Oleh :
KELOMPOK 2
NURHAYATI (1707165380)
SHOFI QONITANNISA (1707165407)
RICFAN ANGGRIAWAN (1707165416)
ANNISA APRILYA PUTRI (1707165453)
DYNNA ARDILA (1707165522)
WAHYU SYAHPUTRA (1707165961)
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang
membahas tentang Plug Flow Reactor ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini dibuat atas dasar tugas bagi mahasiswa Teknik Kimia S1 Non Reguler
Semester 2 mata kuliah Azas Teknik Kimia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Syelvia Putri Utami, S.T, M.Eng. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Azas
Teknik Kimia 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga penulis dapat lebih
memahami tentang Reaktor khususnya Plug Flow Reactor .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
- Nurhayati
- Shofi Qonitannisa
- Ricfan Anggiawan
- Annisa Aprilya Putri
- Dynna Ardilla
- Wahyu Syahputra
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1
2
DAFTAR GAMBAR
3
BAB I
4
PENDAHULUAN
BAB II
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaktor
Reaktor adalah suatu alat yang berperan sebagai tempat terjadinya suatu
reaksi, baik itu reaksi kimia atau reaksi nuklir dan bukan terjadi secara fisika.
Terjadinya reaksi ini, membuat suatu bahan berubah ke bentuk lainnya,
perubahannya ada yang terjadi secara sendirinya atau bisa juga dengan bantuan
energi seperti panas. Menurut Hidayatullah Ahmad (2015) secara umum reaktor
dibagi menjadi dua jenis yaitu reaktor nuklir dan reaktor kimia. Reaktor nuklir
adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan sekaligus menjaga
kesinambungan reaksi fisi tersebut dan reaktor kimia adalah alat yang dirancang
sebagai tempat terjadinya reaksi kimia untuk mengubah bahan baku menjadi
produk.
Pada pembuatan reaktor kimia harus memastikan bahwa reaksi
menghasilkan efisiensi yang paling tinggi ke arah produk keluaran yang
diinginkan, agar industri yang membuat reaktor dapat meminimalisir biaya
operasional untuk memproleh produk yang maksimal.
6
ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis
reaktor tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
2.1.3 Beberapa Parameter yang Memengaruhi Rancangan Reaktor
c) Temperatur (T)
d) Tekanan (P)
7
Reaktor Alir Pipa atau Plug Flow Reaktor (PFR) merupakan suatu reaktor
berbentuk pipa yang beroperasi secara kontinyu. Dalam PFR selama operasi
berlangsung bahan baku dimasukkan terus menerus dan produk reaksi akan
dikeluarkan secara terus menerus sehingga tidak terjadi pencampuran ke arah
aksial dan semua molekul mempunyai waktu tinggal di dalam reaktor sama besar.
Gambar 2.1. Reaktor PFR
Seluruh reaktan masuk melalui bagian inlet reaktor, semua perhitungan
dalam merancang PFR harus dengan asusmsi bahwa tidak terjadi back mixing,
downstream, dan upstream. PFR memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding
CSTR pada volume yang sama. Reaktor PFR dapat disusun secara seri maupun
paralel seperti yang terlihat pada gambar berikut:
PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal
yang panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun,
8
sementara untuk yang dipasang paralel tujuan yakni meningkatkan kapasitas
produksi dengan konversi yang sama.
PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa
cair. Umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari unsur-unsur penyususnnya,
dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulful trioksida.
Reaktor alir pipa merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi
pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa pada hakikatnya
hampir sama dengan pipa dan relatif cukup mudah dalam perancangannya.
Reaktor ini biasanya dilengkapi dengan selaput membran untuk menambah
yield produk pada reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga
keseimbangan dalam reaktor secara kontinu bergeser membentuk lebih banyak
produk.
Pada industri kimia, reaktor alir pipa digunakan untuk berbagai macam
proses. Gambar di bawah ini merupakan salah satu jenis pipa reaktor alir pipa
jenis flocculator yang digunakan pada proses water treatment.
9
Gambar 2.5 PFR pipe flocculator
10
Gambar 2.6 Konsentrasi produk meningkat sepanjang perjalanan dalam reaktor
11
Di dalam reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama
sehingga waktu tinggal (τ) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang
mengalir melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir
sepanjang reaktor alir pipa, fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan
dalam arah axial (dari arah depan atau belakang). Setiap plug dengan volume
berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batch
reaktor) dimana plug mengalir turun melalui pipa reaktor ini.
Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran piston atau reaktor
aliran turbular. Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa,
dimana pemecahan persamaan tersebut dapat diselesaikan jika boundary
condition diketahui. Model reaktor alir pipa digunakan untuk berbagi jenis fluida,
seperti: cairan, gas, dan slurry. Walaupun aliran turbulen dan difusi aksial
menyebabkan pencampuran arah axial pada berbagai reaktor namun pada reaktor
alir pipa kondisi ini memiliki efek yang kecil dan diabaikan. Pada kasus model
reaktor alir pipa yang paling sederhana, beberapa asumsi pokok harus dibuat
untuk menyederhanakan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua
asumsi ini perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.
Model reaktor alir pipa dapat digunakan pada reaksi lipat ganda (multiple
reaction) serta reaksi yang melibatkan perubahan suhu, tekanan dan densitias
fluida. Walaupun kerumitan ini diabaikan, namun selalu relevan dalam proses
industri. Adapun asumsi yang digunakan pada model reaktor ini sebagai berikut:
3. Densitas fluida konstan (untuk cairan dan juga berlaku untuk gas yang
tidak mengalami penurunan tekanan, perubahan mol dan perubahan
temperatur).
12
7. Kecepatan pengadukan ke arah radial berlangsung sangat cepat sehingga
pada setiap penampang pipa R, T,P dan komposisi fluida selalu uniform
(seragam), dan perbedaan terjadi di sepanjang pipa R
9. Fluida dalam fasa gas berlangsung pada tekanan tetap dan fluida dalam
fasa cair berlangsung pada volume dan tekanan tetap
Secara umum ada dua tipe reaktor yang digunakan pada industri kimia
yaitu Continous Stirred Tank Reaktor (CSTR) dan Plug Flow Reaktor (PFR)
dimana masing-masing reaktor ini memiliki perbedaan dalam mekanisme kerja
alat. Perbedaannya terletak pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen
yang terlibat dalam reaksi. CSTR adalah model reaktor berupa tangki
berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat
sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar
konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada
reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair atau reaksi
antara cair dan gas dengan katalis cair.
Untuk reaksi heterogen, misalnya antara bahan baku gas dengan katalis
padat umumnya menggunakan model reaktor alir pipa. Reaktor alir pipa mirip
saringan air dari pasir. Katalis diletakkan pada suatu pipa lalu dari sela-sela katalis
dilewatkan bahan baku seperti air melewati sela-sela pasir pada saringan. Asumsi
yang digunakan adalah tidak ada perbedaan konsentrasi tiap komponen yang
terlibat di sepanjang arah jari-jari pipa.
13
Tabel 2.1 Perbedaan PFR dan CSTR
PFR CSTR
1. Reaksi heterogen, misalnya 1. Reaksi homogen, di mana
antara bahan baku gas dengan semua bahan baku dan
katalis padat menggunakan katalisnya berfasa cair, atau
model PFR. PFR mirip saringan reaksi antara cair dan gas
air dari pasir. dengan katalis cair reaktor
2. Katalis diletakkan pada suatu model berupa tangki
pipa lalu dari sela-sela katalis berpengaduk.
dilewatkan bahan baku seperti 2. Diasumsikan pengaduk yang
air melewati sela-sela pasir pada bekerja dalam tangki sangat
saringan. sempurna sehingga konsentrasi
3. Asumsi yang digunakan adalah tiap komponen dalam reaktor
tidak ada perbedaan konsentrasi seragam sebesar konsentrasi
tiap komponen yang terlibat di aliran yang keluar dari reaktor.
sepanjang arah jari-jari pipa.
14
Gambar 2.7 Hubungan temperatur dalam Plug Flow Reactor (PFR)
15
Pada reaktor alir pipa, reaktan diinjeksikan ke dalam lintasan tengah,
sementara itu gas inert disalurkan melalui dinding pipa. Kita berasumsi bahwa
hanya pada dasar pipa terdapat endapan, akibat kondisi pipa yang panas.
Jika cairan bergerak melewati pipa atau saluran besar dengan bilangan
Renolds yang cukup besar, maka tidak ada variasi kecepatan aksial di sepanjang
pipa. Dengan asumsi fluida yang mengalir di sepanjang reaktor alir pipa inilah
maka dikenal sebagai aliran plug flow dimana tidak ada kemiringan konsentrasi
atau temperatur di koordinat radial.
Karena kecepatan gas adalah sama dimana-mana maka terjadi jalur arus
secara konveksi dan difusi dengan arah yang berbeda. Transport sepanjang jalur
arus terjadi akibat konveksi, sementara sepanjang tegak lurus arus terjadi akibat
difusi. Setelah melalui proses pemanasan , kemudian produk yang diinginkan
akan keluar menuju exhaust.
Berbeda dari CSTR, umpan steril pada reaktor alir pipa secara otomatis
menunjukkan konsentrasi nol biommasa pada aliran plug flow yang mencegah
sebagian fluida berpindah sepanjang pipa. Satu cara untuk mencegah masalah ini
adalah dengan mendaur ulang kembali (recycle) aliran dengan cara aliran yang
masuk disuntik sebelum memasuki pipa.
Untuk reaksi tunggal dengan kinetika biasa, reaktor alir pipa memiliki
konversi substrat yang tinggi dan konsentrasi produk tinggi daripada CSTR untuk
volume setara. Kebalikannya jika kinetikanya merupakan autocatalytic (laju reaksi
yang tinggi seiring dengan berkurang konsentrasi substrat). Untuk proses
mikrobial, reaktor alir pipa biasanya terdiri dari effluent konsentrasi produk yang
besar. Tetapi syaratnya adalah inokulasi secara terus-menerus dan sulit pada
16
proses pertukaran gas. Untuk pertumbuhan eksponensial mikrobial, CSTR lebih
efisien daripada reaktor alir pipa.
17
BAB III
NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20