Humidity udara pada 38
o
C sebesar 0,025 lb H
2
O/ lb udara kering.
Maka setiap 1 lb udara kering membawa H
2
O sebanyak :
4.2.2 menghitung kehilangan air akibat evaporation loss (We)
Banyaknya jumlah air yang hilang akibat penguapan atau evaporation loss (We) dapat
dihitung menggunakan persamaan dibawah ini :
(
)
Keterangan :
Wc = Debit air
T
2
= Suhu air masuk cooling tower
T
1
= Suhu air keluar cooling tower
Diketahui :
We = 2880 m
3
/h
T
2
= 35
o
C
T
1
= 33
o
C
Ditanya :
Banyaknya evaporation loss (We) ...?
Jawab :
( )
Banyaknya jumlah kehilangan air yang diakibatkan oleh evaporation loss (We) sebesar
4.1.3 Menghitung kehilangan air akibat Drift Loss (W
D
)
Drift Loss (W
D
) adalah kehilangan air yang diakibatkan karena fan yang
berputar, biasanya sebesar 0,1 - 0,2% dari jumlah air yang bersirkulasi, maka:
Keterangan :
Jumlah air yang bersirkulasi diasumsikan sama dengan debit aliran keluar cooling tower
yaitu sebesar 5760 m
3
/h.
Sehingga :
m
3
m
3
Banyaknya jumlah kehilangan air yang diakibatkan oleh Drift Loss (W
D
) sebesar
. Sedangkan besarnya udara yang harus dipindahkan oleh fan adalah rasio
jumlah air yang menguap terhadap humidity udara, yaitu :
4.1.4 Menghitung kehilangan air akibat Blow down (W
B
)
Blow down (W
B
) adalah kehilangan air yang diakibatkan karena sirkulasi air pada
sistem pendingin. Besarnya nilai Blow down (W
B
) dapat ditentukan dengan persamaan
dibawah ini:
Keterangan :
We = evaporation loss
S = Cycle of cooling tower (S = 1,7)
Maka:
4.1.5 Menghitung make up water cooling tower
m
3
4.1.6 Menghitung Efektivitas pendinginan cooling tower
Efektivitas pendinginan merupakan perbandingan antara range dan approach.
Semakin tinggi perbandingan ini maka semakin tinggi efektivitas pendinginan cooling
tower.
()
()
Dari hasil perhitungan diperoleh efektivitas pendinginan cooling water sebesar 40%.
Nilai ini menunjukkan kemampuan cooling water dalam melakukan proses
pendinginan. Tidak dapat tercapainya nilai efektivitas 90% dapat dikarenakan oleh
beberapa faktor meliputi korosi, kerak dan biofouling. Korosi dapat terjadi pada
perangkat sistem cooling tower, daerah terkorosi akan menyebabkan proses perpindahan
panas tidak sempurna. Faktor selanjutnya adalah kerak. Jenis kerak yang paling umum
adalah kerak berbasis endapan kalsium, dimana semakin lama akan semakin banyak
endapan yang terakumulasi pada sistem cooling tower, unsur unsur penyusun endapan
ini terbawa masuk bersama aliran air cooling tower. Hal ini menyebabkan efektivitas
proses pendinginan cooling tower menurun. Faktor terakhir adalah biofouling yang
merupakan endapan selain kerak yang terdapat pada air cooling tower. Kondisi yang
selalu basah dan lembab menyebakan tumbuhnya spesi makhluk hidup seperti lumut,
bakteri atau alga. Hadirnya spesi makhluk hidup didalam sistem cooling tower
menyebabkan efektivitas pendinginan cooling tower menurun.