Anda di halaman 1dari 91

KOMPRESOR

Perancangan Alat Proses


Rujukan
• Campbell, J. M. 1992. Gas Conditioning and Processing:
Equipment Modules, Volume 2.
• Hanlon, Paul C. 2001. Compressor Handbook. McGraw-
Hill Companies, Inc.
Jenis-jenis Kompresor
Pemilihan Kompresor
Tahapan Perhitungan Kompresor
(Single Stage)
INPUT:
1. Tekanan Masuk (P1)
2. Suhu Masuk (T1) 1. Discharge
3. Rasio Kompresi (R) Temperature
4. Laju Alir Gas (q) (TD)
5. Berat Molekul Gas 2. Diameter
6. Efisiensi Isentropik,
HITUNG: Impeller
7. Tip Speed (u)
1. Specific Gravity (SG)
2. Rasio Kapasitas Panas ()
3. Faktor Kompresibilitas (Z),
4. kW/stage
5. Compressor Speed (N),
6. Mechanical Losses (WL),
7. DAYA TOTAL
Panduan Seleksi Kompresor
Panduan Pemilihan Drivers Kompresor
Operating Ranges Kompresor
Figure 15.1 General Range of Application of
Compressor
Praktik Dasar dalam Pemilihan Kompresor
• Silakan lihat:
Khan, 1984. Basic Practices in Compressors Selection.
International Compressor Engineering Conference. Paper
509.
http://docs.lib.purdue.edu/icec/509

TUGAS:
Buat diagram alir pemilihan kompresor sesuai dengan
paper Khan (1984)
Daya Kompresor
Persamaan termodinamika dasar

15.1

Daya aktual: 15.2

Daya teoritis: 15.3


3 Jenis Efisiensi
• Efisiensi TERMODINAMIK (ISENTROPIK)
– Reversibel (S1 = S2)
– Adiabatik (Q = 0)
• Efisiensi MEKANIK
– Frictional losses
Pers. (15.15)
– Other mechanical losses (mis. valve)
• Efisiensi POLITROPIK
– Irreversibel (S1  S2)
– Non-adiabatik (Q  0)
Prosedur Kompresi pada DIAGRAM MOLLIER

Isentropic
Tahap compression
berikutnya
Gas cooling
Persamaan Umum
15.4
Figure 15.2(a) Enthalpy-Entropy Diagram for a 0.65-0.75 Relative
Density Sweet Natural Gas (METRIC)

Entropy – kJ/kmol
Figure 15.2(b) Enthalpy-Entropy Diagram for a 0.65-0.75 Relative
Density Sweet Natural Gas (ENGLISH)

DIAGRAM MOLLIER
Perhitungan Daya dengan Diagram Mollier
Bentuk lain dari Pers. (15.3):
𝑄. ∆ℎisen
𝑃=
3600(𝑀𝑊)𝜂isen
dengan
–P : daya kompresor (MW)
–Q : laju alir (kg/h)
– ∆ℎisen : perubahan entalpi isentropik (kal/mol)
– MW : berat jenis
– 𝜂isen : efisiensi isentropik
Example 3.10
Metana dikompresi dari 1 bar (100 kPa)
and 290K (17oC) ke 10 bar (1 Mpa). Jika
efisiensi isentropiknya 0.85, hitung energi
yang diperlukan untuk mengkompres
10,000 kg/h. Estimasikan suhu keluar gas
JAWAB
• Dari Diagram Mollier (Fig. 3.5) diperoleh:
kal
– 𝐻1 = 4500
mol
kal
– 𝐻2 = 6200 (lintasan isentropik)
mol

• Kerja isentropik = (6200 – 4500) kal/mol = 1700 kal/mol


• Kerja aktualnya = 1700/0.85 = 2000 kal/mol
• Entalpi akhir aktualnya = 6500 kal/mol, sehingga suhunya
adalah 480K
• Energi yang diperlukan:
𝑄.∆ℎisen (10000)(1700)
𝑃= = = 1.45 MW
3600(𝑀𝑊)𝜂isen 3600(16)(0.85)
Bagaimana jika Diagram
Mollier-nya TIDAK ADA?
Compressor Head

PV  constant
 
 1

T1Z a R  P2  

h   1    1
  MW   P1  


Compression Power
Kombinasi Pers. (15.4) dan (15.5)
 1
 
 A     Ps   P2  
kW / Stage    q  T1     1 Z a  15.8
 E    1   Ts   P1  
 

(100 kPa or 14.7 psia)


(15oC 0r 60oF)


Daya Kompresor
𝑛−1
𝑍. 𝑇1 . 𝑅. 𝑄 𝑛 𝑃2 𝑛
𝑃= −1
3600𝐸𝑝 𝑛 − 1 𝑃1
• P : daya pompa (kW)
• Q : laju alir gas (kmol/h)
• R : konstanta gas ideal = 8.314
• T1: suhu masuk (K)
• n : rasio kapasitas panas politropik
Efisiensi Menyeluruh
∆h dan R
Specific Gravity (SG)
𝑀𝑊𝑔𝑎𝑠
SG=
𝑀𝑊𝑎𝑖𝑟

• MWair = 28.97
Rasio Kapasitas Panas ()
Bila fraksi komponen diketahui:


  y C 
i pi

  y C   1.99
i pi
15.6

Bila fraksi komponen TIDAK diketahui, rumus empiris:

  1.3  0.31SG  0.55 15.7


Hubungan k dan MW
(Rule of Thumb page 115)
Kapasitas Panas Molar HK
Laju Alir Masuk Kompresor
• Laju alir masuk kompresor yang actual:
Z1T1
QG  19.6506 q
P1
– QG : laju alir gas actual (actual cfm)
– T1 : suhu masuk kompresor (oR)
– P1 : tekanan masuk kompresor (psia)
– Z1 : factor kompresibilitas fluida masuk kompresor
– q : laju alir volumetrik gas masuk kompresor (MMSCFD)
Hubungan kW/Stage dan h
T1Z a R  P2    P   
 1  1

R   
h   1    1   T1    1 Z a
  MW   P1   MW     1   P1  
2

 
 1

    P2  hMW 

 T1    1 Z a 
   1   P1  

R

 1
 
 A     Ps   P2  
kW / Stage    q  T1     1 Z a 
 E    1   Ts   P1  
 
 A  MW q   Ps 
kW / Stage      h
E R  Ts 
Faktor Kompresibilitas (Z)
Discharge Temperature (TD)
 
 1
 
 P2 
1 
TD  T1 1 
P1
 15.9
 Eisen 
atau  
T1  P2  
 1

Eisen     1
TD  T1  P1  
 
Nilai isentropic efficiency (Eisen)
• Kompresor sentrifugal: 0.7 – 0.75
• Kompresor resiprokal: 0.7 – 0.75 (HS = high speed)
• Kompresor resiprokal: 0.83 – 0.90 (LS = low speed)
Figure 15.4(a) Simple Correlation for Estimating
Compressor Power (Metric)
Figure 15.4(b) Simple Correlation for
Estimating Compressor Power (English)
Konversi
 Ps  Ta 
Qa  Q.10   
5
15.10
 Pa  Ts 

15.11
Estimasi Daya Kompresor dengan Nomograf
Relasi Eisen dan Epoly
n 1  1
 15.12
n  .E poly
n adalah rasio kapasitas panas untuk politropik

 
 1
P2 
1

P1
Eisen 15.13
 
n 1
P2
P1
n 1
Pendekatan Efisiensi Politropik
Figure 15.6 Relasi Eisen dan Epoly
Example 3.11

Estimasikan daya kompresor untuk


mengkompresi 5000 kmol/h HCl
o
pada 5 bar, 15 C ke 15 bar.
JAWAB
𝐶𝑝
• 𝛾= = 1.438 (menggunakan Properties UniSim untuk HCl)
𝐶𝑣
𝑄 𝑇𝑖 𝑃𝑠
• Pada kondisi masuk, laju alirnya (m3/s) = 𝑉
3600 𝑇𝑠 𝑃𝑖
5000 288 1
= 22.4 = 6.56
3600 273 5
𝛾−1 1.438−1
Dari Fig. 3.6, 𝐸𝑝 = 0.73, sehinga 𝑚 = = = 0.417
𝛾𝐸𝑝 1.438(0.73)

15 0.417
𝑇𝐷 = 288 = 455 K
5
1 1
Pada kondisi kritis: 𝑛= = = 1.715
1−𝑚 1−0.417
• HCl memiliki 𝑃𝑐 = 82 bar dan 𝑇𝑐 = 324.6 K
455+288
• 𝑇𝑟 purata = = 1.44
2(324.6)
5+15
• 𝑃𝑟 purata = = 0.12
2(82)
• Pada kondisi purata, Z = 0.967 (UniSim); Z = 0.962 (Figure 1 Rule of Thumb
hlm. 114)
𝑛−1
𝑍.𝑇1 .𝑅.𝑄 𝑛 𝑃2 𝑛
• 𝑃= −1
3600𝐸𝑝 𝑛−1 𝑃1
1.715−1
0.967 288 8.314 (5000) 1.715 15 1.715
= −1
3600(0.73) 1.715 − 1 5
= 6139 kW = 6.1 MW
Hasil UniSim: 6043 kW
Relasi ds dan Ns
Mechanical Losses

2
 N 
WL  FL  
 1000 

FL
18

16

14

12

10

6
TOTAL DAYA = kW/Stage + WL 4

0
0 5 10 15 20
Polytropic Head per Impeller

1 impeller sekitar 3200 m (10.500 ft)


Figure 15.8 Relasi ds dan Ns
Sonic Velocity

gc  Z R T
us 
MW


Diameter Impeller (Estimasi)

q
d
0.050u
Compressor Speed

60u
N
d
Figure 15.9 Kurva Karakteristik Kompresor
Sentrifugal
SURGE
• SURGE: Fenomena ketidakstabilan yang terjadi pada
saat laju alir rendah (lihat Kurva Karakteristik Kompresor)
• Surge melibatkan keseluruhan sistem, bukan hanya
kompresor, yakni semua kumpulan komponen yang
dilewati oleh aliran masuk (upstream) dan keluar
(downstream) dari fluida
• Kompresor tidak dapat mencapai tekanan keluar
sedemikian rupa sehingga terjadi serangkaian aliran balik
Choke (Sumbatan)
• Choke (efek “dinding batu” atau “stonewall” effect)
membatasi kapasitas kompresor
• Kondisi ini disebabkan oleh laju alir membatasi gas yang
melalui “mata” impeller pertama
• Aliran ini selalu lebih besar dari disain dan biasanya tidak
akan terjadi di bawah 115-120% rated capacity
• Kecepatan maksimum dibatasi oleh bilangan MACH
(kecepatan suara) dari gas
Choke (Sumbatan)
• Secara teori, efek choke akan terjadi pada harga ini,
tetapi prakteknya biasanya adalah membatasi disain pada
bilangan Mach 0.80-0.90
• Gas terringan yang dikompresi di mana choke menjadi
masalah yang signifikan adalah propylene
• Propana, butana, dan freon memiliki kecepatan Mach
sekitar 200 m/s pada -40oC
• Kompresi gas yang lebih ringan dari propana, choke
bukan menjadi perhatian praktis
Anti Surge Control
Contoh 15.1
1. Compressor Head

  1.3  0.310.65  0.55  1.27


  1 /   0.2126

MWgas = (SG)(MWair)
2. Compressor Power

 std m3 /d  Ps  T1 
q
 86400  
P  
T  Z a m3 /s
  1  s 
3. Compressor Discharge Temperature (15.9)
4. Number of Impellers
5. Diameter Impeller (Estimasi)

 std m3 /d  Ps  T1 

q 

 

 

3
Z a m /s
 86400  P1  Ts 
6. Specific Diameter and Speed
Disain Kompresor dengan UniSim
• Menggunakan komposisi gas Pertamina
RECIPROCATING
COMPRESSOR
Prinsip
Reciprocating
Compressor
Prosedur Kerja
Delivery pressure

Induced volume
Swept/displacement volume

Efisiensi volumetric (Evz) = Vl/Vd


Clearance (C) = Vc/Vd

Inlet pressure
Approximate
Valve
Losses
Prosedur Kerja
• Titik A menggambarkan akhir dari gaya kompresi
• Garis ABC menggambarkan gaya masuk total
– Bagian AB menggambarkan ekspansi gas yang terperangkap antara
piston dan ujung silinder pada tekanan P2
– Tidak ada gas baru yang masuk silinder hingga gas ini berekspansi ke
tekanan P1 (titik B)
– Volume V1 (garis BC) menggambarkan gas baru yang masuk pada gaya
masuk (suction stroke)
– Kapasitas silender tetap pada volume V1
– Volume ini, tergantung pada rasio kompresi (P2/P1) dan Volume Vc
Perpindahan Piston
dan Efisiensi Volumetrik
• Volume yang digambarkan oleh garis ABC disebut
perpindahan piston (piston displacement): volume gas
yang dapat dikompresi jika tidak ada ekspansi gas atau
Vd
• Besarnya tergantung pada ukuran piston, kecepatan dan
panjang gaya, serta apakah piston tunggal atau ganda
• Efisiensi volumetrik = V1/Vd
– Turun dengan naiknya rasio kompresi dan naiknya Vc
Rasio Kompresi per Langkah (R)
15.20

• Harganya kadang melebihi 6:1


• Efisiensi volumetrik turun, suhu keluar naik,
dan batasan tekanan mekanik (R) naik
• Prakteknya harga R kadang melebihi 4:1 saat
mendorong gas dari tekanan rendah untuk
pemrosesan atau penjualan
Layout Kompresor Dua-Langkah
Prosedur Perhitungan HP Mesin
1. Hitung R (Pers. 15.20) dan kalikan dengan P1
2. Estimasikan ∆P (P2 – P3)
3. P2 aktual = R(P1) + 0.5 ∆P
4. P3 aktual = P2 - ∆P antar langkah
5. Estimasikan T3 (suhu masuk ke langkah kedua)
 Ambient dry bulb + 15oC (air cooling)
 Wet bulb + 15oC (water cooling)
6. Hitung R aktual tiap langkah, hitung daya tiap langkah dan tambahkan untuk mendapatkan
daya mesin total yang diperlukan
7. Beban panas total pada cooler adalah jumlah gas sensible heat dari T2 ke T3 dan panas
laten total semua fluida yang dikondensasi (air ditambah minyak)
Figure 15.12 Efisiensi Menyeluruh (Kompresi
Udara)
Figure 15.13 Faktor Koreksi

• Kurva A untuk unit yang integral atau dapat dipisahkan yang besar, pada rasio
kompresi rendah, operasi jalur perpipaan besar yang khas
• Kurva B untuk laju < 600 rpm
• Kurva C untuk laju > 900 rpm
• Tekanan masuk > 200 kPa (abs.)  efisiensi 15-20% lebih rendah dari yang
ditunjukkan
Example 15.2
• 280 000 std m3/d (9.9 MMscfd) gas yang memiliki MW
20.3 ditekan dari 700 – 6000 kPa [101 – 870 psia] pada
kompresor integral laju rendah (low speed integral
compressor).
• Suhu masuk langkah pertama dan kedua adalah 40oC
[104oF] dan 45oC [113oF].
• Jatuh tekanan antar-langkah sebesar 40 kPa.
• Estimasikan keperluan dayanya!
1. Tekanan dan Rasio Kompresi
2. E, Z, k, dan m
• Gunakan Fig. 15.12 dan 15.13
– Fig. 15.12 pada R = 2.96 line B, maka E = 0.852
– Fig. 15.13 pada SG = gas/udara = MWgas/Mwudara = 20.3/28.97= 0.70 line
B, maka E = 0.98
E = (0.852)(0.98) = 0.835
• Faktor kompresibilitas (Fig. 15.3)
– 1st stage ZI = 1.0 dan ZD = 0.98
– 2nd stage ZI = 0.955 dan ZD = 0.945
• Rasio kapasitas panas (k) gunakan grafik di Rule of Thumb hlm.
115 pada MW = 20.3  k = 1.26 dan m = (k-1)/k = 0.206
3.a Daya Kompresor
3.b Daya Kompresor
3.c Daya Kompresor
Efisiensi Volumetrik

15.21
Volumetric Rate Gas

15.22
Displacement Volume
Example 15.3
• Menggunakan harga-harga pada contoh sebelumnya,
estimasikan ukuran silinder untuk kompresor berikut
• Speed = 400 rpm
• Stroke = 21.6 cm [8.5 in.]
• Normal clearence
– 1st stage = 7%
– 2nd stage = 12%
• Asumsikan: 2 silinder per stage dan semua
silindernya double-acting
1st Stage
2nd Stage
Load

15.24
ELECTRICAL DRIVES
Electrical Drives
• Tenaga listrik diperlukan untuk menjalankan kompresor (atau
pompa) dan dihitung berdasarkan efisiensi motor:
−𝑊. 𝑚
𝑃=
𝜂𝑒
• dengan W adalah kerja kompresi per satuan massa, m adalah
laju alir massa, dan adalah 𝜂𝑒 efisiensi motor listrik

Anda mungkin juga menyukai