I. TUJUAN
Dapat mengetahui prinsip kerja dan alur proses dari CSTR, Pack Bed Reactor dan
PFR
Dapat menjelaskan uraian proses dari masing-masing tipe reactor
Dapat menghitung kosentrasi dari data yang didapat
Dapat membuat grafik hubungan antara waktu dengan kosentarasi
Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang dapat diklasifikasikan
berdasarkan beberapa faktor, jenis-jenis reaktor ini akan di bahas lebih lanjut pada bab
berikutnya. Untuk itulah alasan pemilihan jenis reaktor yang tepat tujuan pemilihannya serta
parameter yang mempengaruhi rancangan nya untuk proses kimia tertentu perlu diketahui.
1. Faktor dalam memilih jenis reaktor
Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
a) Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
b) Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
c) Kapasitas produksi
d) Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
e) Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas
2. Tujuan dalam memilih jenis reaktor
Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis, keselamatan,
dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Berikut ini merupakan
faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis reaktor tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
Keadaan proses dalam industri terdapat tiga jenis, yakni: Batch, Semi batch, dan
Kontinyu. Berdasarkan tiga jenis proses ini juga dapat digunakan dalam membedakan jenis
reaktor yang digunakan, antara lain:
1. Reaktor batch
Reaktor jenis ini biasanya sangat cocok digunakan untuk produksi berkapasitas
kecil misalnya dalam proses pelarutan padatan, pencampuran produk, Batch distillation,
kristalisasi, ekstraksi cair-cair, farmasi dan fermentasi.
Reaktor jenis ini memiliki ciri tidak terdapat aliran inlet atau outlet selama operasi,
memiliki pengaduk untuk mencampur reaktan, dan dalam prosesnya harus berutan (tidak
dapat dilakukan bersamaan) antara mengisi bahan baku, operasi, pengeluaran produk,
cleaning, dan conditioning untuk mengolah bahan baku berikutnya.
2. Reaktor semi-batch
Reaktor semi-batch umumnya berbentuk tangki berpengaduk, cara operasinya
adalah dengan jalan memasukan sebagian zat pereaksi ke dalam reaktor, sedangkan zat
pereaksi yang lain atau sisanya dimasukan secara kontinyu ke dalam reaktor.
Ada material yang masuk selama operasi ytanpa dipindahkan. Reaktan yang masuk
bisa dihentikan, dan produk bisa dipindahkan selama operasi waktu tertentu. Tidak
beroperasi secara steady state.
Contoh paling sederhana misalnya tangki fermentor, ragi dimasukkan sekali ke
dalam tangki (secara batch) namun CO2 yang dihasilkannya dikeluarkan secara kontinyu.
Contoh lainnya adalah klorinasi, suatu reaksi cair-gas, gas digelembungkan secara
kontinyu dari dasar tangki agar bereaksi dengan cairan di tangki yang diam (batch).
Reaktor kontinyu
Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukan dan keluaran (inlet/outlet) yang
terdiri dari campuran homogen/heterogen. Reaksi kontinyu di operasikan pada kondisi
steady, dimana arus aliran masuk sama dengan arus aliran keluar.
Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu :
a) Reaktor AlirTangki Berpengaduk (RATB) atauContinous Stirred Tank
Reaktor (CSTR)
Biasanya berupa tangki berpengaduk dengan asumsi pengadukan sempurna,
konsentrasi tiap komponen dalam reactor seragam sebesar konsentrasi aliran yang
keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi homogen di mana
semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair, atau reaksi antara cair dan gas dengan
katalis cair.
Reaktor CSTR dapat disusun secara seri maupun paralel seperti yang terlihat
pada gambar berikut:
Pemasangan secara seri akan meningkatkan kemampuan konversi reaktor
CSTR, semakin banyak jumlah yang dipasang seri maka konversinya akan semakin
mendekati reaktor PFR denganh volume yang sama. Sementara pemasangan secara
paralel umumnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produsi dengan konversi
yang sama.
Kelebihan:
Kontrol temperature yang baik dapat mudah dijaga
Realtif murah dalam instalasi
Reaktor memiliki kapasitas panas yang besar
Bagian dalam reaktor dapat mudah diakses saat perawatan
Kekurangan:
Konversi reaktan menjadi produk per volume reaktor relatif kecil bila
dibandingkan dengan jenis reaktor kontinyu lainnya.
CSTR umum digunakan pada industri proses, terutama dengan reaksi homogen
fasa cair, dimana diperlukan pengadukan yang konstan.CSTR juga banyak digunakan
pada proses biologi di industri dan dikenal dengan sebutan Fermentor.
Contohnya pada industri antibiotik, dan waste water treatment. Fermentor
Mendegradasi atau menghancurkan molekul berukuran besar menjadi berukuran
lebih kecil dengan hasil samping pada umumnya adalah alkohol.
merancang PFR harus dengan asusmsi bahwa tidak terjadi back mixing,
downstream, dan upstream.PFR memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding CSTR
pada volume yang sama.
Seperti pada reaktor CSTR, reaktor PFR juga dapat disusun secara seri maupun
paralel seperti yang terlihat pada gambar berikut:
PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal yang
panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun, sementara
untuk yang dipasang paralel tujuan nya sama dengan CSTR, yakni meningkatkan
kapasitas produksi dengan konversi yang sama. PFR memiliki aplikasi yang luas,
baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa cair. Umumnya digunakan pada sintesis
amoniak dari unsur-unsur penyususnnya, dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulful
trioksida.
Keuntungannya :
Suhu konstan shg mudah dikontrol
Regenerasi bed yg mudah
Reaksinya memiliki efek panas yang tinggi
Kekurangannya :
Bisa menyebabkan keausan dinding reaktor karena gerakan bed yg terus-menerus
bergesekan dg dinding
Karena bergerak terus-menerus dan antar bed bergesekan, bisa menyebabkan partikel bed
mengecil dan terikut keluar sbg produk. Sehingga perlu ditambahkan cyclone separator.
1. Bubble Tank
Bubble Tank adalah jenis reaktor kimia yang dapat digunakan untuk mereaksikan bahan
dalam keadaan banyak fasa. Reaktor jenis ini menggunakan fluida (cairan atau gas) yang
dialirkan melalui katalis padatan (biasanya berbentuk butiran-butiran kecil) dengan kecepatan
yang cukup sehingga katalis akan terolak sedemikian rupa dan akhirnya katalis tersebut dapat
dianalogikan sebagai fluida juga.
2. Agitate Tank
Agitate Tank adalah digunakan untuk menyediakan reservoir penyimpanan untuk batch
campuran dari mixer kecepatan geser tinggi.
Tiga fungsi utama dari Agitate Tank :
1. Persamaan gelembung udara terjebak selama proses pencampuran.
2. Agitate bertindk sebagai reservoir penyimpanan untuk batch campuran yang memungkinkan
kelangsungan penyediaan dipertahankan untuk pompa.
3. Agitate dari dayung khusus bebentuk menjaga campuran dalam suspensi sebelum
pemompaan.
3. Spray Tower
Spray Tower adalah perangkat kontrol terutama digunakan untuk pengkondisian
gas ( pendingin dan pelembab ) atau untuk tahap pertama atau penghapus partikel
gas. Mereka juga digunakan di banyak gas cerombnong desulfurisasi sistem untuk
mngurangi penumpukan plugging dan skala oleh polutan.
Teori tambahan
Tangki berpengaduk adalah alat simulasi pengendalian yang bertujuan menjelaskan simulasi
prilaku dari suatu sistem pengendali untuk tangki-tangki berpengaduk yang disusun secara seri.
Salah satu hal yang penting dari pada tangki yang berpengaduk didalam penggunaanya
adalah :
1. Mempunyai bentuk yang pada umumnya digunakan yang berbentuk selinder dan bagian
bawahnya cekung.
2. Dapat dilihat dari ukurannya yaitu diameter dan tinggi tangki.
3. Kelengkapan dari suatu bejana yaitu :
- Ada atau tidaknya buffle, yang berpengaruh pada pola aliran di dalam tangki.
- Jaket atau coil pendingin/pemanas yang berfungsi sebagai pengendali suhu.
- Letak lubang pemasukan dan pengeluaran untuk proses kontinyu.
- Tutup tangki.
4. Pengaduk, biasanya zat cair diaduk dalam suatu bejana yang biasa berbentuk selinder
dengan sumbu terpasang vertical. Bagian atas bejana ini mungkin terbuka saja keudara atau
dapat pula tertutup.
Pada ujung tangki membulat maksudnya agar atau tidak terlalu banyak sudut-sudut tajam
atau daerah yang sulilt ditembus arus zat cair. Kedalam zat cair biasanya hampir sama dengan
diameter tangki, dan di dalam tangki dipasang impeller pada ujung poros yang menggantung
artinya poros itu ditumpu dari atas. Poros tersebut digerakkan oleh motor, yang kadang-kadang
dihubungkan langsung dengan poros itu.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud tergantung dari tujuan langkah
pengolahan itu sendiri. Tujuan dari pengadukan antara lain :
Tangki ini termasuk sistem tangki kontinyu untuk reaksireaksi sederhana. Berbeda
dengan sistem operasi batch di mana selama reaksi berlangsung tidak ada aliran yang masuk atau
meningggalkan sistem secara berkesinambungan, maka di dalam tangki alir (kontinyu), baik
umpam maupun produk akan mengalir secara terus menerus. Sistem seperti ini memungkinkan
kita untuk bekerja pada suatu keadaan dimana operasi berjalan secara keseluruhan daripada
sistem berada dalam kondisi stasioner. Ini berarti bahwa baik aliran yang masuk, aliran keluar
maupun kondisi operasi reaksi di dalam tangki tidak lagi berubah oleh waktu. Pengertian waktu
reaksi tidak lagi sama dengan lamanya operasi berlangsung, tetapi ekivalen dengan lamanya
reaktan berada di dalam tangki. Penyataan terakhir ini biasa disebut waktu tinggal campuran di
dalam tangki, yang besarnya ditentukan oleh laju alir campuran yang lewat serta volume tangki
di mana reaksi berlangsung.
Tangki tipe ini bisa terdiri dari satu tangki atau lebih. Biasanya tangkitangki ini
dipasang vertikal dengan pengadukan sempurna. Pengadukan pada masing-masing tangki
dilakukan secara kontinu sehingga diperoleh suatu keadaan di mana komposisi campuran di
dalam tangki benar-benar seragam. Tangki tangki ini biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi
dalam fase cair, untuk reaksi heterogen cair padat atau reaksi homogen cair- cair dan
sebagainya.
Tiga buah tangki berpengaduk yang disusun secara seri mempunyi respon berbentuk
kurva eksponensial untuk tanki pertama : tempat terjadi perubahan input, dan kurva sigmoidal
(bentuk huruf S) untuk dua tangki berikutnya. Perbedaan bentuk kurva diakibatkan oleh transfer
lag; kelembapan akibat perpindahan, yang pada akhirnya akan mencapai konstan pada titik yang
sama.
A = 0,6321 E
Dikarenakan kelambatan ini, maka suatu perubahan terhadap input akan kembali stabil setelah
waktu konstan, dengan menghitung waktu konstan maka dapat diperkirakan waktu yang
dibutuhkan oleh suatu perubahan untuk mencapai stabil suatu keadaan konstan atau stabil
sehingga pengaturan dapat sebelum perubahan tersebut disarankan oleh suatu proses atau system.
Reaktor CSTR bekerja secara kontinyu, dengan laju massa umpan sama besar denganlaju
massa keluar dari tangki. Umpan dengan konsentrasi tetap mengalir secara kontinyudapat
dipandang sebagai umpan dengan pola step.
Reaksi :
HCl+ KOH KCl+ H 2 O
KOH = 8 liter/jam
Laju alir HCl Laju alir Temperature ( C ) Waktu ( menit ) Volume titran
KOH
2 liter/jam 8 liter/jam 30 C 4 : 51 1,9 ml
2 liter/jam 8 liter/jam 30 C 4 : 51 1,8 ml
2 liter/jam 8 liter/jam 30 C 4 : 51 2 ml
a) Pembuatan bahan
Larutan HCl 0,08 N dan KOH 0,1 N dalam 10 liter aquadest.
Larutan HCl 0,08 N
x x 1000
M 1=
BM
M 1 x V 1 =M 2 x V 2
10,01 M x V 1=0,08 M x 10 L
V 1=79,9 mL
n=M x V
n=0,08 M x 1 0 L
n=0,8 mol
n=M x V
n=0,1 M x 10 L
n=1mol
b) Penentuan konsentrasi produk
NaOH : 0,1 N = 0,1 M, jika sampel dalam keadaan asam (bening)
KOH : 0,1 N = 0,1 M, jika sampel dalam keadaan basa (merah muda)
Karena produk yang didapatkan bening sehingga
n=M x V
n=0,038 M x 0,005 L
n=1mol
Neraca massa
- Secara praktikum
HCl+ KOH KCl+ H 2 O
M: 0,8 1 - -
R : 1,9 x 104
1,9 x 104 1,9 x 104
1,9 x 104
4
S : 0,7998 0,99981 1,9 x 10 1,9 x 104
input output
komponen
mol gr mol gr
HCl 0.8 29.2 0.7998 29.1927
KOH 1 56 0.99981 55.9893
1,9 x
4
KCl - - 10 0.01415
1,9 x 3,42 x
H2O - - 10
4
10
3
- Secara Teori
input output
komponen
mol gr mol gr
HCl 0.8 29.2 - -
KOH 1 56 0,2 11,2
KCl - - 0,8 59,6
H2O - - 0,8 14,4
total 85.2 85.2
TeoriPraktek
kesalahan= x 100
Teori
85,285,199
x 100
85,2
0,00117
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa:
1) CSTR merupakan gabungan dari beberapa reactor batch
2) Waktu tinggal berbanding lurus dengan hasil konversi
3) Kosentrasi pada pack bed lebih besar dibandingkan CSTR (proses batch)
4) Semakin lama waktu maka semakin kecil juga nilai konduktivitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://nirmalayahdi.blogspot.com/2013/05/rancangan-reaktor-cstr.html