Anda di halaman 1dari 23

Perancangan Reaktor

Fungsi : Mereaksikan isobutylene dan udara menjadi methacrolein

Bentuk : Reaktor Katalitik Fixed Bed Multitube

Fase : Gas

Tekanan : 1,22 bar

Suhu : 373°C-387,72°C

Katalis : Bismuth molybdate

A. Uraian Proses
Reaksi oksidasi isobutylene dan udara menjadi methacrolein adalah reaksi irreversible
yang menggunakan katalis padat yaitu Bismuth molybdate. Reaksi terjadi pada
padatan katalis sedangkan reaktan masuk pada fase gas. Kondisi operasi reaktor ini
adalah non-isotermal dan non-adiabatik, suhu gas masuk di reaktor 373°C dan
tekanan 1,22 bar. Konversi reaksi berdasarkan jumlah isobutylene yang bereaksi
membentuk methacrolein sebesar 99%.
B. Menyusun Persamaan Reaksi
Reaksi :

CH3CH3CH2= C + O2 C4H6O + H2O


isobutylene Oksigen methacrolein air

-r1 = k.Cib
K1 = 7,37 x 1014 e169744/RT Cib mol(L.s)

(Wang Lei et al, 2005)

Dengan :

r = kecepatan reaksi, mol/L.s

k = konstanta kecepatan reaksi

C i-C4H10 = konsentrasi isobutylene, mol/L

R = konstanta gas, 8,3144 kJ/kmol.K

T = suhu, K

Mekanisme reaksi

Dari Wang Lei et al, 2005, persamaan kecepatan reaksi oksidasi isobutylene menjadi
methacrolein dinyatakan dalam persamaan berikut:

r isobutylene = k.CA

r isobutylene = 7,37 x 1014 e169744/RT Cib

Dengan :

r isobutylene = kecepatan reaksi, mol/L.s

k = konstanta kecepatan reaksi

C ib= konsentrasi isobutylene, mol/L

R = konstanta gas, 8,3144 kJ/kmol.K

T = suhu, K

Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dibuat mekanisme reaksi dimana reaksi
oksidasi isobutylene dengan katalis Bismuth Molybdate merupakan reaksi heterogen
dalam fase gas (pereaktan) dan fase padat (katalis).

Mekanisme reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

1. a. Difusi gas reaktan dari fase gas ke permukaan luar (interface) katalis.
b. Difusi reaktan dari permukaan luar katalis melewati pori-pori ke permukaan
dalam pori katalis (difusi molekuler).
2. Adsorpsi reaktan pada permukaan dalam katalis
3. Reaksi : CH3CH3CH2= C + O2 C4H6O + H2O
4. Deaorpsi hasil reaksi dari permukaan dalam katalis.
5. a. Difusi gas hasil reaksi dari permukaan dalam katalis ke permukaan luar katalis
b. Difusi gas hasil reaksi dari permukaan luar katalis (interface) ke fase gas.

Pada mekanisme reaksi diatas tahap difusi, adsorpsi, dan desorpsi berlangsung sangat
cepat, sedangkan reaksi di permukaan katalis berlangsung paling lambat. Sehingga
kecepatan reaksi katalis secara keseluruhan dikontrol ooleh reaksi pada permukaan
katalis.

Menentukan mekanisme reaksi dan langkah kecepatan yang menentukan.

Reaksi : CH3CH3CH2= C + O2 C4H6O + H2O

A + B C + D

1. Reaksi permukaan
Ks
A(g) + B(g) + S C(aq) + D(g) + S
rs = ks.CA
Dengan :
S = permukaan aktif katalis
CA = konsentrasi pada permukaan kosong katalis
rs = kecepatan reaksi pada permukaan
C. Menghitung Neraca Massa Komponen Pada Reaktor
 Waktu operasi = 330 hari/tahun
 Kapasitas = 70000 ton/tahun
𝑡𝑜𝑛 𝑘𝑔 1 𝑡𝑎𝑕𝑢𝑛 1 𝑕𝑎𝑟𝑖
 Produksi dalam 1 jam = 70000 𝑡𝑎 𝑕𝑢𝑛 x 1000 𝑡𝑜𝑛 x 330 𝑕𝑎𝑟𝑖 x 24 𝑗𝑎𝑚

 Basis Operasi = 1 jam


 Umpan masuk reaktor

Komponen BM kgmol/jam fr mol kg/jam fr berat


N2 28,01 1431,09 0,7378 40089,09 0,67
O2 32,00 380,42 0,1961 12172,93 0,20
i-C4H8 56,11 126,81 0,0654 7114,79 0,12
1-C4H8 56,11 0,64 0,0003 35,93 0,00
n-C4H10 58,12 0,62 0,0003 35,93 0,00
C4H6O 70,09 0,00 0,0000 0,00 0,00
H2O 18,02 0,00 0,0000 0,00 0,00
45,49 1.939,57 1,00 59.448,67 1,00
 Reaksi
k
CH3CH3CH2=C + O2 C4H6O + H2O
isobutylene Oksigen methacrolein air

 Komposisi gas keluar reaktor :


CH3CH3CH2=Csisa = CH3CH3CH2=Cmula-mula - CH3CH3CH2=Cbereaksi
= (126,81 – 125,54) kmol
= 1,268 kmol

O2sisa = O2mula-mula - O2bereaksi

= (380,42 – 125,54) kmol

= 254,88 kmol

C4H6Oterbentuk = C4H6Omula-mula - C4H6Obereaksi

= (0 + 125,54) kmol

= 125,54 kmol

H2Oterbentuk = H2Omula-mula - H2Obereaksi

= (0 + 125,54) kmol

= 125,54

 Komposisi keluar reaktor

Komponen BM kgmol/jam fr mol kg/jam fr berat


N2 28,01 1431,09 0,7378 40089,09 0,67
O2 32,00 254,88 0,1961 8115,86 0,20
i-C4H8 56,11 1,27 0,0654 71,15 0,12
1-C4H8 56,11 0,64 0,0003 35,93 0,00
n-C4H10 58,12 0,62 0,0003 35,93 0,00
C4H6O 70,09 125,54 0,0000 8798,91 0,00
H2O 18,02 125,54 0,0000 2261,80 0,00
45,49 1.939,57 1,00 59.448,67 1,00

D. Menentukan Jenis Reaktor


Dipilih reaktor jenis fixed bed multitube dengan pertimbangan sebagai berikut:
a. Reaksi yang berlangsung adalah fasa gas dengan katalis padat.
b. Menggunakan katalis yang berumur panjang (Molybdate) yaitu ± 5 tahun.
c. Reaksi eksotermis, sehingga membutuhkan pendingin.
d. Pressure drop gas pada fixed bed lebih kecil dibandingkan dengan rektor fluidized
bed.
e. Pengendalian suhu relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan rektor fluidized
bed.
f. Konstruksi reaktor lebih sederhana jika dibandingkan dengan reaktor fluidized
bed sehingga biaya pembuatan, operasional dan perawatannya relatif mudah.
g. Tidak perlu pemiahan katalis dari gas keluaran reaktor.
(Charles G Hill,p.p.425-431)
E. Menentukan Kondisi Umpan
1. Menghitung berat molekul umpan
Berat molekul umpan adalah berat molekul campuran gas, dihitung dengan
persamaan:
BM campuran = Σ (BMi.yi)
Bmi = berat molekul komponen i, kg/kmol
yi = fraksi mol gas i

Komponen BMi kmol/jam yi BMi * yi


N2 28,01 1431,09 0,7378 20,667
O2 32,00 380,42 0,1961 6,276
i-C4H8 56,11 126,81 0,0654 3,668
1-C4H8 56,11 0,64 0,0003 0,019
n-C4H10 58,12 0,62 0,0003 0,019
C4H6O 70,09 0,00 0,0000 0,00
H2O 18,02 0,00 0,0000 0,00
45,49 1.939,57 1,00 30,648
Diperoleh BMavg umpan = 30,648 kg/kmol
2. Menghitung densitas umpan
𝐵𝑀𝑎𝑣𝑔. 𝑃
𝜌=
(𝑍. 𝑅. 𝑇)
P = tekanan umpan masuk = 1,2159 atm
R = 0,082057 atm m3/kmol K
T = suhu umpan masuk = 646,15 K
Z = faktor kompresibilitas

Komponen yi Tc (K) yi*Tc Pc (atm) yi * Pc


N2 0,7378 126,2 93,11 33,94 25,04
O2 0,1961 154,6 30,32 50,43 9,89
i-C4H8 0,0654 417,9 27,33 40,20 2,63
1-C4H8 0,0003 419,6 0,13 39,18 0,01
n-C4H10 0,0003 425,2 0,13 37,97 0,01
C4H6O 0 530 0,00 42,50 0,00
H2O 0 647,13 0,00 220,55 0,00
1,00 2.720,63 151,01 464,77 37,58

Pr = P/Pc’ = 0,0319
Tr = T/Tc’ = 4,2783
Z=1

kg
30,6482 . 1,2159 bar
Sehingga ρ = kmol
bar m 3
1 .0,08314 . 646,15 K
kmol .K .

= 0,6936 kg/m3
3. Menghitung viskositas umpan (µg)
Untuk menghitung viskositas umpan digunakan persamaan yang diperoleh dari
Yaws, 1999, yaitu :
µg = A + BT + CT2
µgi campuran = (Σxi / µgi )-1
µ = viskositas
A,B,C = konstanta
T = suhu umpan, K

Komponen kg/jam xi µgi xi/µgi


N2 40089,09 0,6743 308 0,00218944
O2 8115,86 0,2048 358 0,00057197
i-C4H8 71,15 0,1197 171 0,00069988
1-C4H8 35,93 0,0006 160 0,00000378
n-C4H10 35,93 0,0006 153 0,00000395
C4H6O 8798,91 0,0000 165 0,00000000
H2O 2261,8 0,0000 307 0,00000000
59408,67 1,00 0,00346902

µgi campuran = (0,00346902)-1 micropiose


= 2,8838 x 10-5 kg/m.s
4. Menghitung konduktivitas panas umpan (KG)
KG dihitung menggunakan persamaan dari Yaws, 1999, yaitu:
KG = A + BT + CT2
KG = Σ(KG.xi)
KG = konduktivitas panas gas, W/m.K
A,B,C = konstanta
T = suhu umpan, K

Komponen xi KGi KGi*xi


N2 0,6743 0,0476 0,03210
O2 0,2048 0,0513 0,01050
i-C4H8 0,1197 0,0685 0,00820
1-C4H8 0,0006 0,0591 0,00004
n-C4H10 0,0006 0,0684 0,00004
C4H6O 0,0000 0,0400 0,00000
H2O 0,0000 0,0516 0,00000
1,00 0,05088

KG = 0,0509 W/m.K
= 0,1831 kJ/m.jam.K
F. Menentukan Jenis Pendingin Reaktor
Pemanas yang digunakan adalah Dowterm A dengan sifat fisis sebagai berikut:
 Range temperatur : 15 – 400 °C (60 – 750°F)
 Kapasitas panas : 0,3911 Btu/lbm.°F (2,0524 kJ/kg.K)
 Konduktivitas panas : 0,0685 Btu/hr.ft.°F (0,4266 kJ/jam.m.K)
 Viskositas : 0,4381 cp (1,5771 kg/m.jam)
 Densitas : 56,8 lbm/ft3 (909,3786 kg/m3)
Suhu umpan yang dipilih 646,15 K maka pendingin yang digunakan harus
mempunyai suhu lebih rendah dari suhu umpan. Oleh karena itu dipilih
pendingin jenis Dowterm A dengan suhu pemanas masuk reaktor 473,15 K.
G. Menyusun Neraca Massa dan Panas Pada Elemen Volume Tube
1. Neraca Massa pada elemen volume tube

Aliran Gas

∆Z

∆Z + Z

Elemen volume pada tube : π/4 . (IDT)2 . ∆Z


Asumsi : aliran bersifat plug flow
Rate of input – Rate of output – Rate of reaction = Rate of accumulation
𝑑(𝑉𝑡 .𝜌𝐵 )
FAZ - FAZ+∆Z – (-rA . W) = 𝑑𝑡

W = Vt . ρB
Vt = A . ∆Z
= π/4 . (IDT)2 . ∆Z
W = π/4 . (IDT)2 . ∆Z . ρB

Persamaan-persamaan tersebut dimasukkan ke persamaan neraca massa,


diperoleh :

𝑑(𝑉𝑡 .𝜌𝐵 (1−𝜀))


FAZ - FAZ+∆Z – (-rA .π/4 . (IDT)2 . ∆Z . ρB) = 𝑑𝑡

Asumsi : aliran steady state

FAZ - FAZ+∆Z – (-rA .π/4 . (IDT)2 . ∆Z . ρB) = 0

Kedua ruas dibagi dengan ∆Z, sehingga :

𝐹AZ +∆Z −𝐹AZ


= – (-rA) . ρB .π/4 . (IDT)2
∆𝑍

Diambil limit ∆Z mendekati nol, sehingga :

𝐹AZ +∆Z −𝐹AZ


lim∆𝑍→0 = – (-rA) . ρB .π/4 . (IDT)2
∆𝑍

𝑑𝐹A
= – (-rA) . ρB .π/4 . (IDT)2
𝑑𝑍

Dengan :

𝐹𝐴 = 𝐹𝐴𝑂 . 1 − 𝑋𝐴

𝑑𝐹A
= −𝐹𝐴𝑂
𝑑𝑋

𝑑𝐹A = −𝐹𝐴𝑂 . 𝑑𝑋

𝑑𝐹A 𝑑𝑋
= −𝐹𝐴𝑂 . 𝑑𝑍
𝑑𝑍

Untuk semua tube :

𝑑𝐹A 𝜋
= − −𝑟𝐴 . 𝜌𝐵 . 4 (𝐼𝐷𝑇)2 . 𝑁𝑡
𝑑𝑍

𝑑𝑋 𝐴 𝜋
−𝐹𝐴𝑂 = − −𝑟𝐴 . 𝜌𝐵 . 4 (𝐼𝐷𝑇)2 . 𝑁𝑡
𝑑𝑍

𝑑𝑋 𝐴 𝜋
𝐹𝐴𝑂 = −𝑟𝐴 . 𝜌𝐵 . 4 (𝐼𝐷𝑇)2 . 𝑁𝑡
𝑑𝑍

𝜋
𝑑𝑋 𝐴 𝜌 𝐵 . (𝐼𝐷𝑇)2 .𝑁𝑡
= 4
−𝑟𝐴
𝑑𝑍 𝐹𝐴𝑂
Dengan :

W = massa katalis, kg

𝜌 𝐵 = densitas bulk katalis, kg/m3

𝜀 = porositas tumpukan katalis, m3/m3

Vt = elemen volume tube, m3

IDT = diameter dalam tube, m

𝐹𝐴𝑂 = laju alir umpan masuk reaktor, kmol/jam

Z = panjang tube dihitung dari atas, m

Nt = jumlah tube

−𝑟𝐴 = kecepatan reaksi umpan, kmol/kgkatalis.jam

𝑑𝑋 𝐴
= konversi tiap increment panjang tube
𝑑𝑍

2. Neraca panas pereaksi pada elemen volume


Reaktor jenis fixed bed multitube menyerupai alat penukar panas, dengan gas
reaktan mengalir di dalam tube yang berisi tumpukan katalisator dan fluida
pendingin mengalir di bagian shell.

Aliran Gas

Aliran
∆Z
pendingin

∆Z + Z

Asumsi : Steady State


Rate of input – Rate of output + Rate of reaction = Rate of accumulation

𝛴 𝐻𝑖𝑍 + 𝛴 𝐻𝑖𝑍+∆𝑍 + 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 ∆𝑍 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 + −∆𝐻𝑅 𝐹𝐴𝑂 ∆𝑋 = 0


𝛴 𝐻𝑖𝑍 + 𝛴 𝐻𝑖𝑍+∆𝑍 + 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 ∆𝑍 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 + −∆𝐻𝑅 𝐹𝐴𝑂 (𝑋𝑍+∆𝑍 − 𝑋∆𝑍 ) = 0
Kedua ruas dibagi dengan ∆Z diperoleh :
𝛴 𝐻𝑖𝑍+∆𝑍 − 𝛴 𝐻𝑖𝑍 𝑋𝑍+∆𝑍 − 𝑋∆𝑍
− ∆𝐻𝑅 𝐹𝐴𝑂 − 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 = 0
∆𝑍 ∆𝑍
Diambil limit ∆Z mendekati nol, sehingga :
𝛴𝑑𝐻𝑖 𝑑𝑋
− ∆𝐻𝑅 𝐹𝐴𝑂 − 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 = 0
𝑑𝑍 𝑑𝑍
𝑑𝑇
𝛴𝐹𝑖𝐶𝑝𝑖 𝑑𝑍 = 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 + −∆𝐻𝑅 𝐹𝐴𝑂 𝑑𝑋
𝑑𝑍
𝑑𝑋
𝑑𝑇 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 + ∆𝐻𝑅 𝐹𝐴𝑂
𝑑𝑍
=
𝑑𝑍 𝛴(𝐹𝑖𝐶𝑝𝑖)

Dengan :

∆H = ∆HR + ∆Hproduk + ∆Hreaktan

∆H = panas reaksi

∆Hproduk = Cpproduk dT

∆Hreaktan = Cpreaktan dT

Keterangan :

Fi = laju alir umpan masuk reaktor, kmol/jam

Cpi = kapasitas panas komponen, kJ/kmol.K

(∆HR) = panas reaksi pada keadaan standar (298 K), kJ/kmol

Ud = koefisien perpindahan panas overall, kJ/jam.m2.K

IDT = diameter dalam tube, m

Tp = suhu pendingin, K

3. Neraca panas pendingin pada elemen volume


Asumsi : Steady Stade
Rate of input – Rate of output = Rate of accumulation
𝑚. 𝐻𝑝𝑍 − 𝑚. 𝐻𝑝𝑍+∆𝑍 + 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 ∆𝑍 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 = 0
𝑚. 𝐻𝑝𝑍+∆𝑍 − 𝑚. 𝐻𝑝𝑍 + 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 ∆𝑍 𝑇 − 𝑇𝑝 𝑁𝑡 = 0

Kedua ruas dibagi dengan ∆Z, sehingga :

𝐻𝑝𝑍+∆𝑍 − 𝐻𝑝𝑍 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑁𝑡


= . 𝑇 − 𝑇𝑝
∆𝑍 𝑚

Jika diambil ∆Z 0. diperoleh :

𝐻𝑝𝑍+∆𝑍 − 𝐻𝑝𝑍 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑁𝑡


lim = . 𝑇 − 𝑇𝑝
∆Z→0 ∆𝑍 𝑚

𝑑𝐻𝑝 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑁𝑡


= . 𝑇 − 𝑇𝑝
𝑑𝑍 𝑚

𝑑𝑇𝑝 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑁𝑡


𝐶𝑝𝑚 = . 𝑇 − 𝑇𝑝
𝑑𝑍 𝑚

𝑑𝑇𝑝 𝑈𝑑𝜋 𝐼𝐷𝑇 𝑁𝑡


= . 𝑇 − 𝑇𝑝
𝑑𝑍 𝑚𝐶𝑝𝑚

Keterangan : m = kecepatan alir fluida pendingin, kg/jam

Hp = entalpi pendingin, kJ/kmol

Cpm = kapasitas panas pendingin, kJ/kmol.K

T = suhu gas umpan, K

Tp = suhu pendingin, K

Ud = koefisien perpindahan panas overall, kJ/jam.m2.K

H. Menentukan Jenis dan Ukuran Tube


Ukuran tube ditentukan dengan cara memilih pada tabel 10, Apendix Kern halaman
844 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Diameter luar tube (ODT) : 1,23 in = 0,0312 m
Diameter dalam tube (IDT) : 1,5 in = 0,0381 m
BWG : 10
Flow area (a’t) : 1,19 in2 = 7,6774.10-4 m2
Panjang tube diperoleh dari program. Panjang tube ditentukan pada saat tercapai
konversi reaksi yang sesuai yang sesuai yaitu 0,99. Dari hasil program diperoleh
tinggi bed katalis = 5,25 m.
I. Menentukan Susunan Tube
Direncanakan tube disusun dengan pola triangular pitch, dengan alasan :
1. Turbulensi yang terjadi pada susunan segitiga sama sisi lebih besar dibandingkan
dengan susunan bujur sangkar, karena fluida yang mengalir di antara pipa yang
letaknya berdekatan akan langsung menumbuk pipa yang terletak pada deretan
berikutnya.
2. Koefisien perpindahan panas konveksi (h) pada susunan segitiga 25% lebih tinggi
dibandingkan dengan fluida yang mengalir dalam shell pada susunan segi empat.

(Agra. S.W. Perpindahan Panas. 1987)

Clearance (C’) = Pitch –ODT

Pitch = 1 7/8 in

= 0,0476 m

C’ = Pt – ODT

= 0,0476 – 0,0312 m

= 0,0614 m

Luas ∆ ABC = 1/2 . AB.CT

= 1/2 . AB.PT sin 60°

= 1/2 . PT.PT sin 60°

= 1/2 . 0,0476. 0,0476. sin 60°


= 0,0009821 m2

Luas daerah ∆ ABC tidak diarsir = 1/2 . luas penampang tube

= 1/2 . (1/4 . π . ODT2)

= 1/2 .(1/4 . 3,14 . 0,03812)

= 0,0005698 m2

Luas daerah ∆ ABC diarsir = Luas ∆ ABC - Luas daerah ∆ ABC


tidak diarsir

= 0,0009821 - 0,0005698 m2

= 0,0004124 m2

J. Menentukan Diameter Shell dan Jumlah Tube


Dari tabel 9, Apendix Kern untuk :
ODT = 1,5 in
Pitch = 1 7/8 in

Grafik hubungan shell dengan jumlah tube


2500
y = 0,247x2 - 1,887x + 6,512
R² = 0,998
2000

1500
Nt

1000

500

0
1 16 31 46 61 76 91
IDs, Inch

Gambar 3. Grafik hubungan antara diameter shell dengan jumlah tube

Pada saat IDs = 94 in = 2,3876 m

Nt = 2014
m 59448 ,6793 kg /jam
mt =Nt = 2014

mt 29,5177 kg /jam
qf =ρ =
avg 0,6936 kg /m 3

= 42,5564 m3/jam

𝑞𝑓 42,5564 𝑚 3 /𝑗𝑎𝑚
ν = 𝑎 ′ 𝑡.𝜀 = 0,00076 62 𝑚 2 .0,4

= 138853,83 m/jam

Bilangan Reynold (NRe)

𝑘𝑔 𝑚
𝜌 𝐴𝑣𝑔 .𝜈.𝐷𝑝 0,6936 3 .138853 ,83 .0,0312 𝑚
𝑚 𝑗𝑎𝑚
NRe = = 𝑘𝑔
µ 𝐴𝑣𝑔 0,10382
𝑚 .𝑗𝑎𝑚

= 28982,8834 > 2300 (aliran turbulen)

(Holman, page 195)

K. Menentukan Baffle Space, Diameter Ekivalen, dan Diameter Rata-rata Tube


1. Menghitung baffle space (B)
Baffle space (B) = 0,25 . Ids
= 0,25 . 2,3876 m
= 0,5969 m
2. Menghitung diameter ekivalen dan diameter rata-rata tube
𝑂𝐷𝑇 2
4 .(0,5𝑃𝑡 .0,86𝑃𝑡− 0,5𝜋 )
4
Des = 0,5𝜋𝑂𝐷𝑇
2
1,5 𝑖𝑛 2
4 .(0,5.17 8 𝑖𝑛 .0,86.17 8 𝑖𝑛 − 0,5𝜋 )
4
= 0,5𝜋.1,5 𝑖𝑛

= 1,0677 in = 0,0271 m
𝑂𝐷𝑇+𝐼𝐷𝑇
D = 2
0,0381 +0,0312
= 2

= 0,03467 m
L. Menghitung Waktu Tinggal
Waktu tinggal (rettime)
𝑉 𝑎 ′ 𝑡.𝐿.𝑁𝑡.𝜀
Rettime = 𝐹𝑣 = 𝑞𝑓 .𝑁𝑡

𝑎 ′ 𝑡.𝐿.𝜀
= 𝑞𝑓

7,662.10 −4 𝑚 2 .5,25 𝑚 .0,4


= 𝑚3
42,5564
𝑗𝑎𝑚

= 3,781.10-5jam
= 0,136 detik
Dengan :
Rettime = waktu tinggal, detik
V = volume bed katalis senuah tube, m3
qf = debit alir gas masuk sebuah tube, m3/jam
L = panjang tube, m
a’t = flow area per pipa, m2
M. Menghitung Koefisien Perpindahan Panas Bersih dan Kotor (Uc dan Ud)
Harga Uc dan Ud di setiap increment berbeda-beda, sehingga digunakan harga Uc dan
Ud rata-rata. Perhitungan Uc dan Ud dengan pendekatan perancangan shell and tube
heat exchanger, yaitu sebagai berikut:
1. Sisi Tube
a. Luas penampang total. at = Nt.a’t/n.m2 (Kern, pers 7.48)
b. Flow rate. Gt = W/at.kg/jam.m2
c. Koefisien transfer panas pada pada lapisan film di dalam tube. kJ/jam.m2K
0,8 1 0,14
𝐼𝐷𝑇. 𝐺𝑡 𝐶𝑝𝑡. µ𝑡 3 𝐾𝑡 µ𝑡
𝑕𝑖 = 0,027
µ𝑡 𝐾𝑡 𝐼𝐷𝑇 µ𝑤

(Kern, pers 6.2)

d. Koefisien treansfer panas lapisan film dalam tube yaang disetarakan dengan
luar tube. kJ/jam.m2.K
𝐼𝐷𝑇
𝑕𝑖𝑜 = 𝑕𝑖
𝑂𝐷𝑇

(Kern, pers 6.5)


Dengan :

a’t = luas area per tube, m2

Nt = jumlah tube

n = jumlah pass tube

W = flow rate reaktan, kg/jam

IDT = diameter dalam tube, m

ODT = diameter luar tube, m

µt = viskositas fluida dalam tube, kg/m.jam

Kt = konduktivitas panas fluida dalam tube, kJ/m.jam.K

µt/µw diasumsikan = 1

2. Sisi Shell
a. Clearance, C’= PT-ODT, m
b. Luas penampang aliran dalam shell, as=Ids.C’.B/Pt, m2
c. Flow rate per rate. Gs = Wp/as, kg/jam.m2
d. Koefisien transfer panas pada lapisan film luar tube, kJ/jam.m2.K
0,55 1
𝐷𝑒. 𝐺𝑠 𝐶𝑝𝑠. µ𝑠 3 𝐾𝑠 µ𝑠 0,14
𝑕𝑜 = 0,36
µ𝑠 𝐾𝑠 𝐷𝑒 µ𝑤
e. Koefisien transfer panas bersih, kJ/jam.m2.K
𝑕𝑖𝑜. 𝑕𝑜
𝑈𝑐 =
𝑕𝑖𝑜 + 𝑕𝑜
(Kern, pers 6.38)
f. Koefisien transfer panas kotor, kJ/jam.m2.K
𝑈𝑐
𝑈𝑑 =
1 + 𝑅𝑑. 𝑈𝑐
(Kern, pers 6.10)
Dari tabel 12 (Kern, 1950) diperoleh nilai Rd light organic adalah Rd min =
0,001 jam.ft2.°F/BTU atau setara 4,89.10-5 K/kJ.
Dengan :
Pt = jarak antar pusat tube, m
IDs = diameter dalam shell, m
B = jarak antar baffle, m
Rd = dirt factor, jam.m2.K/kJ
Cps = kapasitas panas fluida dalam shell, kJ/kg.K
Ks = konduktivitas panas fluida dalam shell, kJ/m.jam.K
N. Menentukan Massa Katalis dan Volume Bed Katalis
Katalis yang digunakan dengan spesifikasi sebagai berikut :
Bahan katalis = Bismuth Molybdate (B2Mo2O9)
Bentuk = Pellet
Umur katalis = ± 5 tahun
Diameter katalis = 0,005 m
Porositas tumpukan,ε = 0,4 m3/m3
Densitas katalis = 1970 kg/m3
1. Menghitung massa katalis
𝜋
W = 4 𝐼𝐷𝑇 2 1 − 𝜀 𝑁𝑡. 𝜌𝑏 . 𝑍
𝜋 𝑘𝑔
= 4 0,03122 1 − 0,4 . 2014 . 1970 𝑚3 . 5,25 𝑚

= 9575,9872 kg
2. Menghitung volume bed katalis
𝑊
Vbed seluruh tube =𝜌
𝑏 . 1−𝜀

9575,9872 kg
= 𝑘𝑔
1970 1−0,4
𝑚3

= 8,1015 m3
Vbed seluruh tube
Vbed katalis untuk setiap tube = 𝑁𝑡
8,1015 m 3
= 2014

= 0,0040 m3
O. Menghitung Pressure Drop Sepanjang Tube
Perhitungan pressure drop pada sisi tube menggunakan persamaan Ergun :
𝑑𝑃 𝐺 2 1 − 𝜀 150. 1 − 𝜀
− = . . + 1,75
𝐷𝑝 . 𝐺 𝜇
𝑑𝐿 𝐷𝑝 𝜀 3

𝑃𝐿 𝐿
𝐺2 1 − 𝜀 150. 1 − 𝜀
𝑑𝑃 = . . + 1,75 𝑑𝐿
𝐷𝑝 . 𝐺 𝜇
𝐷𝑝 𝜀 3
𝑃𝑂 𝑂
𝐺2 1−𝜀 150. 1−𝜀
− 𝑃𝐿 − 𝑃𝑂 = 𝐷𝑝 . . + 1,75 𝐿
𝜀3 𝐷𝑝 . 𝐺 𝜇

𝑃𝐿 −𝑃𝑂 𝐷 𝜀3 150. 1−𝜀


𝜌 = + 1,75
𝐺2 𝐿 1−𝜀 𝐷𝑝 . 𝐺 𝜇

Diperoleh tekanan keluar reaktor = 1,1501 atm

Sehingga presure dropnya = 1,2 – 1,1501 = 0,0499 atm

Keterangan :

PO = tekanan gas pada saat masuk reaktor, atm

PL = tekanan gas pada saat keluar reaktor, atm

D = diameter tube, m

L = panjang tube, m

ε = porositas katalis, m3/m3

G = kecepatan massa gas, kg/m2.jam

ρ = densitas gas, kg/m3

µ = viskositas gas, kg/m.jam

Dp = diameter katalis, m

P. Menentukan Tinggi dan Volume Reaktor


1. Menghitung tebal shell, in
𝑃.𝑟𝑖
ts = 𝑓.𝐸−0,6.𝑃 + 𝐶

(Brownell. pers 13-1. page 254)


Direncanakan shell terbuat dari carbon steel SA 283 grade C
Kondisi operasi :
Suhu = 646,15 – 660,87 K
Tekanan operasi = 1,2159 bar
Spesifikasi :
1. Faktor keamanan diambil = 10%
2. P desain = 1,338 bar = 19,404 psia
3. Tekanan yang diizinkan (f) = 12,650 psia (Brownell and Young, page 342)
4. Efesiensi pengelasan (E) = 0,85 (Brownell and Young, page 254)
5. Corrosion allowance (C) = 0,125 in
6. Jari-jari dalam shell (ri) = 47 in
7. Diameter dalam shell (IDs) = 94 in

19,404 psia .47 in


ts = 12,650 psia .0,85 −(0,6.9,404 psia )

= 0,210 in

Digunakan tebal shell standar yaitu 0,25 in

Diameter luar shell (ODs) = IDs + 2.ts

= 94 + 0,5 in

= 94,5 in

Dipakai diameter luar shell standar = 96 in

2. Menghitung tebal head


Direncanakan head menggunakan bahan yang sama dengan shelll reaktor yaitu
carbon steel SA 283 grade C. Head yang digunakan berbentuk torisperical, karena
cocok digunakan untuk tekanan antara 15 psig-200psig atau anytara 1,2 atm-15
atm (Brownell and Young, 1959).
Tebal head dapaatdihitungdenganpersamaanberikut :
𝑃.𝑟𝑐 .𝑊
th = 2.𝑓.𝐸. 0,2.𝑃 + 𝐶

1 𝑟𝑐
W =4 3+ 𝑖𝑐𝑟

OD = IDs + 2.ts
Dengan :
th = tebal head, in
icr = inside corner radius, in
rc = radius of dish, in
Tabel 5.7. Brownell untuk OD = 96 in dan t = ¼ in
Icr = 5,875 in
Rc = 96 in
Makadipeeroleh W = 1,7606 in
th = 0,2775 in
3. Menghitungtinggi head (OA)
Tinggi head dihitungdengancaraberikut:
Tinggi head = th + b + sf
a = ID/2
AB = a – icr
BC = r –icr
AC = 𝐵𝐶 2 − 𝐴𝐵 2
b = r – AC

th
b
icr
OA sf

ID

rc OD

Data-data icr, r, th, dan OD dapatdilihatpada table 5.7 halaman 89-91 Brownell.
Harga sf dilihatari table 5.6. halam 88 Brownell. Data-data
tersebutdiperolehsebagaiberikut :

a = 47 in

sf = 1,5 – 3,5 in ;dipilih sf = 3 in

icr = 5,875 in

AB = 41,125 in

BC = 90,125 in

AC = 80,1951 in

b = 15,8049 in
makatinggi head = 0,3125 + 15,8049 + 3

= 19,117 in

= 0,486 in

4. Menghitungtinggireaktor
Tinggi/panjang tube yang digunakan, Z = 5,25 m
Tinggi reaktor (Hr) = Z + 2.tinggi head
= 5,25 + 0,9712
= 6,221 m
5. Menghitung volume total reactor
Volume Head = 0,000049.(IDs)3 (Brownell, halaman. 88)
IDs dalam in, V dalam ft3
= 0,000049 . 943
= 40,6986 ft3
= 1,1525 m3

1
Volume Shell = . 𝜋. 𝐼𝐷𝑠 2 . 𝑍
4

1
= . 3,14. 2,38762 . 5,25
4

= 23,4937 m3

Volume Reaktor = Volume Sheel + 2.Volume Head

= 23,4937 + 2.1,1525

= 25,7987 m3

Q. Menentukan Diameter PipaMasukdanPipaKeluarReaktor


Direncanakan diameter pipamasukdankeluarreaktorsama, karena debit alir yang sama.
Umpanmasuk (G) = 59448,6793 kg/jam = 16,514 kg/s
ρavg = 0,6936 kg/m3
Diameter optimum =226 . G0,5. ρ-0,35 (Coulson, halaman 161)
= 226 .16,5140,5. 0,6936-0,35
= 1043,848 mm
= 41,0964 in
Dipakaipipastandar = Nominal size 42 in SN ST

OD = 42 in

ID = 41,25 in

R. Menentukan Diameter PipaPendinginMasukdanKeluarReaktor


Direncanakan diameter pipamasukdankeluar rector sama, karena debit alirsama.
Kecepatanalirmassapendininmasukreaktor (G) = 47843,3 kg/jam
= 13,2898 kg/s

Densitaspendingin (Dowterm A), ρ = 930,3380 kg/m3

Diameter optimum = 226 . G0,5. ρ-0,35 (Coulson, halaman 161)


= 226 . 47843,30,5. 930,3380-0,35
= 75,3084 mm
= 2,9649 in

Dipakaipipastandar = Nominal size 3 in SN 40

OD = 3,5 in

ID = 3,018 in

Anda mungkin juga menyukai