Anda di halaman 1dari 3

Muhammad Fathi Rizqillah

3335200108

Teknologi Biomaterial

Polivinil Alkohol

Polivinil alkohol atau PVA (C2H4O)n merupakan polimer sintetik yang mudah larut di
dalam air dan tidak beracun yang dapat memmbentuk film dengan baik baik. Selain itu,
polivinil alkohol juga dapat meningkatkan kestabilan mekanik dan juga termal.(7) PVA
memiliki wujud fisik berupa serbuk putih yang larut dalam air, namun tidak larut pada pelarut
organik yang memiliki stabilitas pada pH 5-8.(8) Polivinil alkohol memiliki struktur kimia
sebagai berikut :

Gambar 1. Struktur kima PVA

Polivinil alkohol dibuat dari hidrolisis polivinil asetat dengan menggunakan katalis
basa. Polivinil asetat merupakan polimer hasil polimerisasi antara vinil asetat dengan methanol.
Reaksi yang berlangsung adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Pembentukan PVAc

Gambar 3. Pembentukan PVA


Secara keseluruhan proses pembuatan PVA digambarkan pada diagram alir berikut:

Gambar 4. Diagram Blok Pembuatan PVA

Sifat yang umum pada polivinil alkohol yaitu mudah larut dalam air, mudah dibentuk
menjadi film, dan tidak beracun. Hal inilah yang mendasari polivinil alkohol banyak digunakan
sebagai salah satu material unggulan di dunia medis.(7,9) Polivinil alkohol sudah digunakan
pada formulasi obat pelepasan terkontrol khususnya dalam bentuk sediaan oral.(10)

Polivinil alkohol banyak digunakan untuk stabilizer atau agen penstabil (0,25-3,0 %
b/v) karena mampu menurunkan tegangan permukaan antara fase pelarut organik dan fase air,
serta menghasilkan bentuk mikrosfer yang sferis.(10,11). Selain sebagai pelarut obat, Polivinil
alkohol juga banyak digunakan untuk menggantikan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan
atau penyakit karena memiliki sifat fisikokemikal terutama sifat bio-tribological yang sangat
baik yaitu memiliki permukaan licin, tahan terhadap gesekan, dan keausan (Suciu dkk., 2004;
Stammen dkk., 2001).

Polivinil alkohol memiliki biokompatibilitas yang sangat baik sehingga telah


digunakan pada beberapa aplikasi biomedis seperti drug delivery, lensa kontak, graf tulang,
penutup luka, dan jaringan lunak sendi lutut (Pan dkk., 2007; Kobayashi dkk., 2005; Peppas &
Merrill, 1997). PVA memiliki karakteristik mekanis yang rendah dan selama ini diaplikasikan
pada tempat yang tidak membutuhkan kekuatan mekanis yang tinggi. Bahan penyambung
patah tulang membutuhkan kekuatan mekanis yang tinggi, sehingga pada penelitian ini PVA
dikompositkan dengan hidroksiapatit (HA) untuk meningkatkan kekuatan mekanisnya.
Hidroksiapatit merupakan bahan bioaktif, osteokonduktif serta memiliki biokompatibilitas
yang baik (Suchanek & Yoshimura, 1998). Untuk meningkatkan kekakuan, komposit PVA-
HA juga diperkuat dengan menambah anyaman menggunakan bahan bioresorbable suture
yaitu catgut. Bahan ini berasal dari kolagen usus (intestine) domba dan telah digunakan secara
luas dibidang medis termasuk ortopedi untuk penutupan jaringan yang dalam, sehingga tidak
perlu diambil kembali (Kruger, 1984).
Penelitian yang dilakukan Ma’ruf dkk., (2013) menunjukkan bahwa komposit PVA-
HA dengan penguat catgut memiliki kekuatan mekanis yang cukup dan stabil sebagai bahan
penyambung patah tulang. Selanjutnya ingin diketahui apakah komposit PVA-HA dengan
penguat catgut memiliki biokompabilitas yang baik tanpa menimbulkan efek toksisitas dan
hipersensitivitas pada hewan coba, sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyambung
patah tulang.

Berdasarkan penjelasan mengenai polivinil alkohol di atas, dapat disimpulkan bahwa


polivinil alkohol merupakan polimer sintesis yang umum digunakan sebagai material di bidang
medis. Sifatnya yang mudah larut dalam air, mudah dibentuk menjadi film, dan tidak beracun,
permukaan licin, tahan terhadap gesekan, dan keausan, menjadi alasan polivinil alkohol
diminati banyak pihak terutama di bidang medis.

Anda mungkin juga menyukai