Anda di halaman 1dari 75

ANALISIS DESAIN ULANG SEPARATOR VERTIKAL DUA FASA

MENJADI SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA


DI STASIUN PENGUMPUL BAS
DI PT PERTAMINA HULU ROKAN REGION 1 ZONE 4 FIELD LIMAU

TUGAS AKHIR
Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan
Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknik (Amd.T)
Pada Program Studi Teknik Ekplorasi Produksi Migas
Jurusan Teknik Perminyakan
Politeknik Akamigas Palembang

Oleh :

BAGUS AGUNG SATRIA NPM 1803096

PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGAS


JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN
POLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2021
ANALISIS DESAIN ULANG SEPARATOR VERTIKAL DUA FASA
MENJADI SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA
DI STASIUN PENGUMPUL BAS
DI PT PERTAMINA HULU ROKAN REGION 1 ZONE 4 FIELD LIMAU

TUGAS AKHIR
BAGUS AGUNG SATRIA
(1803096)

Disetujui Untuk Prodi Teknik Eksplorasi


Produksi Migas Oleh Dosen Pembimbing :

Ir. H. Ekariza, M.M

Hendra Budiman, S.Si., M.Si

ii
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR

ANALISIS DESAIN ULANG SEPARATOR VERTIKAL DUA FASA


MENJADI SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA
DI STASIUN PENGUMPUL BAS
DI PT PERTAMINAHULU ROKAN REGION 1 ZONE 4 FIELD LIMAU

Dibuat untuk Memenuhi Syarat


Mendapatkan Gelar Ahli Madya Teknik (A.Md.T.)
pada Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Jurusan Teknik Perminyakan
Politeknik Akamigas Palembang

Oleh:

Bagus Agung Satria NPM 1803096

Palembang, Oktober 2021


Pembimbing I Pembimbing II

Ir. H. Ekariza, M.M Hendra Budiman, S.Si.,M.Si

Mengetahui
Direktur, Ketua Program Studi
Politeknik Akamigas Palembang Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Hj. Amiliza Miarti, S.T.,M.Si Roni Alida, S.T

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Tugas Akhir : Analisis Desain Ulang Separator Vertikal Dua Fasa
Menjadi Separator Horizontal Tiga Fasa Di Stasiun
Pengumpul Bas Di PT Pertamina Hulu Rokan Region
1 Zone 4 Field Limau
Nama Mahasiswa : Bagus Agung Satria NPM 1803096
Program Studi : Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Jurusan : Teknik Perminyakan
Telah diuji dan lulus Pada
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 September 2021

Tim Penguji :
Nama Jabatan Tanda tangan
1. Ir. H. Ekariza, M.M Pembimbing I ( )
2. Hendra Budiman, S.Si.,M.Si Pembimbing II ( )
3. Zulkarnain Yusuf, S.T.,M.T Penguji I ( )
4. Aldo Setiawan, S.T Penguji II ( )
5. Dwi Putri Lestari, S.T.,M.T Penguji III ( )

Palembang, Oktober 2021


Ketua Program Studi
Teknik Eksplorasi Produksi Migas

Roni Alida, S.T

iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan di bawah ini :


Nama : Bagus Agung Satria
NPM : 1803096
Program Studi : Teknik Eksplorasi Produksi Migas
Jurusan : Teknik Perminyakan
Judul Tugas Akhir : Analisis Desain Ulang Separator Vertikal Dua Fasa
Menjadi Separator Horizontal Tiga Fasa Di Stasiun
Pengumpul Bas Di PT Pertamina Hulu Rokan Region 1
Zone 4 Field Limau
Dengan ini menyatakan bahwa laporan Tugas Akhir ini bebas plagiat.
Apabila dikemudian hari terbukti plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan peraturan Perundang- un-
dangan yang berlaku.

Palembang, Oktober 2021


Yang membuat pernyataan,

Bagus Agung Satria


NPM 1803096

Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ir. H. Ekariza, M.M Hendra Budiman, S.Si.,M.Si

v
 
ABSTRAK
ANALISIS DESAIN ULANG SEPARATOR VERTIKAL DUA FASA
MENJADI SEPARATOR HORIZONTAL TIGA FASA
PADA STASIUN PENGUMPUL BAS
DI PERTAMINAHULU ROKAN REGION 1 ZONE 4 FIELD LIMAU
(BAGUS AGUNG SATRIA, 2021)

Separator vertikal BA-01 adalah salah satu separator yang berada di Stasiun
Pengumpul BAS. Separator ini sudah beroperasi 5-10 tahun, , waktu operasi yang
cukup lama membuat separator mulai mengalami beberapa masalah seperti liquid
carry over ke dalam jaringan gas system, minyak yang keluar dari separator masih
mengandung BS & W yang tinggi, sudah mengalami korosi dan juga fluida sumur
yang dialirkan ke SP BAS mengalami peningkatan water cut yang tinggi. Untuk
upaya peningkatan optimasi separator dapat dilakukan dengan cara mendesain
ulang separator vertikal dua fasa menjadi separator horizontal tiga fasa sehingga
mendapatkan desain ukuran unit separator yang ideal. Hasil dari desain ulang
separator berkapasitas 10.000 BFPD ini didapatkan ukuran separator baru yaitu 7,5
ft x 46,6 ft, panjang L2 17,823 ft, ketinggian Ho/w 1,025 ft, ketinggian liquid (HL)
1,035 ft, Ketinggia gas (HV) 6,465 ft, ketinggian weir 1,035 ft, ketebalan shell
0,361 in, ketebalan head 0,243 in, diameter inlet nozzle 12 in, diameter gas outlet
nozzle 6 in, diameter water outlet nozzle 2 in, dan diameter oil outlet nozzle 1 in.

Kata Kunci: Separator, liquid carry over, water cut, optimasi, desain.

vi
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE REDESIGN OF THE TWO-PHASE VERTICAL SEPA-
RATOR INTO A HORIZONTAL SEPARATOR OF THREE PHASES
AT BAS GATHERING STATION
IN PERTAMINA HULU ROKAN REGION 1 ZONE 4 FIELD LIMAU
(BAGUS AGUNG SATRIA, 2021)

            The BA-01 vertical separator is one of the separators located at the BAS Gathering
Station. This separator has been operating for 5-10 years, the operating time is long
enough to make the separator get some problems such as liquid carry over into the gas sys-
temnetwork, the oil coming out of the separator still contains high BS & W, has experi-
enced corrosion and also the well fluid that is flowed to SP BAS has increased high water
cut. For efforts to improve separator optimization can be done by redesigning the vertical
separator two phases into a horizontal separator three phases so as to get the ideal separa-
tor unit size design. The result of the redesign of the separator with a capacity of 10,000
BFPD was obtained the size of the new separator which is 7.5 ft x 46.6 ft, L2 length 17,823
ft, Ho/w height 1,025 ft, height liquid (HL) 1,035 ft, height vapor (HV) 6,465 ft, weir height
1,035 ft, shell thickness 0.361 inch, head thickness 0.243 inch, inlet nozzle diameter 12
inch, outlet gas diameter 6 inch, water outlet nozzle diameter 2 inch, and oil outlet nozzle
diameter 1 inch.
 
Keywords: Separator, liquid carry over, water cut,optimization, design.

vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
 Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS 94:5)
 What you see is not the truth and what you hear is only perception
 Tidak ada yang sia-sia di dunia ini, lakukan apa yang menjadi bagianmu
sampai hari kita lelah dan berserah, saat itu semesta bekerja.

Kupersembahkan kepada :
 Yang pertama dari segalanya, sembah sujud serta rasa
syukur kepada Allah SWT.
 Ayah dan Bunda yang sangat saya cintai ( Bpk Edi Mardi
& Ibu Ernayani) yang selalu memberikan dukungan, doa,
motivasi dan semangat yang tidak pernah luntur serta
kasih dan sayang yang tidak pernah pudar.
 Saudara-saudaraku yang sudah memberikan doa,
semangat, motivasi dan nasihat.
 Sahabatku Belia yang selalu memberikan semangat dan
tempat berkeluh kesah
 Teman seperjuangan Tugas Akhir ( Elisa, Sheren, Anjani,
Fitrah, Fahrul, Wenky) yang telah membantu dalam
penyelesaian Tugas Akhir
 Teman seperjuangan Tugas Akhir Teknik Eksplorasi
Produksi Migas angkatan XII. Banyak kenangan indah
yang kita lalui bersama.
 Almamater tercinta Politeknik Akamigas Palembang.
 Terakhir, terimakasih untuk diri sendiri yang telah
berjuang sampai saat ini

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah membertikan Rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir di PT
Pertamina Hulu Rokan Region I Zone 4 Limau Field yang disusun guna memenuhi
syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Teknik ( A.Md.T) pada program studi
Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang
Pada kesempatan ini Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan doa, wawasan dan
dukungan atas semua kegiatan yang Penulis lakukan
2. Ibu Hj. Amiliza Miarti, S.T., M.Si, selaku Direktur Politeknik Akamigas
Palembang.
3. Bapak/Ibu Wakil Direktur di lingkungan Politeknik Akamigas Palembang.
4. Bapak Roni Alida, S.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas
5. Bapak Ir. H. Ekariza, M.M. selaku Komisaris Utama di PT Badak NGL dan
Dosen Pembimbing satu yang telah membantu dalam penyusunan Laporan
Tugas Akhir.
6. Bapak Hendra Budiman, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing dua yang
turut serta dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.
7. Bapak Aldo Setiawan, S.T selaku Pembimbing Lapangan dan Pembimbing
dalam membantu Analisis data lapangan.
8. Bapak dan Ibu Dosen, serta Staf pada Program Studi Teknik Eksplorasi
Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.
9. Rekan-rekan mahasiswa/I dari Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi
Migas Angkatan XII (2018) di Politeknik Akamigas Palembang.

ix
10. Semua pihak yang telah membantu Penulis dalam pembuatan Laporan
Tugas Akhir ini, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal baik yang telah diberikan mendapatkan imbalan yang baik
pula dari Allah SWT, Penulis menyadari Laporan Tugas Akhir ini jauh dari
sempurna oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
khususnya bagi Penulis sendiri dan umumnya bagi rekan-rekan sekalian serta bagi
Program Studi Teknik Eksplorasi Produksi Migas Politeknik Akamigas Palembang.

Palembang, September 2021

Penulis

x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI..............................................iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................v
ABSTRAK.........................................................................................................vi
ABSTRACT........................................................................................................vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................................viii
KATA PENGANTAR.......................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................2
1.4 Batasan Masalah................................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................3
BAB II DASAR TEORI....................................................................................5
2.1 Separator............................................................................................5
2.2 Prinsip Pemisahan Pada Separator....................................................5
2.3 Jenis Separator...................................................................................6
2.3.1 Jenis Separator Berdasarkan Bentuk ......................................6
2.3.2 Berdasarkan Fasa Yang Diinjeksikan.....................................9
2.4 Bagian Utama Separator....................................................................10
2.5 Peralatan Seaparator..........................................................................10
2.5.1 Peralatan Bagian Luar Separator.............................................11
2.5.2 Peralatan Bagian Dalam Separator..........................................15
2.6 Permasalahan Pada Separator...........................................................17
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN........................................................20
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.......................................................20
3.2 Teknik Pengumpulan Data................................................................20
3.3 Jenis Data..........................................................................................20
3.4 Tahap Pengolahan dan Analisa Data.................................................21
3.5 Diagram Alir.....................................................................................26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................28
4.1 Tinjauan Lapangan............................................................................28
4.2 Hasil Evaluasi....................................................................................29

xi
4.3 Perhitungan Desain Ulang Separator................................................30
4.4 Hasil dan Pembahasan.......................................................................43

BAB V PENUTUP.............................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................46
LAMPIRAN.......................................................................................................47

xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Separator Produksi .........................................................................5
Gambar 2.2 Separator Vertikal...........................................................................7
Gambar 2.3 Separator Horizontal.......................................................................8
Gambar 2.4 Separator Bulat................................................................................8
Gambar 2.5 Separator Dua Fasa..........................................................................9
Gambar 2.6 Separator Tiga Fasa.........................................................................9
Gambar 2.7 Bagian Utama Separator..................................................................10
Gambar 2.8 Pressure Gauge...............................................................................11
Gambar 2.9 Sight Glasses..................................................................................11
Gambar 2.10 Strainer..........................................................................................12
Gambar 2.11 Liquid Control Valve.....................................................................12
Gambar 2.12 Pressure Control Valve.................................................................13
Gambar 2.13 Pressure Safety Valve....................................................................13
Gambar 2.14 Termometer...................................................................................14
Gambar 2.15 Fisher dan Barton Recorder..........................................................14
Gambar 2.16 Danial Oriface...............................................................................15
Gambar 2.17 Deflector Plate..............................................................................15
Gambar 2.18 Mist Extraction..............................................................................16
Gambar 2.19 Weir...............................................................................................16
Gambar 2.20 Straightening vanes.......................................................................17
Gambar 2.21 Vortex Breaker..............................................................................17
Gambar 3.1 Diagram Alir...................................................................................27
Gambar 4.1 Separator Vertikal BA-01................................................................28
Gambar 4.2 Spesifikasi Separator BA-01 Sebelum Desain Ulang.....................30
Gambar 4.3 Skema Hasil Desain Separator Horizontal 3 Fasa...........................43
Gambar 4.4 Gambar 3D Separator Horizontal 3 Fasa........................................44

xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Data Kondisi Aktual Separator BA-01...............................................29
Tabel 4.2 Liquid Holdup and Surge Time...........................................................32
Tabel 4.3 Penentuan Waktu Tinggal Cairan.......................................................32
Tabel 4.4 Nilai K Untuk Menentukan Kecepatan Maksimum............................34
Tabel 4.5 Coefficient For Partial Volume Cylinder............................................35
Tabel 4.6 Table Size Liquid.................................................................................37
Tabel 4.7 Low Liquid Level Height.....................................................................39
Tabel 4.8 Maximum Allowable Stress Value for Common Steels.......................40
Tabel 4.9 Guidelines for Inlet and Outlet Nozzle Sizing.....................................41
Tabel 4.10 Water Outlet Nozzle Diameter..........................................................42
Tabel 4.11 Oil Outlet Nozzle Diameter...............................................................42
Tabel 4.12 Dimensi Separator ............................................................................43

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. Penentuan Faktor Z........................................................................47
Lampiran B. Penentuan Viskositas Gas..............................................................48
Lampiran C. Data Produksi Separator................................................................49
Lampiran D. Production Grafic SP BAS............................................................50
Lampiran E. Dead Oil Viscosity..........................................................................55
Lampiran F. Visual Inspection (Pressure Vessel)...............................................52
Lampiran G. Tampak Visual Separator Vertikal SP BAS..................................53
Lampiran H. Inlet Nozzle....................................................................................55
Lampiran I. Outlet Gas Nozzle .........................................................................56
Lampiran J. Daftar Simbol.................................................................................57

xv
xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fluida yang terproduksi dari sumur biasanya masih berupa campuran yang
terdiri dari minyak, gas dan air serta partikel padatan lainnya. Untuk mendapatkan
hidrokarbon dengan spesifikasi yang diinginkan maka dilakukan pemisahan
bertingkat. Untuk pemisahan tahap awal dilakukan menggunakan separator.
Separator memegang peranan penting untuk memisahkan minyak bumi
yang terproduksi dari sumur menjadi komponen minyak, gas dan air sehingga dapat
menghasilkan kualitas minyak sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Agar
dapat menghasilkan kualitas minyak yang sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan diawali dengan perancangan separator yang baik. Desain separator yang
tepat diperlukan karena vessel pemisahan merupakan awal dari keseluruhan proses.
Ukuran separator yang besar menyebabkan kapasitas produksi minyak bumi
maupun gas alam yang dihasilkan juga besar, begitupun sebaliknya jika ukuran
separator yang kecil menyebabkan kapasitas produksi minyak bumi maupun gas
alam yang dihasilkan juga kecil.
Ukuran separator juga akan berkaitan terhadap pencapaian target produksi.
Jika terjadi peningkatan target produksi maka ukuran separator sebelumnya tidak
akan mampu mengoptimalkan pemisahan fluida berdasarkan target produksi yang
diinginkan, dan desain komponen proses yang tidak tepat bisa menyebabkan
bottleneck dan mereduksi kapasitas keseluruhan fasilitas pada proses. Penelitian ini
dilaksanakan di SP BAS field Limau Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4.
Separator di SP BAS field Limau sudah beroperasi selama 10-15 tahun. Waktu
operasi yang cukup lama membuat separator mulai mengalami beberapa masalah,
dibuktikan dengan data inspeksi. Untuk upaya peningkatan optimalisasi separator
dapat dilakukan dengan cara pendesainan ulang sehingga didapatkan desain ukuran
unit separator yang ideal. Pendesainan ulang ini delakukan karena fluida sumur
yang dialirkan ke SP BAS mengalami peningkatan water cut yang tinggi, selain itu
separator vertikal BA-01 ini sudah mengalami liquid carry over ke dalam jaringan

1
2

gas system, minyak yang keluar dari separator masih mengandung BS & W
yang tinggi, dan sudah mengalami korosi. Hasil dari perhitungan nantinya
diharapkan bisa menjadi suatu hasil ukuran desain separator yang ideal dan efisien
sehingga target produksi yang telah ditetapkan tercapai.
Dari penjelasan tersebut di atas penulis tertarik untuk membahas tema
tentang Analisis Desain Ulang Separator Vertikal Dua Fasa Menjadi Separator Hor-
izontal Tiga Fasa Pada Stasiun Pengumpul BAS Di Pertamina Hulu Rokan Region
1 Zone 4 Field Limau dalam mengoptimalisasi separator eksisting dengan harapan
agar penulis dapat mempelajari langsung proses perencanaan desain separator serta
menganalisis data dan memberikan hasil dari perancangan separator yang ada di
Stasiun Pengumpul BAS di Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Field Limau.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian Tugas Akhir Analisis Desain Ulang Separator
Vertikal Dua Fasa Menjadi Separator Horizontal Tiga Fasa ini yaitu :

1. Untuk mengetahui hasil evaluasi kondisi yang terjadi pada separator


vertikal dua fasa pada SP BAS dalam proses separasi fluida produksi di
Limau Field.
2. Untuk mengetahui ukuran ideal separator horizontal tiga fasa dari nilai
RM separator.
3. Untuk mengetahui hasil desain separator horizontal tiga fasa yang akan
diinstal pada stasiun pengumpul BAS di Limau Field.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian Tugas Akhir Analisis Desain Ulang
Separator Vertikal Dua Fasa Menjadi Separator Horizontal Tiga Fasa ini
yaitu :
1. Dapat mengoptimalkan separator horizontal tiga fasa pada SP BAS
dalam proses separasi fluida produksi di Limau Field.
3

2. Dapat mengetahui perencanaan design separator horizontal tiga fasa


pada SP BAS di Limau Field.
3. Dapat menganalisis ukuran separator horizontal tiga fasa yang sesuai
pada SP BAS di Limau Field.

1.4 Batasan Masalah


Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, masalah yang dibahas penulis
hanya memfokuskan pada evaluasi dan desain separator horizontal tiga fasa dengan
kondisi operasi aktual dalam upaya mengoptimalkan proses produksi minyak dan
gas bumi di Stasiun Pengumpul BAS Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Field
Limau.

1.5 Sistematika Penulisan


Untuk memudahkan dalam memahami Laporan Tugas Akhir ini, maka
penulis membuat sistematika Laporan Tugas Akhir menjadi lima bab
sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
Merupakan Bab yang berisikan latar belakang, tujuan dan manfaat,
batasan masalah serta sistematika penulisan.
2. BAB II DASAR TEORI
Merupakan Bab yang berisikan teori dasar mengenai definisi separator,
prinsip pemisahan separator, jenis separator, komponen utama dan
peralatan separator, serta permasalahan pada separator.
3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Merupakan Bab yang berisikan mengenai waktu dan tempat pelaksanaan
penelitian Tugas Akhir, tahap pengumpulan data, tahap perhitungan
data, tahap analisis dan pembahasan, tahap penarikan kesimpulan, serta
bagan alir penelitian.
4

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Merupakan Bab yang berisikan data hasil perhitungan dan analisa
pembahasan yang meliputi evaluasi, optimalisasi hasil desain separator
horizontal tiga fasa dan pembahasan terhadap pokok permasalahan.
5. BAB V PENUTUP
Merupakan Bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dari hasil
pembahasan yang merupakan bagian terakhir dari penelitian Tugas
Akhir ini.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Separator
Separator merupakan alat berbentuk bejana bertekanan yang digunakan un-
tuk proses separasi fluida sumur yang terproduksi menjadi cairan dan gas (dua fasa)
atau minyak, air dan gas (tiga fasa) yang tidak larut satu sama lain karena perbe-
daan densitas.
Fungsi utama dari separator adalah :
1. Sebagai pemisah utama cairan dan gas
2. Untuk melanjutkan dan mengontrol proses dengan memisahkan gas ikutan
dari cairan
3. Memberikan waktu yang cukup pemisahan antara minyak dan air yang ikut
terproduksi
4. Untuk mengontrol penghentian kemungkinan pelepasan gas dari cairan.

(Sumber : Data lapangan PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Limau)


Gambar 2.1 Separator Produksi

2.2 Prinsip Pemisahan Pada Separator


Separator adalah alat separasi minyak dan gas bumi yang menggunakan
prinsip separasi pada tekanan dan temperatur tetap. Fungsi separator adalah untuk

5
6

memisahkan fluida dari sumur menjadi minyak, air dan gas (tiga fasa) atau cairan
dan gas (dua fasa) yang tidak larut satu sama lainnya karena perbedaan densitasnya.
Prinsip pemisahan fluida pada separator dimulai dari fluida yang
terproduksi dari sumur mulai terangkat ke atas permukaan dimana tekanan di
permukaan lebih rendah dari pada tekanan reservoir, sehingga kapasitas cairan
melarutkan gas akan menurun kemudian terpisah karena perbedaan specific gravity.
Fluida yang mempunyai specific gravity lebih berat akan jatuh sedangkan yang
lebih ringan akan berada di atas.

2.3 Jenis Separator


Terdapat beberapa jenis separator yang ada pada fasilitas produksi. Setiap
stasiun pengumpul memiliki separator yang berdeda-beda. Hal itu bisa dikarenakan
jenis fluida, jumlah fluida, sifat fluida yang diproduksikan berbeda. Pemilihan jenis
separator pada fasilitas produksi tergantung sesuai kebutuhan, karena setiap jenis
separator memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Secara garis besar separator dibagi menjadi 2 yaitu, berdasarkan bentuknya
dan berdasarkan fasa hasil pemisahannya.
2.3.1 Separator Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuknya separator dibagi menjadi 3 yaitu, separator vertikal,
separator horizontal, dan separator bulat.
1. Separator Vertikal
Separator vertikal ini cocok digunakan untuk memisahkan fluida yang
memiliki GOR (Gas Oil Ratio) yang rendah dengan kandungan padatan yang
tinggi. Separator vertikal ini mempunyai bejana silinder yang berdiri tegak dengan
kapasitas yang rendah dan pemisahannya bisa dilakukan secara gravitasi dan
sentrifugal.
Adapun kelebihan dari separator vertikal ini adalah, pengontrolan level
cairan tidak terlampau rumit karena jarak vertikal antara gas outlet dan level cairan
yang cukup jauh, dapat menanggulangi pasir dalam jumlah besar, mudah
dibersihkan bagian dalamnya karena bagian bawah mempunyai desain yang
berbentuk kerucut.
7

Kekurangan separator vertikal ini adalah, lebih sulit merawat peralatan-


peralatan keselamatan yang terpasang di atas, pemasangan gas outlet lebih sulit,
harga lebih mahal karena ditinjau dari keefisienan bahan dan penggunaan bahan
terhadap kapasitasnya, membutuhkan diameter yang lebih besar untuk suatu
kapasitas gas.

(Sumber : Data lapangan PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Limau)


Gambar 2.2 Separator Vertikal
2. Separator Horizontal
Jenis separator ini sangat efektif untuk memisahkan fluida yang memiliki
GOR tinggi serta mengandung busa. Separator ini cocok untuk sumur yang
mempunyai kadar gas yang tinggi namun membutuhkan waktu diam yang agak
lama karena memiliki luas bidang yang kontak. Separator horizontal mempunyai
bejana silinder yang tidur dengan kapasitas yang lebih besar dan lebih efisien serta
mudah dikerjakan pada saat pengoperasian.
Beberapa kelebihan separator horizontal ini adalah, memerlukan pipa
koneksi yang lebih sedikit sehingga harganya lebih murah, mudah dalam
perawatannya, mempunyai gas liquid yang lebih luas sehingga mampu menangani
kapasitas yang lebih besar (dapat memproses gas dalam jumlah besar).
Kekurangan separator horizontal ini adalah, apabila fluida mengandung
pasir, lebih sulit membersihkannya, pemasangannya memerlukan ruangan yang
lebih luas kecuali kalau disusun secara bertingkat, kontrol level cairan lebih kritis.
8

(Sumber : Data lapangan PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Limau)


Gambar 2.3 Separator Horizontal
3. Separator Bulat
Jenis separator ini memiliki kapasitas gas dan pemisahan yang terbatas,
sehingga umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang memiliki GOR kecil
hingga sedang. Bentuknya yang bulat membuatnya dapat beroperasi pada tekanan
tinggi.
Kelebihan dari separator bulat ini adalah, lebih mudah dibersihkan dari pada
tipe separator yang vertikal dan tidak perlu memerlukan tempat yang luas.
Sedangkan kekurangannya adalah, pengontrolan level cairan lebih sulit dibanding
tipe lain, ruang pemisah sangat terbatas, kurang ekonomis untuk kapasitas gas yang
besar.

(Sumber: www.hov.com)
Gambar 2.4 Separator Bulat
9

2.3.2 Separator Berdasarkan Fasa Yang Diinjeksikan


Berdasarkan fasa hasil pemisahannya, separator dibagi menjadi 2 yaitu,
separator 2 fasa dan separator 3 fasa.
1. Separator 2 Fasa
Separator 2 fasa digunakan  untuk memisahkan fluida produksi menjadi 2
fasa yaitu, fasa cair dan fasa gas. Fasa cair yang telah terpisah keluar dari bagian
bawah separator sedangkan fasa gas keluar melewati bagian atas separator.

(Sumber: www. steqtech.com)


Gambar 2.5 Separator 2 Fasa
2. Separator 3 Fasa
Separator 3 fasa memisahkan fluida produksi menjadi minyak, air dan gas.
Minyak yang telah terpisah menuju oil outlet di bagian kanan separator dan air akan
berada pada bagian bawah kemudian keluar melalui water inlet, sedangkan gas
yang telah terpisah akan keluar melewati bagian atas separator.

(Sumber: www.steqtech.com)
Gambar 2.6 Separator 3 Fasa
10

2.4 Bagian Utama Separator


Sebuah separator harus memiliki bagian-bagian utama berikut ini :
1. Primary Separation Section
Pada bagian ini cairan masuk ke dalam separator bersama gas dan ditubrukkan
ke deflector untuk memecahkan gas dari aliran
2. Secondary Separation Section / Gravity Settling Section
Bagian ini digunakan melakukan pemisahan dengan sistem
settling/pengendapan yang bergantung pada gaya gravitasi. Pada bagian ini gas
bergerak lambat dengan sedikit turbulensi.
3. Mist Extraction Section
Bagian ini berfungsi untuk melepaskan kabut menjadi cairan atau gas.
4. Liquid Accumulation Section
Bagian ini berfungsi untuk tempat penampungan cairan yang sudah terbebas
dari gas, biasanya pada bagian ini dipasang sight glass supaya bisa melihat
level ketinggian fluida dalam separator.

(Sumber: www.oilseparator.co.id)
Gambar 2.7 Bagian Utama Separator

2.5 Peralatan Separator


Separator memiliki peralatan-peralatan yang mendukung separator
menjalankan fungsinya. Peralatan separator dibagi menjadi 2 yaitu, peralatan
separator bagian luar dan dalam.
11

2.5.1 Peralatan Bagian Luar Separator


a. Pressure Gauge
Alat ini dipasang pada bagian luar separator dan pressure gauge berfungsi
untuk mengukur tekanan separator.

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.8 Pressure Gauge
b. Sight Glasses
Alat ini berada di samping vessel separator yang mana fungsi dari alat ini
adalah untuk mengetahui level tinggi cairan yang berada di dalam
separator tersebut..

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.9 Sight Glasses

c. Saringan (Strainer)
12

Berfungsi untuk mencegah agar partikel-partikel kecil, pasir dan


sebagainya yang terikut keluar melalui outlet air atau minyak tidak
mengganggu kerja peralatan seperti: kontrol valve, turbin meter atau floco
meter.

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.10 Strainer
d. Liquid Control Valve
Liquid control valve, merupakan control valve yang berfungsi mengatur
outlet aliran liquid di dalam vessel agar tetap stabil. Bentuk dan desain
LCV dapat di lihat di bagian-bagian separator yang terletak di line yang
bertekanan tidak terduga.

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.11 Liquid Control Valve

e. Pressure Control Valve


13

Pressure control valve berfungsi untuk menjaga agar tekanan sesuai


dengan settingnya

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.12 Pressure Control Valve
f. Pressure safety valve
Pressure safety valve merupakan pengaman terakhir yang ada di vessel,
Pressure safety valve (PSV) bekerja saat terjadinya pressure berlebih dan
pengamanan yang lain bekerja pada vessel tersebut tidak dapat bekerja
dengan kondisi normal lagi, sedangkan tekanan dalam vessel terus
bertambah maka pressure safety valve akan terbuka, pressure yang berlebih
di dalam vessel akan keluar menuju line flaring untuk di buang dan di
bakar.

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.13 Pressure Safety Valve
14

g. Termometer
Termometer merupakan jenis sensor suhu yang manual atau masih bersifat
analog. Termometer digunakan untuk mengetahui suhu dari Separator atau
alat sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.14 Termometer
h. Fisher, Barton Recorder
Fisher berfungsi untuk mengatur kerja dari daniel oriface, sedangkkan
untuk barton recorder berfungsi untuk membaca flow rate dari daniel
orifice

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.15 Fisher and Barton Record
i. Daniel Orifice
Sebelum melewati Control Valve, gas terlebih dahulu melewati Daniel
Orifice yang berfungsi sebagai alat ukur besarnya flow gas dari Separator.
Daniel Orifice terhubung langsung dengan fisher dan barton recoder.
15

(Sumber: Wilianda, Danu, 2019)


Gambar 2.16 Danial Orifice
2.5.2 Peralatan Bagian Dalam Separator
a. Deflector Plate
Deflctor plate atau sering juga disebut diverter, terdapat pada bagian inlet,
yang dapat berupa plat lempeng. yang mempunyai tujuan untuk menyerap
impact yang datang oleh karena kecepatan fluida yang masuk dan
mempercepat pemisahan gas dan cairan. Juga bertujuan untuk
memperlambat arus masuk.

(Sumber: www.oilseparator.co.id)
Gambar 2.17 Deflector Plate
b. Mist Extraction / Demister Pad.
Gas yang telah terlepas dari minyak masih mengandung titik-titik minyak
yang akan mengumpul bila ukurannya lebih besar. Demister pad yang
terbuat dari rajutan kawat halus dengan bentuk tertentu akan menyebabkan
arah aliran gas berubah secara berkala. Dan akan mengakibatkan terjadinya
16

efek pembentukan cairan titik titik cukup besar. Selanjutnya cairan akan
jatuh ke bawah bersatu dengan cairan lainnya.
.

(Sumber: www.oilseparator.co.id)
Gambar 2.18 Mist Extraction
c. Weir
Weir merupakan dinding yang dipasang tegak lurus dalam peralatan yang
mempunyai fungsi untuk menahan sehingga dapat membantu residence
time dan cairan dapat di gunakan untuk membentuk wadah di dalam
separator

(Sumber: www.oilseparator.co.id)
Gambar 2.19 Weir
d. Straightening Vanes
Straightening vanes berfungsi untuk merubah arah gas dari inlet dan
mengurangi turbulensi dari inlet deflector.
17

(Sumber: www.oilseparator.co.id)
Gambar 2.20 Straightening vanes

e. Vortex Breaker
Peralatan ini dipasang pada bagian pengeluaran minyak dan berfungsi
untuk mencegah terjadinya pusaran minyak dan mengakibatkan
terlepasnya gas dari minyak pada saat meninggalkan separator.

(Sumber: www.piping-designer.com)
Gambar 2.21 Vortex Breaker

2.6 Permasalahan Separator


Selama penggunaan separator mungkin saja terjadi beberapa masalah akibat
apa yang diproduksikan. Liquid, gas dan atau solid yang terproduksikan dapat
memberikan hambatan bagi kinerja separator. Beberapa masalah yang biasa terjadi
pada separator adalah :
1. Foamy Crude.
Masalah terbentukya foam dalam crude oil karena adanya impurities selain
air dimana impurities tersebut tidak dapat dihilangkan sebelum aliran
18

memasuki separator. Salah satu pengotor tersebut adalah C02. Foam juga
dapat berasal dari fluida komplesi atau workover yang tidak sesuai dengan
fluida wellbore. Beberapa masalah yang ditumbulkan dengan adanya foam
antara lain :
a. Kontrol dari level liquid menjadi lebih buruk, karena alat control harus
mendeteksi tiga fase liquid dari pada yang seharusnya yaitu dua.
b. Foam memiliki rasio volume/berat yang besar sehingga dapat mengisi
ruangan pada vessel yang seharusnya bisa digunakan untuk ruang liquid
collecting atau gravity settling.
c. Dalam jumlah foam yang sangat tidak terkontrol, tidak mungkin untuk
menghilangkan separated gas atau oil yang sudah dihilangkan gasnya
dari vessel tanpa membawa foamy material pada gas atau liquid.
2. Paraffin
Akumulatif paraffin akan menyebabkan pengaruh yang buruk terhadap kin-
erja separator. Coalescing plates pada liquid section dan mesh pad pada mist
extractor pada gas section akan cenderung terjadi plugging akibat akumulasi
paraffin. Dan ketika paraffin diperkirakan yang menjadi penyebab masalah
tersebut, maka perlu dipertimbangkan lagi penggunaan centrifugal mist ex-
tractor. Maka perlu lubang-lubang seperti manways, handholes dan nozzle
agar steam, solvent atau liquid pembersih lain masuk ke separator. Tempera-
ture liquid harus juga dijaga di atas cloud point dari crude oil menghindari
pembentukan paraffin.
3. Sand
Partikel pasir bisa menjadi masalah di separator yaitu membuat berhentinya
aliran pada valve trim, plugging pada bagian dalam separator, dan akumu-
lasi pada bagian bawah separator. Hard trim khusus dapat meminimalkan
efek pasir di valve.
4. Liquid Carryover
Liquid Carryover terjadi ketika free liquid keluar dengan fase gas dan dapat
mengindikasi hi-liquid level, kerusakan pada vessel utama, foam, desaain
yang tidak tepat, liquid outlet yang ter-plugged, atau rate yang melebihi de-
19

sain dari vessel’s rate. Hal ini bias dicegah dengan menginstall Level Safety
High (LSH) sensor yang akan menutup inlet ke separator ketika level liquid
melebihi level normalnya.
5. Gas Blowby
Gas blowby terjadi ketika free gas keluar dengan fase liquid yang menjadi
indikasi low level liquid atau control liquid yang gagal. Hal ini bias berba-
haya ketika terjadi kegagalan dalam liquid level control dan liquid dump
valve terbuka dan gas yang masuk dari inlet akan dapat keluar lewat liquid
outlet.
6. Liquid Slugs
Pada bagian pipa yang rendah akan cenderung terbentuk akumulasi liquid
pada aliran dua fasa. Ketika level liquid pada bagian tersebut naik cukup
tinggi untuk menghambat gas flow, maka gas akan mendorong liquid sepan-
jang pipa sebagai slug. Hal ini tergantung flow rate, property pipa, peruba-
han elevasi, flow properties.
7. Emulsi
Selama jangka waktu tertentu akumulasi material emulsi atau impurity lain
dapat terbentuk pada interface minyak dan air. Akan terjadi pengaruh buruk
pada liquid level control, yaitu akan mengurangi waktu efektif untuk
pemisahan yang efektif antara air dan minyak. Penggunaan bahan kimia dan
atau panas akan meminimalisir kesulitan yang dihasilkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Pelaksanaan penelitian Tugas Akhir mengenai desain separator horizontal
tiga fasa untuk optimasi hasil proses pemisahan fluida di Stasiun Pengumpul BAS
di PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zona 4 Limau Field ini telah dilaksanakan
kurang lebih satu bulan terhitung sejak 01 s.d 30 Juni 2021 secara online
dikarenakan masih dalam kondisi pandemic covid-19, sehingga penulis tidak bisa
melakukan observasi ke lapangan secara langsung

3.2 Teknik Pengumpulan Data


Penulisan laporan Tugas Akhir mengenai Desain Separator ini didapatkan
melalui data–data yang telah diperoleh di lapangan serta teori literatur–literatur
yang berkaitan. Penulisan melakukan tugas Teknik pengumpulan data yaitu :
1. Studi Literatur
Studi literatur yang Penulis lakukan yaitu dengan cara mengumpulkan
sumber- sumber informasi terkait dengan teori dan tujuan penelitian. Sumber–
sumber informasi terkait dengan teori dan tujuan penelitian. Sumber–sumber
informasi tersebut berasal dari beberapa referensi seperti internet, e-book,
handbook, jurnal ataupun data–data perusahaan yang mendukung.
2. Diskusi dan Wawancara
Teknik ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan komunikasi baik dilakukan secara diskusi maupun wawancara dengan
pembimbing maupun inspektur yang bersangkutan sistem online.

3.3 Jenis Data


Dalam tahap pengumpulan data ini, Penulis hanya mendapatkan data
lapangan yang merupakan data Penulis dapatkan dari pembimbing. Data yang
diambil adalah data parameter separator, data primer dan data sekunder :

20
21

1. Secara Primer antara lain :


1) Daily Production Report
2) Data tekanan pada separator
3) Data Specific Gravity fluida
2. Secara Sekunder antara lain :
1) Data temperature separator
2) Data tekanan umpan separator

3.4 Tahap Pengolahan dan Analisa Data


Dalam proses pengolahan data untuk mendesain ulang separator, data–data
kondisi operasi yang telah didapat akan digunakan dalam perhitungan perancangan
separator tiga fasa menggunakan metode analitik dengan aplikasi Microsoft Excel.
Perancangan separator 3 fasa dilakukan berdasarkan referensi Pertamina file, buku
oilfield processing ( Francis S manning) dan Succesfully Three Phase Separator
( Wayne D Monnery, 1994).
Perancangan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ukuran separator
yang dibutuhkan untuk melakukan proses pemisahan secara optimum dengan
kapasias produksi saat ini. Untuk mendapatkan ukuran separator yang baru dapat
dilihat pada tahapan berikut ini :
1. Penentuan Laju Alir dan Sifat Fisik Fluida .
a) Minyak
1) Konversi satuan laju alir minyak menjadi ft3/min :

Qo 1 day 1cuft
Qoil = X X ......................................................(3.1)
1day 1440 min 0,178 bbl
2) Menentukan SG oil :
141,5
SGoil = .............................................................................(3.2)
131,5+ ° API
3) Menentukan densitas oil :
ρoil = SGoil X 62,4 ...............................................................................(3.3)
b) Air
1) Konversi satuan laju alir menjadi ft3/s :
22

Qw 1 day 1 ft
Qw = X X .....................................................(3.4)
1day 1440 min 0,178 bbl
2) Menentukan densitas air (ρw) :

ρw = SGwater X 62,4..............................................................................(3.5)
c) Gas
1) Konversi satuan laju alir gas menjadi ft3/s :

Qg 1 day
Qg = X ............................................................................(3.6)
1day 86400 s
2) Menentukan densitas gas :

P x 28,96 x SG
ρg = ................................................................................(3.7)
Z x R xT
2. Mengitung volume surge dan volume holdup :
Pemilihan t surge dan t holdup didapatkan dari table 4.2 pada BAB 4.
a) Vol holdup = Qo X t holdup....................................................................(3.8)
b) Vol surge = Qo X t surge........................................................................(3.9)
3. Menentukan waktu retensi (retention time) di dalam separator :
Untuk menentukan waktu retensi berdasarkan oil gravity (API) dan temperature
(℉) seperti pada table 4.3 pada BAB 4
4. Menghitung diameter dan panjang separator :
Asumsi nilai L/D awal untuk perhitungan diameter, nilai L/D diambil diantara
nilai optimum yaitu 3 - 5

( )
1 /3
16(VH +VS)
a. D = L (3.10)
0,6 π ( )
D
b. L = L/D X D .........................................................................................(3.11)

5. Menentukan Nilai RM
L
RM = ..................................................................................................(3.12)
D1
a) Bila 3 < RM < 5 ukuran separator terdapat di pasaran.
b) Bila RM < 3 maka nilai L harus diperbesar
23

c) Bila RM > 5, maka nilai L harus diperkecil


6. Menentukan niali K yang didapatkan dari tabel 4.4 pada BAB 4 yang ditentukan
berdasarkan diameter dan panjang separator.
7. Menghitung Kecepatan Maksimum Gas dan Luas Permukaan yang Dilewati gas

a. Vmax gas = K
√ ρo−ρg
ρg
............................................................(3.13)

Qg
b. Av = ............................................................(3.15
Vmax

8. Menghitung Luas Penampang Liquid


c. Vl = Qw x trw + Qo x tro (3.15)
Vl
d. AL = (3.16)
L
9. Menentukan Nilai HL/D dan D-HL untuk Mengetahui Apakah Nilai Diameter
yang didapat merupakan Desain Ideal
π
a. Atot = x D2 (3.17)
4
AL
b. (3.18)
Atot
Gunakan nilai AL/Atot untuk mencari nilai HL/D dari table 4.5 pada BAB 4

c. HL = HL/D x D .....................................................................................(3.19)
d. D – HL ..................................................................................................(3.20)
10. Menentukan Keinggian Interface antara Minyak dan Air (Ho/w)
a. Vw = Qw x trw ..................................................................................(3.21)
Vw
b. Aw = ............................................................................................(3.22)
L
Aw
c. ....................................................................................................(3.23)
Atot

Tentukan nilai Ho/w dengan mencari nilai (Ho/w)/D dari table 4.5 pada BAB 4
dengan melihat nilai Aw/Atot
d. Ho/w = D x (Ho/w)/D ........................................................................(3.24)
11. Menentukan Kecepatan Aktual Gas
24

a. Av = Atot – AL .................................................................................(3.25)
Qg
b. Aktual Vg = .................................................................................(3.26)
Av
12. Menghitung Ukuran Droplet Minyak yang Terbawa Pada Fasa Gas
Menghitung Retention Time Gas
L
trg = .......................................................................................(3.27)
aktual gas
Menghitung kecepatan droplet minyak (Vod)
D−HL
Vod = .........................................................................................(3.28)
trg
a. Nilai Dv didapat dari table 4.7 pada BAB 4
dv | ρo−ρg| ρg x g
3
b. Ar = ......................................................................(3.29)
μg
2
c. Re = ( √ 19,075+2,129 √ Ar−4,3675 ) .................................................(3.30)
d. CD
Jika Re < 1

( )
2
4,732
CD = 0,5432+ 0,5 .......................................................................(3.31)

Jika Re > 1
24 0,3
CD = + + 0,34..........................................................................(3.32)
ℜ ℜ0,5

304800 x Vod 2 x 3 x CD X ρg
e. Dod = ....................................................(3.33)
4 x g x( ρo−ρg)
13. Menentukan Ukuran Droplet Air dalam Minyak
Menghitung kecepatan droplet air
HL−How
a. Vwd = ...............................................................................(3.34)
tro
Menentukan diameter droplet air
dv | ρw−ρo| ρw x g
3
b. Ar = ....................................................................(3.35)
μo
2
c. Re = ( √ 19,075+2,129 √ Ar−4,3675 ) .................................................(3.36)
d. CD
25

Jika Re < 1

( )
2
4,732
CD = 0,5432+ .......................................................................(3.37)
ℜ0,5
Jika Re > 1
24 0,3
CD = + + 0,34..........................................................................(3.38)
ℜ ℜ0,5
2
304800 x Vwd x 3 x CD X ρo
e. Dwd = ..................................................(3.39)
4 x g x (ρw −ρo)

14. Menentukan Ketinggian Weir


Untuk menentukan ketinggian weir berdasarkan referensi Oilfield Processing
bahwa ketinggian weir sama dengan ketinggian interface antara minyak dan
gas atau sama dengan ketinggian HL
15. Menentukan Kembali Panjang Separator untuk mendapatkan overdesain dari
separator.
4
L= x L terpilih ...................................................................................(3.40)
3
16. Menentukan Posisi Weir dalam Separator
Hitung nilai HLLL/D untuk menentukan nilai ALLL/Atot dari table 4.5 pada
BAB 4 kemudian tentukan nilai ALLL
HLLL
1) .................................................................................................(3.41)
D
2) ALLL = Atot x ALLL/Atot ...............................................................(3.42)
17. Menentukan Posisi Weir (L2)
Vholdup+Vsurge
L2 = ...........................................................................(3.43)
Atot − Av− ALLL
18. Menentukan Ketebalan Dinding Shell (ts) dan Head (th) Separator
Menentukan ketebalan dinding shell (ts) dan head (th) separator
PxD
1) ts = ..............................................................................(3.44)
S x E−0,6 x P
PxD
2) th = .........................................................................(3.45)
2 x S x E−0,2 x P
26

Untuk mengantisipasi terjadinya korosi maka ketebalan shell dan head


terhitung ditambah dengan corrotion allowance 0,125
Nilai S (stress value) ditentukan dari tabel 4.8 pada BAB 4 dengan menentukan
material dinding berdasarkan pada tekanan dan temperature operasi separator.
Nilai E (joint efficiency) diambil pada nilai antara 0.6 sampai 1 berdasarkan
referensi buku Successfully Specify Three-Phase Separators.
19. Menentukan Inlet dan Outlet Nozzle Diameter
Ql
1) Xl = ......................................................................................(3.46)
Ql x Qg
Qg
2) Xg = ......................................................................................(3.47)
Ql x Qg
3) ρm = ρl x Xl + ρg x Xg ......................................................................(3.48)
2
π xD
4) A = ........................................................................................(3.49)
4
Qm
5) Vm = ...........................................................................................(3.50)
A
Untuk melihat ukuran diameter nozzle yang sesuai, lihat dari tabel 4.9 pada
BAB 4
Menghitung inlet nozzle diameter (lbm/ft-sec2)
Idn = ρm x Vm2.......................................................................................(3.51)
Menghitung gas outlet nozzle diameter
Gas Odn = ρm x Vg2...............................................................................(3.52)
Menghitung water outlet nozzle diameter
Qw
Water Odn = ....................................................................................(3.53)
A
Menghitung oil outlet nozzle diameter
Qo
Oil Odn = ..........................................................................................(3.54)
A

3.5 Diagram Alir


Untuk lebih memudahkan dalam memahami isi dan alur dalam penelitian
tugas akhir ini, penulis membuat diagram alir penelitian sebagai berikut :
27

Analisis Desain Ulang Separator Vertikal


Dua Fasa Menjadi Separator Horizontal Tiga
Fasa

Tahapan Persiapan

Tahapan Pengumpulan Data:


 Studi Literatur
 Observasi Lapangan
 Diskusi dan Wawancara

Data Yang Dikumpulkan

Data Primer
Data Sekunder
 Daily production report
 Data temperature
separator  Data tekanan pada separator
 Data tekanan
 Data Specific Gravity fluida
umpan separator

Tahapan Pengelolaan Data:


Menentukan Laju Alir dan Sifat Fisik Fluida
Perhitungan Diameter Separator
Perhitungan Ukuran Droplet Separator
Perhitungan Panjang Separator
Menentukan Posisi Weir Separator
Menentukan Diameter nozzle masuk dan keluar

28
Analisis dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tinjauan Objek


Stasiun Pengumpul BAS merupakan stasiun pengumpul yang memiliki 3 unit
separator vertikal yang terpasang yaitu BA-01, BA-02, dan BA-03. Separator verti-
cal BA-01 memisahkan minyak dan gas yang berasal dari 9 sumur yaitu 5A-179,
5A-194, 5A-218, 5A-239, 5A-250, 5A-271, 5A-276, 5A-281, 5A-286. Separator
BA-01 ini merupakan separator vertikal yang memiliki ukuran diameter 1006 mm
(3,3 ft) dan panjang 3000 mm (9,84 ft) dengan kapasitas 5000 BFPD.

(Sumber : Data lapangan PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Limau)


Gambar 4.1 Separator Vertikal BA-01

Data yang digunakan untuk pendesainan ulang separator merupakan data ak-
tual berdasarkan kapasitas dari produksi sumur 5A-179, 5A-194, 5A-218, 5A-239,
5A-250, 5A-271, 5A-276, 5A-281, 5A-286. Adapun data-data yang dibutuhkan un-
tuk perhitungan desain ulang separator ini adalah :

28
30

Tabel 4.1 Data Kondisi Aktual Separator BA-01

SAT-
KONDISI OPERASI LAMBANG NILAI UAN
Tekanan separator Psep 39 Psia
temperatur separator Tsep 555 R
Laju alir minyak Qo 382,43 BOPD
Laju alir air Qw 9120,95 Bbld
3.000.00
Laju alir gas Qg 0 scfd
Laju alir liquid Ql 9503,38 BFPD
Water Cut WC 96 %
API API 35 -
Spesific gravity gas SGgas 0,805 -
Spesific gravity air Sgwater 1 -
Spesific gravity minyak Sgoil 0,85 -
Kompressibilitas gas standar Zsc 0,9962 -
Kompressibilitas gas separa-
tor Zsep 0,95
(Sumber : Data lapangan PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Limau)

4.2 Hasil Evaluasi


Desain ulang dilakukan pada separator vertikal BA-01yang memisahkan
minyak dan gas dari 9 sumur. Separator yang ada pada saat ini memiliki ukuran
1006 mm (3,3 ft) dan panjang 3000 mm (9,84 ft) dengan kapasitas 5000 BFPD.
Separator BA-01 ini sudah dibangun sejak tahun 1949 dan sudah beroperasi setelah
terakhir perbaikan selama 10-15 tahun. Waktu operasi yang cukup lama menim-
bulkan beberapa masalah. Dari evaluasi yang telah dilakukan didapatkan hasil
bahwa separator vertikal BA-01 ini sudah mengalami liquid carry over ke dalam
jaringan gas system, dan korosi pada bottom head separator. Selain itu terjadinya
peningkatan water cut (96%) yang tinggi dan produksi gas yang besar yaitu
3.000.000 scfd. Pemisahan fluida dengan jumlah gas yang besar tidak cocok di-
lakukan pada separator vertikal karena separator vertikal tidak cocok digunakan un-
tuk pemisahan fluida yang memiliki GOR tinggi. Untuk fluida yang memiliki nilai
GOR tinggi cocok dilakukan pemisahan dengan menggunakan separator horizontal.
Dari hasil evaluasi tersebut maka dilakukanlah pendesainan ulang separator vetikal
dua fasa menjadi separator horizontal tiga fasa untuk mengoptimalkan proses
31

pemisahan minyak, air dan gas dan mampu menampung kapasitas produksi yang
ada.
PRESSURE VESSEL DATA
2
Design Press. (P) : 10,00 kg/cm Actual Thickness Shell (tact) : mm
Outside Diameter (OD) : 1006,0 mm Previous Thickness Shell (tprev) : 8,11 mm
Outside Radius (OR) : 503,0 mm Nominal Thickness Shell (tnom) : mm
Length (S/S) : 3000 mm Actual Thickness Head (tact) : mm
Material Shell : TS-74000 Previous Thickness Head (tprev) : 8,23 mm
2
Allow. Stress Shell (S) : 1300,70 kg/cm Minimum Thickness Head (tnom) : mm
Joint Eff. Shell (E) : 0,7 Next Inspection Plan (T) : 2,3 years
Material Head : TS-72000 Year Built : 1949
2
Allow. Stress Head (S) : 1265,50 kg/cm Previous Date Inspection : 18-Dec-2013
Joint Eff. Head (E) : 1 Actual Date Inspection : 20-Nov-2019

(Sumber : Data lapangan PT Pertamina Hulu Rokan Region 1 Zone 4 Limau)


Gambar 4.2 Spesifikasi Separator BA-01 sebelum Desain Ulang
4.3 Perhitungan Desain Ulang Separator
Desain ulang separator vertikal dua fasa menjadi separator horizontal tiga
fasa di stasiun pengumpul BAS dilakukan dengan melakukan beberapa perhitun-
gan dengan menggunakan data-data kondisi aktual yang ada. Perhitungan desain ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dimensi separator yang dibutuhkan un-
tuk melakukan proses separasi secara optimum berdasarkan kapasitas produksi
yang ada saat ini. Hasil pendesainan ulang ini dilakukan dengan metode analitik
menggunakan Microsoft Excel dan SketchUp untuk mendapatkan dimensi separator
serta bentuk visual dari separator yang baru dan dapat dilihat pada tahapan-tahapan
berikut ini :
1. Menentukan Laju Alir dan Sifat Fisik Fluida .
a. Minyak
1)Konversi satuan laju alir minyak menjadi ft3/min :

Qo 1 day 1cuft
Qo = X X
1day 1440 min 0,178 bbl
382,43 Bbld 1 day 1cuft
= X X
1 day 1440 min 0,178 bbl
= 1,492 cuft/ min
2)Menentukan SG minyak :
32

141,5
SGoil =
131,5+ ° API
141,5
=
131,5+ 35
= 0,85
3) Menentukan densitas minyak (ρo) :
ρo = SG x 62,4 x 0,985
= 0,85 x 62,4 x 0,985
= 52,244 lb/cuft
b. Air
1) Konversi satuan laju alir menjadi ft3/s :

Qw 1 day 1 ft
Qw = X X
1day 1440 min 0,178 bbl
9120,95 Bbld 1 day 1 ft
= x x
1 day 1440 min 0,178 bbl
= 35,584 cuft/min
2) Menentukan densitas air (ρw):

ρw = SG x 62,4
= 1 x 62,4
= 62,4 lb/cuft
c. Gas
1) Konversi satuan laju alir gas menjadi ft3/s :

Qg 1 day
Qg = X
1day 86400 s
3.000.000 scfd 1 day
= x
1 day 86400 s
= 34,7222 cuft/s
2) Menentukan densitas gas (ρg) :

P sepx 28,96 x SGgas


ρg =
Z x R xT
33

39 Psia x 28,96 x 0,805


=
0,99 x 10,731 x 555° R
= 0,153 lb/cuft
2. Mengitung volume surge dan volume holdup :

Tabel 4.2 Data Liquid Holdup and Surge Time

Service Holdup Time Surge Time


(NLL-LLL) (NLL-HLL)
A. Limit feed drum 10 5
B. Separator
1. Feed to column 5 3
2. Feed to another drum or tankage
a. with pump or through exchanger 5 2
b. without pump 2 1
3. Feed to fired heater 10 3
(Sumber : Smit, Shah. 2016. Succesfully Specify Three Phase Separator)
Pemilihan t surge dan t holdup didapatkan dari table 4.2
a) Vol holdup = Qo x t holdup
= 1,492 cuft/min x 5 min
= 7,460 cuft
b) Vol surge = Qo X t surge
= 1,492 cuft/min x 3 min
= 4,476 cuft
3. Menentukan waktu retensi (retention time) di dalam separator :
Untuk menentukan waktu retensi berdasarkan oil gravity (API) dan
temperature (℉) seperti pada tabel 4.3
Tabel 4.3 Data Penentuan Waktu Tinggal Cairan
Oil Gravity (API) Temperatur (F) Typical Retention Time (min)

> 35 3–5
< 35 100 + 5 – 10
80 – 100 10 – 20
34

60 – 80 20 – 30
(sumber : Succesfully Specific Three Phase Separator)

Karena oil gravity (API) 35, maka dipilih retention time 3,5
4. Menghitung diameter dan panjang separator :
Asumsi nilai L/D awal untuk perhitungan diameter yaitu 4,6. Nilai L/D diambil
diantara nilai optimum yaitu 3 sampai 5

( )
1 /3
16(VH +VS)
a) D = L
0,6 π ( )
D

( )
1/ 3
16(7,460 cuft + 4,476 cuft )
=
0,6 π (4,6)
= 7,34 ft
= 7,5 ft (90 in)
b) L = L/D x D
= 4,6 x 7,5 ft
= 34,5 ft
= 35 ft
Ukuran diameter dan panjang diambil 90 in x 35 ft yaitu yang mendekati
perhitungan  berdasarkan dimensi yang ada pada API Spec 12J 1989.
List ukuran standar pada API Spec 12 J 1989 :
Diameter (in) : 12,75 ; 16 ; 20 ; 24 ; 30 ; 36 ; 42 ; 48 ; 54 ; 60 ; 66 ; 72 ; 78 ;
84 ; 90 ; 96 dll.
Panjang (ft) : 5 ; 7,5 ; 10 ; 12,5 ; 15 ; 17,5 ; 20 ; 22,5 ; 25 ; 27,5 ; 30 ; 32,5
; 35 ; 37,5 ; 40 dll.
5. Menentukan Nilai RM
L
RM =
D
35 ft
=
7,5 ft
= 4,6

a) Bila 3 < RM < 5 ukuran separator terdapat di pasaran.


35

b) Bila RM < 3 maka nilai L harus diperbesar


c) Bila RM > 5, maka nilai L harus diperkecil
6. Menentukan niali K yang didapatkan dari tabel 4.4 yang ditentukan
berdasarkan diameter dan panjang separator.

Tabel 4.4 Nilai K Untuk Menentukan Kecepata Maksimum

Jenis Separa- Diameter Tnggi/Panjang K dengan Mist Extrac-


tor (in) (L) tor
10 to 20 5 0,167
10 0,167
vertikal 7,5 0,145
20 to 40
5 0,118
10 0,45
horizontal segala
>10 0,0142 x L
bulat segala Segala 0,35
(Sumber : pertamina file)
K = 0,0142 x 35
= 0,497
7. Menghitung Kecepatan Maksimum Gas

a) Vmax gas = K
√ ρo−ρg
ρg


lb
52,244 −0,153 lb/ cuft
= 0,497 cuft
0,153 lb /cuft
= 9,16 ft/s
Qg
b) Av =
Vmax gas
34,7222cuft /s
=
9,16 ft /s
= 3,789 sqft
36

8. Menghitung Luas Penampang Liquid


a) Vl = Qw x trw + Qo x tro
= 35,584 cuft/min x 3,5 min + 1,492 cuft/min x 3,5 min
= 129,766 cuft
Vl
b) AL =
L
129,766 cuft
=
35 ft
= 3,707 sqft
9. Menentukan Nilai HL/D dan D-HL untuk Mengetahui Apakah Nilai Diameter
yang didapat merupakan Desain Ideal
π
a) Atot = x D2
4
π
= x 7,52 ft
4
= 44,156 sqft
AL
b)
Atot
3,707 sqft
= 0,083
44,156 sqft

Tabel 4.5 Data Coefficient for Partial Volume Cylinder


Coefficient for Partial Volume Cylinder
0 1 2 3 4 5 6 7 8
0 0 0,000053 0,000151 0,000279 0,000429 0,0006 0,000788 0,001212 0,00145
0,01 0,001692 0,001952 0,002223 0,002507 0,0028 0,003104 0,005419 0,003743 0,00442
0,02 0,004773 0,005134 0,005505 0,005881 0,006267 0,0066 0,007061 0,00747 0,00789
0,03 0,008742 0,009179 0,009625 0,010076 0,010534 0,010999 0,01147 0,011947 0,01243
0,04 0,013417 0,015919 0,014427 0,01494 0,015459 0,015985 0,016515 0,017052 0,01759
0,05 0,018692 0,01925 0,019813 0,020382 0,020955 0,021533 0,022115 0,022703 0,0233
0,06 0,024496 0,025103 0,025715 0,026331 0,026952 0,027578 0,028208 0,028842 0,02948
0,07 0,050772 0,031424 0,032081 0,03274 0,033405 0,034073 0,034747 0,035423 0,0361
0,08 0,037478 0,058171 0,038867 0,039569 0,040273 0,040981 0,041694 0,04241 0,04313
0,09 0,044579 0,04531 0,046043 0,046782 0,047523 0,048268 0,049017 0,049768 0,05052
0,1 0,052044 0,053579 0,053579 0,054351 0,055126 0,055905 0,056688 0,057474 0,05826
0,11 0,05985 0,060648 0,061449 0,062253 0,063062 0,063872 0,064687 0,065503 0,06632
0,12 0,067972 0,068802 0,069633 0,070469 0,0713062 0,072147 0,072991 0,073836 0,07469
0,13 0,076393 0,077251 0,078112 0,078975 0,079841 0,080709 0,081581 0,082456 0,08333
0,14 0,085054 0,085979 0,086866 0,087756 0,08865 0,089545 0,090443 0,0091343 0,09225
0,15 0,094061 0,094971 0,095884 0,096799 0,097717 0,098638 0,09956 0,100486 0,10141

(sumber : oilfield processing)


Gunakan nilai AL/Atot untuk mencari nilai HL/D dari table 4.5
37

c. HL = HL/D x D
= 0,138 x 7,5 ft
= 1,035 ft
d. D – HL = 7,5 ft – 1,035 ft
= 6,465 ft
D – HL = HV = 6,465 ft
10. Menentukan Keinggian Interface antara Minyak dan Air (Ho/w)
a. Vw = Qw x trw
= 35,584 cuft/min x 3,5 min
= 124,544 cuft
Vw
b. Aw =
L
124,544 cuft
=
35 ft
= 3,558 sqft
Aw 3,558 sqft
c. =
Atot 44,156 sqft
= 0,080

Tentukan nilai Ho/w dengan mencari nilai (Ho/w)/D dari table 4.5 dengan
melihat nilai Aw/Atot
d. Ho/w = D x (Ho/w)/D
= 7,5 ft x 0,135
= 1,0125 ft
11. Menentukan Kecepatan Aktual Gas
a. Av = Atot – AL
= 44,156 sqft – 3,707 sqft
= 40,448 sqft
Qg
b. Aktual Vg =
Av
34,7222cuft /s
=
40,448 sqft
= 0,858 ft/s
38

12. Menghitung Ukuran Droplet Minyak yang Terbawa Pada Fasa Gas
Menghitung Retention Time Gas
L
trg =
aktual vg
35 ft
=
0,858 ft / s
= 40,772 s
Menghitung kecepatan droplet minyak (Vod)
D−HL
Vod =
trg
6,465 ft
=
40,772 s
= 0,158 ft/s

Tabel 4.6 Bubble Size Liquid

Service Drop or Bubble Size


Removal of liquid drops from gas Bulk : 100-300
Removal of water from oil Bulk : 500
Removal of oil from water Bulk : 100
Removal of gas from oil Bulk : 200
(sumber : oilfield processing)
a. Nilai Dv didapat dari table 4.6
Untuk menghitung ukuran droplet minyak yang terbawa pada fasa gas maka
menggunakan removal of liquid drops from gas dipilih 200 µm yaitu antara
100 – 300 µm.
dv | ρo−ρg| ρg x g
3
b. Ar = 2
μg

=
|
0,023 cm 0,837
gr
cc
−0,00245
gr
cc| 0,00245
gr
cc
x 981 cm/s 2

2 g
0,00012 Poise
cm. s
= 1117,429
2
c. Re = ( √ 19,075+2,129 √ Ar−4,3675 )
39

2
= ( √ 19,075+2,129 √ 1117,429−4,3675 )
= 26,338
d. CD
Karena nilai Re >1 maka untuk menghitung nilai CD menggunakan
persamaan :
24 0,3
CD = + + 0,34
ℜ ℜ0,5
24 0,3
= + +0,34
26,338 26,3380,5
= 1,309
2
304800 x Vod x 3 x CD X ρg
e. Dod =
4 x g x( ρo−ρg)
2
304800 x 0,158 ft / s x 3 x 1,309 X 0,00245
= cm gr gr
4 x 981 2 x (0,837 −0,00245 )
s cc cc
= 0,0225 µm
13. Menentukan Ukuran Droplet Air dalam Minyak
Menghitung kecepatan droplet air
HL−How
a. Vwd =
tro
1,035 ft−1,0125 ft
=
3,5 min x 60
= 0,000107 ft/s
Menentukan diameter droplet air
dv | ρw−ρo| ρw x g
3
b. Ar = 2
μo

= | grcc − 0,837cc gr| 1ccgr x 981 cm/s


0,053 cm 1 2

0,02 g/ ( cm . s ) Poise
= 49,89
2
c. Re = ( √ 19,075+2,129 √ Ar−4,3675 )
2
= ( √ 19,075+2,129 √ 49,89−4,3675 )
40

= 2,17
d. CD
Karena nilai Re >1 maka untuk menghitung nilai CD menggunakan
persamaan :

24 0,3
CD = + + 0,34
ℜ ℜ0,5
24 0,3
= + +0,34
2,17 2,17 0,5
= 11,60
304800 x Vwd 2 x 3 x CD X ρo
e. Dwd =
4 x g x (ρw −ρo)
2 gr
304800 x 0,000107 x 3 x 11,60 x 0,837
cc
=
cm gr gr
4 x 981 x (1 −0,837 )
s
2
cc cc
= 0,00016 µm

14. Menentukan Ketinggian Weir


Untuk menentukan ketinggian weir berdasarkan referensi Oilfield Processing
bahwa ketinggian weir sama dengan ketinggian interface antara minyak dan
gas atau sama dengan ketinggian HL
HL = Ketinggian Weir = 1,035 ft
15. Menentukan Kembali Panjang Separator untuk mendapatkan overdesain dari
separator.
4
L= x L terpilih
3
4
= x 35 ft
3
= 46,6 ft
Dari hasil perhitungan menggunakan kedua persamaan, maka dipilih ukuran
diameter yang paling besar sebagai panjang separator, maka dipilih L = 46,6 ft
sebagai panjang separator yang akan dirancang
41

16. Menentukan Posisi Weir dalam Separator


Tabel 4.7 Low Liquid Level Height
Vertical LLL (in)
Vessel Diameter Horizontal LLL
(ft) < 300 psi > 300 psi (in)
<4 15 6 9
6 15 6 10
8 15 6 11
10 6 6 12
(sumber : smit, Shah. 2016. Succesfully Specify Theree Phase Separator)
Karena diameter separator 7,5 maka dipilih HLLL yaitu 11 inch (0,12ft)
Hitung nilai HLLL/D untuk menentukan nilai ALLL/Atot dari table 4.5,
kemudian tentukan nilai ALLL
HLLL 0,91 ft
a. =
D 7,5 ft
= 0,121
ALL/Atot = 0,068
b. ALLL = Atot x ALLL/Atot
= 44,156 x 0,068
= 3,037 sqft
17. Menentukan Posisi Weir (L2)
Vholdup+Vsurge
L2 =
Atot − Av− ALLL
7,460+4,476
=
44,156−40,448−3,037
= 17,823 ft
18. Menentukan Ketebalan Dinding Shell (ts) dan Head (th) Separator

Tabel 4.8 Maximum Allowable Stress Value for Common Steels


ASME Section VIII
Material Not Lower
Div. 2-
Temper- Than Not Ex-
Div. 1-20 ℉ 20 ℉
atur ceeding
650 ℉ 100 ℉
Carbon Grade 55 13800 18300
Steel Plates SA-516 Grade 60 15000 20000
Sheets Grade 65 16300 21700
42

Grade 70 17500 23300


Grade A 11300 15000
SA-285 Grade B 12500 16700
Grade C 13800 18300
SA-36 12700 16900
(sumber : smit, Shah. 2016. Succesfully Specify Theree Phase Separator)

Menentukan ketebalan dinding shell (ts) dan head (th) separator

PxD
a. ts =
S x E−0,6 x P
¿
= 39 Psia x 90∈ 17500 x 0,85−0,6 x 39 Psia ¿

= 0,236 in
Untuk mengantisipasi terjadinya korosi maka ketebalan Shell ditambahkan
nilai corrotion allowance yaitu 0,125 sehingga ketebalan shell menjadi
ts = 0,236 + 0,125
= 0,361 in
PxD
b. th =
2 x S x E−0,2 x P
¿
= 39 Psia x 90∈ 2 x 17500 x 0,85−0,2 x 39 Psia ¿

= 0,118 in
Untuk mengantisipasi terjadinya korosi maka ketebalan head ditambahkan
dengan nilai corrotion allowance 0,125 sehingga ketebalan shell menjadi
th = 0,118 + 0,125
= 0,243 in
Nilai S (stress value) ditentukan dari tabel 4.8 dengan menentukan material
dinding berdasarkan pada tekanan dan temperature operasi separator. Nilai
E (joint efficiency) diambil pada nilai antara 0.6 sampai 1 berdasarkan
referensi buku Successfully Specify Three-Phase Separators.
19. Menentukan Inlet dan Outlet Nozzle Diameter
Tabel 4.9 Guidelines for Inlet and Outlet Nozzle Sizing

Guidelines for Inlet and Outlet Nozzle Sizing


43

Nozzle Type ρmVm^2(lbm/ft-sec^2)


No inlet device 600-700
Halh-Open pipe inlet 1000
Vane inlet spreader 4000-6000
Inlet cyclones 6000-10000
Gas outlet nozzle 2500-4000
Liquid outlet nozzle velocity 3-6 ft/sec

(sumber : smit, Shah. 2016. Succesfully Specify Theree Phase Separator)

Ql
a. Xl =
Ql x Qg
Qg
b. Xg =
Ql x Qg
c. ρm = ρl x Xl + ρg x Xg
2
π xD
d. A =
4
Qm
e. Vm =
A
Untuk melihat ukuran diameter nozzle yang sesuai, lihat dari tabel 4.9
1) Menghitung inlet nozzle diameter (lbm/ft-sec2)
Idn = ρm x Vm2
Tabel perhitungan lihat di lampiran G
Berdasarkan tabel 4.9, maka didapatkan inlet nozzle diameter sebesar 12 inch
2) Menghitung gas outlet nozzle diameter
Gas Odn = ρm x Vg2
Tabel perhitungan lihat di lampiran H
Berdasarkan tabel 4.9, maka didapatkan gas outlet nozzle diameter sebesar 6
inch

3) Menghitung water outlet nozzle diameter


Qw
Water Odn =
A
Tabel 4.10 Data Water Outlet Nozzle Diameter

ID, Inch ID, ft Qw, ft³/s A, ft² v, ft/s


44

0,0833 0,59307051 9,06640868


1 3 1 0,06541405 2
0,1666 0,59307051 4,53320434
2 6 1 0,1308281 1
0,2499 0,59307051 3,02213622
3 9 1 0,19624215 7
0,3333 0,59307051
4 2 1 0,2616562 2,26660217
0,4999 0,59307051 1,51106811
6 8 1 0,3924843 4
Berdasarkan tabel 4.9, maka didapatkan water outlet nozzle diameter sebesar 2
inch
4) Menghitung oil outlet nozzle diameter
Qo
Oil Odn =
A
Tabel 4.11 Data Oil Outlet Nozzle Diameter
ID, Inch ID, ft Qo, ft³/s A, ft² v, ft/s
0,0833 0,02486670 4,56190028
1 3 3 0,005450953 7
0,1666 0,02486670 1,14047507
2 6 3 0,021803811 2
0,2499 0,02486670
3 9 3 0,049058575 0,50687781
0,3333 0,02486670 0,28511876
4 2 3 0,087215245 8
0,4999 0,02486670 0,12671945
6 8 3 0,1962343 2
Berdasarkan tabel 4.9, maka didapatkan oil outlet nozzle diameter sebesar 1
inch

4.4 Hasil dan Pembahasan


Bedasarkan data yang ada dan perhitungan yang telah dilakukan, maka untuk
mengoptimalkan proses separasi minyak, gas, dan air dibutuhkan separator horizon-
tal tiga fasa dengan ukuran diameter 7,5 ft dan panjang 46,6 ft. Pada perhitungan
desain separator yang baru ini dilakukan beberapa perhitungan yang berbeda pada
separator yang sebelumnya. Jika pada separator vertikal dua fasa hanya menghitung
ukuran tiga buah nozzle yaitu inlet nozzle, gas outlet nozzle dan liquid outlet nozzle
maka pada desain baru ditambahkan perhitungan untuk menghitung oil and water
45

outlet nozzle. Pada desain baru ini juga dilakukan perhitungan untuk menentukan
ketinggian dan posisi weir. Berikut ini adalah hasil dari desain separator horizontal
tiga fasa berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan.
Tabel 4.14 Data Dimensi Separator

Dimensi Separator
Dimensi
Dimensi Baru Satuan
Lama
Diameter 3,3 7,5 ft
Panjang 9,84 46,6 ft
L/D 2,98 4,6 ft
L2 17,823 ft
Ho/w 1,0125 ft
HL 1,035 ft
HV 6,465 ft
H weir 1,035 ft
t shell 8,11 0,361 in
t head 8,23 0,243 In
Inlet nozzle 12 in
Gas Outlet Nozzle 6 in
Water Outlet Noz-
2 in
zle
Oil Outlet Nozzle 1 in

Gambar 4.2 Skema Hasil Desain Separator Horizontal 3 Fasa


Material yang digunakanakan untuk separator horizontal tiga fasa ini adalah
carbon steel SA-516 Grade 70.
46

Berikut adalah skema dari hasil desain ulang separator vertikal BA-01
menjadi separator horizontal 3 fasa yang berada di PT Pertamina Hulu Rokan I
Zone 4 Limau

Gambar 4.3 Gambar 3D Separator Horizontal 3 Fasa


BAB V
PENUTUP

Dari hasil analisis dan pembahasan bab sebelumnya maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan, diantaranya yaitu:
1. Hasil dari evaluasi pada separator BA-01 vertikal dua fasa di SP BAS
adalah bahwa separator ini sudah beroperasi kurang lebih selama 10-15
tahun. Fluida dari sumur yang dialirkan ke SP BAS mengalami peningkatan
water cut yang tinggi, selain itu separator vertikal BA-01 ini sudah men-
galami liquid carry over ke dalam jaringan gas system, minyak yang keluar
dari separator masih mengandung BS & W yang tinggi, dan sudah men-
galami korosi
2. Ukuran idela separator horizontal tiga fasa ditentukan dari nilai RM. Nilai
RM yang ideal yaitu antara 3 – 5. Dari hasil perhitungan desain separator
yang dilakukan didapatkan nilai RM sebesar 4,6. Maka nilai RM yang
didapatkan sudah merupakan ukuran yang ideal untuk separator horizontal
tiga fasa.
3. Hasil dari desain ulang separator vertikal dua fasa menjadi separator
horizontal tiga fasa ini didapatkan ukuran separator baru yaitu 7,5 ft x 46,6
ft, panjang L2 17,823 ft, ketinggian Ho/w 1,025 ft, ketinggian liquid (HL)
1,035 ft, Ketinggia gas (HV) 6,465 ft, ketinggian weir 1,035 ft, ketebalan
shell 0,361 in, ketebalan head 0,243 in, diameter inlet nozzle 12 in, diameter
gas outlet nozzle 6 in, diameter water outlet nozzle 2 in, dan diameter oil
outlet nozzle 1 in.

45
DAFTAR PUSTAKA

American Petroleum Institute. 1989. API Specification 12 J Sevent Edition,


Northwest Washington DC

Francis S Manning, R. E. (n.d.). 1995. Oilfield Processing Volume Two : Crude


Penwell Book, Washington

Frick, T. C., 1962. Petroleum Production Handbook, Vol.1, New York

Maurice Stewart and Ken E. Arnold. 1998. Surface Production Operations, Vol 1,
Third Edition : Design of Oil Handling Systems and Facilities.

Wayne D Monnery, W. 1994. Succesfully Specify Three Phase Separator, Boston

48
LAMPIRAN

LAMPIRAN A
PENENTUAN FAKTOR Z

49
LAMPIRAN B
PENENTUAN VISKOSITAS GAS

50
LAMPIRAN C
DAILY PRODUCTION RE-

PORT SP
BAS

LAM-
PRAN D
PRO-
DUCTION
GRAFIC SP
BAS

LAMPIRAN E
DEAD OIL VISCOSITY

51
LAMPIRAN F
VISUAL INSPECTION REPORT

52
VISUAL INSPECTION REPORT (PRESSURE VESSEL)

TAG No. : LMU-V-11001/V-0013 TYPE : Vertical


Serial No. : 25349/50 LOCATION : SP XI
SIZE : 1006mm (OD) x 3000mm (S/S) OWNER : Pertamina EP Asset 2 Limau Field
DATE : November 20, 2019 Condition : Online

1 Design pressure 10,00 kg/cm2


2 Design temperature 93,33 oC
3 Operating presure 1,41 kg/cm2
4 Operating temperature - oC
5 Service Crude Oil
6 Manufacture Escher - Holland
7 Year built 1949
8 Surface condition Painting
9 Type Vertical
10 Pressure Safety Valve (PSV) Terpasang tinggi
11 PSV no.
12 PSV setting pressure - psig
13 PSV expired date / sealed by
14 Pressure Gauge Kondisi baik
15 PG range 0 - 250 psi
16 PG reading 20 psi
17 Temperature Gauge Tidak ada
18 TG range oF
19 TG reading oF
20 Level gauge Kondisi kabur, bolt hilang
21 Grounding Tidak ada
22 Support Skirt kondisi baik
23 Bolting Bolting level glass kurang
24 Painting 55%
25 Insulation Tidak ada
26 Foundation Kondisi baik
27 Platform Tidak ada
28 Ladder Tidak ada
29 Nameplate Kondisi tidak jelas
30 Nozzle Neck Kondisi baik
31 Head type Ellipsoidal

Inspected by,
PT Radiant Utama Interinsco, Tbk

Johan Kurniawan

LAMPIRAN G

53
TAMPAK VISUAL SEPARATOR VERTIKAL SP BAS

Bottom Head terpapar korosi

Name plate tertutup cat

54
Baut manhole banyak yang tidak terpasang

Pondasi sudah mulai terkikis

55
ID, Inch ID, ft Qm, ft³/s A, ft² ρ Liq, lbm/ft³ ρ Gas, lbm/ft³ Vol.l, ft³/s Vol.g, ft³/s Xl Xg ρm, lbm/ft³ vm, m/s ρm.vm² (lbm/ft-sec²)
1 0,08333 35,33983193 0,005450953 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 6483,23941 90543750,75
2 0,16666 35,33983193 0,021803811 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 1620,809853 5658984,422
3 0,24999 35,33983193 0,049058575 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 720,3599345 1117824,083
4 0,33332 35,33983193 0,087215245 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 405,2024631 353686,5264
INLET NOZZLE
LAMPIRAN H

6 0,49998 35,33983193 0,1962343 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 180,0899836 69864,00521
8 0,66664 35,33983193 0,348860978 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 101,3006158 22105,4079
9 0,74997 35,33983193 0,441527176 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 80,03999272 13800,29733

56
10 0,8333 35,33983193 0,545095279 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 64,8323941 9054,375075
12 0,99996 35,33983193 0,784937201 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 45,02249591 4366,500326
14 1,16662 35,33983193 1,068386746 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 33,07775209 2356,928122
16 1,33328 35,33983193 1,395443913 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 25,32515395 1381,587994
18 1,49994 35,33983193 1,766108703 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 20,00999818 862,5185828
20 1,6666 35,33983193 2,180381115 114,6444 0,153260003 0,617609707 34,72222 0,017476 0,982523694 2,154142169 16,20809853 565,8984422
LAMPIRAN I
OUTLET GAS NOZZLE

57
LAMPIRAN J
DAFTAR SIMBOL
Keterangan :
AL = Luas separator berdasarkan cairan, ft2
ALLL= luas permukaan low liquid level, sqft
Amin = Luas penampang minimum, sqft
Ar = Aspect ratio
Atot = Luas permukaan total, sqft
Av = Luas permukaan yang dilewati gas, sqft
Aw = Luas permukaan yang dipenuhi air, sqft
D = Diameter, ft
Dod = Diameter droplet minyak, µm
Dwd = Diameter droplet air, µm
E = Joint efficiency
HL = Ketinggian cairan dalam bejana, ft
HLLL= Ketinggian low level liquid , ft
H(o/w)= ketinggian interface air dan minyak
Idn = Inlet diameter nozzle, in
K = Konstanta berdasarkan desain dan operasi separator
L = Panjang atau tinggi separator, ft
Odn = Outlet diamatere nozzle, in
Psep = Tekanan separator, psia
Psc = Tekanan standar, psia
Qg = Laju aliran gas, SCF/hari
Qm = Laju alir minimum fluida, cuft/menit
Qo = Laju aliran minyak, bbl/hari
Qw = Laju aliran air, bbl/hari
R = Radius dalam shell dan head, in
Rm = ratio area
S = Stress value, psia
SGg = Specific gravity gas

58
SGo = Specific gravity minyak
SGw = Specific gravity air
T = waktu retensi, menit
Th = ketebalan dinding head, in
Trg = waktu tinggal gas dalam bejana, detik
tro = waktu tinggal minyak, menit
trw = Waktu tinggal air, menit
Ts = Ketebalan dinding shell, in
Tsc = Temperatur standar, oR
Tsep = Temperatur separator, oR
V = Kecepatan maksimum gas, ft/detik
Vg = Laju gas kondisi separator, SCF/hari
Vl = Volume cairan dalam separator, cuft
Vod = kecepatan droplet minyak, ft/detik
Vw = Volume air dalam bejana, cuft
Vwd = Kecepatan droplet air, ft/detik
Zsep = compressibility factor separator
Zsc = compressibility factor pada kondisi standar
µ = Viskositas, cP
ρg = Densitas gas, lb/cuft
ρo = Densitas minyak, lb/cuft
ρm = Densitas campuran, lb/cuft

59

Anda mungkin juga menyukai