Anda di halaman 1dari 21

TUGAS AZAS TEKNIK KIMIA - II

PLUG FLOW REACTOR (PFR)

Oleh :
KELOMPOK 2
NURHAYATI (1707165380)
SHOFI QONITANNISA (1707165407)
RICFAN ANGGRIAWAN (1707165416)
ANNISA APRILYA PUTRI (1707165453)
DYNNA ARDILA (1707165522)
WAHYU SYAHPUTRA (1707165961)

DOSEN PENGAMPU : SYELVIA PUTRI UTAMI, S.T, M.Eng.

TEKNIK KIMIA S1 NON REGULER


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang
membahas tentang Plug Flow Reactor ini dengan baik dan tepat waktu. Makalah
ini dibuat atas dasar tugas bagi mahasiswa Teknik Kimia S1 Non Reguler
Semester 2 mata kuliah Azas Teknik Kimia.
Dalam penulisan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Syelvia Putri Utami, S.T, M.Eng. selaku Dosen Pengampu mata kuliah Azas
Teknik Kimia 2 yang telah memberikan tugas ini sehingga penulis dapat lebih
memahami tentang Reaktor khususnya Plug Flow Reactor .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa mendatang.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, Mei 2018

Kelompok 2
- Nurhayati
- Shofi Qonitannisa
- Ricfan Anggiawan
- Annisa Aprilya Putri
- Dynna Ardilla
- Wahyu Syahputra

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................1

2
DAFTAR GAMBAR

3
BAB I

4
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu reaktor yang mekanismenya cukup sederhana dibandingkan


dengan reaktor-reaktor yang digunakan pada industry kimia adalah reaktor alir
pipa. Model reaktor alir pipa (RAP) atau plug flow reaktor (PFR) merupakan
reaktor di mana reaksi kimia berlangsung secara kontinu sepanjang sistem aliran.
Reaktor alir pipa ini digunakan untuk memperkirakan sifat-sifat reaktor kimia
sehingga variable kunci reaktor seperti dimensi reaktor bisa dihitung.
Reaktor ini memiliki karakteristik dalam mekanisme reaksi. Pada
umumnya karakteristik reaktor alir pipa pada kondisi ideal yaitu:
1. Reaktor ini biasanya berupa tube (tabung) yang bereaksi dengan aliran
fluida
2. Diasumsikan tidak terjadi pengadukan (mixing)
3. Aliran plug merupakan jenis aliran yang terjadi pada reaktor ini (reaktor
alir)
4. Sebagian besar mixing dari jenis reaktor ini beroperasi pada level
intermediet
5. Pencampuran sempurna dalam dimensi radial (konsentrasi seragam)
6. Tidak ada pencampuran (mixing) pada aliran aksial atau tidak terjadi
dispersi aksial (aliran terpisah)
1.2 Tujuan

Makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan dan informasi tentang


reaktor alir pipa baik dari segi operasi hingga aplikasinya di industri kimia serta
menjelaskan tentang salah satu contoh perthitungan reactor alir pipa pada tugas
rancangan pabrik. Selain itu makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Azas Teknik Kimia 2.

BAB II

5
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaktor

Reaktor adalah suatu alat yang berperan sebagai tempat terjadinya suatu
reaksi, baik itu reaksi kimia atau reaksi nuklir dan bukan terjadi secara fisika.
Terjadinya reaksi ini, membuat suatu bahan berubah ke bentuk lainnya,
perubahannya ada yang terjadi secara sendirinya atau bisa juga dengan bantuan
energi seperti panas. Menurut Hidayatullah Ahmad (2015) secara umum reaktor
dibagi menjadi dua jenis yaitu reaktor nuklir dan reaktor kimia. Reaktor nuklir
adalah suatu alat untuk mengendalikan reaksi fisi berantai dan sekaligus menjaga
kesinambungan reaksi fisi tersebut dan reaktor kimia adalah alat yang dirancang
sebagai tempat terjadinya reaksi kimia untuk mengubah bahan baku menjadi
produk.
Pada pembuatan reaktor kimia harus memastikan bahwa reaksi
menghasilkan efisiensi yang paling tinggi ke arah produk keluaran yang
diinginkan, agar industri yang membuat reaktor dapat meminimalisir biaya
operasional untuk memproleh produk yang maksimal.

2.1.1 Faktor dalam Pemilihan Jenis Reaktor

Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan dipengaruhi oleh beberapa


faktor, antara lain :
a) Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
b) Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi
samping
c) Kapasitas produksi
d) Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
e) Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup
untuk perpindahan panas

2.1.2 Tujuan dalam Memilih Jenis Reaktor


Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis,
keselamatan, dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Berikut

6
ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis
reaktor tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
2.1.3 Beberapa Parameter yang Memengaruhi Rancangan Reaktor

Dalam merancang suatu reaktor perlu diperhatikan parameter-parameter


tertentu agar reaktor yang dibangun dapat memenuhi unjuk kerja yang diharapkan.
Parameter nya antara lain:
a) Waktu tinggal
b) Volum (V)

c) Temperatur (T)

d) Tekanan (P)

e) Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, …,Cn

f) Koefisien perpindahan panas (h, U)


Pada dasarnya dalam merancang reaktor perlu diperhatikan faktor neraca
massa dan energinya. Secara garis besar umumnya reaktor dianggap ideal atau
beroperasi dalam keadaan steady state, dengan kata lain besarnya massa yang
masuk akan sama dengan massa yg keluar ditambah akumulasi.

2.2 Reaktor Alir Pipa (Plug Flow Reactor)

7
Reaktor Alir Pipa atau Plug Flow Reaktor (PFR) merupakan suatu reaktor
berbentuk pipa yang beroperasi secara kontinyu. Dalam PFR selama operasi
berlangsung bahan baku dimasukkan terus menerus dan produk reaksi akan
dikeluarkan secara terus menerus sehingga tidak terjadi pencampuran ke arah
aksial dan semua molekul mempunyai waktu tinggal di dalam reaktor sama besar.
Gambar 2.1. Reaktor PFR
Seluruh reaktan masuk melalui bagian inlet reaktor, semua perhitungan
dalam merancang PFR harus dengan asusmsi bahwa tidak terjadi back mixing,
downstream, dan upstream. PFR memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding
CSTR pada volume yang sama. Reaktor PFR dapat disusun secara seri maupun
paralel seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.2. PFR seri

Gambar 2.3. PFR Paralel

PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal
yang panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun,

8
sementara untuk yang dipasang paralel tujuan yakni meningkatkan kapasitas
produksi dengan konversi yang sama.
PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa
cair. Umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari unsur-unsur penyususnnya,
dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulful trioksida.

2.2.1 Prinsip Kerja Alat

Reaktor alir pipa merupakan reaktor di mana cairan bereaksi dan mengalir
dengan cara melewati tube (tabung) dengan kecepatan tinggi, tanpa terjadi
pembentukan arus putar pada aliran cepat. Reaktor alir pipa pada hakikatnya
hampir sama dengan pipa dan relatif cukup mudah dalam perancangannya.
Reaktor ini biasanya dilengkapi dengan selaput membran untuk menambah
yield produk pada reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga
keseimbangan dalam reaktor secara kontinu bergeser membentuk lebih banyak
produk.

Gambar 2.4 Reaktor PFR dan Selaput Membran

Pada industri kimia, reaktor alir pipa digunakan untuk berbagai macam
proses. Gambar di bawah ini merupakan salah satu jenis pipa reaktor alir pipa
jenis flocculator yang digunakan pada proses water treatment.

9
Gambar 2.5 PFR pipe flocculator

Pada umumnya reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator. Seperti


sebagian besar reaksi pada industri kimia, reaksinya membutuhkan katalisator
secara signifikan pada suhu layak (standar). Dalam RAP, satu atau lebih reaktan
dipompakan ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang digunakan pada reaktor
ini adalah reaksi fasa gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga
semakin panjang pipa maka konversi yield akan semakin tinggi. Namun tidak
mudah untuk menaikkan konversi karena di dalam RAP konversi terjadi secara
gradien. Pada awalnya kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah
panjang pipa tertentu atau pipa bertambah panjang maka jumlah reaktan akan
berkurang dan kecepatan reaksi berlangsung lebih lambat dan akan semakin
lambat seiring panjangnya pipa. Artinya, untuk mencapai konversi 100% panjang
pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.

10
Gambar 2.6 Konsentrasi produk meningkat sepanjang perjalanan dalam reaktor

Beberapa hal penting dalam reaktor alir pipa adalah:

1. Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran


(mixing) dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.

2. Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik


masukan dimana katalisator ini diharapkan dapat mengoptimalkan reaksi
dan terjadi penghematan.

3. Umumnya RAP memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan dengan


reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dalam volume yang sama.
Artinya, dengan waktu tinggal yang sama reaktor alir pipa memberikan
hasil yang lebih besar dibandingkan RATB.

11
Di dalam reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama
sehingga waktu tinggal (τ) sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang
mengalir melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir
sepanjang reaktor alir pipa, fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan
dalam arah axial (dari arah depan atau belakang). Setiap plug dengan volume
berbeda dinyatakan sebagai kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batch
reaktor) dimana plug mengalir turun melalui pipa reaktor ini.

Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran piston atau reaktor
aliran turbular. Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa,
dimana pemecahan persamaan tersebut dapat diselesaikan jika boundary
condition diketahui. Model reaktor alir pipa digunakan untuk berbagi jenis fluida,
seperti: cairan, gas, dan slurry. Walaupun aliran turbulen dan difusi aksial
menyebabkan pencampuran arah axial pada berbagai reaktor namun pada reaktor
alir pipa kondisi ini memiliki efek yang kecil dan diabaikan. Pada kasus model
reaktor alir pipa yang paling sederhana, beberapa asumsi pokok harus dibuat
untuk menyederhanakan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua
asumsi ini perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.

Model reaktor alir pipa dapat digunakan pada reaksi lipat ganda (multiple
reaction) serta reaksi yang melibatkan perubahan suhu, tekanan dan densitias
fluida. Walaupun kerumitan ini diabaikan, namun selalu relevan dalam proses
industri. Adapun asumsi yang digunakan pada model reaktor ini sebagai berikut:

1. Aliran plug (plug flow)

2. Keadaan steady state

3. Densitas fluida konstan (untuk cairan dan juga berlaku untuk gas yang
tidak mengalami penurunan tekanan, perubahan mol dan perubahan
temperatur).

4. Diameter pipa konstan

5. Reaksi tunggal (single reaction)

6. Zat mengalir di dalam pipa dengan distribusi kecepatan datar

12
7. Kecepatan pengadukan ke arah radial berlangsung sangat cepat sehingga
pada setiap penampang pipa R, T,P dan komposisi fluida selalu uniform
(seragam), dan perbedaan terjadi di sepanjang pipa R

8. Setiap partikel fluida yg mengalir mempunyai waktu tinggal sama

9. Fluida dalam fasa gas berlangsung pada tekanan tetap dan fluida dalam
fasa cair berlangsung pada volume dan tekanan tetap

2.2.2 Perbedaan CSTR dengan Reaktor Alir Pipa

Secara umum ada dua tipe reaktor yang digunakan pada industri kimia
yaitu Continous Stirred Tank Reaktor (CSTR) dan Plug Flow Reaktor (PFR)
dimana masing-masing reaktor ini memiliki perbedaan dalam mekanisme kerja
alat. Perbedaannya terletak pada dasar asumsi konsentrasi komponen-komponen
yang terlibat dalam reaksi. CSTR adalah model reaktor berupa tangki
berpengaduk dan diasumsikan pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat
sempurna sehingga konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar
konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada
reaksi homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair atau reaksi
antara cair dan gas dengan katalis cair.

Untuk reaksi heterogen, misalnya antara bahan baku gas dengan katalis
padat umumnya menggunakan model reaktor alir pipa. Reaktor alir pipa mirip
saringan air dari pasir. Katalis diletakkan pada suatu pipa lalu dari sela-sela katalis
dilewatkan bahan baku seperti air melewati sela-sela pasir pada saringan. Asumsi
yang digunakan adalah tidak ada perbedaan konsentrasi tiap komponen yang
terlibat di sepanjang arah jari-jari pipa.

Reaktor alir pipa mempunyai ketinggian volumetrik pada unit konversi,


dapat digunakan pada jangka waktu yang lama dan kecepatan transfer panas dapat
dioptimasikan dengan menggunakan banyak tube tipis atau sedikit tube yang lebih
tebal yang disusun sejajar. Kerugian reaktor alir pipa ini adalah suhu yang sangat
tinggi pada pipa yang dapat menghasilkan kemiringan suhu yang tidak diinginkan
sehingga pemeliharaan reaktor alir pipa juga lebih mahal daripada pemeliharaan
CSTR.

13
Tabel 2.1 Perbedaan PFR dan CSTR
PFR CSTR
1. Reaksi heterogen, misalnya 1. Reaksi homogen, di mana
antara bahan baku gas dengan semua bahan baku dan
katalis padat menggunakan katalisnya berfasa cair, atau
model PFR. PFR mirip saringan reaksi antara cair dan gas
air dari pasir. dengan katalis cair reaktor
2. Katalis diletakkan pada suatu model berupa tangki
pipa lalu dari sela-sela katalis berpengaduk.
dilewatkan bahan baku seperti 2. Diasumsikan pengaduk yang
air melewati sela-sela pasir pada bekerja dalam tangki sangat
saringan. sempurna sehingga konsentrasi
3. Asumsi yang digunakan adalah tiap komponen dalam reaktor
tidak ada perbedaan konsentrasi seragam sebesar konsentrasi
tiap komponen yang terlibat di aliran yang keluar dari reaktor.
sepanjang arah jari-jari pipa.

Dalam aplikasinya, reaktor alir pipa digunakan pada reaksi:


a. Reaksi skala besar
b. Reaksi cepat
c. Reaksi homogen atau heterogen
d. Reaksi kontinu
e. Reaksi pada temperatur tinggi

14
Gambar 2.7 Hubungan temperatur dalam Plug Flow Reactor (PFR)

Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian Reaktor Alir Pipa

Keuntungan reaktor alir pipa Kerugian reaktor alir pipa


1. Lebih mudah untuk dikontrol 1. Harga alat dan biaya instalasi
dibandingkan batch tinggi.
2. Lebih mudah dalam perawatan 2. Memerlukan waktu untuk
3. Terdapat baffle yang berguna mencapai kondisi steady state.
mengurangi vorteks 3. Untuk reaksi eksotermis
4. Biaya operasi lebih murah kadang-kadang terjadi “Hot
5. Konversi per volume lebih Spot” (bagian yang suhunya
besar dari reaktor batch sangat tinggi) pada tempat
pemasukan. Sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada
dinding reaktor.
4. Karena tidak ada pengadukan
sukar untuk mengatur suhu
2.2.3 Sistem Pengoperasian Reaktor

15
Pada reaktor alir pipa, reaktan diinjeksikan ke dalam lintasan tengah,
sementara itu gas inert disalurkan melalui dinding pipa. Kita berasumsi bahwa
hanya pada dasar pipa terdapat endapan, akibat kondisi pipa yang panas.

Gambar 2.8 Aliran fluida pada reaktor alir pipa

Jika cairan bergerak melewati pipa atau saluran besar dengan bilangan
Renolds yang cukup besar, maka tidak ada variasi kecepatan aksial di sepanjang
pipa. Dengan asumsi fluida yang mengalir di sepanjang reaktor alir pipa inilah
maka dikenal sebagai aliran plug flow dimana tidak ada kemiringan konsentrasi
atau temperatur di koordinat radial.

Karena kecepatan gas adalah sama dimana-mana maka terjadi jalur arus
secara konveksi dan difusi dengan arah yang berbeda. Transport sepanjang jalur
arus terjadi akibat konveksi, sementara sepanjang tegak lurus arus terjadi akibat
difusi. Setelah melalui proses pemanasan , kemudian produk yang diinginkan
akan keluar menuju exhaust.

Berbeda dari CSTR, umpan steril pada reaktor alir pipa secara otomatis
menunjukkan konsentrasi nol biommasa pada aliran plug flow yang mencegah
sebagian fluida berpindah sepanjang pipa. Satu cara untuk mencegah masalah ini
adalah dengan mendaur ulang kembali (recycle) aliran dengan cara aliran yang
masuk disuntik sebelum memasuki pipa.

Untuk reaksi tunggal dengan kinetika biasa, reaktor alir pipa memiliki
konversi substrat yang tinggi dan konsentrasi produk tinggi daripada CSTR untuk
volume setara. Kebalikannya jika kinetikanya merupakan autocatalytic (laju reaksi
yang tinggi seiring dengan berkurang konsentrasi substrat). Untuk proses
mikrobial, reaktor alir pipa biasanya terdiri dari effluent konsentrasi produk yang
besar. Tetapi syaratnya adalah inokulasi secara terus-menerus dan sulit pada

16
proses pertukaran gas. Untuk pertumbuhan eksponensial mikrobial, CSTR lebih
efisien daripada reaktor alir pipa.

17
BAB III
NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

18
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

19
DAFTAR PUSTAKA

20

Anda mungkin juga menyukai