Anda di halaman 1dari 20

INSTRUMENT – KPC

I. PENDAHULUAN

Process control atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah


pengendalian proses. Kata “pengendalian” mengadung arti mengontrol atau
mengawasi. Sedangkan kata proses yang dimaksud di sini adalah unit-unit
proses yaitu berupa peralatan atau mesin-mesin yang bekerja di dalam
operasional kilang minyak.
Proses di suatu pengilangan minyak tidak mungkin dapat beroperasi tanpa
adanya sistem pengendalian. Parameter yang paling umum dikendalikan di
dalam suatu unit proses antara lain adalah :
- Pengendalian tekanan (pressure)
- Pengendalian laju aliran (flow)
- Pengendalian suku (temperature)
- Pengendalian tinggi permukaan (level), baik fluida berbentuk cair
maupun padat.
Pengendalian parameter atau variabel proses tersebut bisa berada di
dalam sebuah pipa, tanki, vessel, atau bejana-bejana lainnya.
Selain keempat parameter proses yang utama didatas masih ada lagi
parameter-parameter proses yang selalu diawasi dan dikendalikan
keberadaannya, namun tidak banyak jumlahnya, antara lain pengendalian pH
cairan, kandungan moisture di dalam gas, oksigen dalam flue gas dan
sebagainya.
Sebagai contoh sistem pengendalian pada kehidupan sehari-hari adalah
pengaturan suhu setrika listrik. Sensor utama adalah temperature switch yang
bekerja memutuskan aliran listrik elemen pemanas jika suhu setrika mencapai
di atas suhu yang dikehendaki, dan mengalirkan kembali aliran listrik ke
elemen pemanas jika suhu setrika berada di bawah titik pengaturan yang
dikehendaki. Pengendalian semacam ini disebut pengendalian on-off,
dimana pada contoh sistem pengendalian tersebut, prosesnya adalah setrika,
parameter proses yang dikendalikan adalah suhu, dan instrumentasinya
adalah temperature switch aatau saklar temperatur.

1 of 20
INSTRUMENT – KPC

Pada parakteknya di dalam dunia industri pengolahan minyak, pengendalian


proses tidak sesederhana pada contoh diatas, melainkan sangat rumit yang
akan melibatkan operasi matematik persamaan diferensial, integral, hukum-
hukum fisika, dasar-dasar kerja frekuensi, kode-kode sinyal, komunikasi
digital, dan sebagainya.
Peralatan instrumentasi kilang merupakan alat bantu di dalam pemantauan
dan pengendalian suatu unit proses. Sensor-sensor instrument dibutuhkan
untuk mengatasi keterbatasan kemampuan manusia di dalam mendeteksi
besaran-besaran proses, sedangkan aktuator-aktuator bekerja membantu di
dalam melaksanakan eksekusi perubahan parameter yang diinginkan.
Dapat dibayangkan kalau di dalam operasional proses industri yang begitu
besar tanpa adanya sistem instrumentasi, maka akan membutuhkan manusia
(operator) dalam jumlah banyak, yang harus memantau semua kondisi proses
yang terus berubah dan melakukan tindakan koreksi jika terjadi
penyimpangan terhadap rencana produksi. Disamping itu faktor keteledoran
manusia akan memberikan kesalahan-kesalahan yang akan timbul (human
error), yang dapat berdampak pada gangguan produksi maupun keselamatan
(safety).

2 of 20
INSTRUMENT – KPC

II . ISTILAH DALAM INSTRUMENTASI

Di dalam teknik Pengendalian Proses terdapat banyak sekali istilah yang


digunakan sehari-hari. Hal itu perlu diketahui agar tidak terjadi kesalah
fahaman dalam membuat persepsi atau pengertian dari istilah-istilah tersebut.
Beberapa istilah yang sering digunakan di dalam bidang pengendalian proses
antara lain yaitu :
1. Pengendalian
”Pengendalian” atau ”pengaturan” adalah pekerjaan dengan tujuan utama
membuat agar sesuatu dapat menghasilkan keluaran (output) sesuai
dengan harapan atau rencana Yang dimaksud dengan ”keluaran” disini
adalah besaran output dari suatu proses yang bisa terukur, dan biasa
disebut dengan variabel proses.
2. Proses
Proses adalah rangkaian peralatan yang mempunyai suatu fungsi tertentu,
dan masing-masing mempunyai perilaku atau dinamika yang berlainan
antara yang satu dengan lainnya, tergantung dari karakteristik elemen-
elemen yang dimilikinya.
3. Controller
Peralatan kontroler atau pengendali merupakan otak dari suatu sistem
pengendalian, di mana fungsi dari alat kontrol tersebut adalah mengolah
masukan-masukan berupa data informasi proses dan rencana, kemudian
membuat suatu keputusan untuk melakukan ”tindakan” yang tepat sesuai
dengan keinginan kita.
Dari segi teknologi, perangkat keras atau media yang digunakan, maka
kita mengenal adanya tiga jenis teknik pengendalian yaitu :
- Pengendalian Pneumatik (dan mekanik)
- Pengendalian Elektronik
- Pengendalian Komputer Digital.
Jenis pengendali atau kontroler pneumatik saat ini sudah jarang kita
temukan di industri, hanya untuk keperluan-keperluan tertentu saja jenis
tersebut masih digunakan.

3 of 20
INSTRUMENT – KPC

4. Set Point
Set Point adalah nilai acuan yang diberikan oleh operator, dengan tujuan
agar variable proses selalu berusaha menyamakan ke nilai tersebut.

5. Controller Variable
Controller Variable adalah besaran proses yang dikendalikan. Besaran ini
diukur dari kondisi atau hasil proses, sehingga disebut juga Process
Variable (PV).

6. Manipulated Variable
Manipulated Variable adalah variable masukan suatu proses (atau
keluaran dari pengendali) yang besarnya dapat diubah-ubah atau
dimanipulasi agar keluaran proses sama besarnya dengan acuannya (Set
Point).

7. Disturbance
Disturbance atau gangguan proses ini merupakan besaran yang tidak kita
kehendaki, yang dapat menyebabkan berubahnya keluaran proses pada
kondisi set point tetap.
Didalam sistem pengendalian, istilah gangguan ini biasa juga disebut
dengan load atau beban.

8. Sensing Element
Elemen ini merupakan bagian ujung paling depan pada suatu sistem
pengukuran yang fungsinya mengubah besaran-besaran fisik menjadi
besaran-besaran lainnya (pneumatik, elektrik) agar mudah dilakukan
pengukuran. Bagian ini biasa juga disebut sensor atau primary element.
Contoh : thermocouple, orifice dan lain-lain.

9.Transmitter
Transmitter adalah alat yang berfungsi untuk membaca sinyal sensing
element, dan mengubahnya menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh
controller.

4 of 20
INSTRUMENT – KPC

10. Transducer
Transducer adalah alat pengalih atau pengubah sinyal. Istilah ini sangat
umum pemakaiannya, dan biasanya rancu dengan istilah transmitter.
Transducer disini digunakan untuk mengartikan sebagai alat pengubah
besaran yang satu ke besaran yang lainnya.
Sebagai contoh : I/P transducer adalah alat pengubah dari besaran arus
listrik ke tekanan udara, yang merupakan kelengkapan sebuah control
valve.
11. Control valves
Control valve adalah alat untuk mengatur besaran proses dengan cara
membuka atau menutup dengan menggunakan penngerak angin
instrument atau elektrik yang diatur dengan controller. Untuk control valve
dengan penggerak angin instrument ada dua jenis control valve yaitu
ATO/FC( Air To Open/Failure Closed) dan ATC/FO ( Air To Closed/Failure
Open)
12. Positioner
Alat yang berfungsi sebagai buffer atau penguat agar kerja dari control
valve lebih cepat .

5 of 20
INSTRUMENT – KPC

III. SISTEM PENGENDALIAN PROSES

Di dalam suatu sistem pengendalian proses, akan dikatakan baik untk


dijalankan apabila memenuhi beberapa hal pokok sebagai berikut :
1. Adanya suatu harapan dan rencana yang jelas.
2. Dapat melakukan pengukuran keluaran proses.
3. Dapat melakukan tindakan jika keluaran proses tidak sesuai
dengan harapan atau rencana.
Pada prinsipnya, pengendalian suatu proses adalah mencakup empat
langkah pekerjaan, yaitu :
- Mengukur
- Membandingkan
- Menghitung
- Mengkoreksi
Tahap awal adalah mengukur besaran keluaran proses (process
variable), kemudian membandingkan hasil pengukuran tadi dengan
suatu harga acuan yang kita kehendaki (set point).
Selisih atau perbedaan antara nilai PV dan SP tersebut dinamakan
error, yang selanjutnya besarnya error ini digunakan untuk melakukan
tindakan koreksi.

Nilai PV bisa lebih besar atau bisa juga lebih kecil dari SP, oleh karena
itu error nilainya bisa positif dan bisa juga negatif. Berdasarkan

6 of 20
INSTRUMENT – KPC

besarnya error itulah operator menentukan ke arah mana dan


seberapa besar koreksi bukaan valve yang perlu dilakukan.
Jika nilai error adalah negatif berarti variabel proses lebih besar dari
nilai acuan yang diberikan, sehingga tindakan yang perlu dilakukan
adalah mengerjakan sesuatu agar keluaran proses dikurangi.
Besarnya penyimpangan tersebut dihitung untuk menentukan langkah
koreksi seberapa besar bukaan valve harus diatur.
Keempat langkah yang dilakukan oleh operator tadi, keseluruhannya
dapat dilakukan secara otomatis oleh peralatan instrument. Sistem
pengendalian semacam inilah yang disebut sistem pengendalian
otomatis (automatic control system). Mata rantai pengendaliannya
kemudian disebut dengan ”lingkar tertutup” atau closed loop.

1. SISTEM PENGENDALIAN UMPAN BALIK (Feedback Control)


Pengendalian umpan balik mempunyai elemen umpan balik yang
merupakan bagian sangat penting dalam suatu sistem pengendalian,
karena dengan elemen umpan balik ini kita dapat mengetahui apakah
keluaran proses telah memenuhi harapan ataukah masih belum
memenuhi keinginan kita.

Gambar : 3-1 Feed back control

Pada dasarnya feedback control atau pengendalian umpan balik


adalah sistem pengendalian dengan variabel utama proses yang
diumpankan ke pengendali (sebagai feedback) dan pengukurannya
dilakukan pada keluaran proses.
Contoh sistem pengendalian umpan balik.

7 of 20
INSTRUMENT – KPC

Contoh aplikasi 1 :

3-2

Contoh aplikasi 2 :
Menjaga kestabilan level, dengan pengendalian pada keluaran
proses.

3-3

8 of 20
INSTRUMENT – KPC

Contoh aplikasi 3 :
Menjaga kestabilan level, dengan pengendalian pada masukan
proses

3-4

2. GANGGUAN PROSES (Process Disturbance)


Gangguan proses merupakan fenomena proses yang tidak diinginkan
dalam suatu pengendalian proses, karena hal ini dapat mengakibatkan
sistem pengendalian menjadi tidak stabil.
Ditinjau dari sisi proses yang dikendalikan, gangguan ini dapat
dibedakan menjadi gangguan Internal dan Eksternal.
Gangguan Internal merupakan gangguan yang terjadi didalam proses
itu sendiri yang disebabkan oleh perubahan dinamika proses sesaat
atau perubahan kondisi operasi yang terjadi pada proses tersebut.
Pada pengendali klasik, gangguan jenis ini sulit diantisipasi. Pada
intensitas tertentu dan frekuensi gangguan yang cukup signifikan,
maka diperlukan penggunaan Sistem Pengendali Adaptif.

9 of 20
INSTRUMENT – KPC

Gangguan Eksternal disebabkan oleh komponen-komponen yang


berada diluar proses tersebut (pengaruh dari luar), misalnya
perubahan aliran pada feed intake, berubahnya tekanan fuel pada
sistem pembakaran, perubahan temperatur lingkungan dan
sebagainya, yang kesemuanya dapat menyebabkan terganggunya
kestabilan pengendalian. Contoh pengaruh eksternal pada sistem
pemanas yaitu :
Perubahan flow rate dari steam, dimana hal ini dapat diantisipasi
dengan sistem pengendalian Cascade Control.
Perubahan flow rate atau temperatur pada feed, dimana hal ini apat
diantisipasi dengan sistem pengendalian Feedforward Control.

3. SISTEM PENGENDALIAN BERTINGKAT (Cascade Control)

3-5

Aplikasi Cascade control adalah seperti terlihat pada gambar 4.6 diatas, yaitu
digunakan untuk mengantisipasi adanya perubahan flow rate pada steam
inlet, dimana Temperature Controller merupakan Primary loop, sedangkan
PressureController sebagai Secondary Loop

10 of 20
INSTRUMENT – KPC

IV. PENGENDALI P.I.D

Alat pengendali atau kontroler yang digunakan untuk mengendalikan proses


kontinyu didalam industri minyak umumnya menggunakan algoritma atau
fungsi-fungsi Proporsional, Integral dan Diferensial, sehingga disebut
dengan pengendalian P.I.D.
Pengendali P.I.D. pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pengendali yang
berbeda dan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Ketiga jenis
komponen pengendali P.I.D. yang dimaksud adalah :
1. Komponen Pengendali PROPORSIONAL (P).
2. Komponen Pengendali INTEGRAL (I) atau RESET.
3. Komponen Pengedali DIFERENSIAL (D) atau Derivatif.
Didalam aplikasinya, komponen-komponen pengendalia tersebut bisa
berdiri sendiri-sendiri ataupun bekerja secara gabungan. Jika dipakai secara
gabungan, maka hubungan antar komponen bisa dihubungkan secara
sejajar, deret, atau kombinasi seri-paralel (mixing).

1. PENGENDALI PROPORSIONAL
Pengendali proporsional pada dasarnya adalah penguat biasa, dimana
salah satu ciri pengendali proporsional adalah tak dapat menghilangkan
kemelesetan (offset) pada kondisi tunak. Komponen proportional gain
memberikan kontribusi dalam membentuk respons transient sistem
pengendalian, makin tinggi gain makin cepat respons sistem, tetapi
kecenderungan menjadi osilasi juga semakin tinggi.
Pengendali Proporsional mempunyai karakteristik sebagai berikut :
- Tanggapan awal cepat.
- Dalam keadaan statik, offset selalu ada (tidak pernah nol).
- Komponen P berfungsi menekan error untuk melakukan koreksi,
sehingga sistem bisa menghasilkan kesalahan yang lebih kecil lagi

11 of 20
INSTRUMENT – KPC

2. PENGENDALI INTEGRAL (RESET)


Dari penjelasan pengendali proporsional diatas, dapat disimpulkan bahwa
dalam kenyataannya kita tak mungkin dapat memperoleh besarnya
kemelesetan sama dengan nol, jika hanya menggunakan pengendali
proporsional. Karena itu kemudian para peneliti terdahulu berusaha untuk
mencari jalan keuaranya agar diperoleh kemelesetan (offset) sama dengan
nol, yaitu dengan menggunakan pengendali INTEGRAL/RESET yang pada
dasarnya adalah sebuah komponen Integrator.
Karakterisktik pengendali Integral antara lain adalah :
- Tanggapan awal lambat.
- Dalam keadaan statik/mantap, kemelesatannya adalah nol.
- Komponen Integral digunakan untuk perbaikan setting time.

3. PENGENDALI DIFERENSIAL (DERIVATIVE)


Seperti dijelaskan didepan bahwa pengendali integral mempunyai
keunggulan dapat menghilangkan kemelesatan yang mana tak dapat diatasi
oleh pengendali proporsional. Tetapi pengendali integral mempunyai
kelemahan yaitu untuk mencapai keadaan stabil diperlukan waktu lebih
lama. Dengan adanya kelemahan ini maka orang berusaha mendapatkan
pengaturan lain yang dapat mengatasi kelemahan pengendali integral
tersebut. Dan akhirnya ditemukan pengendali Diferensial atau Derivatif (D),
yang mempunyai tanggapan awal lebih cepat sebagai kompensasi
kelemahan komponen integrator.
Elemen derivative sering dikenal pula sebagai elemen ”pre-act”, hal ini
disebabkan peranannya yang memberikan koreksi dengan mengantisipasi
atas laju perubahan kesalahan. Elemen derivative juga dikenal sebagai
”rate-action”, karena koreksi yang diberikan adalah sebanding dengan laju
perubahan kesalahan.

12 of 20
INSTRUMENT – KPC

4. PENGENDALI GABUNGAN
Dari ke tiga sifat pengendali diatas, kita telah mengenal kelemahan
serta keunggulan masing-masing komponen pengendali tersebut. Karena
itu dalam aplikasinya, seringkali kita tidak hanya menggunakan salah satu
komponen saja, tetapi merupakan gabungan yang digunakan bersama
dengan tujuan untuk memperbaiki tanggapan sistem yaitu dengan
memanfaatkan kelebihan masing-masing komponen pengendali tersebut.
Kombinasi pengendali gabungan yang biasa dipakai adalah :
- Proporsional (P) saja.
- Proporsional + Integral (PI).
- Proporsional + Diferensial (PD).
- Proporsional + Integral + Diferensial (PID).
Pemilihan dari kombinasi tersebut sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu :
1. Jenis atau sifat proses yang dikendalikan.
2. Kemelesatan yang diperkenankan.
3. Kecepatan tanggapan awal yang diinginkan.
4. Lewatan (overshoot) yang diperbolehkan/diinginkan.
Keempat faktor tersebut akan sangat mempengaruhi dalam menentukan
fungsi alih dari masing-masing komponen pengendali yaitu :
- Fungsi alih komponen P berupa penguatan (gain).
- Fungsi alih komponen I berupa konstanta integrasi.
- Fungsi alih komponen D berupa konstanta diferensial.
Karena fungsi alih dari masing-masing komponen pengendali tersebut
akan ikut mempengaruhi hasil kerja dari sistem pengendalian secara
keseluruhan, maka pada penentuan nilai yang tidak tepat dapat
mengakibatkan beberapa hal, yaitu :
- Lewatan (overshoot) yang terlampau besar.
- Pencapaian keadaan stabil yang terlampau lama.
- Terjadinya osilasi (cycling), dan sebagainya.

5. ALGORITMA PENGENDALI P.I.D.

13 of 20
INSTRUMENT – KPC

Bentuk standar dari sinyal keluaran pengendali P.I.D. dapat dinyatakan


sebagai berikut :
1 de(t )
u(t) = Kp e(t) + e(t) dt + Td
Ti dt
dimana u(t) : sinyal keluaran dari pengendali.
Kp : proporsional gain dari pengendali.
e(t) : error yang merupakan selisih antara nilai acuan
(set point, SP) dengan nilai variabel proses (PV).
Ti : Integral/Reset Time.
Td : Devirative Time.

V. SAFEGUARD & INTERLOCK SYSTEM

Pada dasarnya Safeguard & Interlock system digunakan untuk mengamankan


unit proses atau mesin dari kerusakan yang lebih fatal. Apabila salah satu
variabel safeguard tidak normal, maka sistem akan men-shutdown mesin
tersebut.
Sedangkan variabel-variabel interlock system akan memberikan sinyal
apabila salah satu kondisinya adalah tidak normal, maka peralatan tidak akan
bisa dijalankan. Dalam hal ini, mungkin saja variabel interlock system adalah
sama dengan variabel safeguard.
Contoh:
1. Sebuah pompa yang sedang beroperasi (running) akan di-stop jika
tekanan oil pelumasnya kurang dari batas yang telah ditentukan.
2. Pada Colom atau Vessel bertekanan tinggi yang dihubungkan /
dialirkan ke vessel yang lain yang bertekanan lebih rendah, akan
dipasang interlock sistem yang bergfungsi sebagai pengaman agar
tidak terjadi transfer press apabila level liquid yang berada pada vessel
bertekanan tinggi kondisinya low level.

Jenis peralatan safe guard yang dipasang pada peralatan kilang bermacam
macam dan pemasangannya akan disesuaikan dengan kebutuhan proses.

14 of 20
INSTRUMENT – KPC

Pada peralatan yang digerakkan dengan motor, safe guard yang dipasang
adalah switch untuk memutus arus listrik penggerak motor, sedangkan untuk
aliran proses dipasang TSO (Tight Shut Off) valve untuk mengamankan unit
proses dengan cara menutup penuh atau membuka penuh secara otomatis.
Pada peralatan tertentu , ada juga control valve yang dipasang safe guard ,
tetapi masih dibatasi dengan bukan minimum ( minimum stop ). Jenis/ model
safe guard seperti ini dapat dipasang di dapur, agar apabila terjadi low flow
media yang dipanasi, dapur masih menyala dengan kondisi nyala minimum.
Safe guard sistem biasanya dilengkapi dengan fasilitas bypass( Override)
yang berfungsi untuk menonaktifkan safe guard pada saat dilakukan
pengecekan atau perbaikan peralatan dan pada waktu start up unit, sehingga
tidak menyebabkan plant shut down.
Kegagalan interlock system / safe guard bisa disebabkan adanya kerusakan
pada relay, actuator, serta pada sensor.
Pemeriksaan secara berkala/periodik diperlukan untuk menjaga kehandalan
fungsi safe guard / Interlock system.

Contoh safe guard pada sebuah heater: Gambar 5-1

15 of 20
INSTRUMENT – KPC

Figure 5-2

16 of 20
INSTRUMENT – KPC

VI. KONDISI EMERGENCY


Kondisi emergency akan terjadi bila ada kegagalan supply power/ utilities
atau ada kerusakan pada peralatan yang menyebabkan peralatan
instrumentasi tidak dapat berfungsi seperti yang diharapkan.
Bila terjadi kegagalan i.a.s ( instrument air supply ) maka control valve akan
membuka atau menutup sesuai dengan jenisnya . Untuk control valve dengan
type FO/ATC apabila terjadi kegagalan angin instrument, maka control valve
akan membuka dan sebaliknya apabila type control valve yang terpasang
adalah type FC/ATO control valve akan menutup.
Selain kegagalan angin instrument, kondisi emergency dapat juga disebabkan
karena terjadi kerusakan pada controller atau peralatan lain yang ada dalam
satu loop sistem control.
Pemilihan jenis control valve pada peralatan proses bertujuan untuk
menyelamatkan peralatan dan proses apabila terjadi kondisi emergency.
Contoh pemilihan jenis control valve sbb:
- Pada line fuel di dapur dapur digunakan control valve dengan jenis
ATO ( air to open ) /Failure Closed untuk menghindari terjadinya
overheating bila terjadi kegagalan pada peralatan instumentasi atau
kegagalan pada peralatan lain yang berhubungan dengan
pengoperasian dapur.
- Pada line pass dapur / line hydrocarbon dipasang control valve jenis
ATC( air to closed ) / Failure open untuk menghindari terjadinya
overheating atau kerusakan pada perpipaan apabila terjadi kondisi
emergency.

17 of 20
INSTRUMENT – KPC

Apabila terjadi kondisi emergency, operator harus dapat mengambil


keputusan untuk melakukan tindakan pengamanan peralatan dan proses
meskipun peralatan yang terpasang sudah disesuaikan dengan kebutuhan
pengamanan peralatan.
Contro valve Safeguard juga dipasang pada bejana bejana yang bertekanan
tinggi, yang berfungsi untuk menurunkan tekanan apabila terjadi kondisi
emergency. Jenis control valve yang dipasang untuk safe guard ini adalah
Hand Control ( HC ) yang pengoperasiannya dilkukan secara manual.

18 of 20
INSTRUMENT – KPC

Quiz : Operasi Peralatan Instrumentasi

1. Apakah yang dimaksud dengan ATO :


A. ATO adalah suatu control valve jika diberi input akan membuka.
B. ATO adalah suatu control valve jika diberi input menutup.
C. ATO adalah suatu control valve jika ada kegagalan IAS akan membuka.
D. ATO adalah suatu control valve yang bekerja membuka dan menutup jika ada
IAS.
2. Apakah yang dimaksud dengan Transducer :
A. Transducer adalah alat untuk mengatur bukaan control valve.
B. Transducer adalah alat untuk merubah input dari electrik ke pneumatik.
C. Transducer adalah alat untuk mengatur arus.
D. Transducer adalah alat untuk merubah arus DC ke AC.
3. Apakah yang dimaksud dengan FC :
A. FC adalah suatu control valve jika diberi input akan menutup.
B. FC adalah suatu control valve jika ada kegagalan IAS akan membuka.
C. FC adalah suatu control valve jika ada kegagalan IAS akan menutup.
D. FC adalah suatu control valve yang bekerja membuka dan menutup jika ada
IAS.
4. Thermowell adalah suatu alat yang dipasang untuk :
A. Memudahkan mengatur temperatur.
B. Fasilitas pressure indikator.
C. Fasilitas temperature indikator.
D. Mengukur temperatur aliran fluida didalam pipa.
5. Pada aliran minyak yang akan dipanasi di dapur sebaiknya menggunakan control
valve type / jenis :
A. ATO.
B. FC.
C. ATO atau ATC.
D. ATC.
6. Control valve fuel didapur kebanyakan menggunakan type atau jenis :
A. ATC.
B. FO.
C. ATO atau ATC.
D. ATO.
7. Untuk memastikan indikasi “Level Transmitter” sama dengan level glass dengan cara
:
A. Chek level transmitter tersebut.
B. Naikkan / turunkan level cairan yang ada dalam vessel tersebut.
C. Menarik garis lurus horizontal permukaan level glass kearah level transmitter.
D. Jawaban A,B,C benar.
8. Apakah yang dimaksud dengan safe guard sistem :
A. Safe guard sistem adalah suatu sistem instrumentasi yang dipasang untuk
mengamankan peralatan tertentu tanpa memperhitungkan kondisi operasi.
B. Safe guard sistem adalah suatu sistem instrumentasi yang dipasang untuk
mengamankan peralatan itu sendiri.
C. Safe guard sistem adalah suatu sistem instrumentasi yang dipasang untuk
mengamankan peralatan instrumentasi.
D. Safe guard sistem adalah suatu sistem instrumentasi yang dipasang untuk
mengamankan control valve.

19 of 20
INSTRUMENT – KPC

9. Sebelum Start Up unit sebaiknya peralatan instrumentasi perlu dilakukan dibawah ini,
kecuali :
A. Kalibrasi transmiter.
B. Chek safe guard.
C. Restroke control valve.
D. Cascade control
10. Jika salah satu flow indikator ada penyimpangan dan perlu dilakukan kalibrasi untuk
menghindari lonjakan aliran sebaiknya dilakukan :
A. Cascade control.
B. Harus di override.
C. Posisi control harus di manual.
D. Ketiga jawaban salah
11. Control minimum stop di dapur berfungsi untuk :
A. Menjaga temperature dapur tetap stabil.
B. Menjaga agar temperature dapur tidak run way.
C. Menjaga control valve dapur pada posisi bukaan minimum tapi burner masih
nyala.
D. Menjaga control valve dapur pada posisi minimum burner tidak nyala.
12. Bagaimana kerja control valve jenis TSO yang terpasang di dapur :
A. Berkerjanya hanya full close dan full open.
B. Bisa 50 %, bisa 100%.
C. Tergantung input dari controller.
D. Selalu full open.
13. Jika terjadi low flow feed didapur tetapi control valve fuel tidak menutup sebutkan
penyebabnya :
A. Control valve fuel masih diberi input.
B. Control valve fuel posisi masih di override.
C. Control valve posisi auto.
D. Tidak ada hubungan antara control feed dan control fuel.
14. Pada level column atau vessel yang bertekanan tinggi dan dialirkan ke vessel lain
yang bertekanan rendah biasanya dipasang pengaman :
A. Press indikator untuk melihat pressure.
B. Level indikator untuk melihat level.
C. Temperatur indikator untuk melihat temperatur.
D. Level Switch Low untuk menghindari transfer pressure.
15. Hands control yang di pasang pada bejana yang bertekanan berfungsi untuk :
A. Mengatur tekanan pada normal operasi.
B. Mengatur tekanan pada kondisi emergency.
C. Menurunkan tekanan pada kondisi emergency.
D. Menurunkan tekanan pada normal operasi.

20 of 20

Anda mungkin juga menyukai