Anda di halaman 1dari 16

Tugas Makalah

ALAT-ALAT PENGENDALI
Mata Kuliah Pengendalian Proses

Disusun Oleh :

ALKAHFI 0609 3040 0338


ENI RAHAYU 0609 3040 0342
HERU SANTOSO 0609 3040 0345
META MEDIANA 0609 3040 0350
WILDA SARI 0609 3040 0359

Kelas : V KB
Dosen Pengajar : Yohandri Bow, S.T,
M.T.

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan karunia
dan rahmat-Nya lah, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ALAT-ALAT
PENGENDALI”.
Makalah ini kami buat berdasarkan tinjauan pustaka di berbagai referensi/Literatur,
dan makalah ini sendiri dibuat untuk proses pembelajaran mata kuliah Pengendalian
Proses, dimana disini akan dibahas tentang macam alat pengendali, cara kerja alat,
komponen sistem pengubah, jenis pengubah, dan jenis-jenis pengendali.
Dalam Pembuatan Makalah ini Kami menyadari bahwa dalam penulisannya mungkin
ada kesalahan dalam teknik penulisan. Oleh karena itu, Kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diperlukan guna menyempurnakan makalah ini

Palembang, 27 September 2011

Pemakalah
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pabrik kimia merupakan susunan/rangkaian berbagai unit pengolahan yang
terintegrasi satu sama lain secara sistematik dan rasional. Tujuan pengoperasian
pabrik kimia secara keseluruhan adalah mengubah (mengkonversi) bahan baku
menjadi produk yang lebih bernilai guna. Dalam pengoperasiannya pabrik akan
selalu mengalami gangguan (disturbance) dari lingkungan eksternal. Selama
beroperasi, pabrik harus terus mempertimbangkan aspek keteknikan,
keekonomisan, dan kondisi sosial agar tidak terlalu signifikan terpengaruh oleh
perubahan-perubahan eksternal tersebut. Oleh karena itu diperlukan suatu system
yang dapat mengatasi berbagai kemungkinan tersebut.
Sistem pengendalian adalah suatu cara untuk mengendalikan suatu keluaran
dari sistem agar tetap berada pada keadaan yang diinginkan. Dewasa ini,
pemanfaatan komputer sebagai kontroller dalam proses industri telah banyak
dilakukan. Hal ini terjadi karena komputer memiliki begitu banyak kelebihan
dibandingkan dengan kontroller analog, baik dari segi kemudahan pemrograman
untuk memfungsikannya sebagai kontroller sesuai dengan perkembangan teori
kontrol, multifungsi dimana fasilitas input-outputnya dapat digunakan untuk
memonitor multiproses, mencetak data dan menyimpan data, dan harganya yang
semakin murah sehingga terjangkau untuk diterapkan pada proses industri yang
paling sederhana sekalipun.
Agar proses selalu stabil dibutuhkan instalasi alat-alat pengendalian. Alat-alat
pengendalian dipasang dengan tujuan:
a. Menjaga keamanan dan keselamatan kerja.
Keamanan dalam operasi suatu pabrik kimia merupakan kebutuhan primer untuk
orang-orang yang bekerja di pabrik dan untuk kelangsungan perusahaan. Untuk
menjaga terjaminnya keamanan, berbagai kondisi operasi pabrik seperti tekanan
operasi, temperatur, konsentrasi bahan kimia, dan lain sebagainya harus dijaga
tetap pada batas-batas tertentu yang diizinkan.

b. Memenuhi spesifikasi produk yang diinginkan


Pabrik harus menghasilkan produk dengan jumlah tertentu (sesuai kapasitas
desain) dan dengan kualitas tertentu sesuai spesifikasi. Untuk itu dibutuhkan suatu
sistem pengendali untuk menjaga tingkat produksi dan kualitas produk yang
diinginkan.

c. Menjaga peralatan proses dapat berfungsi sesuai yang diinginkan dalam


desain.
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam operasi proses produksi memiliki
kendala-kendala operasional tertentu yang harus dipenuhi. Pada pompa harus
dipertahankan NPSH, pada kolom distilasi harus dijaga agar tidak flooding,
temperatur dan tekanan pada reaktor harus dijaga agar tetep beroperasi aman dan
konversi menjadi produk optimal, isi tangki tidak boleh luber ataupun kering,
serta masih banyak kendalakendala lain yang harus diperhatikan.

d. Menjaga agar operasi pabrik tetap ekonomis.


Operasi pabrik bertujuan menghasilkan produk dari bahan baku yang memberi
keuntungan yang maksimum, sehingga pabrik harus dijalankan pada kondisi yang
menyebabkan biaya operasi menjadi minimum dan laba yang diperoleh menjadi
maksimum.

e. Memenuhi persyaratan lingkungan


Operasi pabrik harus memenuhi berbagai peraturan lingkungan yang
memberikan syarat-syarat tertentu bagi berbagai buangan pabrik kimia.
Untuk memenuhi persyaratan diatas diperlukan pengawasan (monitoring) yang
terus menerus terhadap operasi pabrik kimia dan intervensi dari luar (external
intervention) untuk mencapai tujuan operasi. Hal ini dapat terlaksana melalui
suatu rangkaian peralatan (alat ukur, kerangan, pengendali, dan komputer) dan
intervensi manusia (plant managers, plants operators) yang secara bersama
membentuk control system. Dalam pengoerasian pabrik diperlukan berbagai
prasyarat dan kondisi operasi tertentu, sehingga diperlukan usaha-usaha
pemantauan terhadap kondisi operasi pabrik dan pengendalian proses supaya
kondisi operasinya stabil.

1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Menjelaskan pengertian alat kendali
b. Menjelaskan macam-macam alat kendali
c. Menjelaskan aplikasi penggunaan alat pengendali
d. Menjelaskan cara kerja dari alat pengendali

1.3. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini baik bagi pemakalah maupun pembaca
adalah :
a. Dapat memahami cara kerja alat pengendali
b. Dapat mengetahui aplikasi langsung penggunaan alat pengendali
c. Dapat mengetahui parameter-parameter apa saja yang dapat dikendalikan
dalam suatu proses industri
BAB II
ISI
ALAT PENGENDALI

2.1. Pengertian Alat Pengendali


Alat kendali merupakan bagian dari suatu proses yang yang berfungsi untuk
mengendalikan, memerintah, dan mengatur keadaan. Alat kendali akan
menghubungkan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi system
dengan yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Dalam hal ini
harus ada yang dikendalikan.

2.2. Cara Kerja Alat Pengendali


Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan suatu proses yang
menggunakan alat kendali. Cara kerja alat kendali tergantung dari suatu proses
yang dikendalikan. Biasanya alat kendali diperintahkan untuk menjaga suatu
kondisi agar tetap konstan, jika terjadi sesuatu yang menyebabkan kondisi
berubah maka alat pengendali akan memberikan sinyal.
Alat pengendali sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam
mengendalikan suatu proses. Controller merupakan elemen yang mengerjakan
tiga dari empat tahap pengaturan, yaitu:
a. membandingkan set point dengan measurement variable
b. menghitung berapa banyak koreksi yang harus dilakukan, dan
c. mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungannya ,

2.3. Jenis-Jenis Alat Kendali


Dalam industry ada beberapa variable yang dapat dikendalikan. Tujuan dari
pengendalian ini adalah untuk menjaga agar proses industry dapat berjalan dengan
baik dan menghasilkan produk yang baik pula.
Beberapa variable pengendali dan jenis alat pengendali yang digunakan:
 PCT 10
PCT 10 merupakan peralatan pengendalian yang dirancang oleh ARMFIELD,
sebuah perusahaan di Inggris yang memberikan kemudahan pendekatan praktek
pengendalian dan pemahaman teknologi pengendalian sederhana hingga ke
tingkat yang lebih kompleks.
PCT 10 dapat dipergunakan sendiri sebagai suatu alat untuk mempelajari
konsep-konsep dasar pengendalian dan jga dapat dihubungkan dengan peralatan
aksesoris untuk penerapan pengaturan dan pengendalian variable-variabel proses,
seperti tekanan (PCT14) dan temperature (PCT13)
PCT 10 menyediakan suplai listrik untuk pompa, katup motor, selonoid, dan
alat-alat lain yang dapat dihubungkan dengan peralatan ini.
Pada PCT 10 konfigurasi dapat dilihat pada PROCESS CONTROLLER,
dimana pada bagian ini terdapat pengaturan controller (CONTROLLER
SETTING) yang berisi ketentuan yang diset oleh operator agar controller
menjalankan konfigurasi yang telah diset. Dari hasil pengaturan controller, maka
input ke process controller menjadi harga pengukuran yang kemudian dievaluasi
sesuai setting di dalam controller dan menghasilkan output pengendali berupa
sinyal untuk mengubah variable yang dimanipulasi.
Contoh, pada setting ON/OFF dengan histerisis = 2 % dan set point 50% maka
apabila input ke process controller < 50% maka controller akan menghidupkan
lampu indicator 24 VAC menunjukkan variable yang dimanipulasi (arus listrik)
disambungkan. Pada saat input ke controller > 50% + 2% maka controller akan
memutuskan arus listrik.

 PC 14 (Pengendali Tekanan)
PC 14 digunakan untuk pengendalian tekanan. Tranduser untuk pengukuran
tekanan secara langsug atau pengukuran beda tekanan digunakan untuk mengukur
tekanan ataupun tekanan antara dua titik laju alir udara. Output dari transedur
tersebut diumpankan ke SIGNAL CONDITIONING yang kemudian memberikan
output ke PROCESS CONTROLLER pada PCT10.
Udara tekan untuk insrumen (gauge, converter dan katup control pneumatic) dan
proses masuk melalui pipa (1), udara untuk instrument (untuk sinyal) diatur oleh
regulator tekanan (V1) sehingga tekanan untuk sinyal dapat dibaca pada gauge
tekanan (P1). Udara untuk proses diatur oleh regulator tekanan (V 2) dan
tekanannya dapat dibaca melalui gauge (P3).
Instrument pneumatic terdiri dari pengubah arus listrik/tekanan (I/P converter)
dan katup control (V4). I/P converter menerima sinyal 4-20 mA dari PCT 10
kemudian mengubahnya (konversi) sinyal listrik tersebut. Menjadi sinyal 3-15 psi
untuk menggerakkan katup control. Katup control tediri actuator bentuk
diafragma yang menggerakkan katup tipe batang (STEM PLUG). Indicator (15)
pada atang katup menunjukkan posisi sebenarnya dari katup. Gauge tekanan (P2O)
menunjukkan sinyal pneumatic dari I/P converter yang digunakan oleh control.
Input 4-20 mA untuk I/P converter dihubungkan dengan soket banana ke kotak
penghubung (2) dibagian kiri dari converter.
Udara mengalir melalui pipa proses melewati katup pneumatic dan piringan
orifice sebelum dibuang ke udara melalui diffuser (10). Serangkaian katup
pemilih (V3, V4, V5) memungkinkan tangki udara (11) dihubungkan pipa secara
seri maupun parallel dengan pipa proses untuk mengubah respon system atau
menvariasikan PROCESS LAG. Pada tangki udara terdapat katup pembebas
tekanan (pressure relief valve) V7.
Rancangan alat PCT 14 ini memungkinkan pembelajaran dari komponen perasi
dan alat control penghubung melalui penggunaan converter tekanan.

 PCT 13 (Pengendali Temperatur)


PCT 13 adalah eksesoris pengendalian temperature buatan ARMFIELD
Tech.Ltd. yang dirancang untuk bekerja sama dengan PC10. Pada PCT 13 harga
pengukuran (Cm) adalah juga harga pengendalian / control point (Cp). Sedangkan
yang berfungsi sebagai pengendali/ controller disini adalah PCT 10 yang
menerima input dari pengukuran dan mengevaluasi terhadap set point kemudian
menentukan tindakan yang harus dilakukan oleh elemen control akhir. Element
control akhir pada PCT 13 adalah katup motor (motorized valve) dan saklar on/off
pada pompa di tangki.
Inti proses pada PCT 13 adalah alat penukar panas (Heat Exchanger) mini
yang menukar panas antara aliran fluida proses dan fluida pemanas.
Bagian-bagian utama dari PCT 13 adalah:
1) Penukar panas (HE)
2) Tangki fluida panas
3) Pompa sirkulasi air panas
4) Flowmeter
5) Katup control aliran manual
6) Katup motor
7) Termokopel
Fluida proses disini adalah air dingin yang dapat berasal dari keran atau air
dingin dari sebuah pompa sirkulasi air yang mempunyai pengatur temperature,
yang dihubungkan ke PCT 13 dengan selang fleksibel (lentur). Air dingin tersebut
kemudian masuk ke flowmeter melalui katup manual agar laju alirnya dapat diatur
secara manual dan diketahui besar alirannya, kemudian masuk ke penukar panas
(HE) dan keluar sebagai fluida proses melalui selang kaku kembali ke pompa
sirkulasi air dingin atau ditampung oleh penampung. Temperature air dingin
masuk dapat diketahui dengan termokopel TC3 sedangkan temepratur fluida
proses dari HE dapat diketahui dengan termokopel TC4.
Air di dalam tangki fluida panas, dipanaskan oleh elemen pemanas listrik dan
diaduk serta dipompakan keluar oleh pompa sirkulasi air panas ke flowmeter
melalui katup manual untuk mengatur besar aliran yang memasuki HE
temperature air panas masuk HE diukur oleh termokopel TC2 dan temperature
keluar HE diukur oleh termokopel TC2. Besar aliran menuju HE juga dapat
dikendalikan oleh katup motor yang mendapatkan input dari PCT 10.
Di dalam tangki terdapat dua buah katup thermostat, yang pertama adalah
thermostat yag berfungsi demi keselamatan kerja alat, apabila temperature di
dalam tangki dikendalikan oleh sebuah thermostat yang bekerj pada range ± 80 C
yang akan mematikan elemen pemanas apabila temperature tangki TC1 mencapai
80 C. thermostat yang kedua di set pada 60 C dipasang untuk tujuan pengendalian
on/off melalui soket kuning yang dapat dipergunakan dengan hubungan kabel ke
saklar output di PCT 10.
Katup motor disini adalah model dari katup control yang digerakkan dengan
motor listrik DC yang disediakan oleh PCT 10 melalui kabel 5 PIN DIN. Output
dari process controller dalam satuan persen ( 0-100 %) kemudian mengerakkan
bukaan katup dari 0-100%.
Harga pengukuran temperature (TC1 hingga TC4) sebagai output dari PCT 13
dihubungkan oleh kabel penghubung ke SIGNAL CONDITIONING di PCT 10,
yang berfungsi mengubah input temperature menjadi output arus listrik (mA) atau
tegangan listrik (V). output ini kemudian dapat dihubungkan ke VOLTMETER
maupun ke PROCESS CONTRLLER untuk pembacaan harga pengukuran.
Pada voltmeter pembacaan harus dikalikan dengan factor 100, untuk range 0-1
volt, sehingga temperature 70 C akan terbaca 0,700 pada voltmeter. Sedangkan
pada process ontroller harga pengukuran akan terbaca sama dengan harga
tampilan di layar variable proses. Signal conditioning ini dikalibrasi untuk range
0-100 C dan dapat dikalibrasi ulang dengan voltmeter dengan menggunakan trim
tool untuk span dan zero pada range temperature lain. Suplai listrik untuk pompa
sirkulasi maupun pemanas disediakan oleh PCT 10.

 Pengendali Ketinggian Cairan (CRL)


Peralatan simulasi proses CRL dibuat oleh DIDACTA Italia, dan
dikembangkan untuk mempelajari teknik pengendalian level (ketinggian)
permukaan fluida cair, yang dalam hal ini fluida yang digunakan adalah air.
Konfigurasi yang digunakan untuk simulasi ini adalah system loop terbuka (open
loop) dan system loop tertutup (closed loop).
Pada CRL likuid yang berada di tangki (1) dipompakan ke tangki berskala (11)
pompa sentrifugal (2) dibawah pengendalian katup pneumatic proporsional (3).
Pengisian tangki berskala (11) menghasilkan tekana pada bagian dasar tangki
yang ekivaen terhadap ketinggian (level) likuid dalam tangki dideteksi oleh
tranduser P/I (13) dan dutransmisikan ke katup (3) oleh transduser I/P (4) yang
kemudian menggerakkan katup pneumatic proporsional dengan bantuan udara
tekan yang disuplai oleh inlet udara tekan (5).
Katup V1 dan V2 dapat diatur secara manual untuk tertutup dan terbuka penuh
dalam hubungan dengan tangki berskala (11). Katup solenoid (14) memungkinkan
untuk pengendalian gangguan aliran air. Untuk pemakaian katup 14, V1 harus
dalam keadaan terbuka penuh.

 Pengendali Laju Alir (CRF)


Peralatan simulasi proses unit CRF seperti juga unit CRL dan CRpH dibuat
oleh DIDACTA Italia, dan dikembangkan untuk mempelajari teknik pengendalian
aliran fluida cair, yaitu air.
Unit CRF ini memungkinkan aliran air yang berasal dari tangki air dipompa
dengan pompa sentrifugal dan disirkulasikan ke system setelah melewati katup
control pneumatic proporsional. Aliran air setelah melewati katup diukur oleh
turbin kecil, hasil pengukuran kemudian diumpankan ke controller yang setelah
melakukan evaluasi antara harga pengukuran dengan harga set point lalu
memberikan input pada katup control untuk memperbesar atau memperkecil
aliran air.
Antara katup control dan pipa aliran balik ke tangki terdapat pipa bercaang
yang memungkinkan untuk dilakukannya simulasi gangguan ke system secara
manual dari luar, maupun dari dalam dengan bantuan input computer. Dibukanya
aliran pada pipa gangguan tersebut akan menyebabkan gangguan terhadap harga
yang telah dikendalikan, karena harga gangguan ini diberikan setelah turin
sebagai alat pengukur besar aliran.
Tujuan dari pengendalian adalah menjaga aliran ai sirkulasi konstan dan berada
pada kondisi yang diinginkan (set point) walaupun terjadi gangguan pada system
leh adanya noise. Dengan mengatur gerakkan katp control pneumatic.
Pada system pengendalian ini, variable yang dikendalikan adalah FLOW, dan
pengendalian dilakukan oleh sinyal yang menjadi input katup control dan
memerintahkan katup tersebut untuk memperbesar atau memperkecil aliran.
Mode pengendali yang digunakan pada unit CRF ini adalah mde kontinyu
dengan aksi proporsional/integral/derivative. Mode tidak kontinyu, 0n-off yang
akan membuka katu ada posisi 100% (terbuka penuh) dan menutup pada 0%
(tertutup penuh) sulit digunakan untuk mengendalikan laju aliran yang berubah-
ubah dengan cepat, dan oleh karenanya tidak dipergunakan pada simulasi di unit
CRF ini. Penggunaan mode on-off akan memaksa system untuk melakukan
lonjakan-lonjakan control yang berbahaya bagi unit CRF sendiri. Mode control
kontinyu memungkinkan setiap error yang terjadi diikuti oleh evaluasi dan
tindakkan langsung, sehingga keluaran control berjalan mulus.
Katup manual 10 memungkinkan input gangguan manual ke system setelah
pengukuran dan evaluasi dilakukan. Katup solenoid 12 memungkinkan juga aliran
balik ke tangki berubah besarnya seperti halna katup manual 10 dan 11.

 Pengendali pH (CRpH)
Tujuan utama dari pengendali pH adalah mengendalikan Ph larutan yang
terdapat pada tangki utama (MAIN) yang mengalir ke bawah masuk ke tangki
pencampur. Jumlah larutan yang , masuk dapat diketahui dengan mengatur katup
dan mngukur lau alir denga flowmeter. Gangguan (NOISE) atau tangki NOISE
juga mengalir ke bawah menu tangki pencampur, jumlah dan besar aliran dapat
diatur dan dilihat dengan flowmeter. Larutan bercampur di dalam tangki dan
diaduk dengan stirrer, kemudian diukur dengan elektroda, hasil pengukuran
diberikan controller CRpH yang berhubungan dengan sebuah personal computer.
Output dari controller kemudian diberikan ke pompa peristaltic yang kemudian
akan memompa sejumlah larutan koreksi sehingga Ph di dalam tangki akan sama
tau mendekati harga set point yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.3. Aplikasi Penggunaan Alat Pengendali


Misalnya Pada mobil sering dilengkapi dengan Air Bag, yaitu perangkat
keamanan yang terdiri dari sebuah tas kain besar yang berisi udara dan
memberikan perlindungan bagi kepala dan tubuh bagian atas pengemudi selama
tabrakan.
Dalam tabrakan dari depan (head-on collision), biasanya pengemudi dan
penumpang akan terlempar ke depan di dalam kendaraan. Ketika airbag
diaktifkan, airbag langsung mengembang dan menciptakan penghalang yang
melawan atau meredam gerakan maju dari pengemudi atau penumpang depan.
Kantong udara tersebut dirancang untuk mencegah pemngemudi atau
penumpang depan menabrak kaca depan atau dashboard kendaraan, sehingga
mengurangi cedera mereka.

2.4. Komponen Sistem Pengendali


Sistem pengendalian proses melibatkan beberapa komponen penyusun system,
antara lain:
 Sistem
 Sensor
 Pengendali
 Elemen pengendali akhir
Dari contoh pengendali pada mobil di atas, maka dapat dianalisis bahwa yang
merupakan system adalah mobil yang berjalan, sensor adalah yang dapat
menangkap sinyal ketika pengemudi dan penumpang terlempar ke depan, saat
terjadi peristiwa seperti itu maka alat kendali akan bekerja sehingga airbag
diaktifkan dan kemudian pengendali akhir airbag terisi udara dan menghalangi
benturan ke kaca depan.

2.5. Jenis Peubah Pengendali


Peubah pengendali terdiri dari masukan, keluaran, dan galat. Masukan
pengendali berasal dari peubah yang dikendalikan dan set point. Set point
ditentukan oleh operatorsesuai dengan harga yang diinginkan ke pengendali.
Peubah yang dikendalikan berasal dari proses misalnya temperature, tekanan,dan
sebagainya. Besaran ini dideteksi oleh sensor. Selisih antar set point dan peubah
yang dikendalikan dinamakan galat yang selanjutnya enjadi masukan.
Keluaran adalah respon yang terjadi ketika alat pengendali menerima masukan
berupa galat. Respon ini disebut keluaran, yang mengaktifkan elemen pengendali
akhir.
Galat merupakan penyimpangan dari peubah yang dikendalikan dan set point.
Pada system pengendali galat biasanya dinyatakan dalam persen atau arus.
BAB III
KESIMPULAN

Alat kendali merupakan bagian dari suatu proses yang yang berfungsi untuk
mengendalikan, memerintah, dan mengatur keadaan. Alat pengendali sepenuhnya
menggantikan peran manusia dalam mengendalikan suatu proses. Controller
merupakan elemen yang mengerjakan tiga dari empat tahap pengaturan, yaitu:
 membandingkan set point dengan measurement variable
 menghitung berapa banyak koreksi yang harus dilakukan, dan
 mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungannya
Ada beberapa variable yang dapat dikendalikan pada suatu proses industry,
antara lain tekanan, temperature, pH, level.
Daftar Pustaka

http://eviandrianimosy.blogspot.com/2010/05/istilah-istilah-dalam-sistem.html
Meidinariasty,Anerasari.2011.Penuntun Praktikum Pengendalian Proses.
Palembang:POLSRI

Anda mungkin juga menyukai