Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

FLOW RATE CONTROL

OLEH :

Nama : Mhd Muladi

Nim : 18 01 111

Grup : E

Jurusan : Teknik Kimia

LABORATORIUM INSTRUMENT & PENGENDALIAN PROSES

POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

MEDAN

2020

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Tujuan Percobaan
a. Mengetahui jenis-jenis alat ukur laju fluida.
b. Menghitung Harga Debit Alir secara Teori (QT)
c. Menghitung Kecepatan Alir suatu Fluida(V)

1.2.Teori Percobaan

Sistem kendali merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem kehidupan modern saat
ini. Dengan sistem kendali memungkinkan variable yang ingin dikendalikan dapat
mencapai nilai yang diingikan dengan mekanisme uampan balik den pengendalian.
Dengan sistem kendali memungkinkan adanya sistem yang stabil, akurat dan tepat waktu.
Sistem kendali dapat dirancang untuk melakukan pengendalian secara otomatik.
Sistem kendali dapat dilakukan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk
sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan.
Sehingga harus ada yang dikendalikan berupa suatu sistem fisis yang biasa disebut dengan
kendalian. Masukkan dan keluaran merupakan variable atau besaran fisis. Keluaran
merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh pengendali artinya yang dikendalikan, sedangkan
masukan merupakan sesuatu yang mempengaruhi pengendali yang mengatur keluaran.
Kedua dimensi masukan dan keluaran tidaklah harus sama.
Pengendalian proses merupakan bagian dari pengendalian automatic yang diterapkan
dibidang teknologi proses untuk menjaga kondisi oprasi berjalan sebagaimana yang
diinginkan. Jenis jenis variable yang di kendalikan biasanya berupa suhu (T), tekanan (P),
laju alir (F), dan tinggi permukaan cairan (L). dalam teknik pengendalian proses
permasalahan yang paling utama ialah menjaga agar nilai variable proses tetap atau
berubah mengikuti alur tertentu.
Variable yang termanipulasi (MV) atau variable pengendali, sedangkan nilai yang
diinginkan dan dijadikan acuan variable proses ialah nilai acuan ( setpoint velue, SV ).
Tujuan dari pengendalian proses ialah mempertahankan proses agar tetap pada keadaan
yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan operasi. Namun tujuan pengendalian erat
berkaitan dengan kualitas pengendalian yang didasarkan atas bentuk tanggapan variable
proses dengan mendekati nilai setpoint ( Haidi, 2020).
Salah satu sistem pengendalian adalah pengendalian laju alir. Pada praktikum ini akan
dilakukan beberapa percobaan untuk menguji kestabilan dari sistem pengendalian laju alir.
Selain itu, akan dilihat bagaimana perilaku dari laju alir ketika diberikan beberapa
gangguan hingga akhirnya akan digunakan untuk menentukan suatu keadaan pengendalian
yang optimum.
2
Sistem kontrol sangat diperlukan dalam setiap proses. Flowrate control merupakan
salah satu penerapan dari sistem kontrol. Agar proses berjalan sesuai dengan target yang
ditentukan, proses harus dikontrol secara otomatis. Target tersebut dapat berupa keselamatan,
kualitas produk, proses berjalan sesuai dengan kualitas lingkungan, proses berlangsung sesuai
dengan batasan-batasan operasinya dan proses yang ekonomis.
Flowmeter adalah alat untuk mengukur jumlah ataulaju aliran dari suatu fluida yang
mengalir dalam sebuah pipa.Jenis jenis dari sensor aliran atau flowmeter sendiri adaberagam
antara lain, pipa pitot, orifice plate, pipa venturi danflow Nozzle yang merupakan sensor
aliran berdasarkantekanan. Pemilihan sensor aliran tersebut sangat bergantungpada
karakteristik dari fluida yang mengalir di dalam pipa,karena setiap fluida memiliki
karakteristik tersendiri untuksensor aliran yang berbeda.
Selama operasi suatu pabrik, harus terpenuhi beberapa kebutuhan yang ditentukan oleh
pendesainnya dan kondisi teknik, ekonomi dan sosial yang umum terutama dengan adanya
pengaruh-pengaruh luar atau gangguan yang sangat menantang. Dalam melakukan studi,
penting untuk diketahui bahwa proses yang berlangsung di industri kimia berlangsung secara
dinamik, yakni variabel-variabel yang menentukan terjadinya proses-proses itu berubah
terhadap waktu. Agar proses tersebut berjalan sesuai dengan target-target yang ditentukan,
proses tersebut harus dikontrol secara otomatis. Target –target dari proses itu adalah:
a. Terjaminnya keselamatan bagi buruh dan peralatan yang ada
b. Terjaganya kualitas produk
c. Proses berlangsung sesuai dengan batasan-batasan operasinya. Berbagai jenis peralatan
yang digunakan dalam sebuah pabrik kimia memiliki batasan (constraint) yang inheren
untuk operasi peralatan tersebut. Batasan-batasan tersebut seharusnya terpenuhi di
seluruh operasi sebuah pabrik. Contohnya pompa harus menjadi net positive suction
head tertentu, tangki seharusnya tidak overflow atau tidak menjadi kering, kolom
distilasi seharusnya tidak terjadi banjir (flood), suhu pada sebuah reaktor katalitik
seharusnya tidak melebihi batas atasnya sehingga katalis menjadi rusak
d. Ekonomis. Operasi sebuah pabrik harus sesuai dengan kondisi pasar, yakni ketersediaan
bahan baku dan permintaan produk akhirnya. Oleh karena itu, dalam konsumsi bahan
baku, energi, modal, dan tenaga kerja harus seekonomis mungkin. Hal ini membutuhkan
pengontrolan kondisi operasi pada tingkat yang optimum sehingga terjadi biaya operasi
yang minimum, keuntungan yang maksimum dan sebagainya.
Agar studi proses berhasil dengan baik, diperlukan pemodelan (modelling), yakni
dengan membuat suatu persamaan diferensial fungsi waktu (dinamik). Untuk dapat
melakukan pemodelan, diperlukan penguasaan akan prinsip-prinsip rekayasa proses

3
(prinsip-prinsip termodinamika, aliran fluida, perpindahan panas, proses separasi, proses
reaksi dan lain-lain) dan matematik. Model yang sudah dibangun selanjutnya dibuat
simulasi komputer.(Rohman, 2017).

Secara umum sistem kendali dikelmpokkan sebagai berikut :

a. Dengan Manual dan Otomatis.

Pengendalian secara manual adalah pengendalian yang dilakukan oleg manusia


yang bertindak sebagai operator sedangkan pengendalian secara automatic ialah
pengendalian yang dilakukan oleh mesin – mesin yang bekerja secara otomatis dan
operasinya dibawah pengawasan manusia. Umumnya penegndalian otomatis banyak
digunakan di proses industry, pengawasan pesawat terbang dan lain sebagainya.

b. Jaringan Terbuka dan Jaringan Tertutup


Sistem kendali dengan jaringan tetutup adalah sistem pengendalian dimana
besaran keluaran memberikan efek terhadap besaran masukan sehingga besaran yang
dikendalikan dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan meleui alat pencatat.
Selanjutnya perbedaan nilai yang terjadi anatara besaran yang dikendalikan dan
penunjukkan alat pencatat digunakan sebagai koreksi.
Sistem kendali dengan jaringan terbuka adalah sistem pengendalian dimana
keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukkan sehingga variable yang
dikendalikan tidak dapat dibandingkan terhadap nilai yang diinginkan.

c. Kontinu ( Analog ) dan Diskontinu ( Diskrit )


Untuk pengendalian sistem kendali jenis kontinu dibagi menjadi beberapa bagian yaitu
:
1. Proporsioanal
Pada pengandalian proporsional, dimana pengendalian proporsional
`merupakan pengendalian yang paling sederhana dan paling banyak digunakan
pada pengendalian kontinu. Pengendalian ini akan menghasilkan output yang
proporsional namun dengan memiliki eror yang besar. Dimana jika outputnya
yang dikeluarkan maka error yang dihasilkan akan besar juga, sehingga
besarnya koreksi juga sebanding dengan nilai errornya. Namun selanjutnya
keluaran yang dihasilkan akan semakin kecil errornya setelah mendekati
dengan set point yang diinginkan.

4
2. Proporsional Integral
Pada pengenalian proporsional integral, dimana integral memberikan out put
yang proporsional dengan integral waktu error. Umumnya pengendalian
integral digunaan bersamaan dengan proporsional.

3. Proporsional Integral Derifatif


Pada PID dimana output yang diberikan dekat dengan set point dengan error yang
kecil dan menghilangkan off set serta cepat stabil dimana pengandalian
menggunakan pengendalian integral ( Haidi, 2020).

Pengukuran Aliran

Pengukuran aliran adalah pengukuran kapasitas aliran atau laju aliran massa atau
laju aliran volume aliran. Pada bab ini akan dibahas alat-alat dan perhitungan
pengukuran aliran. Ditinjau dari jenis saluran aliran fluida, yaitu aliran saluran tertutup
dan aliran saluran terbuka, maka alat pengukuran aliran secara umum juga akan
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu pengukuran aliran terbuka dan pengukuran
aliran tertutup.

Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran,


harga, kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut. Adapun
persamaan dasar yang dipergunakan dalam menganalisa pengukuran aliran adalah
persamaan kontinuitas, persamaan Bernoulli dan perhitungan head loss aliran.

Pengukuran Aliran Internal

Pengukuran aliran internal dapat dilakukan dengan 4 metode yaitu :

1. metode langsung

2. metode pembatasan : nosel, venturi, orifice, elemen aliran laminer,

3. metode linier : float meter, rotameter, turbin flowmeter, vortex flow meter,
electromagnetik flow meter, magnetik flow meter,
ultrasonic

4. metode pembagian ( pitot tube, anemometer).

Metode Langsung

Metode langsung pengukuran aliran dapat dilakukan dengan mengukur volume atau
massa fluida dalam selang waktu tertentu. Pada selang waktu yang lama dan diukur secara
tepat, serta pengukuran volume atau massa diukur secara tepat, maka pengukuran ini tidak
memerlukan kalibrasi. Pengukuran laju aliran volume atau massa dengan metode langsung ini
5
cukup teliti. Akan tetapi apabila fluida yang diukur adalah gas, maka efek kompresibilitasnya
harus diperhitungkan.

Persamaannya adalah :

m =  V A =  (/t)

dimana :

m : laju massa aliran

(/t): perubahan volume/perubahan waktu

Metode pembatasan

Metode pembatasan ini mengukur perbedaan tekanan diantara dua penampang aliran
yang sebanding dengan laju aliran. Perhitungan laju aliran teoritis dapat dilakukan
berdasarkan hukum kontinuitas dan persamaan Bernoulli. Kapasitas aliran sebenarnya dapat
ditentukan dengan memperhitungkan faktor koreksi dari masing-masing alat ukur yang
ditentukan secara empiris.

Pengukuran Aliran

Pengukuran aliran adalah untuk mengukur kapasitas aliran, massa laju aliran, volume aliran.
Pemilihan alat ukur aliran tergantung pada ketelitian, kemampuan pengukuran, harga,
kemudahan pembacaan, kesederhanaan dan keawetan alat ukur tersebut.

Dalam pengukuran fluida termasuk penentuan tekanan, kecepatan, debit, gradien kecepatan,
turbulensi dan viskositas. Terdapat banyak cara melaksanakan pengukuran-pengukuran,
misalnya: langsung, tak langsung, gravimetrik, volumetrik, elektronik, elektromagnetik dan
optik. Pengukuran debit secara langsung terdiri dari atas penentuan volume atau berat fluida
yang melalui suatu penampang dalam suatu selang waktu tertentu. Metoda tak langsung bagi
pengukuran debit memerlukan penentuan tinggi tekanan, perbedaan tekanan atau kecepatan
dibeberapa dititik pada suatu penampang dan dengan besaran perhitungan debit. Metode
pengukuran aliran yang paling teliti adalah penentuan gravimerik atau penentuan volumetrik
dengan berat atau volume diukur atau penentuan dengan mempergunakan tangki yang
dikalibrasikan untuk selang waktu yang diukur.

Pada prinsipnya besar aliran fluida dapat diukur melalui :

a. Kecepatan (velocity)
b. Berat (massanya)
c. Luas bidang yang dilaluinya
d. Volumenya

6
Alat Ukur Laju Aliran Fluida

Jenis alat ukur aliran fluida yang paling banyak digunakan diantaranya alat ukur lainnya
adalah alat ukur fluida jenis laju aliran. Hal ini dikarenakan oleh konstruksinya yang
sederhana dan pemasangannya yang mudah. Alat ukur aliran fluida jenis ini dibagi empat
jenis yaitu:

a. Venturi meter
b. Nozzle
c. Pitot tubes
d. Flat orifice

Venturi meter

Venturi Meter ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk
mendapatkan beda tekanan. Sedangkan alat untuk menunjukan besaran aliran fluida yang
diukur atau alat sekundernya adalah manometer pipa U. Venturi Meter memiliki kerugian
karena harganya mahal, memerlukan ruangan yang besar dan rasio diameter throatnya dengan
diameter pipa tidak dapat diubah.

Untuk sebuah venturi meter tertentu dan sistem manometer tertentu, kecepatan aliran yang
dapat diukur adalah tetap sehingga jika kecepatan aliran berubah maka diameter throatnya
dapat diperbesar untuk memberikan pembacaan yang akurat atau diperkecil untuk
mengakomodasi kecepatan aliran maksimum yang baru.

Untuk Venturi Meter ini dapat dibagi 4 bagian utama yaitu:


• Bagian Inlet : Bagian yang berbentuk lurus dengan diameter yang sama seperti diameter
pipa atau cerobong aliran. Lubang tekanan awal ditempatkan pada bagian ini.
• Inlet Cone: Bagian yang berbentuk seperti kerucut, yang berfungsi untuk menaikkan tekanan
fluida.
• Throat (leher): Bagian tempat pengambilan beda tekanan akhir bagian ini berbentuk bulat
datar. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengurangi atau menambah kecepatan dari aliran yang
keluar dari inlet cone.

Pada Venturi meter ini fluida masuk melalui bagian inlet dan diteruskan ke bagian outlet
cone. Pada bagian inlet ini ditempatkan titik pengambilan tekanan awal. Pada bagian inlet
cone fluida akan mengalami penurunan tekanan yang disebabkan oleh bagian inlet cone yang
berbentuk kerucut atau semakin mengecil kebagian throat. Kemudian fluida masuk kebagian
throat inilah tempat-tempat pengambilan tekanan akhir dimana throat ini berbentuk bulat
datar. Lalu fluida akan melewati bagian akhir dari venturi meter yaitu outlet cone. Outlet cone
ini berbentuk kerucut dimana bagian kecil berada pada throat, dan pada Outlet cone ini
tekanan kembali normal.

Jika aliran melalui venturi meter itu benar-benar tanpa gesekan, maka tekanan fluida yang
meninggalkan meter tentulah sama persis dengan fluida yang memasuki meteran dan
7
keberadaan meteran dalam jalur tersebut tidak akan menyebabkan kehilangan tekanan yang
bersifat permanen dalam tekanan. Penurunan tekanan pada inlet cone akan dipulihkan dengan
sempurna pada outlet cone. Gesekan tidak dapat ditiadakan dan juga kehilangan tekanan yang
permanen dalam sebuah meteran yang dirancangan dengan tepat.

Kelebihan dan Kekurangan Venturimeter

Kelebihan :

a. Mempunyai penurunan tekanan yang lebih kecil pada kapasitas yang sama.
b. Dapat pengukur debit besar.
c. Jauh dari kemungkinan tersumbat kotoran.
d. Mengukur cairan yang mengandung endapan padatan (solid).

Kekurangan :

a. Lebih mahal harganya.


b. Sulit dalam pemasangan karena panjang.
c. Tidak tersedia pada ukuran pipa dibawah 6 inchi.

Flow Nozzle

Flow Nozzle sama halnya dengan plat orifice yaitu terpasang diantara dua flensa. Flow
Nozzle biasa digunakan untuk aliran fluida yang kecil. Karena flow nozzle mempunyai
lubang lebih besar dan kehilangan tekanan lebih kecil daripada plat orifice sehinga flow
nozzle dipakai untuk fluida kecepatan tinggi pada temperatur tinggi dan untuk penyediaan air
ketel. Flow nozzle ini merupakan alat primer dari pengukuran aliran yang berfungsi untuk
mendapatkan beda tekanannya. Sedangkan alat untuk menunjukkan besaran aliran fluida yang
diukur atau alat sekundernya adalah berupa manometer. Pada flow nozzle kecepatan
bertambah dan tekanan semakin berkurang seperti dalam venturi meter. Dan aliran fluida akan
keluar secara bebas setelah melewati lubang flow nozzle sama seperti pada plat orifice. Flow
nozzle terdiri dari dua bagian utama yang melengkung pada silinder.

Pitot tubes

8
Nama pitot tubes datang dari konsensip Henry de Pitot pada tahun 1732. Pitot tubes
mengukur besaran aliran fluida dengan jalan menghasilkan beda tekanan yang diberikan oleh
kecepatan fluida itu sendiri dapat dilihat pada Gambar diatas, pitot tubes membutuhkan dua
lubang pengukuran tekanan untuk menghasilkan suatu beda tekanan. Pada pitot tubes ini
biasanya fluida yang digunakan adalah jenis cairan dan gas. Pitot tubes terbuat dari stainless
steel dan kuningan.

Kegunaan Pitot Tube :

a. Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel.


b. Menghitung profil kecepatan aliran pada pipa.

Aplikasi Pitot Tube :

a. Mengukur kecepatan pada pesawat (airspeed).


b. Altimeter pesawat.
c. Mengukur tekanan fluida pada wind tunnel (terowongan angin).

Kelebihan dan Kekurangan Pitot Tube :

Kelebihan :

a. Susunan sederhana.
b. Relatif mudah dan murah.
c. Tidak perlu adanya kalibrasi.
d. Pressure drop aliran kecil.

Kekurangan :

a. Keakuratan rendah untuk beberapa aplikasi.


b. Pipa harus lurus dengan kecepatan aliran untuk mendapatkan hasil yang baik.

Flat orifice

9
Orifice adalah plat berlubang yang disisipkan pada laluan aliran fluida yang
diukur, juga merupakan alat primer yang berfungsi untuk mendapatkan beda tekanan
antara aliran pada up stream dan down stream dari orifice itu sendiri. Orifice
merupakan salah satu alat ukur yang digunakan di lapangan geothermal dan umumnya
orifice diletakkan sebelum separator.

Kelebihan dan Kekurangan Orifice Meter

Kelebihan:

a. Konstruksinya sederhana
b. Rancangannya mudah
c. Harganya relatif murah
d. Mudah dikalibrasi
e. Mudah dirancang/didapat
f. Tingkat ketelitian cukup baik

Kekurangan :

a. Penurunan tekanan sedang-tinggi.

10
BAB II

METODE PERCOBAAN

2.1. Alat Dan Fungsinya

1) Bak penyimpan air :

Berfungsi Sebagai wadah untuk penyimpanan air.

2) Strainer Type Y :

Berfungsi Untuk menyaring kotoran yang materialnya halus.

3) Pompa Air :

Berfungsi Untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ketempat yang


diinginkan.

4) Motor :

Berfungsi Sebagai penggerak pompa.

5) Tangki tekanan air :

Berfungsi Untuk mengukur tekanan air.

6) Tangki kedalaman air :

Berfungsi Untuk mengukur kedalaman air.

7) Pressure Gauge :

Berfungsi Sebagai alat penunjuk tekanan.

8) Orifice Plate :

Berfungsi Untuk mengukur laju aliran fluida.

9) Control Valve :

Berfungsi Untuk mengatur kecepatan aliran fluida.

10) Katub – katub :

Berfungsi Untuk membuka dan menutup aliran fluida.

11) Pipa dan Selang :

Berfungsi Sebagai media aliran fluida.

12) Compressore :
11
Berfungsi Untuk menyuplai udara bertekanan.

13) Transmitter :

Berfungsi Untuk mengubah sinyal proses menjadi sinyal instrument elektrik.

14) Check Meter :

Berfungsi Untuk membaca sinyal elektrik.

15) Katub By-Pass :

Berfungsi Sebagai katub pengaman pada jalur perpipaan.

Untuk bagian electric :

a. Electro Pneumatic Converter :

Berfungsi untuk mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal pneumatic atau


sebaliknya.

b. Manipulator selector.
c. Controller :

Berfungsi Untuk mengontrol persen bukaan control valve.

d. Recorder :

Berfungsi Untuk mencatat flow.

e. Program Station.
f. Detector selector No. 1 : Untuk mengatur penggunaan flow.
g. Detector selector No. 2 : Untuk mengatur penggunaan flow.

2.2. Prosedur Kerja

1. Lingkar kendali laju aliran disusun seperti pada gambar.


a. Air bersih diisi ke dalam bak penyimpanan air.
b. Kran : V1, V3, V4, V5, V10, V17, V19, V20, VMH, VML, VDO di buka.
c. Alur katub 3 jalan CDH, CDL, CH diluruskan ke posisi yang dimaksud.
d. Saklar pemilih DS-1, DS-2, dan MS-6 dipasang pada posisi flow rate.
e. Semua katub lainnya ditutup.
f. Kontak tusuk motor disambungkan ke sumber arus.

2. Saklar-68 dan Saklar-66 dipasang agar membuat pompa beroperasi, kemudian tekanan
diatur pada PG44 = 2 kg/cm2G dengan cara :

a. Katub V3 ditutup.
b. Dan berangsur – angsur ditutup katub V1 perlahan – lahan sampai menunjukkan
tekanan pada PG44 = 2 kg/cm2G.

12
c. Katub V3 dibuka sampai tekanan pada PG44 = 1 kg/cm2G.
d. Udara dikeluarkan dari dalam pipa dan tubing dengan membuka dan menutup
katub : VMH, VML, VDO beberapa kali.
e. Setelah udara dikeluarkan sampai benar – benar bersih ditutup kembali katub
VMH, VML dan VDO.
f. Kotak tusuk Kompressor disambungkan ke sumber arus.

3. Hidupkan Kompressor dan beri tekanan melalui Air Regulator sebesar 1,4
kg/cm2G konstan.

a. Output flow rate dibuka dengan penuh secara normal.


b. By – pass kran : V4, V5 ditutup penuh
c. Check meter disambungkan ke transmitter.
d. Laju aliran (Flow Rate) diatur pada kurang sedikit dari 100 % dengan
mengatur V3, hal ini dapat dilihat pada penunjukkan alat recorder.

Prosedure Selesai :

1. Katub by-pass : V4 dan V5 dibuka penuh.


2. Katub V3 dibuka penuh.
3. Katub V1 dibuka penuh.
4. Katub : VMH , VML , dan VDO dibuka penuh.
5. Check meter dicabut dari transmitter.
6. % bukaan CV dinol kan, kemudian ditutup kembali.
7. Air regulator dinol kan.
8. Kontak tusuk compressore dicabut dari sumber arus.
9. Saklar-66 dan saklar-68 dioff kan

10.Kontak tusuk motor dicabut dari sumber arus.

13
Gambar Rangkaian

14
15
BAB III

DATA PERCOBAAN

NO CV Q ƩP=P1+P2 SE SP

(%) (L/jam) (mmHg) (mA) (kg/cm2)


1. 100 500 47 20 1
2. 85 460 45 18,8 0,8
3. 75 430 44 17,2 0,7
4. 50 370 41 15,2 0,5

Medan, 05 Desember 2020

Lab. Instrumen Dan Pengendalian Proses

16
BAB IV

PERHITUNGAN

Data ke 1

1. MenghitungHarga Debit AlirTeori (QT)


√2 𝑔
QT = K . A Σp
𝑝

Diketahui :
13,60 𝐾𝑔/𝑚2
Σp = 47 mmHg x = 639,2 kg/m2
1 𝑚𝑚𝐻𝑔

K = 0,8521
d = 7,9 mm = 0,0079 m
ρ = 1000 kg/m3

❖ MencariNilai A
𝐴 = (𝜋/4)𝑑 2

3,14
𝐴 = ( 4 ) (0,0079 m)2
A= 4,899 x 10 -5 m2

√2 𝑔
QT = K . A Σp
𝑝
√2𝑥 9,8𝑚/𝑠2 639,2
QT = 0,8521 (4,899x10-5)m2 1000 𝑘𝑔/𝑚3 kg/m2
QT = 0,0001477 m3/s
QT = 531,72 L/jam

2. Menghitung % Kesalahan Debit Alir


𝑄𝑇−𝑄𝑃
%E= 𝑋 100 %
𝑄𝑇
531,72𝐿/𝑗𝑎𝑚– 500 𝐿/𝑗𝑎𝑚
%E= 𝑋 100 %
531,72 𝐿/𝑗𝑎𝑚

% E = 5,96 %

3. Hitung sinyal Elektrik (SET)


% 𝐶𝑉
SET = ( 100
𝑥 16) + 4

100
SET = ( 100 𝑥 16) + 4

SET = 20 mA

4. Hitung % Kesalahan Signal Elektrik


𝑆𝐸𝑇−𝑆𝐸𝑃
%E = 𝑆𝐸𝑇
𝑥 100%
17
20−20
%E = 20
𝑥 100%

%E = 0

5. Hitung SignalPneumatic Teori


% 𝐶𝑉
SPT = ( 100
𝑥 0,8) + 0,2

100
SPT = ( 100 𝑥 0,8) + 0,2

SPT = 1 Kg/cm2

6. Hitung % Kesalahan SignalPneumatic


𝑆𝑃𝑇−𝑆𝑃𝑃
%E = 𝑆𝑃𝑇
𝑥 100%

1−1
%E = 1
𝑥 100%

%E = 0

7. MenghitungKecepatanAlir (V)

Dik : Q = 500 L/Jam


𝐿 1 𝑗𝑎𝑚 0,001 𝑚3
= 500 𝑗𝑎𝑚x x
3600 𝑠 1𝐿

Q = 0,0001388 m3/s

V = Q /A
0,0001388 𝑚3 /𝑠
V= 0,00004899 m2

V = 2,835 m/s
Data ke 3

1. MenghitungHarga Debit AlirTeori (QT)


√2 𝑔
QT = K . A Σp
𝑝

Diketahui :
13,60 𝐾𝑔/𝑚2
Σp = 44 mmHg x = 598,4 kg/m2
1 𝑚𝑚𝐻𝑔

K = 0,8521
d = 7,9 mm = 0,0079 m
ρ = 1000 kg/m3

❖ MencariNilai A
𝐴 = (𝜋/4)𝑑 2

3,14
𝐴 = ( 4 ) (0,0079 m)2
A= 4,899 x 10 -5 m2
18
√2 𝑔
QT = K . A Σp
𝑝
√2𝑥 9,8𝑚/𝑠2
QT = 0,8521 (4,899x10-5)m2 1000 𝑘𝑔/𝑚3 598,4kg/m2
QT = 0,0001429 m3/s
QT = 514,44 L/jam

2. Menghitung % Kesalahan Debit Alir


𝑄𝑇−𝑄𝑃
%E= 𝑋 100 %
𝑄𝑇

514,44𝐿/𝑗𝑎𝑚 – 430 𝐿/𝑗𝑎𝑚


%E= 𝑋 100 %
514,44 𝐿/𝑗𝑎𝑚

% E = 16,41 %

3. Hitung sinyal Elektrik (SET)


% 𝐶𝑉
SET = ( 100
𝑥 16) + 4

75
SET = ( 100 𝑥 16) + 4

SET = 16 mA

4. Hitung % Kesalahan Signal Elektrik


𝑆𝐸𝑇−𝑆𝐸𝑃
%E = 𝑆𝐸𝑇
𝑥 100%

16−20
%E = ⃒ ⃒𝑥 100%
16

%E = 25 %

5. Hitung SignalPneumatic Teori


% 𝐶𝑉
SPT = ( 100
𝑥 0,8) + 0,2

75
SPT = ( 100 𝑥 0,8) + 0,2

SPT = 0,8 Kg/cm2

6. Hitung % Kesalahan SignalPneumatic


𝑆𝑃𝑇−𝑆𝑃𝑃
%E = 𝑆𝑃𝑇
𝑥 100%

0,8−0,7
%E = 0,7
𝑥 100%

19
%E = 14,2857%

7.MenghitungKecepatanAlir (V)

Dik : Q = 430 L/Jam


𝐿 1 𝑗𝑎𝑚 0,001 𝑚3
= 430 𝑗𝑎𝑚x x
3600 𝑠 1𝐿

Q = 0,0001194 m3/s

V = Q /A
0,0001194 𝑚3 /𝑠
V= 0,00004899 m2

V = 2,437 m/s

20
BAB V

TABULASI DATA DAN GRAFIK

1. Tabulasi Data

∑P = P1
CV + P2 SE Sp % E( Debit
No. (%) Q(I/jam) (mmHg) (mA) (kg/cm2) QT Alir)

1 100 500 47 20 1 531,72 5,96

2 85 460 45 19,8 0,8 520 11,57

3 75 430 44 18,6 0,7 514,44 16,41

4 60 390 42 18 0,6 502,83 22,43

% E( Sinyal % E(Signal V(kecepatan


Elektrik) SET SPT Pneumatic) alir)

0 20 1 0 2,835

12,5 17,6 0,88 9,09 26,082

25 16 0,8 142,857 2,437

32,35 13,6 0,68 11,76 22,113

2. Grafik

QP VS CV

500
460
CV

430
390

QP

21
QP CV

500 100

460 85

430 75

390 60

SPP VS CV

1
0,8
CV

0,7
0,6

SPP

SPP CV

1 100

0,8 85

0,7 75

0,6 60

22
SEP VS CV

20
19,8
CV

18,6
18

SEP

SEP CV

20 100

17,6 85

16 75

13,6 60

23
BAB VI
KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulan bahwa :

1. Jenis-jenis alat ukur laju fluida ialah :


a. Venturi Meter
b. Flat Orifice
c. Pitot Tube
d. Nozzle
2. Harga debit aliran secara teori (QT) ialah :
a.Data 1 QT = 531,72 L/Jam
b.Data 2 QT = 520 L/Jam
c.Data 3 QT = 514,44 L/Jam
d.Data 4 QT = 502,83 L/Jam

3.Kecepatan ALiran suatu Fluida (V) ialah :


a.Data 1 V = 2,835 m/s
b.Data 2 V = 26,082m/s
c.Data 3 V = 2,437 m/s
d.Data 4 V = 22,113 m/s

24
DAFTAR PUSTAKA

Haidi, Junas. 2020. Pengaruh Perhitungan Flow Gas Terhadap Perubahan SuhuGas Alam
Dengan Alat Ukur Orifice Meter. Universitas Bengkulu. Bengkulu

Rohman, Abdur. 2017. Sistem Pengaturan Laju Aliran Air pada Plant Water Treatment
Skala Rumah Tangga dengan Kontrol Fuzzy-Pid. Universitas Jember. Jember

https://sjitok.blogspot.com/2014/12/makalah-alat-pengukuran-laju-aliran.html

25

Anda mungkin juga menyukai