REAKTOR
Disusun Oleh :
Nama : Annisa Hidayati
NIM 061940410269
Kelas : 3EGA
Dosen Pengampu : Ir. Irawan Rusnadi, M.T.
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB III
KESIMPULAN...........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1
Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis,
keselamatan, dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Berikut
ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis reaktor
tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
Pada dasarnya dalam merancang reaktor perlu diperhatikan faktor neraca massa
dan energinya. Secara garis besar umumnya reaktor dianggap ideal atau beroperasi dalam
keadaan steady state, dengan kata lain besarnya massa yang masuk akan sama dengan
massa yg keluar ditambah akumulasi.
Sementara untuk menunjang energi yang diperlukan agar terjadinya reaksi kimia
tertentu dalam reaktor, biasanya dilakukan penambahan atau pengambilan panas dari
reaktor dengan menggunakan tipe heat exchanger tertentu, antara lain:
Gambar 2. Jacket
Gambar 1. Internal
• Kelebihan:
– Kontrol temperature yang baik dapat mudah dijaga
– Realtif murah dalam instalasi
– Reaktor memiliki kapasitas panas yang besar
– Bagian dalam reaktor dapat mudah diakses saat perawatan
• Kekurangan:
5
– Konversi reaktan menjadi produk per volume reaktor relatif kecil bila
dibandingkan dengan jenis reaktor kontinyu lainnya.
PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal yang
panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun,
sementara untuk yang dipasang paralel tujuan nya sama dengan CSTR, yakni
meningkatkan kapasitas produksi dengan konversi yang sama.
PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa
cair. Umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari unsur-unsur penyususnnya,
dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulful trioksida.
9
Merupakan reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator
padat. Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila
diperlukan proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed
multitube, dimana reaktan bereaksi di dalam tube-tube yang berisi katalisator dan
pemanas/pendingin mengalir di luar tube.
3. Fluidized Bed Reactor
Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan umur
katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi, atau padatan dalam
reactor adalah reaktan yang bereaksi menjadi produk.
5. Slurry Reactor
6. Reactor ini menggunakan liquid sebagai reaktant dan solid sebagai katalis. Biasanya
terdiri dari liquid stirred tank, pada beberapa keadaan, gas sebagai reaktan juga
diembunkan melalui reaktan. Keberadaan katalis sebagai slurry membuat penambahan
dan pengambilan katalis dalam proses menjadi mudah.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.com/chemical reactor/ May 15, 2015
Levenspiel, o. Chemical Reaction Engineering, John Wiley & Son, New York, 1972
Silla, Harry. Chemical Process Engineering. Desain and Economics. Stevens Institute of
Technology. New jersey. USA 2003