LAPORAN PRAKTIKUM
PILOT PLANT
REAKTOR ALIR PIPA
DISUSUN OLEH :
NAMA/NIM
JENJANG
KELAS
KELOMPOK
: 1. Mira Homsatun
2. Atika Asmudiyati
3. Siti Fitriya
4. Charles Tandialla
: D-3
: VI-B
: IV (EMPAT)
BAB I
PENDAHULUAN
Reaktor Kimia
Reaktor kimia adalah suatu alat tempat terjadinya reaksi kimia atau reaksi suatu
bahan mentah menjadi bahan yang lebih bermanfaat. Reaktor dapat didefinisikan
sebagai tempat berlangsungnya suatu proses atau reaksi kimia. Bahan-bahan yang
diperlukan dimasukkan kedalam reaktor, kemudian dicampur, dipanaskan,
didinginkan, ditekan, disuling dan lain-lannya agar menghasilkan reaksi kimia yang
diinginkan. Tempat atau bejana ini harus dikonstruksi sedemikian rupa sehingga
mampu menahan tekanan sewaktu dihampakan, mampu menahan tekanan tinggi
maupun temperature rendah atau tinggi.
Rancangan dari reaktor ini tergantung dari banyak variabel yang dapat dipelajari
di teknik kimia. Perancangan suatu reaktor kimia harus mengutamakan efisiensi
kinerja reaktor, sehingga didapatkan hasil produk dibandingkan masukan (input)
yang lebih besar dengan biaya yang minimum, baik itu biaya modal maupun operasi.
Tentu saja faktor keselamatan pun tidak boleh dikesampingkan. Biaya operasi
biasanya termasuk bearnya energi yang akan diberikan atau diambil, harga bahan
baku, upah operator, dll. Perubahan energi didalam suatu reaktor kimia bisa karena
1.2.2
Jenis-Jenis Reaktor
Berikut adalah beberapa jenis-jensi reaktor :
a. Berdasarkan bentuknya
1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga
komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai
untuk proses Batch, semi Batch, dan proses alir. ( Irfani, 2011).
2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.
Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam
pipa dengan arah sejajar sumbu pipa (Irfani, 2011).
b. Berdasarkan prosesnya
1. Reaktor Batch
Reaktor Batch adalah tempat terjadinya suatu reaksi kimia tunggal, yaitu
reaksi yang berlangsung dengan hanya satu persamaan laju reaksi yang
berpasangan dengan persamaan kesetimbangan dan stokiometri. Reaktor batch
ini biasanya untuk produksi berkapasitas kecil misalnya dalam proses pelarutan
padatan, pencampuran produk, reaksi kimia, Batch distillation, kristalisasi,
ekstraksi cair-cair, polimerisasi, fermentasi dan farmasi.
Beberapa ketetapan penggunaan Reaktor Batch yaitu selama reaksi
berlangsung tidak terjadi perubahan temperatur dan pengadukkan dilakukan
dengan sempurna, konsentrasi disemua titik dalam Reaktor adalah sama atau
homogen pada waktu yang sama. (Krismitro dkk, 2011).
Menurut Irfani (2011) Reaktor batch memiliki keuntungan dan kerugian
yaitu:
a. Keuntungan Reaktor Batch:
- Lebih murah dibanding reaktor alir
- Lebih mudah pengoperasiannya
- Lebih mudah dikontrol
b.
Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan
kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.
a. Keuntungan
- Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi
yang sama
b. Kerugian
- Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
- Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
- Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi Hot Spot (bagian yang
suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan
kerusakan pada dinding reaktor (Irfani, 2011).
iii. Reaktor semi Batch
Biasanya berbentuk tangki berpengaduk, cara pengoprasiannya dengan
memasukkan sebagian zat pereaksi kedalam Reaktor dan sisanya dimasukkan
secara kontinyu kedalam Reaktor, sedang hasilnya dapat dikeluarkan secara
kontinyu maupun secara Batch hingga diperoleh konversi yang diinginkan
(Irfani, 2011).
Adapun proses yang terjadi pada Reaktor adalah sebagai berikut:
i. Proses Batch
Pada proses ini semua bahan-bahan yang diperlukan untuk reaksi di
masukkan dan dicampur dalam reaktor. Campuran berada selama waktu
reaksi didalam reaktor. Selain itu seluruh massa reaksi yang terjadi dari
produk reaksi yang terbentuk, bahan baku reaksi, bahan pelarut, katalisator,
dan produk samping dikeluarkan dari reaktor dan diolah.
ii. Proses Kontinyu
Pada reaktor Kontinyu proses operasi berlangsung kontunyu.
Komponen-komponen sama dengan komponen yang lainnya dimasukkan
secara kontinyu kedalam reaktor. Pada proses kontinyu baik produk
maupun umpan yang masuk dan yang keluar dialirkan secara kontinyu dan
kondisi operasi seperti tekanan, temperatur, laju alir, dan pengisian dalam
reaktor harus dipertahankan tetap/konstan.
iii. Proses Semikontinyu
Pada reaksi kimia banyak digunakan reaktor yang mempunyai baik
proses bacth atau kontinyu. Operasi kontinyu terjadi apabila suatu reaksi
terdapat bagian yang mempunyai berat jenis berbeda dimana berat seluruh
bagian yang lebih ringan ditambah (kembali dikeluarkan) secara kontinyu.
1.2.3
relatif
cukup
mudah
dalam
perancangannya.
Reaktor
ini
biasanya dilengkapi dengan selaput membran untuk menambah yield produk pada
reaktor. Produk secara selektif ditarik dari reaktor sehingga
keseimbangan
Pada umumnya reaktor alir pipa dilengkapi dengan katalisator. Seperti sebagian
besar reaksi pada industry kimia, reaksinya membutuhkan katalisator secara
signifikan pada suhu layak (standar). Dalam RAP, satu atau lebih reaktan dipompakan
ke dalam suatu pipa. Biasanya reaksi yang digunakan pada reaktor ini adalah
reaksi fasa gas. Reaksi kimia berlangsung sepanjang pipa sehingga semakin panjang
pipa maka konversi yield akan semakin tinggi. Namun tidak mudah untuk menaikkan
konversi karena di dalam RAP konversi terjadi secara gradien. Pada awalnya
kecepatan reaksi berlangsung secara cepat namun setelah panjang pipa tertentu atau
pipa bertambah panjang maka jumlah reaktan akan berkurang dan kecepatan reaksi
berlangsung lebih lambat dan akan semakin lambat seiring panjangnya pipa. Artinya,
untuk mencapai konversi 100% panjang pipa yang dibutuhkan adalah tak terhingga.
Beberapa hal penting dalam reaktor alir pipa adalah:
1. Perhitungan dalam model RAP mengasumsikan tidak terjadi pencampuran
(mixing) dan reaktan bergerak secara aksial bukan radial.
2. Katalisator dapat dimasukkan melalui titik yang berbeda dari titik masukan dimana
katalisator ini diharapkan dapat mengoptimalkan reaksi dan terjadi penghematan.
3. Umumnya RAP memiliki konversi yang lebih besar dibandingkan dengan reaktor
alir tangki berpengaduk (RATB) dalam volume yang sama. Artinya, dengan waktu
tinggal yang sama reaktor alir pipa memberikan hasil yang lebih besar
dibandingkan RATB.
Di dalam reaktor alir pipa, fluida mengalir dengan perlakuan yang sama sehingga
waktu tinggal () sama untuk semua elemen fluida. Fluida sejenis yang mengalir
melalui reaktor ideal ini disebut dengan plug. Saat plug mengalir sepanjang reaktor
alir pipa, fluida bercampur sempurna dalam arah radial bukan dalam arah axial (dari
arah depan atau belakang). Setiap plug dengan volume berbeda dinyatakan sebagai
kesatuan yang terpisah-pisah (hampir seperti batch reaktor) dimana plug mengalir
turun melalui pipa reaktor ini.
Reaktor alir pipa juga dikenal sebagi reaktor aliran piston atau reaktor aliran
turbular. Reaktor-reaktor tersebut memiliki persamaan diferensial biasa, dimana
pemecahan
persamaan
tersebut
dapat
diselesaikan
jika
boundary
condition diketahui.Model reaktor alir pipa digunakan untuk berbagi jenis fluida,
seperti: cairan, gas, dan slurry. Walaupun aliran turbulen dan difusi aksial
menyebabkan pencampuran arah axial pada berbagai reaktor namun pada reaktor alir
pipa kondisi ini memiliki efek yang kecil dan diabaikan. Pada kasus model reaktor
alir pipa yang paling sederhana, beberapa asumsi pokok harus dibuat untuk
menyederhanakan masalah ini. Perlu diperhatikan bahwa tidak semua asumsi ini
perlu, namun pemindahan asumsi ini menambah kerumitan masalah.
Model reaktor alir pipa dapat digunakan pada reaksi lipat ganda (multiple reaction)
serta reaksi yang melibatkan perubahan suhu, tekanan dan densitias fluida. Walaupun
kerumitan ini diabaikan, namun selalu relevan dalam proses industri. Adapun asumsi
yang digunakan pada model reaktor ini sebagai berikut:
1. Aliran plug (plug flow)
2. Keadaan steady state
3. Densitas fluida konstan (untuk cairan dan juga berlaku untuk gas yang tidak
mengalami penurunan tekanan, perubahan mol dan perubahan temperatur).
4. Diameter pipa konstan
5. Reaksi tunggal (single reaction)
6. Zat mengalir di dalam pipa dengan distribusi kecepatan datar
1.2.4
Input A, (mol/waktu) = FA
Ouput A, (mol/waktu) = FA + d FA
Jumlah mol A yang hilang setelah bereaksi = (-rA)dV
=(
Dimasukan ke persamaan, maka diperoleh persamaan,
) x d VA
=
FAO
Atau
= 0
=
=
Pada umumnya pernyataan untuk Flug Flow Reaktor, seandainya feed atau umpan
adalah dasar, subscript 0, masuk ke reaktor di konversi sebagian, subscript i, dan
kemudian konversi ditunjukan dengan subscript f, maka persamaannya menjadi,
=
=
0
0.
= 0
=
=
1.2.5
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Ia digunakan di berbagai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses produksi
bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah
basa yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Natrium hidroksida
murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran
ataupun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan menyerap
karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas
ketika dilarutkan. Ia juga larut dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH
dalam kedua cairan ini lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil
eter dan pelarut non-polar lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan
noda kuning pada kain dan kertas. Sifat fisik Natrium hidroksida (NaOH) :
- Berbentuk putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun
larutan jenuh 50%.
- Bersifat lembab cair
- Secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
- Sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan.
- Larut dalam etanol dan metanol
- Tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar lainnya
- Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur.
- NaOH membentuk basa kuat bila dilarutkan dalam air
- Densitas NaOH adalah 2,1
- Senyawa ini sangat mudah terionisasi membentuk ion natrium dan hidroksida
(Anonim, 2013)
1.2.6
1.2.7 Hubungan Konversi Terhadap Waktu Pada Reaksi Dengan Kecepatan Tertentu
Persamaan hubungan konversi atau konsentrasi suatu bahan dalam reaktor dengan
waktu reaksi dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa dalam reaktor yang
digunakan. Misalkan suatu larutan A dengan konsentrasi CA0 gmol/L dalam reaktor
batch dengan volume larutan V L bereaksi membentuk B dengan persamaan reaksi
A B, reaksi merupakan reaksi order 1 dengan kecepatan reaksi rA= kCA, maka dapat
dibuat persamaan hubungan konversi dengan waktu menggunakan neraca massa pada
reaktor batch :
Kecepatan
bahan masuk
kecepatan
= Kecepatan
bahan keluar
0 0 kC AV
bahan bereaksi +
dC AV
dt
akumulasi
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. .(1.20)
0 0 kC AV
0 0 kC A
CA
CA0
VdCA
. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . .(1.21)
dt
dC A
dt
t
dC A
kdt
CA
0
ln
. . . . . . . . . . . . . (1.22)
CA
kt
C A0
CA
e kt
C A0
Jadi persamaan hubungan konsentrasi A dengan waktu :
C A C A0 e kt . . . . . . . . . .
. . .. . . . . .(1.23)
Dengan persaman ini dapat diketahui konsentrasi A (CA) pada setiap saat. Atau bisa
dinyatakan hubungan antara konversi dengan waktu :
. .. . (1.25)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (1.26)
BAB II
METODOLOGI
2.2 ProsedurKerja
2.2.1 Kalibrasi Pompa
a. Memasukkan bahan ke dalam reactor NaOH dan CH3COOC2H5
b. Menghidupkan pompa I (NaOH)
c. Mengatur skala pompa pada skala 200
d. Menampung air keluaran tangki pada gelas ukur 25 ml sebanyak 25 ml
e. Mencatat waktu dari awal umpan keluar sampai volume 25 ml
f. Melakukan hal yang sama untuk skala pompa 400, 600, 800 dan 10000
g. Membuat grafik debit (Q) sumbu Y dan speed pompa X. Dibuat dalam satu grafik
pompa I dan pompa II
h. Mengulang hal yang sama untuk kalibrasi pompa CH3COOC2H5
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
Skala
Pompa
200
400
600
800
1000
Pompa I (NaOH)
t (detik)
Q (ml/detik)
142
0.176
48.5
0.515
28.6
0.874
22.2
1.126
15.2
1.645
Pompa II (CH3COOC2H5)
t (detik)
Q (ml/detik)
283
0.088
112
0.223
33.3
0.751
23.1
1.082
17.2
1.453
Pompa II (CH3COOC2H5)
Skala
Q (ml/detik)
297
0.176
486
0.515
686
0.874
827
1.126
1116
1.645
Volume
(ml)
0,025
0,02
0,015
0,01
0,005
Konduktivitas
Campuran NaOH dan
CH3COOC2H5
(50:50) (mS)
5,20
3,56
2,80
1,88
1,08
20
Waktu (menit)
200
5
10
15
20
25
30
35
40
45
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
5
400
600
Konduktivitas
PCT
(mS)
6.07
5.61
4.57
4.35
3.80
3.55
3.43
3.41
3.41
4.13
3.62
4.37
4.72
5.7
5.0
3.98
3.96
3.97
3.96
4.23
Konduktivitas
Pembacaan Alat
(mS)
5.75
5.20
4.28
3.89
3.36
3.24
3.11
3.11
3.11
3.61
3.26
3.61
4.11
5.15
4.54
3.66
3.46
3.46
3.46
3.64
10
15
20
25
30
5
10
15
20
25
30
35
40
45
800
4.17
4.17
4.17
4.18
4.36
4.63
4.65
4.65
4.67
4.67
4.68
4.68
4.66
4.65
3.59
3.58
3.46
3.46
3.46
3.86
3.98
4.01
4.07
4.12
4.20
4.07
4.07
4.07
(detik)
CA0 (M)
CA (M)
Xa
200
1115,0568
0,025
0,0160
0,3600
400
381,0680
0,025
0,0178
0,2880
600
224,5423
0,025
0,0178
0,2880
800
174,2895
0,025
0,0209
0,1640
F NaOH
V/F
-rA
(mol/s)
(Ls/mol)
(mol/Ls)
200
8.80E-06
4.46E+07
2.50E-09
400
2.56E-05
1.52E+07
8.00E-09
600
4.37E-05
8.98E+06
5.00E-09
800
5.63E-05
6.97E+06
6.02E-09
Log rA
Log
CA
-8.60206
-1.79588
-8.09691
-1.74958
-8.30103
-1.74958
-8.22040
-1.67985
reaksi 4,8406x10-42 dan orde reaksi yang bernilai = 2,3617 2. Hal ini sesuai
dengan teori dimana reksi penyabunan etil asetat memiliki orde reaksi 2. Pada orde reaksi
dua, kenaikan laju reaksi akan sebanding dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat dua.
Bila konsentrasi pereaksi dianikkan dua kali maka laju reaksinya akan naik menjadi empat
kali dari semula (Anonim, 2013).
Konstanta kecepatan reaksi bergantung pada komposisi dan temperatur campuran
reaksi, sedangkan tetapan konstanta kecepatan reaksi hanya bergantung pada temperatur dan
tidak bergantung pada konsentrasi pereaksi maupun produk (Atkins, 1999). Konstanta
kecepatan reaksi ini bersifat tetap, dia hanya akan berubah apabila terdapat perubahan
temperatur (Labuza, 1982). Hal inilah yang menyebabkan nilai konstanta kecepatan reaksi
yang didapatkan pada praktikum ini cukup rendah karena pada saat praktikum berlangsung
tidak menggunakan penambahan temperatur hanya menggunakan temperatur ruangan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa reaksi antara NaOH dengan CH3COOC2H5 dalam
praktikum ini adalah steady state.
Dalam praktikum ini juga diperoleh nilai konversi dimana semakin cepat laju alir
maka nilai konversi semakin kecil dan waktu tinggal semakin besar. Karena waktu tinggal
didefinisikan sebagai ratio volume reaktor terhadap kecepatan aliran yang dinyatakan dalam
volume per satuan waktu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Orde reaksi pada praktikum ini adalah 2,3617 2 dengan konstanta kecepatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Vreaktor
392,5
= 1,03 ml/s
= 381,0680 s
2. Menghitung konsentrasi NaOH mula-mula (CA0)
CA0 =
x CA0 f
0,515 /
1,03 /
x 0,05 M
= 0,025 M
3. Menghitung NaOh akhir/sisa (CA)
Persamaan garis grafik hubungan konduktivitas vs konsentrasi (CA) adalah
y = 198,4x 0,072, R2 = 0.9754
Dimana y = konduktivitas
x = konsentrasi (CA)
Untuk skala 400, Y= 3,46
CA =
3,46+0,072
198,4
= 0,0178 M
4. Menghitung NaOH yang terkonversi XA
XA =
0
0
0,0250,0178
0,025
= 0,2880
5. Menghitung FNaOH
FNaOH = CA0 f x QNaOH
= 0,05 mol/L x 0,515 mL/s x 1 L/1000 mL
= 2,58 x 10-5 mol/s
6. Menghitung V/F
0,3925
7. Menghitung rA
Cari grafik hubungan konversi vs V/F diperoleh x untuk skala 400
x = 2 1
2 1
0.290.25
= 2000000015000000
= 8x10-9
8. Menghitung konstanta kecepatan reaksi dari orde reaksi Grafik hubungan log rA vs
log CA.
y = 2,3617x 3,3151 R = 0,4055
Slope = orde reaksi (n)
= 2,3617
3
Intersep = log k
Log k = - 3,3151
k = anti log
2
k = 4,8406x10-42 .
y = 198,4x - 0,072
R = 0,9754
Konduktivitas (mS)
5,00
4,00
3,00
2,00
1,00
0,00
0
0,005
0,01
0,015
0,02
0,025
0,03
-1,78
-1,76
-1,74
-1,72
-1,7
-1,68
-8
-1,66
-8,1
-8,2
-8,3
y = 2.3617x - 3.3151
R = 0.8955
-8,4
-8,5
-8,6
-8,7
log Ca
log -rA
-1,82