Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS MANDIRI

Nama : Luthfiya Naifa Putri Dikumpulkan tanggal : 15 Nov 2017


NPM : 1606871392 Paraf Asisten :
Program Studi : Teknik Kimia
Kelompok :2 Pemicu :

1. Outline
1.1. Senyawa Organik Sintesis untuk Pestisida
1.2. Identifikasi Lingkungan yang Terkontaminasi Pestisida
1.3. Keunggulan dan Kekurangan Analisa GC-MS, GC, dan MS
1.4. Pengertian MS

2. Pembahasan
2.1.Senyawa Organik Sintesis untuk Pestisida
Sintesis organik merupakan konstruksi molekul organik melalui proses kimia.
Molekul-molekul organik sering memiliki tingkat kompleksitas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan senyawa-senyawa inorganik, oleh karena itu sintesis senyawa-
senyawa organik telah berkembang menjadi salah satu aspek kimia organik yang paling
penting.
Pestisida yang paling banyak menyebabkan kerusakan lingkungan dan
mengancam kesehatan manusia adalah pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin,
seperti DDT, aldrin, dieldrin, chlordane, heptachlor, lindane, endrin, dan toxaphene.
Pestisida sintetik Merupakan pestisida yang bahan aktif dan formulanya terbuat dari
bahan kimia, sangat efektif dalam mengendalikan OPT namun meninggalkan residu
yang sangat berbahaya bagi manusia (konsumen) dan lingkungan sekitar (ekosistem).
Tingkat kerusakan yang disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi
dibandingkan senyawa lain, karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak
mudah terurai (Sa’id, 1994).
Gambar 1. Beberapa Jenis Senyawa Organoklorin
Sumber: pribadi.

Penjualan dan penggunaan pestisida sintetik di beberapa negara diatur oleh


pemerintah karena dampak penggunaannya yang berbahaya. Berdasarkan penelitian
Environmental Health Perspctive, ada kaitan kuat antara pencemaran DDT pada masa
muda dengan menderita kanker payudara pada masa tuanya. Menurut NRDC (Natural
Resources Defense Council) tahun 1998, hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebanyakan penderita kanker otak, leukemia dan cacat pada anak-anak awalnya
disebabkan tercemar pestisida kimia. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh Harvard
School of Public Health di Boston, menemukan bahwa resiko terkena penyakit
parkinson meningkat sampai 70% pada orang yang terekspose pestisida meski dalam
konsentrasi sangat rendah (Ascherio et al., 2006).

Kekurangan Kelebihan
Hama menjadi kebal (resisten) Mudah di dapatkan di berbagai tempat
Matinya organisme yang berguna Zat pestisida sintetik lebih cepat bereaksi
pada tanaman
Membunuh musuh alami hama tanaman Bersifat tahan lama untuk disimpan
Harga pestisida sintetik mahal Daya racunnya tinggi, sehingga akan
langsung mematikan serangga
Menyebabkan pencemaran lingkungan
air dan tanah oleh residu bahan kimia
Penumpukan residu bahan kimia di
dalam hasil panen
Peledakan hama baru (resurgensi)
Tabel 1. Kekurangan dan Kelebihan Pestisida Sintetik
Sumber: pribadi.

2.2.Identifkasi Lingkungan yang Terkontaminasi Pestisida

Penggunaan pestisida secara berlebihan dapat menganggu rantai makanan


makhluk hidup. Contohnya adalah menurunnya jumlah serangga di suatu ekosistem
yang ada akan mempengaruhi konsumen tingkat berikutnya yang membutuhkan
serangga sebagai sumber makanan utamanya. Jika salah satu komponen terganggu
akibat pestisida, maka komponen lainnya akan ikut terganggu sehingga bisa
menimbulkan kekacauan. Lingkungan yang telah terkontaminasi oleh pestisida dapat
diidentifikasikan dengan peningkatan jumlah hama karena rantai makanan mereka
terganggu dan hama menjadi resisten akibat pestisida. Identifikasi pada air sungai yang
terkontaminasi pestisida adalah biota sungai mati akibat teracuni oleh pestisida yang
tercampur ke air sungai. Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan
keberadaan dan tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah
fungsi dari kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.

2.3.Keunggulan dan Kekurangan Analisa GC-MS, GC, dan MS

2.4.Pengertian MS

MS merupakan singkatan dari Mass Spectrometry, atau Spektrometer Massa


uang merupakan suatu metode untuk mendapatkan berat molekul dengan cara mencari
perbandingan massa terhadap muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan
mengukur jari-jari orbit melingkarnya dalam medan magnetik seragam. Spektrometer
massa mampu menghasilkan berkas ion dari suatu zat uji, memilah ion tersebut menjadi
spektrum yang sesuai dengan perbandingan massa terhadap muatan dan merekam
kelimpahan relatif tiap jenis ion yang ada.

Gambar 2. Prinsip Kerja Mass Spectroscopy


Sumber: Pribadi.

Prinsip kerja dari instrument ini yaitu dengan memanfaatkan proses ionisasi dan
pembelokan elektron. Umumnya, spektrum massa diperoleh dengan mengubah
senyawa suatu sample menjadi ion-ion yang bergerak cepat yang dipisahkan
𝑚
berdasarkan perbandingan massa terhadap muatan ( ). Sistem kerja mass
𝑒
spectrometer terdiri dari empat tahapan, yaitu:
1. Proses Ionisasi

Proses ionisasi diawali dengan penguapan sample. Partikel sample yang berasal
dari proses penguapan kemudian bertumbukan dengan aliran elektron yang berasal dari
pemanasan metal coil menuju electron trap. Dari proses tumbukan tersebut,
memungkinkan terjadinya proses pertukaran energy sehingga bebrapa elektron dapat
keluar dan membentuk ion positif.
Gambar . Proses Ionisasi
Sumber: Jim Clark, 2000

2. Proses Akselerasi
3. Proses Defleksi
4. Proses Deteksi

Sistem kerja dari mass spectrometer terdiri dari empat tahapan, yaitu proses
ionisasi, akselerasi, defleksi, dan deteksi.

Proses Ionisasi (Jim Clark, 2000)

Ion positif yang keluar dari ionization chamber kemudian melewati tiga celah.
Pada celah pertama ion dikenakan tegangan 1000 volt sampai melewati celah ketiga
dengan tegangan 0 volt. Celah kedua, yang merupakan celah pertengahan mimiliki
tegangan diantara 1000 – 0 volt. Semua ion yang melalui celah ini dipercepat untuk
mendapatkan berkas cahaya yang fokus.

Akselerasi (Jim Clark, 2000)


Setelah melalui proses percepatan, kemudian ion positif dibelokkan oleh medan
magnet. Jumlah medan magnet yang digunakan bergantung pada massa ion. Ion yang
ringan mengalami pembelokkan yang lebih dibandingkan dengan ion yang berat.
Faktor kedua yang mempengaruhi jumlah medan magnet yang digunakan yaitu muatan
ion. Akan tetapi, untuk mempermudah, muatan ion biasanya diasumsikan bermuatan
+1 sehingga perbandingan antara massa dan muatan ion (m/z) sama dengan massa ion.

Defleksi (Jim Clark, 2000)

Gambar di atas merupakan sistem dari proses defleksi. Dari gambar tersebut
dapat dilihat bahwa terdapat tiga aliran ion, aliran ion A, B, dan C. Aliran elektron yang
dapat dideteksi berdasarkan gambar tersebut hanya aliran ion B. Aliran elektron
tersebut masuk ke sistem pendeteksi berupa metal box. Tumbukan antara ion dengan
metal box mengakibatkan ion yang berasal dari aliran B ternetralisasi oleh elektron
yang berasal dari logam. Sebagian elektron meninggalkan daerah antara ion dan
elektron logam, sebagian lagi mengisi daerah disekitar kawat pendeteksi. Ion positif
(sample) yang bertumbukan dengan aliran elektron pada kawat dideteksi sebagai arus.
Arus ini kemudian diperkuat dan direkam.

Deteksi (Jim Clark, 2000)

Aliran ion A dan C juga dapat dideteksi dengan ara memvariasikan medan
magnet pada proses pembelokan. Aliran ion A karena lebih ringan dari aliran ion B,
maka dibutuhkan medan magnet yang lebih besar. Sementara aliran ion C dibutuhkan
medan magnet yang lebih kecil karena sifat dari aliran ini yang lebih berat (Jim Clark,
2000).

Instrumentasi Spekstroskopi Massa:


a. Sumber Ion
Setelah melewati rangkaian gas kromatografi, sampel gas yang akan diuji
dilanjutkan melalui rangkaian spekstroskopi massa. Molekul-molekul yang melewati
sumber ion ini diserang oleh elektron, dan dipecah menjadi ionion positifnya. Tahap ini
sangatlah penting karena untuk melewati filter, partikel-partikel sampel haruslah
bermuatan.
b. Filter

Selama ion melui rangkaian spekstroskopi massa, ion-ion ini melalui rangkaian
elektromagnetik yang menyaring ion berdasarkan perbedaan masa. Para ilmuwan
memisahkan komponen-komponen massa untuk kemudian dipilih yang mana yang
boleh melanjutkan yang mana yang tidak (prinsip penyaringan). Filter ini terus
menyaring ion-ion yang berasal dari sumber ion untuk kemudian diteruskan ke
detektor.
c. Detektor

Ada beberapa tipe detektor yang biasa digunakan. Detektor ionisasi nyala
dijelaskan pada bagian bawah penjelasan ini, merupakan detektor yang umum dan lebih
mudah untuk dijelaskan daripada detektor alternatif lainnya.

Dalam mekanisme reaksi, pembakaran senyawa organik merupakan hal yang


sangat kompleks. Selama proses, sejumlah ion-ion dan elektron-elektron dihasilkan
dalam nyala. Kehadiran ion dan elektron dapat dideteksi. Seluruh detektor ditutup
dalam oven yang lebih panas dibanding dengan temperatur kolom. Hal itu
menghentikan kondensasi dalam detektor.

Hasil detektor akan direkam sebagai urutan puncak-puncak; setiap puncak


mewakili satu senyawa dalam campuran yang melalui detektor. Sepanjang anda
mengontrol secara hati-hati kondisi dalam kolom, anda dapat menggunakan waktu
retensi untuk membantu mengidentifikasi senyawa yang tampak-tentu saja anda atau
seseorang lain telah menganalisa senyawa murni dari berbagai senyawa pada kondisi
yang sama.

3. Daftar Pustaka
Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair BPPT. (n.d)
Dieldrin. [online] http://www.kelair.bppt.go.id/sib3pop/POPs/Dieldrin/dieldrin.htm.
Diakses pada 14 Oktober 2017.
Anonymous. (2016). Dampak Negatif Penggunaan Pestisida Kimia yang Tidak
Bijaksana. [online] http://kartono.net/dampak-negatif-penggunaan-pestisida-kimia-
yang-tidak-bijaksana/. Diakses pada 14 Oktober 2017

Anda mungkin juga menyukai