Anda di halaman 1dari 28

PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

SIMULASI PENGENDALIAN SUHU PADA PCT 13 DENGAN


LABVIEW 2012

DISUSUN OLEH:

Dioisius Andy Kristanto 2412100106

Asisten Pembimbing
Biga Arisandi 2411100082

S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015

1
i

PRAKTIKUM SISTEM PENGENDALIAN OTOMATIS

SIMULASI PENGENDALIAN SUHU PADA PCT 13 DENGAN


LABVIEW 2012

DISUSUN OLEH:

Dionisius Andy k 2412100106

Asisten Pembimbing
Biga Arisandi 241110082

S1 TEKNIK FISIKA
JURUSAN TEKNIK FISIKA
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
2015

i
ABSTRAK
Labview merupakan sebuah software yang biasa digunakan
untuk melakukan interfacing atau membuat sebuah HMI (Human
Machine Interface) dari sebuah sistem, baik itu sistem
pengendalian, pengukuran maupun monitoring. Pada praktikum
ini Labview digunakan untuk interfacing dari sistem pengendalian
pada sebuah plant yang sudah diintegrasi dengan hadware
National Instument Field Point. Dimana plant yang digunakan
adalah PCT 13 untuk pengendalian suhu. Percobaan dilakukan
dalam simulasi dan real-time. Dari percobaan yang telah
dilakukan, untuk set point sebesar 40, nilai Kc, Ti dan Td
yang dibutuhkan agar sistem stabil masing-masing adalah
sebesar 15, 0,08 dan 0,01. Sedangkan untuk set point sebesar 45,
nilai Kc, Ti dan Td yang dibutuhkan masing-masing adalah
sebesar 50, 0,08 dan 0,01.

Kata Kunci : LabVIEW, Pengendalian, PID

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


memberikan rahmat dan anugrahnya, sehingga laporan resmi ini
dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Laporan resmi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus
dipenuhi setiap praktikan sebelum beranjak ke praktikum
berikutnya.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua dan teman-teman yang telah
memberikan segala dukungan baik moril maupun materil
serta perhatiannya.
2. Dosen pengajar mata kuliah SIstem Pengendalian
Otomatis yang telah membimbing dan memberikan
ilmunya.
3. Asisten yang setia membimbing dan mendampingi dari
mulai praktikum hingga penyelesaian laporan resmi.
Dalam penyusunan laporan resmi ini tentunya masih jauh
dari sempurna baik menyangkut isi maupun bahasa yang
digunakan sehingga tidak menutup kemungkinan bagi penulis
untuk menerima kritik maupun saran yang membangun demi
kesempurnaan. Akhir kata, semoga laporan resmi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pihak pada
umumnya, semoga laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan membuka wawasan bagi yang membacanya.

Surabaya, 30 April 2015


Hormat Kami,

Penulis

iii
iv
v

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................... i


Abstrak .................................................................................... iii
Abstract ................................................................................... v
Kata Pengantar ........................................................................ vii
Daftar Isi .................................................................................. ix
Daftar Gambar ......................................................................... xi
Daftar Tabel ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1
1.3 Tujuan ............................................................................... 1
1.4 Sistematika Laporan .......................................................... 2
BAB II DASAR TEORI......................................................... 3
2.1 Labview 2012 .................................................................... 3
2.1.1 Tool Pallete..................................................................... 5
2.1.2 Control Pallete ................................................................ 5
2.2 Mode Control..................................................................... 7
2.2.1 Pengontrol PID ............................................................... 11
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN ............................ 13
3.1 Alat dan Bahan .................................................................. 13
3.2 Prosedur Percobaan ........................................................... 13
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ............. 15
4.1 Analisa data ....................................................................... 15
4.2 Pembahasan ....................................................................... 16
BAB V PENUTUP ................................................................. 17
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 17
5.2 Saran .................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Blok Diagram Pengendalian Suhu ....................... 3


Gambar 2.2 Font Panel dan Diagram Blok ............................. 4
Gambar 2.3 Tool Pallete .......................................................... 5
Gambar 2.4 Control Pallete PID Labview ............................... 6
Gambar 2.5 PID Advanced...................................................... 7
Gambar 3.1 (a) Tampilan awal Labview ................................. 13
Gambar 3.1 (b) Tampilan Font Panel dan Diagram Blok........ 14
Gambar 3.2 Simulation Compact Field Point.......................... 14
Gambar 4.1 Grafik yang terjadi saat nilai Set Point = 40 ........ 15
Gambar 4.2 Grafik yang terjadi saat nilai Set Point = 45 ........ 15

vi
vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Efek PID pada system lup tertutup .......................... 11

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini, perkembangan ICT sudah semakin pesat,
banyak software-software yang muncul dipasaran yang
memungkinkan kita untuk melakukan interfacing dari sebuah
sistem, baik itu sistem pengendalian , pengukuran maupun
monitoring. Salah satunya adalah software labview. Pada dunia
industri Labview bayak digunakan untuk pembuatan HMI
(Human Machine Interface). Dimana proses monitoring kinerja
dari sebuah plant yang letaknya jauh dari control room dapat
dilakukan, selain itu pengubahan parameter-parameter control
juga dapat dilakukan lewat HMI ini. Maka dari itu maka di dalam
praktikum ini akan mempelajari tentang Labview agar dapat
mengendalikan sebuah plant.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari praktikum ini adalah
a. Bagaimana cara konfigurasi hardware National
Instrument Field Point yang digunakan untuk
mengendalikan besarnya suhu pada PCT 13?
b. Bagaimana cara pemograman Labview 2012?
c. Bagaimana peran mode Kontrol PID secara Real Time?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktium ini adalah
a. Dapat mengetahui konfigurasi hardware National
Instrument Field Point yang digunakan untuk
mengendalikan besarnya suhu pada PCT 13.
b. Dapat mengetahui cara pemrogramman Labview 2012.
c. Dapat mengetahui peran mode Kontrol PID secara Real
Time.

1
2

1.4 Sistematika Laporan


Dalam penyusunan laporan praktikum ini terdiri atas lima
bab yaitu :
a. Bab I berisi latar belakang, tujuan, rumusan masalah, dan
sistematika dalam membuat laporan praktikum ini.
b. Bab II berisi teori penunjang yang diambil dari jurnal atau
buku yang dapat dijadikan landasan teori dalam
melakukan praktikum ini.
c. Bab III berisi metodologi percobaan yang terdiri atas
peralatan praktikum dan prosedur praktikum ini, beserta
penjelasan singkatnya.
d. Bab IV berisi analisa percobaan dan pembahasan
praktikum.
e. Bab V adalah bab terakhir yang berisi kesimpulan dari
praktikum dan saran untuk praktikum supaya praktikum
berikutnya berjalan lebih baik.
BAB II
DASAR TEORI

Pengendaian suhu aliran fluida dengan menggunakan


software LABVIEW 2012 akan di intergrasi dengan hardware
National Instrument Field Point yang digunakan sebagai
interface antara LABVIEW 2012 dengan plant yang akan
dikendalikan yaitu PCT 13. Diagram block dari sistem
pengendalian laju aliran (flow) dengan menggunakan LABVIEW
2012 dapat dilihat pada dibawah ini:
Tref Tout
Labview PCT 13

Transmitter
r
Gambar 2.1 Blok diagram sistem pengendalian suhu

2.1 Labview 2012


Labview adalah sebuah software pemrograman buatan
national instrument dengan konsep yang berbeda seperti
bahasa pemrograman lainnya yaitu: C++, Matlab, atau visual
basic, tetapi mempunyai fungi yang sama. Bahasa pemrograman
labview berbasis pada grafis atau blok diagram sementara yang
lain menggunakan basis text. Labview bekerja mempunyai dua
bagian yaitu: front panel digunakan sebagai user interface yang
akan mensimulasikan panel untuk instrument dan block
diagram digunakan sebagai source code dibuat dan berfungsi
sebagai instruksi untuk front panel.

3
4

Gambar 2.2 Font panel dan diagram blok


Menu bar pada front panel labview.

fungsi dari masing-masing bagian adalah:


a. Run : mengeksekusi VI sampai process selesai
b. Run continuously : mengeksekusi VI secara kontinu, setelah
satu proses selesai maka VI kembali dieksekusi sampai abort
ditekan.
c. Abort : menghentikan eksekusi.
d. Pause : menghentikan eksekusi sementara
e. Highlight : melihat alur dari jalan program secara berlaha
pada front panel.
f. Start single stepping: mengeksekusi VI per step
g. Align object : mengatur tampilan obejk
h. Distribute objek : mengatur tampilan beberapa objek
i. Recorder : mengatur tampilan beberapa objek yang saling
bertumpukan
j. Icon : gambar yang ditampilkan VI tersebut bila dijadikan sub
VI
5

2.1.1 Tool Pallete


Dalam membuat suatu VI ada beberapa tools yang
harus dipakai dan masing mempunyai kegunaannya:

Gambar 2.3 Tool pallete


1. Operate value: mengubah nilai parameter dari suatu objek
2. Connect wire : menghubungkan beberapa objek dengan kabel
3. Set/clear breakpoint : membuat atau menghilangkan sebuah
breakpoint
4. Probe data : membuat sebuah probe yang berfungsi untuk
monitoring data
5. Object Pop Up: menu yang berhubungkan dengan objek
tersebut tersebut atau memunculkan daftar objek
6. Position /size/select: memindahkan, mengubahkan ukuran
atau memilih suatu objek
7. Edit text : mengedit atau membuat tulisan.
8. Scroll window : memindahkan sudut pandangan pada layar
9. Get color : mengambil sampel warna
10. Set color : mengubah warna dan suatu objek.
2.1.2 Control Palette
Dalam pemrograman berbasis grafis, hal yang perlu
dilakukan untuk membuat suata program adalah menaruh
beberapa fungsi dan kemudian menghubungkan dengan kabel
pada bagian diagram. Fungsi-fungsi tersebut terletak pada
control palette. Banyak fungsi yang terletak dalam control palette
bervariasi tergantung pada seberapa lengkap LABVIEW yang
6

diinstall. Pada praktikum ini menggunakan control & simulation,


PID palette yang digunakan untuk membuat kontrol PID
pada front panel LABVIEW.

Gambar 2.4 Control panel PID labview


Dalam praktikum ini hanya menggunakan PID
advanced, sebagai kontroler fungsi PID lanjut (PID Advanced)
menerapkan sebuah fungsi kontroller PID dalam bentuk
penjumlahan, contohnya adalah P, I dan D dijumlahkan, dengan
parameter pengendalian Kc, Ti dan Td. (Lebih tepatnya, bentuk
penjumlahan akan membentuk sebuah fungsi pengendali PID
ideal. Bentuk penjumlahan lain adalah betuk parallel dengan
parameter pengendali Kc, Ki = Kc/Ti dan Kd = Kc*Td). Fungsi
pengendali PID ini menerapkan anti-wind up dan dapat dipasang
pada modus manual. Pilihan yang tersedia adalah gain yang non-
linier, dan bobot setpoint yang dikurangi dalam jumlah yang
proporsional. Fungsi pengendali ini tidak memiliki fliter low
pass pada penggunaan derivatif. (Pada penerapan, fungsi
pengendali lanjut selalu digunakan, dikarenakan oleh kurangnya
pilihan mode manual).
7

Gambar 2.5 PID Advanced (DBL)

2.2 Mode Controller


Controller merupakan peralatan utama dalam pengendalian
suatu variabel proses. Pada controller ini terjadi proses
pengolahan sinyal input pengendalian dari transmitter.
Controller akan membandingkan sinyal input dengan setting
value yang kita kehendaki. Apabila sinyal input terlalu besar
dari setting value yang diberikan maka controller akan berusaha
memperkecilnya begitu pula sebaliknya. Besarnya koreksi dari
kesalahan input tergantung dari mode controllernya. Mode
controller tersebut terdiri dari mode proportional, mode
integral, mode derivatif dan kombinasinya. Adapun macam dari
aksi pengontrolannya, yaitu
a. Pengontrol On/Off
Aksi pengendalian dari controller ini hanya mempunyai
dua kedudukan, maksimum atau minimum, tergantung dari
variable terkontrolnya, apakah lebih besar atau lebih kecil
dari set poin.
b. Pengontrol PID
Pengontrol PID adalah pengontrol konvensional yang
banyak dipakai dalam dunia industri. Pengontrol PID akan
memberikan aksi kepada Control Valve berdasarkan besar
error yang diperoleh. Suhu fluida yang diinginkan disebut dengan
Set Point. Error adalah perbedaan dari Set Point dengan suhu air
aktual. Persamaan Pengontrol PID adalah :
8

Keterangan :
mv(t) adalah output dari pengontrol PID atau Manipulated
Variable
Kp adalah konstanta Proporsional
Ti adalah konstanta Integral
Td adalah konstanta Detivatif
e(t) adalah error (selisih antara set point dengan level aktual)
Persamaan Pengontrol PID diatas dapat juga dituliskan
sebagai berikut :

Dengan

Untuk lebih memaksimalkan kerja pengontrol diperlukan


nilai batas minimum dan maksimum yang akan membatasi nilai
Manipulated Variable yang dihasilkan.
c. Pengontrol Proporsional
Pengontrol proporsional memiliki keluaran yang
sebanding/proporsional dengan besarnya sinyal kesalahan (selisih
antara besaran yang diinginkan dengan harga aktualnya).
Ciri-ciri pengontrol proporsional :
1. Jika nilai Kp kecil, pengontrol proporsional hanya
mampu melakukan koreksi kesalahan yang kecil, sehingga
akan menghasilkan respon sistem yang lambat (menambah
rise time).
2. Jika nilai Kp dinaikkan, respon/tanggapan sistem akan
semakin cepat mencapai keadaan mantapnya (mengurangi
rise time).
9

3. Namun jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga


yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak
stabil atau respon sistem akan berosilasi.
4. Nilai Kp dapat diset sedemikian sehingga mengurangi steady
state error, tetapi tidak menghilangkannya.
d. Pengontrol Integral
Pengontrol Integral berfungsi menghasilkan respon sistem
yang memiliki kesalahan keadaan mantap nol (Error Steady State
= 0 ). Jika sebuah pengontrol tidak memiliki unsur integrator,
pengontrol proporsional tidak mampu menjamin keluaran sistem
dengan kesalahan keadaan mantapnya nol. Keluaran pengontrol
ini merupakan hasil penjumlahan yang terus menerus dari
perubahan
masukannya. Jika sinyal kesalahan tidak mengalami perubahan,
maka keluaran akan menjaga keadaan seperti sebelum terjadinya
perubahan masukan. Sinyal keluaran pengontrol integral
merupakan luas bidang yang dibentuk oleh kurva kesalahan /
error.
Bila nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadap
waktu menjadi 2 kali lebih cepat. Bila e(t) tetap, maka nilai u(t)
akan tetap seperti semula.
Ciri-ciri pengontrol integral :
1. Keluaran pengontrol integral membutuhkan selang waktu
tertentu, sehingga pengontrol integral cenderung
memperlambat respon.
2. Ketika sinyal kesalahan berharga nil, keluaran pengontrol
akan bertahan pada nilai sebelumnya.
3. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan
menunjukkan kenaikan atau penurunan yang dipengaruhi
oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki.
4. Konstanta integral Ki yang berharga besar akan
mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin besar nilai
konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari
sinyal keluaran pengontrol.
e. Pengontrol Derivatif
10

Keluaran pengontrol diferensial memiliki sifat seperti halnya


suatu operasi derivatif. Perubahan yang mendadak pada masukan
pengontrol akan mengakibatkan perubahan yang sangat besar dan
cepat. Ketika masukannya tidak mengalami perubahan, keluaran
pengontrol juga tidak mengalami perubahan, sedangkan apabila
sinyal masukan berubah mendadak dan menaik (berbentuk fungsi
step), keluaran menghasilkan sinyal berbentuk impuls. Jika sinyal
masukan berubah naik secara perlahan (fungsi ramp), keluarannya
justru merupakan fungsi step yang besar magnitudenya sangat
dipengaruhi oleh kecepatan naik dari fungsi ramp dan factor
konstanta Kd.
Ciri-ciri pengontrol derivatif :
1. Pengontrol tidak dapat menghasilkan keluaran jika tidak
ada perubahan pada masukannya (berupa perubahan sinyal
kesalahan)
2. Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka
keluaran yang dihasilkan pengontrol tergantung pada nilai
Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan.
3. Pengontrol diferensial mempunyai suatu karakter untuk
mendahului, sehingga pengontrol ini dapat menghasilkan
koreksi yang signifikan sebelum pembangkit kesalahan
menjadi sangat besar. Jadi pengontrol diferensial dapat
mengantisipasi pembangkit kesalahan, memberikan aksi
yang bersifat korektif dan cenderung meningkatkan stabilitas
sistem.
4. Dengan meningkatkan nilai Kd, dapat meningkatkan
stabilitas sistem dan mengurangi overshoot.
Berdasarkan karakteristik pengontrol ini, pengontrol
diferensial umumnya dipakai untuk mempercepat respon awal
suatu sistem, tetapi tidak memperkecil kesalahan pada keadaan
tunaknya. Kerja pengontrol diferensial hanyalah efektif pada
lingkup yang sempit, yaitu pada periode peralihan. Oleh sebab itu
pengontrol diferensial tidak pernah digunakan tanpa ada kontroler
lainnya.
11

Efek dari setiap pengontrol Proporsional, Integral dan


Derivatif pada sistem lup tertutup disimpulkan pada table berikut
ini :
Tabel 2.1 Efek PID pada system lup tertutup
Respon Rise Overshoo Settling Steady-State
Lup Time t Time Error
Tertutup
Proporsi Menuru Meningka Perubaha Menurunkan/men
onal nkan tkan n Kecil gurangi
Integral Menuru Meningka Meningka Mengeliminasi
nkan tkan tkan
Derivatif Perubah Menurun Menurun Perubahan kecil
an Kecil kan kan

2.2.1 Pengontrol PID


Setiap kekurangan dan kelebihan dari masing-masing
pengontrol P, I dan D dapat saling menutupi dengan
menggabungkan ketiganya secara paralel menjadi pengontrol
proporsional plus integral plus diferensial (pengontrol PID).
Elemen-elemen pengontrol P, I dan D masing-masing secara
keseluruhan bertujuan :
mempercepat reaksi sebuah sistem mencapai set point-
nya
menghilangkan offset
menghasilkan perubahan awal yang besar dan
mengurangi overshoot.

Karakteristik pengontrol PID sangat dipengaruhi oleh


kontribusi besar dari ketiga parameter P, I dan D. Penyetelan
konstanta Kp, Ki dan Kd akan mengakibatkan penonjolan sifat
dari masing-masing elemen. Satu atau dua dari ketiga konstanta
tersebut dapat disetel lebih menonjol disbanding yang lain.
Konstanta yang menonjol itulah akan memberikan kontribusi
pengaruh pada respon sistem secara keseluruhan.
12

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Peralatan Percobaan


Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikum sebagai
berikut :
a. Labview 2012 dan hardware NationalInstrument Field Point
b. Satu set PCT 13 + kabel penghubung LM35
c. Rangkaian Triac
d. Pompa sirkulasi air dingin

3.2 Prosedur Percobaan


Langkah-langkah percobaan ini adalah sebagai berikut :
a. Labview 2012 diklik, kemudian blank VI di klik untuk
membuat front panel dan block diagram

Gambar 3.1 (a) Tampilan awal LabVIEW (b) Tampilan front


panel & block diagram
b. Kemudian akan muncul tampilan Front Panel secara lengkap
seperti pada gambar dibawah ini.

13
14

Gambar 3.2 Tampilan front panel temperature and level control


simulation using Compact Fieldpoint

Gambar 3.3 Tampilan awal LabVIEW untuk PID gains and


Process Flow Chart
c. Power supply dinyalakan untuk pompa dan heater
d. Set point temperature diatur sesuai yang diinginkan
e. Tuning pengendalian dilakukan pada temperature
f. Respon sistem di amati dan di catat. (waktu dan temperature)
g. Pengambilan data dan tuning dilakukan sebanyak 5 kali
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Data


Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yaitu dengan
merubah-rubah parameter P,I dan D secara trial and error didapat
data berupa grafik respon sistem seperti pada gambar berikut.

Gambar 4.1 Grafik yang terjadi saat nilai Set Point = 40

Gambar 4.2 Grafik yang terjadi saat nilai Set Point = 45

15
16

4.2 Pembahasan
Pada gambar 4.1 terlihat grafik respon untuk set point
sebesar 40, dengan parameter Kc yang bernilai 15, parameter Ti
yang bernilai 0,08 dan Td yang bernilai 0,01. Grafik respon yang
dihasilkan terbilang stabil karena bisa kembali kedalam keadaan
steady dan tidak terdapat osilasi, error steady state juga terlihat
tidak lebih dari 5% yaitu batas toleransi error steady state. Namun
masih terjadi undershoot serta settling time yang relative lama.
Hal ini menunjukkan bahwa nilai parameter Kc, Ti dan Td yang
diberikan diatas belum tepat sehingga terjadi
overshoot/undershoot, serta setlling time yang lama Maka
dilakukan trial and error lagi dengan menurunkan setpoint dari
sistem.
Untuk gambar 4.2 dengan set point 45 terlihat bahwa sistem
sangat stabil. Tidak terjadi overshoot maupun undershoot. Osilasi
yang terjadi juga sangat minim, serta settling time yaitu waktu
yang digunakan respon untuk masik pada range error antara 2%-
5% sangat cepat. Error steady state pun terlihat tidak lebih dari
5%. Sehingga nilai parameter Kc, Ti dan Td masing-masing
sebesar 50, 0,08 dan 0,01, sudah tepat untuk set point sebesar 45.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan
beberapa kesimpulan, diantaranya :
a. LabVIEW merupakan sebuah software yang dapat
digunakan untuk melakukan interfacing dari sebuah
sistem pengendalian, sehingga kita dapat melakukan
monitoring secara realtime terhadap perilakusistem
tersebut dimana pada raktikum ini yang diamati adalah
grafik respon. Selain itu juga dapat dikonfigurasikan
dengan hardware pendukung, seperti National
Instrument Fieldpoint.
b. Proses tuning PID sangat menentukan respon dari sistem
pengendalian. Untuk mendapatkan nilai parameter PID
yang sesuai dapat menggunakan beberapa metode yang
masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan.

5.2 Saran
Saran yang diberikan oleh praktikan untuk praktikum ini
antara lain adalah sebagai berikut:
a. Sebaiknya hardware yang digunakan utntuk praktikum
sebelumnya di cek kondisinya, dan dipastikan dalam
kondisi baik.
b. Saat melakukan simulasi, praktikan dijelaskan prinsip
kerja dan basis pemrograman dari software yang
digunakan
c. Seharusnya Plant dan konfigurasi Labview dan hardware
National Instrument sudah selesai agar praktikan dapat
langsung mengambil data.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asistem Laboratorium Instrumentasi. 2015. Simulasi


Pengendalian suhu Pada PCT 13 dengan Labview 2012.
Teknik Fisika, ITS Surabaya

Anda mungkin juga menyukai