1. Outline
1.1. Senyawa Organik Sintesis untuk Pestisida
1.2. Identifikasi Lingkungan yang Terkontaminasi Pestisida
1.3. Keunggulan dan Kekurangan Analisa GC-MS, GC, dan MS
1.4. Pengertian MS
2. Pembahasan
2.1.Senyawa Organik Sintesis untuk Pestisida
Sintesis organik merupakan konstruksi molekul organik melalui proses kimia.
Molekul-molekul organik sering memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan senyawa-senyawa inorganik, oleh karena itu sintesis senyawa-
senyawa organik telah berkembang menjadi salah satu aspek kimia organik yang paling
penting.
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan
mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin,
seperti DDT, aldrin, dieldrin, chlordane, heptachlor, lindane, endrin, dan toxaphene.
Pestisida sintetik Merupakan pestisida yang bahan aktif dan formulanya terbuat dari
bahan kimia, sangat efektif dalam mengendalikan OPT namun meninggalkan residu
yang sangat berbahaya bagi manusia (konsumen) dan lingkungan sekitar (ekosistem).
Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi
dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak
mudah terurai (Sa’id, 1994).
Gambar 1. Beberapa Jenis Senyawa Organoklorin
Sumber: pribadi.
Kekurangan Kelebihan
Hama menjadi kebal (resisten) Mudah di dapatkan di berbagai tempat
Matinya organisme yang berguna Zat pestisida sintetik lebih cepat bereaksi
pada tanaman
Membunuh musuh alami hama tanaman Bersifat tahan lama untuk disimpan
Harga pestisida sintetik mahal Daya racunnya tinggi, sehingga akan
langsung mematikan serangga
Menyebabkan pencemaran lingkungan
air dan tanah oleh residu bahan kimia
Penumpukan residu bahan kimia di
dalam hasil panen
Peledakan hama baru (resurgensi)
Tabel 1. Kekurangan dan Kelebihan Pestisida Sintetik
Sumber: pribadi.
2.4.Pengertian MS
Prinsip kerja dari instrument ini yaitu dengan memanfaatkan proses ionisasi dan
pembelokan elektron. Umumnya, spektrum massa diperoleh dengan mengubah
senyawa suatu sample menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan
𝑚
berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan ( ). Sistem kerja mass
𝑒
spectrometer terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Proses Ionisasi
Proses ionisasi diawali dengan penguapan sample. Partikel sample yang berasal
dari proses penguapan kemudian bertumbukan dengan aliran elektron yang berasal dari
pemanasan metal coil menuju electron trap. Dari proses tumbukan tersebut,
memungkinkan terjadinya proses pertukaran energy sehingga bebrapa elektron dapat
keluar dan membentuk ion positif.
Gambar . Proses Ionisasi
Sumber: Jim Clark, 2000
2. Proses Akselerasi
3. Proses Defleksi
4. Proses Deteksi
Sistem kerja dari mass spectrometer terdiri dari empat tahapan, yaitu proses
ionisasi, akselerasi, defleksi, dan deteksi.
Ion positif yang keluar dari ionization chamber kemudian melewati tiga celah.
Pada celah pertama ion dikenakan tegangan 1000 volt sampai melewati celah ketiga
dengan tegangan 0 volt. Celah kedua, yang merupakan celah pertengahan mimiliki
tegangan diantara 1000 – 0 volt. Semua ion yang melalui celah ini dipercepat untuk
mendapatkan berkas cahaya yang fokus.
Gambar di atas merupakan sistem dari proses defleksi. Dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa terdapat tiga aliran ion, aliran ion A, B, dan C. Aliran elektron yang
dapat dideteksi berdasarkan gambar tersebut hanya aliran ion B. Aliran elektron
tersebut masuk ke sistem pendeteksi berupa metal box. Tumbukan antara ion dengan
metal box mengakibatkan ion yang berasal dari aliran B ternetralisasi oleh elektron
yang berasal dari logam. Sebagian elektron meninggalkan daerah antara ion dan
elektron logam, sebagian lagi mengisi daerah disekitar kawat pendeteksi. Ion positif
(sample) yang bertumbukan dengan aliran elektron pada kawat dideteksi sebagai arus.
Arus ini kemudian diperkuat dan direkam.
Aliran ion A dan C juga dapat dideteksi dengan ara memvariasikan medan
magnet pada proses pembelokan. Aliran ion A karena lebih ringan dari aliran ion B,
maka dibutuhkan medan magnet yang lebih besar. Sementara aliran ion C dibutuhkan
medan magnet yang lebih kecil karena sifat dari aliran ini yang lebih berat (Jim Clark,
2000).
Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui rangkaian
elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan
memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana yang
boleh melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini terus
menyaring ion-ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan ke
detektor.
c. Detektor
Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih
mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.
3. Daftar Pustaka
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair BPPT. (n.d)
Dieldrin. [online] http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/POPs/Dieldrin/dieldrin.htm.
Diakses pada 14 Oktober 2017.
Anonymous. (2016). Dampak Negatif Penggunaan Pestisida Kimia yang Tidak
Bijaksana. [online] http://kartono.net/dampak-negatif-penggunaan-pestisida-kimia-
yang-tidak-bijaksana/. Diakses pada 14 Oktober 2017