Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUGAS

PRAKTIKUM PENGENDALIAN PROSES

TEKNIK KIMIA

BASIC FLOW CONTROL

NAMA: MUHAMMAD FATHI NIM: 3335200108

RIZQILLAH
KELOMPOK: D
TGL 16/03/2023

PARAF

DIKUMPULKAN REVISI PENGUMPULAN


REVISI
JURUSAN TEKNIK KIMIA-FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
A. PENDAHULUAN

Basic flow control merupakan mekanisme dalam komunikasi data yang


digunakan untuk mengatur laju aliran data antara dua komponen sistem. Basic flow
controll juga bisa didefinisikan sebagai susunan dari beberapa komponen yang
terangkai dan membentuk aksi pengendalian. Sistem pengendalian yang diterapkan
pada teknologi proses disebut sistem pengendalian proses. Pada dunia industri,
pengendalian proses dapat diterapkan pada reaktor, penukar panas (heat
exchanger), kolom pemisahan (misalnya distilasi, absorpsi, ekstraksi), tangki
penampung cairan, aliran fluida, dan lain-lain yang bertujuan untuk mengatur
kondisi operasi agar menghasilkan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan
(Heriyanto, 2010).
Prinsip mekanisme flow control pada dasarnya adalah metode untuk
mengontrol laju aliran atau kecepatan proses pada suatu sistem, dengan mengatur
variabel-variabel kontrol yang disalurkan melalui sinyal agar dapat mempengaruhi
variabel lainnya pada suatu sistem operasi. Flow control umumnya digunakan
untuk mengontrol aliran gas, fluida, atau uap pada suatu industri. Salah satu contoh
flow control adalah pada sistem perpipaan yaitu pada kendali bukan valve. Jenis-
jenis pengendalian control berdasarkan cara kerjanya diantaranya (Caliskan,
Balkan, & Platin, 2009) :

1. Sistem Pengendali Manual

Sistem pengendali manual yaitu suatu sistem yang mana faktor manusia
sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan sistem tersebut. Sehingga, sistem
pengendalian manual sangat bergantung pada siapa pelakunya.

2. Sistem Pengendali Otomatis

Sistem pengendali otomatis tidak lagi bergantung pada siapa pelakunya


seperti pada sistem pengendali manual. Sistem pengendalian dikendalikan oleh
sistem yang telah diprogram secara otomatis.

3. Sistem Pengendali Kontinyu

2
Sistem pengendali kontinyu merupakan sistem pengendalian yang
berlangsung secara kontinyu. Sinyal yang masuk akan ditangkap oleh kontroller
yang mengaktifkan suatu proses. Hasil dari proses tidak sepenuhnya dilepas,
melainkan sebagian kembali menuju kontroller untuk diproses secara berulang atau
kontinyu.

4. Sistem Pengendalian Digital

Sistem pengendalian digital sebenarnya hampir sama dengan sistem


pengendalian otomatis. Hanya saja, pada transmiter pada alat kontroller memiliki
visual yang lebih mudah dipahami karena berbentuk digital

5. Sistem Pengendalian Adaptf

Sistem pengendalian adaptive merupakan sistem yang dapat menyesuaikan


dengan perubahan lingkungan sekitarnya

6. Sistem Pengendalian Diskrit

Sistem pengendalian diskrit merupakan sistem yang tidak berjalan terus-


menerus, melainkan berjalan ketika pada waktu cupliknya.

Sistem pengendalian controll dapat dipelajari dengan melakukan simulasi


menggunakan suatu model pendekatan dari aplikasi hysys. Beberapa hal dapat
dipelajari, seperti pengaruh tekanan, laju alir, temperature dan lain-lain yang dapat
mempengaruhi kondisi operasi dari suatu sistem. Sistem pengendalian controll
memiliki manfaat atau fungsi utama dalam penggunaannya, manfaat atau fungsi
tersebut diantaranya (Azhim, Prasetya, & Tridianto, 2019) :

1. Mencegah buffer overflow

2. Mengoptimalkan kinerja

3. Mencegah kehilangan data

3
B. RUMUSAN MASALAH

Basic flow controll merupakan suatu dasar dari pengendalian proses pada
pengendalian aliran. Dalam hal ini, valve sebagai salah satu media controller dari
aliran memiliki banyak indikator yang dapat mempengaruhi aliran yang dihasilkan.

Salah satu faktornya adalah ukuran bukaan valve, hilang tekan, pengaruh
laju alir, amplitudo, efek PV dan OP noise, kondisi steady state atau dynamics,
yang akan mempengaruhi banyak faktor pada aliran yang dihasilkan.

Dengan memvariasikan STD Ideal liq vol flow dari 0-400 m3/h dan tekanan
300-450 kpa pada feed system serta bukaan valve dari 0-100%, dapat berpengaruh
terhadap beberapa hal, diantaranya :

1. Bagaimana pengaruh bukaan valve dan hilang tekan terhadap ukuran valve
(Cv), temperature outlet, dan fraksi uap outlet ?

2. Bagaimana pengaruh laju alir terhadap tekanan downstream ?

3. Bagaimana pengaruh kondisi steady state dan dynamics pada stream masuk
dan keluar ?

4. Bagaimana pengaruh tekanan dan bukaan valve terhdap kondisi operasi ?

5. Bagaimana pengaruh TRF terhadap profil tekanan dan laju alir sistem ?

Maka perlu dikaji dengan menggunakan simulasi hysys terkait pengaruh-


pengaruh yang terdapat pada pada parameter di atas.

C. STRATEGI PENYELESAIAN

Dalam penyelesaian simulasi flow controll, akan dilakukan beberapa


tahapn untuk menyelesaikan simulasi ini. Algoritma penyelesaian simulasi ini
dapat dilihat pada gambar berikut :

4
Gambar 1. Algoritma penyelesaian masalah basic flow controll

1. Penyelesaian Simulasi Proses


Proses penyelesaian masalah dengan simulasi adalah dengan
menyusun model peralatan proses yang digunakan dan menentukan kondisi
operasi yang digunakan.
2. Pemilihan model termodinamika (fluid packages)
Agar program simulasi dapat berjalan dan mendekati kondisi
lapangan harus dilakukan pemilihan model termodinamika secara baik.
Model Thermodinamika yang akan dipilih adalah metode Peng-robinson
untuk menangani hidrokarbon yang sesuai dengan komponen-komponen
terlibat dan kondisi operasi.
3. Evaluasi parameter terhadap proses
Evaluasi dilakukan dengan memasukkan atau menganti variable
kondisi operasi untuk dievaluasi hasil simulasinya.

5
D. PENDEKATAN SIMULASI

Simulasi proses basic flow controll dilakukan dengan menggunakan


perangkat lunak hysys. Ada beberapa pendekatan yang digunakan dalam simulasi
ini, yaitu :

1. Bukaan valve dan hilang tekan

Pada simulasi ini, bukaan valve dan hilang tekan dilakukan dengan
menentukan bukaan valve sebesar 50% dan hilang tekan sebesar 0.7 bar. Aplikasi
hysys memiliki tools yang dapat digunakan untuk mengatur bukaan valve dan
hilang tekan.

2. Laju alir

Laju alir dilakukan dengan menentukan laju alir sebesar 2 kalinya dan setenganya.
Aplikasi hysys memiliki tools yang dapat digunakan untuk menentukan nilai laju
alir.

3. Kondisi steady state dan dynamics

Kondisi aliran dilakukan dengan menentukan kondisi aliran steady state


dan dynamics. Aplikasi hysys memiliki tools yang memiliki menu bar dynamics
asisten dan dynamics mode yang digunakan untuk menentukan kondisi aliran.

4. Tekanan dan bukaan valve

Tekanan dan bukaan valve dilakukan dengan menentukan tekanan dan


bukaan valve yang divariasikan. Aplikasi hysys memiliki tools yang dapat
digunakan untuk mengatur tekanan dan bukaan valve.

5. TRF

6
TRF dilakukan dengan melakukan variasi skenario gangguan berupa
amplitudo, PV, dan OP, serta pengaktifan dan penonaktifan gangguan. Aplikasi
hysys memiliki tools yang dapat digunakan uuntuk mengatur variasi skenario
gangguan.

E. PEMBAHASAN

Secara keseluruhan rangkaian peralatan flow controll didesain dengan


membuat aliran feed yang dimasukan pada valve kemudian dikeluarkan menuju
aliran keluar. Desain tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2. Rangkaian alat basic flow controll

Kondisi operasi pada aliran feed atau input yang dialirkan dari feed dibuat
dengan kondisi sebagai berikut :

Gambar 3. Komposisi input

7
Berdasarkan kondisi diatas dibuatlah analisa-analisa pengaruh indikator
pada flow controll, yaitu sebagai berikut :

1. Pengaruh bukaan valve dan hilang tekan terhadap ukuran valve (Cv),
temperature outlet, dan fraksi uap outlet

Bukaan valve dan nilai hilang tekan menentukan nilai dari ukuran valve
(Cv), temperature outlet, dan fraksi uap outlet. Dengan menentukan seberapa besar
bukaan valve dan nilai hilang tekan yang diinginkan dapat menentukan juga nilai
melalui perhitungan simulasi untuk ukuran valve (Cv), temperature outlet, dan
fraksi uap outlet.

Nilai yang didapat pada kondisi bukaan valve sebesar 50% dengan nilai
hilang tekan diinginkan sebesar 0,7 bar menghasilkan nilai ukuran valve (Cv)
sebesar 2316 USGPM(60F, 1psi), temperature outlet sebesar 8.138 0C, dan fraksi
uap outlet sebesar 0.247. Berikut gambar terlampir pada simulasi tersebut :

Gambar 4. Simulasi penentuan nilai bukaan valve dan hilang tekan terhadap nilai
ukuran valve (Cv), temperature outlet, dan fraksi uap outlet
Pengaruh bukaan valve dan hilang tekan terhadap nilai temperatur outlet
disebabkan oleh semakin rendahnya nilai laju alir, yang diberikan oleh fluida akan
memperbesar perpindahan kalor secara konduksi dan konveksi pada fluida, dimana
ketika bukaan valve semakin besar maka nilai laju alir juga akan semakin besar.
Peningkatan temperatur pada fluida ini juga akan mengakibatkan penurunan kadar
air dari fluida yang berarti fraksi uap pada outlet juga akan semakin besar (Rosidi,
Juarsa, Haryanto, & Antariksawan, 2018).

8
2. Analisa pengaruh laju alir terhadap tekanan downstream

Pengaruh laju alir terhadap tekanan downstream menunjukan


ketidakpengaruhan. Laju alir disimulasikan menggunakan nilai yang berbeda-
beda. Yaitu dengan nilai awal 200 m3/h kemudian dikalikan 2 dan dibagi dua untuk
menilai pengaruhnya terhadap tekanan downstream.
Hasilnya tekanan downstream tidak berubah sedikitpun meski laju alir diubah
nilainya menjadi 2 kalinya dan dibagi setengahnya. Berikut merupakan hasil
simulasi dari pengaruh laju alir terhadap tekanan downstream dengan
memvariasikan laju alirnya ;

Gambar 5. Simulasi pengaruh laju alir terhadap tekanan downstream

3. Analisa pengaruh kondisi steady state dan dynamics pada stream masuk
dan keluar

9
Pengaruh kondisi steady state dan dynamics pada stream masuk dan keluar
sangat terlihat pada saat kondisi dynamics diaktifkan. Gambarannya dapat dilihat
pada gambar berikut :

Gambar 6. Pengaruh kondisi aliran terhadap stream 1 dan stream 2

Pada gambar dapat dilihat bahwa tidak ada perubahan yang terjadi pada
stream 1 dan stream 2. Hal ini dikarenakan belum adanya pengaruh apapun
sehingga kondisi operasi masih sama, sehingga tidak adanya perubahan kondisi
yang terjadi pada stream 1 dan stream 2 (Irhsan, Azhar, & Kamal, 2018).

4. Analisa pengaruh tekanan dan bukaan valve terhdap kondisi operasi

Pengaruh tekanan dan bukaan valve terhadap kondisi operasi dapat dilihat
dengan memvariasikan kondisi tekanan feed, tekanan keluar, dan bukaan valve.
Dengan kondisi tekanan feed dan tekanan keluaran konstan dengan bukaan valve
divariasikan 25%, 50%, dan 75% didapatkan hasil sebagai berikut :

10
Gambar 7. Pengaruh bukaan valve terhadap kondisi operasi

Pada gambar dapat dilihat pengaruh bukaan valve terhadap kondisi operasi
berpengaruh cukup besar pada flow rate aliran, dimana semakin besar bukaan valve
semakin besar flow rate yang dihasilkan. Sedangkan dengan kondisi tekanan
keluaran dan bukaan valve konstan dengan tekanan feed divariasikan 3 bar dan 4
bar didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 8. Pengaruh tekanan feed terhadap kondisi operasi

Pada gambar dapat dilihat pengaruh tekanan feed terhadap kondisi operasi
sangat berpengaruh terhadap flow rate yang ketika tekanan feed dinaikan
temperatur outlet mengalami penurunan sedangkan flowratenya meningkat.

11
Sedangkan dengan kondisi tekanan feed dan bukaan valve konstan dengan tekanan
keluaran divariasikan 3,5 bar dan 4,5 bar didapatkan hasil sebagai berikut :

Gambar 9. Pengaruh tekanan keluaran terhadap kondisi operasi

Pada gambar dapat dilihat pengaruh tekanan keluaran terhadap kondisi


operasi sangat berpengaruh terhadap flow rate yang ketika tekanan keluaran
dinaikan flowratenya akan menurun. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
(Dharma & Prasetyo, 2012), dimana perubahan tekanan yang terjadi pada feed
berbanding lurus dengan semakin bertambahnya laju aliran fluida. Sementara
tekanan pada keluaran berbanding terbalik dengan semakin bertambahnya laju
aliran fluida. Hal ini pun berlaku untuk ukuran bukaan valve, dimana semakin besar
bukaan valve, maka semakin besar pula laju alir dari suatu fluida. Sedangkan
pengaruhnya terhadap temperatur outlet disebabkan oleh semakin rendahnya nilai
laju alir, yang diberikan oleh fluida akan memperbesar perpindahan kalor secara
konduksi dan konveksi pada fluida (Rosidi, Juarsa, Haryanto, & Antariksawan,
2018).

5. Analisa pengaruh TRF terhadap profil tekanan dan laju alir sistem

Pengaruh TRF atau gangguan terhadap kondisi operasi mengakibatkan


kurva yang menggambarkan kondisi operasi mengalami kurva yang fluktuatif.
Ketika skenario dibuat dengan variasi amplitudo dan periode menghasilkan kurva
yang disajikan pada gambar berikut :

12
Gambar 10. Pengaruh amplitode dan periode terhadap kondisi operasi

Pengaruh lainnya ketika mencoba menambahkan pengaruh efek PV dan Op


maka kurva yang terlihat semakin menunjukan kurva yang lebih tidak beraturan,
kurva tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

13
Gambar 11. Pengaruh PV dan OP noise terhadap kondisi operasi

Pengaruhnya dapat kita bandingkan ketika mengaktifkan disturbance dan


ketika menon-aktifkan disturbance tersebut, kurvanya dapat dilihat menunjukan
hasil yang sangat berbeda dan dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 12. Pengaruh disturbance terhadap kondisi operasi

Pada gambar dapat dilihat ketika dinonaktifkan disturbancenya, kurva


terlihat stabil, sedangkan ketika diaktifkan kurvanya menunjukan kefluktuaktifan.
Hal ini disebabkan oleh sistem yang dibuat tanpa disturbance merupakan sistem
ideal yang tidak terpengaruh faktor lingkungan terhadap sistem. Sedangkan sistem
yang disimulasikan mengalami gangguan merupakan sistem yang disimulasikan
terpengaruh faktor lingkungan terhadap sistem. Semakin besar disturbance yang

14
diberikan, maka semakin sulit untuk menebak kondisi operasi yang berlangsung
(Irhsan, Azhar, & Kamal, 2018). Hal inilah yang mengakibatkan kefluktuatifan
kurva yang didapat pada simulasi kali ini.

F. KESIMPULAN

Berdasarkan analisa-analisa yang telah dilakukan dapat dibuat beberapa


kesimpulan, yaitu :

1. Bukaan valve dan hilang tekan mempengaruhi nilai ukuran valve (Cv),
temperature outlet, dan fraksi uap outlet.
2. Pengaruh laju alir terhadap tekanan downstream yaitu tidak berpengaruh,
dimana ketika laju alirnya dinaikan maka tekanan downstream tidak
berpengaruh sama sekali.
3. Pengaruh kondisi steady state dan dynamics pada stream masuk dan keluar
yaitu tidak berpengaruh karena belum adanya pengaruh disturbance.
4. Pengaruh tekanan dan bukaan valve terhadap flow rate yaitu berbanding
lurus untuk tekanan feed dan bukaan valve, yaitu ketika semakin tinggi
maka semakin tinggi juga nilai flow rate-nya, sedangkan untuk tekanan
keluaran berbanding terbalik, sehingga ketika tekanannya ditinggikan maka
flowrate-nya semakin rendah.
5. Pengaruh TRF terhadap profil tekanan dan laju alir sistem yaitu terkait
kefluktuatifan kurva kondisi operasi, Semakin banyak disturbance yang
diberikan, maka akan semakin fluktuatif kurva yang didapatkan, dimana
kurva tersebut menggambarkan kondisi operasi pada sistem tersebut.

15
G. DAFTAR PUSTAKA

Azhim, F., Prasetya, H. E., & Tridianto, E. (2019). Rancang Bangun Control Valve
untuk Sistem Pengendalian pada Tangki Peyimpanan. Jurnal Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Industri, Lingkungan dan Infrastruktur.

Caliskan, H., Balkan, t., & Platin, B. (2009). Hydraulic Position Controll System
With Variable Speed Pump. 1-8.

Dharma, U. S., & Prasetyo, G. (2012). Pengaruh Perubahan Laju Aliran Terhadap
Tekanan dan Jenis Aliran yang Terjadi pada Alat Uji Praktikum Mekanika
Fluida. Jurnal Program Studi Teknik Mesin.

Heriyanto. (2010). Pengendalian Proses. Bandung.

Irhsan, M., Azhar, & Kamal, M. (2018). Studi Pengendalian Flow Liquid pada
Scrub Tower C-4501 di PT Perta Arun Gas. JURNAL TEKTRO.

Rosidi, A., Juarsa, M., Haryanto, D., & Antariksawan, A. (2018). STUDI AWAL
KARAKTERISTIK Temperatur dan Tekanan Pada Aliran Sirkulasi Alam
di Fasilitas Uji Untai FASSIP-02 Menggunakan Simulasi CFD. Poros.

16

Anda mungkin juga menyukai