Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH ALAT INDUSTRI KIMIA

REAKTOR

Disusun Oleh :
Nama : Annisa Hidayati
NIM 061940410269
Kelas : 3EGA
Dosen Pengampu : Ir. Irawan Rusnadi, M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


PROGRAM SARJANA TERAPAN (D-IV) TEKNIK
ENERGI
TAHUN 2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Definisi Reaktor Kimia.......................................................................1

1.2. Pemilihan Jenis Reaktor dan Tujuannya..............................................1

BAB II JENIS-JENIS REAKTOR KIMIA

2. 1 Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Proses................................4

2.2. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Penggunaan......................................7

2.3. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Fasa..................................................7

BAB III

3.1. Jenis Reaksi Pada Reaktor....................................................................9

3.2. Katalis Pada Reaktor...........................................................................9

KESIMPULAN...........................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Definisi Reaktor Kimia


Reaktor adalah suatu alat proses tempat di mana terjadinya suatu reaksi
berlangsung, baik itu reaksi kimia, nuklir, dan biologis, dan bukan secara fisika. Jenis
reaktor sangat beragam, karena itulah pada makalah ini hanya dibahas salah satu jenis
reaktor, yakni reaktor kimia.
Reaktor Kimia adalah segala tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran
kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Tidak
seperti skala kecil dalam tabung reaksi, reaktor ukuran komersil industri perlu
perhitungan yang teliti karena menyangkut jumlah massa dan energi yang besar.
Perbedaan antara reaktor kimia dengan reaktor nuklir adalah pada Reaktor kimia,
tidak ada perubahan massa selama reaksi dan hanya perubah dari satu bahan ke bahan
lain, sementara pada reaktor nuklir ada perubahan massa yang berubah menjadi energi
yang sangat besar.

1.2. Pemilihan Jenis Reaktor & Tujuannya


Reaktor kimia memiliki berbagai macam jenis dan bentuk yang dapat
diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, jenis-jenis reaktor ini akan di bahas lebih
lanjut pada bab berikutnya. Untuk itulah alasan pemilihan jenis reaktor yang tepat tujuan
pemilihannya serta parameter yang mempengaruhi rancangan nya untuk proses kimia
tertentu perlu diketahui.

1. Faktor dalam memilih jenis reaktor


Pemilihan jenis reaktor yang akan digunakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain :
a) Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
b) Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
c) Kapasitas produksi
d) Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
e) Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas

2. Tujuan dalam memilih jenis reaktor

1
Tujuan utama dalam memilih jenis reaktor adalah alasan ekonomis,
keselamatan, dan kesehatan kerja, serta pengaruhnya terhadap lingkungan. Berikut
ini merupakan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam memilih jenis reaktor
tertentu:
a) Mendapat keuntungan yang besar, konversi, dan efisiensi terbesar
b) Biaya produksi rendah
c) Modal kecil/volume reaktor minimum
d) Operasinya sederhana dan murah
e) Keselamatan kerja terjamin
f) Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya

3. Beberapa parameter yang memengaruhi rancangan reaktor


Dalam merancang suatu reaktor perlu diperhatikan parameter-parameter
tertentu agar reaktor yang dibangun dapat memenuhi unjuk kerja yang diharapkan.
Parameter nya antara lain:
a) Waktu tinggal
b) Volum (V)
c) Temperatur (T)
d) Tekanan (P)
e) Konsentrasi senyawa (C1, C2, C3, …,Cn
f) Koefisien perpindahan panas (h, U)

Pada dasarnya dalam merancang reaktor perlu diperhatikan faktor neraca massa
dan energinya. Secara garis besar umumnya reaktor dianggap ideal atau beroperasi dalam
keadaan steady state, dengan kata lain besarnya massa yang masuk akan sama dengan
massa yg keluar ditambah akumulasi.
Sementara untuk menunjang energi yang diperlukan agar terjadinya reaksi kimia
tertentu dalam reaktor, biasanya dilakukan penambahan atau pengambilan panas dari
reaktor dengan menggunakan tipe heat exchanger tertentu, antara lain:

Gambar 2. Jacket

Gambar 1. Internal

Gambar 3. External heat Exchanger Gambar 4. Cooling by vapour phase


BAB II
JENIS-JENIS REAKTOR KIMIA

2.1. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Keadaan Proses


1. Reaktor kontinyu
Reaktor kontinyu mempunyai aliran masukan dan keluaran (inlet/outlet) yang
terdiri dari campuran homogen/heterogen. Reaksi kontinyu di operasikan pada kondisi
steady, dimana arus aliran masuk sama dengan arus aliran keluar.
Reaktor kontinyu dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu :
a) Reaktor Alir Tangki Berpengaduk (RATB) atau Continous Stirred Tank
Reaktor (CSTR)
Biasanya berupa tangki berpengaduk dengan asumsi pengadukan
sempurna, konsentrasi tiap komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi
aliran yang keluar dari reaktor. Model ini biasanya digunakan pada reaksi
homogen di mana semua bahan baku dan katalisnya berfasa cair, atau reaksi
antara cair dan gas dengan katalis cair.

Gambar 5. Reaktor CSTR


4
Reaktor CSTR dapat disusun secara seri maupun paralel seperti yang
terlihat pada gambar berikut:

Gambar 6. CSTR seri

Gambar 7. CSTR paralel

Pemasangan secara seri akan meningkatkan kemampuan konversi reaktor


CSTR, semakin banyak jumlah yang dipasang seri maka konversinya akan
semakin mendekati reaktor PFR denganh volume yang sama. Sementara
pemasangan secara paralel umumnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
produsi dengan konversi yang sama.

• Kelebihan:
– Kontrol temperature yang baik dapat mudah dijaga
– Realtif murah dalam instalasi
– Reaktor memiliki kapasitas panas yang besar
– Bagian dalam reaktor dapat mudah diakses saat perawatan

• Kekurangan:

5
– Konversi reaktan menjadi produk per volume reaktor relatif kecil bila
dibandingkan dengan jenis reaktor kontinyu lainnya.

CSTR umum digunakan pada industri proses, terutama dengan reaksi


homogen fasa cair, dimana diperlukan pengadukan yang konstan. CSTR juga
banyak digunakan pada proses biologi di industri dan dikenal dengan sebutan
Fermentor.
Contohnya pada industri antibiotik, dan waste water treatment. Fermentor
Mendegradasi atau menghancurkan molekul berukuran besar menjadi berukuran
lebih kecil dengan hasil samping pada umumnya adalah alkohol.

b) Reaktor Alir Pipa (RAP) atu Plug Flow Reaktor (PFR)


Merupakan suatu reaktor berbentuk pipa yang beroperasi secara kontinyu.
Dalam PFR selama operasi berlangsung bahan baku dimasukkan terus menerus
dan produk reaksi akan dikeluarkan secara terus menerus sehingga tidak terjadi
pencampuran ke arah aksial dan semua molekul mempunyai waktu tinggal di
dalam reaktor sama besar.

Gambar 8. Reaktor PFR

Seluruh reaktan masuk melalui bagian inlet reaktor, semua perhitungan


dalam merancang PFR harus dengan asusmsi bahwa tidak terjadi back mixing,
downstream, dan upstream. PFR memiliki efisiensi yang lebih tinggi dibanding
CSTR pada volume yang sama.
Seperti pada reaktor CSTR, reaktor PFR juga dapat disusun secara seri maupun
paralel seperti yang terlihat pada gambar berikut:

Gambar 10. PFR seri

Gambar 9. PFR paralel

PFR yang dipasang seri maka konversinya akan sama dengan PFR tunggal yang
panjangnya sama dengan jumlah dari panjang tiap reaktor PFR penyusun,
sementara untuk yang dipasang paralel tujuan nya sama dengan CSTR, yakni
meningkatkan kapasitas produksi dengan konversi yang sama.
PFR memiliki aplikasi yang luas, baik dalam sistem fasa gas, maupun fasa
cair. Umumnya digunakan pada sintesis amoniak dari unsur-unsur penyususnnya,
dan oksidasi sulfur dioksida menjadi sulful trioksida.

2.2. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Penggunaan


Reaktor dapat dklasifikasikan berdasarkan tujuan penggunaan akhirnya, contohnya
adalah reaktor polimerisasi yang digunakan dalam reaksi pemnbentukan polimer dari
monomer-monomer penyusunnya, reaktor biologi yang biasa digunakan untuk proses
fermentasi sehingga disebut sebagai fermentor. Dan juga ada reaktor elektrokimia

2.3. Klasifikasi Reaktor Berdasarkan Fasa


Reaktor dapat diklasifikasikan berdasarkan fasa nya, yakni reaktor homogen, dan
reaktor heterogen. Disebut reaktor homogen jika reaktan, produk, dan atau katalisnya
berada pada fase yang sama. Contohnya adalah reaktor batch dengan reaktan berfasa cair
dan produk yang dihasilkan berfasa cair pula.
Sementara reaktor heterogen adalah reaktor dengan reaktan, produk, dan atau
katalis berada pada fase yang berbeda (dua fasa atau lebih). Contohnya adalah reaktor
Trickle Bed dengan reaktan serta produk berupa fasa gas dan cair, sementara katalis yang
digunakan adalah padatan.

Trickle bed reactor


BAB III
JENIS REAKSI & KATALIS PADA REAKTOR

3.1. Jenis Reaksi Pada Reaktor


Seperti yang telah diketahui, reaktor merupakan tempat terjadinya reaksi kimia.
Jenis reaksi kimia dalam reaktor secara garis besar dibagi ke dalam beberapa jenis, antara
lain:
• Kombinasi langsung atau reaksi sintesis
A + B = AB
• Dekomposisi/Penguraian atau reaksi
analisis AB = A + B
• Reaksi subtitusi tunggal
A + BC = AC + B
• Reaksi subtitusi ganda/metatesis
AB + CD = CB

3.2. Katalis Pada Reaktor


Terkadang dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja reaktor dengan cara
mempercepat tercapainya konversi reaksi tertentu dipergunakanlah katalis. Katalis
merupan suatu zat yang digunakan untuk mempercepat reaksi tetapi terlepas, bahkan
dapat dikatakan tidak ikut bereaksi. Berikut merupakan contoh beberapa jenis reaktor
yang menggunakan katalis, antara lain:

1. Shell And Tube Reactor


Seperti reaktor pipa tetapi berupa
beberapa pipa yang disusun dalam sebuah shell,
reaksi berjalan di dalam pipa pipa dan
pemanas/pendingin di shell. Alat ini
digunakan apabila dibutuhkan sistem transfer
panas dalam reaktor
Gambar 11. Shell and Tube reactor

2. Fix Bed Reactor

9
Merupakan reaktor berbentuk pipa besar yang didalamnya berisi katalisator
padat. Bisanya digunakan untuk reaksi fasa gas dengan katalisator padat. Apabila
diperlukan proses transfer panas yang cukup besar biasanya berbentuk fixed bed
multitube, dimana reaktan bereaksi di dalam tube-tube yang berisi katalisator dan
pemanas/pendingin mengalir di luar tube.
3. Fluidized Bed Reactor

Gambar 14. Fludized bed reactor


Gambar 13. Schematic of Fluidized bed reactor

Gambar 12. Fix bed reactor

Biasanya digunakan untuk reaksi fasa gas katalisator padat dengan umur
katalisator yang sangat pendek sehingga harus cepat diregenerasi, atau padatan dalam
reactor adalah reaktan yang bereaksi menjadi produk.

4. Trickle Bed Reactor


Reaktor trickle bed adalah reaktor dengan packing katalis dimana fasa cair dan gas
mengalir searah ke bawah yang mengalami interaksi pada katalis padatan. Reaktor ini
digunakan untuk memanaskan feed (umpan) menjadi vapour.

5. Slurry Reactor
6. Reactor ini menggunakan liquid sebagai reaktant dan solid sebagai katalis. Biasanya
terdiri dari liquid stirred tank, pada beberapa keadaan, gas sebagai reaktan juga
diembunkan melalui reaktan. Keberadaan katalis sebagai slurry membuat penambahan
dan pengambilan katalis dalam proses menjadi mudah.

Gambar 15. Slurry reactor


KESIMPULAN

Reaktor memiliki berbagai macam jenis dan dapat diklasifikasikan berdasarkan


beberapa katagori. Dalam merancang suatu reaktor diperlukan ketelitian dan pertimbangan
yang sangat matang karena desain suatu reaktor dapat menentukan keseluruhan rangkaian
proses secara ekonomis.

12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.wikipedia.com/chemical reactor/ May 15, 2015

Levenspiel, o. Chemical Reaction Engineering, John Wiley & Son, New York, 1972

Silla, Harry. Chemical Process Engineering. Desain and Economics. Stevens Institute of
Technology. New jersey. USA 2003

Anda mungkin juga menyukai