien reaktan sama de


ngan jumlah koefisien produk (+)=(+)
maka Tekanan tidak berpengaruh terhadap
KY maupun konversi keseimbangan, misal :
A+2B
2C+D
Koefisien reaktan (3) = koefisien produk (3)

TUGAS
Suatu reaksi fase gas A +3B
4C
dengan HR =20.000 cal/gmol dijalankan dalam
reactor yang bekerja isotermal pada suhu 300 K
dengan tekanan 2 atm dengan jumlah mol A
mula-mula 5 gmol dan jumlah mol B mula-mula
15 gmol, keseimbangan tercapai pada saat
konversi 0,4
Hitung konstanta keseimbangan
Bila digunakan tekanan 10 atm berapa konversi
keseimbangan

Anda mungkin juga menyukai