Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kimia dan Kemasan, 41(2), 110 ± 118, 2019

©Author(s); http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v41i2.4055

SINTESIS MIKRO SELULOSA BAKTERI SEBAGAI PENGUAT


(REINFORCEMENT ) PADA KOMPOSIT BIOPLASTIK DENGAN
MATRIKS PVA (POLYVINYL ALCOHOL)

Maryam1, Dedy Rahmad2, dan Yunizurwan1

1 Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Padang


2 Jurusan Teknik Kimia Bahan Nabati, Politeknik ATI Padang
Jl. Bungo Pasang, Tabing, Padang, 25171

Email: maryam.atip@gmail.com

Received : 20 Juli 2018; revised : 1 Agustus 2018; accepted : 22 Agustus 2019

ABSTRAK

SINTESIS MIKRO SELULOSA BAKTERI SEBAGAI PENGUAT (REINFORCEMENT) PADA KOMPOSIT


BIOPLASTIK DENGAN MATRIKS PVA (POLYVINYL ALCOHOL). Permasalahan limbah dari plastik
konvensional yang mencemari lingkungan dan tanah perlu dicarikan solusi. Pengembangan plastik
biodegradable dengan matriks Polyvinyl Alcohol (PVA) menjadi salah satu solusi. PVA merupakan polimer
sintetis yang mudah larut dalam air dan mudah terdegradasi. Kekurangan plastik biodegrdable adalah memiliki
karakteristik fisik dan mekanis yang rendah, sehingga perlu ditambahkan penguat (reinforcement). Penguat yang
digunakan adalah mikro selulosa bakteri yang mana kandungan selulosanya cukup tinggi dan mudah diperoleh.
Metode yang digunakan untuk membuat mikro selulosa bakteri adalah hidrolisis asam klorida pada kondisi 5 M,
55 qC selama 24 jam. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan
perlakuan penambahan penguat mikro selulosa bakteri yang meliputi 0%, 2%, 6%, dan 10%. Pembuatan plastik
biodegradable menggunakan metode casting. Hasil penelitian menunjukkan mikro selulosa bakteri yang
diperoleh pada sebaran 535.8 nm dengan distribusi 97.2%. Komposisi terbaik pada penambahan penguat 2%,
3
dengan kekuatan tarik 15,72 MPa, modulus young 16,3 Gpa, dan densitas 0,13 g/cm dengan tingkat degradasi
100%. Kegunaan bioplastik ini disarankan sebagai pengemas cerdas (smart packaging).

Kata kunci: Bioplastik, Hidrolisis, PVA, Mikro selulosa bakteri

ABSTRACT

MICRO SYNTHESIS BACTERIA AS A REINFORCEMENT IN BIOPLASTIC COMPOSITES WITH PVA


MATRIX (POLYVINYL ALCOHOL). Environmental problem from plastic waste should be reduced and solved.
The development of biodegradable plastic from polyvinyl alcohol matrix (PVA) can be a solution to solve it. PVA
is a synthetic polymer that is dissolved in water and easy to be degraded. The deficiency of biodegradable plastic
is low in physical and mechanical characteristic such as strength, which can be encounter by adding
reinforcement material. In this research, casting method was used in producing biodegradable plastic. The
reinforcement material that was added is micro bacterial cellulose which have high number cellulose and easy to
o
find. The method to produce micro bacterial cellulose was hydrochloric acid hydrolysis in 5M, 55 C for 24 hours.
This method could produce micro bacterial cellulose in the size of 489,9 nm. Experimental design used was
complete random by additional reinforcement 0%, 2%, 6% and 10%. The result shows that the best composition
was 2% additional reinforcement with 15,72 MPa tensile strength, 16,3 GPa modulus young and density 0,13
3
g/cm and also 100% degraded. This biodegradable plastic should be used as smart packaging.

Key word: Bioplastic, Hydrolysis, PVA, Micro bacterial cellulose

PENDAHULUAN

Penggunaan plastik konvensional akan proses polimerisasi (penggabungan) etilen


berdampak pada pencemaran lingkungan dan maupun propilen yang merupakan produk hasil
masalah kesehatan dalam jangka panjang. pengolahan minyak bumi. Polimer ini memiliki
Plastik konvensional merupakan polimer yang ukuran molekul yang sangat besar dan bersifat
terbuat dari produk olahan minyak bumi. Bahan inert (tidak mudah bereaksi), berat molekulnya
dasar plastik, yaitu poliolefin dibuat melalui ratusan ribu hingga jutaan, terdegradasi dalam
Sintesis Micro-Nano Selulosa Bakteri......Maryam et al. 110
waktu ratusan tahun, bahkan ribuan tahun makanan sehingga bisa dialihkan sebagai bahan
(Kamsiati 2013). Bahan dasar plastik baku atau filler bioplastik. Selulosa yang
konvensional adalah polietilena (PE), dihasilkan dari bakteri Acetobacter xylinum yang
polipropilena (PP), dan polivinil klorida yang terbentuk memiliki keunggulan yaitu kemurnian
bersifat stabil, sukar diuraikan oleh tinggi, derajat kristalinitas tinggi, mempunyai
mikroorganisme. kerapatan tinggi, kekuatan tarik tinggi, elastis,
Bahan plastik yang aman bagi kesehatan dan dapat terdegradasi.
serta ramah lingkungan perlu dikaji untuk dapat Aplikasi penelitian ini adalah untuk
menggantikan plastik konvensional. Berbagai mendesain kemasan pangan berupa
bahan alami, seperti polisakarida (selulosa, pati, nanokomposit yang bisa digunakan sebagai
kitin), protein (kasein, whey, kolagen) dan smart packaging. Teknologi pengemasan yang
lemak. Bahan sintesis yang biodegradable diperkirakan mampu menjawab tantangan
seperti Polyvinyl Alcohol (PVA), poli hidroksi inovasi kemasan produk pangan adalah smart
alkanoat (PHA), polylactic acid (PLA) telah dapat packaging yang dapat dikategorikan menjadi
digunakan sebagai bahan pembuat plastik dua, yaitu active packaging dan intelligent
biodegradable. packaging. Material yang berpotensi besar untuk
Hal yang menyebabkan PVA banyak digunakan dalam pengembangan smart
digunakan sebagai bahan kemasan alternatif packaging adalah nanokomposit. Komposit
yang menjanjikan karena sifatnya yang sangat terdiri dari matriks polimer (continuos phase)
baik dalam pembentukan kemasan, tahan dan filler (discontinuos phase). Nanokomposit
terhadap minyak dan lemak, memiliki kekuatan dibuat dari penggabungan nanofiller yang
tarik, dan fleksibilitas tinggi. PVA memiliki memiliki ukuran dimensi nano (1-100 nm)
kompatibilitas yang baik jika ditambahkan filler (Honavar 2016). Nanokomposit memiliki
berupa nanoselulosa sehingga dapat keunggulan dapat meningkatkan kualitas daya
menghasilkan produk komposit yang ramah hambat kemasan terhadap gas, meningkatkan
lingkungan (Roohani 2008). Penelitian kekuatan kemasan, dan memiliki sifat resisten
pengembangan bioplastik dengan matriks terhadap panas yang lebih baik dari polimer dan
Polyvinyl Alcohol (PVA) dengan filler komposit konvensional, serta meningkatkan
nanoselulosa dari serat nanas telah dilakukan biodegradasi kemasan (%UDWRYþLü ).
oleh (Iriani 2015). Material yang bisa digunakan sebagai polimer
Ukuran yang lebih kecil (mikro/nano) bisa pada pembuatan polimer nanokomposit adalah
meningkatkan luas permukaan partikel sehingga selulosa. Selulosa sangat murah dan mudah
terjadi peningkatan kekuatan komposit. Hal ini ditemukan. Selain itu, bahan ini juga ramah
juga terkait dengan adanya sifat atau fenomena lingkungan, mudah didaur ulang, dan tingkat
baru yang muncul jika materi tersebut digunakan konsumsi energi yang rendah selama
pada skala nano akibat perubahan sifat pemrosesan. Hal ini membuat selulosa nanofiller
fungsional bahan, terkait dengan perubahan sangat menarik untuk dikembangkan sebagai
sifat dispersinya (Lin 2009). Penambahan nanokomposit yang murah, ringan, dan
selulosa dalam ukuran mikro yang berasal dari berkekuatan tinggi (Sanchez 2012).
serat, ternyata dapat memperbaiki dan Pada saat ini, metode produksi
meningkatkan sifat mekanis, sifat barrier, serta nanoselulosa secara kimia terdiri dari: metode
kemampuan agregasi dengan partikel lain yang asam, organosolv, pelarut alkali, oksidasi, dan
lebih baik. Mikro serat memiliki luas interface cairan ionik. Berdasarkan literatur, metode asam
yang sangat besar sehingga apabila yang sering digunakan secara luas dapat dilihat
dikompositkan dan terdistribusi merata akan pada Tabel 1.
mengubah mobilitas molekuler dan sifat Hidrolisis selulosa yang umum digunakan
relaksasi menghasilkan komposit dengan adalah dengan menggunakan asam kuat. Asam
fleksibilitas, kekakuan, dan ketahanan panas kuat dapat menghilangkan bagian amorf dari
serta listrik yang baik. suatu rantai selulosa sehingga isolasi pada
Sumber serat selulosa bakteri (nata de bagian kristalin selulosa dapat dilakukan. Asam-
coco) berpotensi sebagai serat penguat asam kuat yang digunakan dalam hidrolisis
bioplastik karena bahan baku melimpah, murah, asam memang cocok dalam sintesis mikro
dan ramah lingkungan. Studi mendalam selulosa. Hasilnya, efek dari perbedaan jenis
terhadap selulosa bakteri untuk berbagai bidang asam, pH, suhu reaksi, dan waktu reaksi
aplikasi sangat diperlukan untuk meningkatkan terhadap sumber selulosa merupakan hal yang
nilai tambah bagi produk selulosa bakteri dan penting untuk memaksimalkan modifikasi
tidak terbatas pada pemanfaatannya sebagai muatan permukaan pada selulosa yang
produk makanan. Selulosa bakteri memiliki diinginkan. Jenis-jenis asam kuat antara lain
kandungan serat selulosa yang tinggi, namun asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO3) dan
miskin kandungan zat gizi jika dijadikan sumber asam sulfat (H2SO4).

J. Kimia Kemasan, Vol.41 No.2 Oktober 2019 : 110 ± 118 111


Beberapa literatur di atas menggunakan nanas (Iriani 2015). Dan beberapa penelitian lain
asam suflat dan asam krolida dalam hidrolisis seperti bioplastik dengan matriks PLA dan filler
selulosa. Peneliti lebih banyak menggunakan precipitated CaCO3 (Baek 2014); bioplastik
asam sulfat. Terdapat beberapa kelemahan dengan matriks PCL dan filler CaCO3
penggunaan asam sulfat dalam proses produksi nanopartikel; bioplastik dengan matriks
skala besar, yaitu masalah lingkungan dan nanopartikel pati tapioka (Mulyono 2015);
ketersediaan di pasar. Pada pembuatan bioplastik dengan matriks pati tapioka dan filler
mikrokristalin selulosa larutan asam mineral nanopartikel tanah liat (Souza 2012); bioplastik
encer yang digunakan adalah asam klorida dengan matriks pati lidah buaya dan filler kitosan
(HCl), hal ini dikarenakan HCl memiliki harga (Utomo 2013); dan bioplastik dengan matriks
yang murah dan mudah diperoleh. Selain itu HCl pati ubi jalar dan filler selulosa rumput laut
memiliki kereaktifan yang lebih baik dalam (Darni 2011). Berdasarkan hasil review literatur
proses hidrolisis jika dibandingkan dengan asam yang dilakukan pada Tabel 1 dan Tabel 2, maka
lainnya seperti asam Nitrat dan H2SO4 (Edison kebaruan dari penelitian ini adalah penggunaan
2016). mikro selulosa bakteri sebagai penguat
Beberapa penelitian mengenai bioplastik yang bioplastik dengan matriks PVA. Tujuan
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dapat penelitian ini adalah mendapatkan serat mikro
dilihat pada Tabel 2. Penelitian bioplastik selulosa bakteri dan mengetahui karakteristik
dengan matriks PVA dengan filler nano cellulose fisik bioplastik dengan matriks polivinil alkohol
fiber (Kakroodi 2014) dan bioplastik dengan dan filler mikro selulosa bakteri.
matriks PVA dengan filler nanoselulosa serat

Tabel 1. Bahan baku, metode dan hasil sintesis nanoselulosa


No. Metode yang Bahan baku Diameter Serat (L&d) Rujukan
digunakan
1 Hidrolisis Asam Mikrokristalin selulosa, asam sulfat 150-200 x 10-20 nm (Michael 2012)

2 Hidrolisis Asam 35 x 115 nm (Souza 2012)

3 Hidrolisis Asam Kertas saring Whattman, asam 100-400 x 7-8 nm (Sadeghifar 2011)
bromide

4 Hidrolisis Asam Mikrokristalin selulosa, asam 20-90 nmx (Wang 2008)


sulfat, asam klorida, dan air hasil
destilasi

5 Hidrolisis Asam Serat bambu, asam sulfat 100-130 x 5-8 nm (Brito 2012)

6 Hidrolisis Asam Limbah katun, asam sulfat 10-65 nmx (Xiong 2012)

7 Hidrolisis Asam Limbah potongan kelapa, asam 5-6 x 58-515 nm (Rosa 2010)
sulfat
Keterangan : x= Diameter Kristal; * = Panjang Kristal; - = Ukuran nanoselulosa yang dihasilkan tidak dilampirkan oleh literatur

Tabel 2. Daftar penelitian tentang bioplastik dengan berbagai matriks dan filler
No Matriks Filler (pengisi) Rujukan

1 Polivinil Alkohol (PVA) Nano celulose fibers (Kakroodi 2014)


2 Polylactic Acid (PLA) Presipitated CaCO3 (Baek 2014)
3 Polikaprolakton (PCL)/ kitosan CaCO3 nanopartikel (Abdolmohammadi 2012)
4 Pati tapioka (nanopartikel) Tanpa pengisi (Mulyono 2015)
5 Pati tapioka Nanopartikel tanah liat (Souza 2012)
6 Pati lidah buaya Kitosan (Utomo 2013)
7 Polivinil Alkohol (PVA) Nanoselulosa serat nanas (Iriani 2015)
8 Pati ubi jalar Selulosa rumput laut (Darni 2011)

Sintesis Micro-Nano Selulosa Bakteri......Maryam et al. 112


BAHAN DAN METODE dicetak dengan metode casting dengan alat
cetak plastik.
Bahan
Bahan yang digunakan adalah air kelapa HASIL DAN PEMBAHASAN
yang diperoleh dari limbah pengolahan santan Berdasarkan hasil pengujian
dari pasar Tabing, gula pasir, asam asetat menggunakan alat Universal Testing Machine
(cuka) merk sendok, urea, HCl merk Merck, PVA (UTM) dengan standar ASTM D 882-02 ([ASTM]
bubuk, NaOH merk Merck, NaOCl merk Merck, 2002) terhadap lembaran selulosa bakteri (nata
dan kertas saring whatman 41. de coco) memiliki tensile strength rata-rata
Peralatan yang digunakan dalam SEM sebesar 380,56 Mpa. Semakin banyak jumlah
(Scan Electron Microscopy) Merk Hitachi 3400 serat yang terbentuk, maka semakin besar kuat
seri N untuk mendapatkan gambar SEM partikel tarik serat tersebut. Nilai modulus young rata-
dan permukaan plastik (ISO/TC 202/SC 4), PSA rata 18 Gpa dan elongasi 11,3%. Besar densitas
3
(Particle Size Analyzer) merk Malvern untuk serat rata-rata adalah 1,3 g/cm . Lapisan
analisis ukuran selulosa bakteri. Proses selulosa ini sangat kuat, bersifat kaku karena
pengujian kekuatan tarik dilakukan dengan memiliki modulus elastisitas yang tinggi dan
menggunakan alat Universal Testing Machine regas dengan nilai modulus elongasi yang
(UTM) merk Com-Ten 95T untuk uji tarik rendah.
bioplastik. Pengujian dilakukan berdasarkan Bakteri selulosa merupakan polimer yang
standar ASTM D 882-02 dengan kecepatan mempunyai struktur supramolekul dan
5 mm/menit ([ASTM] 2002). Peralatan lainnya kristalinitas selulosa yang tinggi. Salah satu sifat
adalah alat pengujian gugus fungsi dengan dari serat bakteri selulosa adalah memiliki
Spektroskopi Infra Merah Fourier-Transform porositas yang tinggi dan bersifat hidrofilik serta
(FTIR), ayakan mesh, alat cetak plastik dari kaca kemampuan serat dalam menyerap air yang
yang dirancang oleh peneliti sendiri. Alat tinggi (swelling). Hasil penelitian menunjukkan
pengering freeze drying, spray drying merk bahwa kandungan serat (selulosa) dari bakteri
Buchi B290, dan pompa vakum. selulosa adalah 0,9% hingga1,0% dari massa
total. Kandungan terbesarnya adalah air yang
Metode mencapai 99%. Selulosa bakteri yang dihasilkan
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan 3 memiliki nilai kadar air yang tinggi yaitu 98 %
tahapan yaitu : (Syamsu 2014). Pemasakan dengan NaOH 5%,
Tahap 1. Tahapan ini adalah membuat selulosa pada suhu 100qC selama 4 jam bertujuan untuk
bakteri (nata de coco), pengecilan ukuran, dan proses pemurnian menghilangkan lemak dan
pengeringan hingga diperoleh selulosa bakteri protein dalam selulosa bakteri sehingga
dalam bentuk serbuk, yaitu diayak dengan diperoleh selulosa murni. Proses hidrolisis
ayakan ukuran 100 mesh. menggunakan HCl telah berhasil mengurangi
Tahap 2. Tahapan ini adalah melakukan ukuran serat selulosa bakteri rata-rata 489,9 nm
hidrolisis menggunakan HCl (asam klorida) berdasarkan hasil pengujian PSA seperti pada
pada kondisi 5M HCl, temperatur 55qC, 24 jam. Gambar 1. Diameter yang dihasilkan dari
Setelah itu hasil hidrolisis akan dilakukan pengukuran PSA adalah diameter hidrodinamika
penyaringan dengan kertas saring whatman 41 (dH) yaitu diameter bola pejal yang berdifusi
dengan bantuan pompa vakum dan pencucian pada kecepatan yang sama dengan partikel
hingga netral. Mikro selulosa bakteri disimpan yang diukur.
dalam bentuk sediaan basah. Proses berikutnya
adalah pengeringan dengan spray dryer apabila Hidrolisis asam adalah proses utama
sediaan disimpan dalam bentuk kering. yang digunakan dalam memproduksi nanokristal
Tahap 3. Tahapan ini adalah pembuatan selulosa, dimana susunan blok kecil dipisahkan
komposit bioplastik dengan metode casting. dari serat selulosa. Selulosa terdiri dari daerah
Pembuatan bioplastik dilakukan dengan cara amorf dan daerah kristal. Daerah amorf memiliki
melarutkan x% (0%, 2%, 6%, dan 10%) mikro kerapatan yang lebih rendah daripada daerah
selulosa bakteri terlebih ke dalam 100 ml kristalin, sehingga bila selulosa diberi perlakuan
akuades ditambah 3 ml gliserol. Mikro selulosa dengan menggunakan asam kuat, daerah amorf
bakteri dapat larut sempurna dengan akan memecah dan melepaskan daerah
pengadukan selama kurang lebih 30 menit kristalin. Sifat nanokristal selulosa bergantung
dengan menggunakan magnetik stirrer. pada berbagai faktor, seperti sumber selulosa,
Kemudian ditambahkan PVA sebanyak 10 g dan waktu reaksi, suhu, dan jenis asam yang
dilakukan pengadukan 1 jam dengan digunakan untuk proses hidrolisis. Asam kuat
dipanaskan 80qC sampai 85qC. Selanjutnya dapat menghilangkan bagian amorf dari rantai

J. Kimia Kemasan, Vol.41 No.2 Oktober 2019 : 110 ± 118 113


selulosa sehingga isolasi pada selulosa kristal ukuran 535,8 nm sebanyak 97,2% dan 5286 nm
dapat dilakukan (Oke 2010). sebanyak 2,8%. Hasil pengujian SEM bioplastik
Hasil pengeringan dengan freeze drying dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan
tidak bisa menghasilkan sediaan dalam bentuk Gambar 4 dapat dilihat bahwa mikro selulosa
kering karena mikro selulosa yang terbentuk bakteri terdistribusi di dalam matriks PVA, ini
berupa gumpalan. Sediaan mikro selulosa berarti bahwa proses pengisian mikroselulosa
bakteri dapat disimpan dalam bentuk basah bakteri ke dalam matriks berjalan dengan baik.
(2a). Pengeringan dengan spray drying Hasil tampilan fisik secara visual plastik dari
menghasilkan sediaan nano selulosa dalam semua perlakuan dapat dilihat pada Gambar 5.
bentuk serbuk (2b dan 2c). Hasil mikro selulosa Ukuran partikel dalam skala nano/mikro memiliki
bakteri dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil luas permukaan yang lebih besar jika
pengujian Scanning Electron Microscopy (SEM) dibandingkan dengan partikel sejenis dalam
mikro selulosa bakteri dapat dilihat pada ukuran besar (Jain 2008) sehingga bisa
Gambar 3. Terlihat bahwa mikroselulosa yang berikatan kuat dalam matriks. Ukuran partikel
dihasilkan memiliki ukuran yang kurang selulosa yang halus (mikro) mengakibatkan
seragam. Sejalan dengan hasil pengujian PSA struktur morfologi yang lebih rapat dalam
yang menunjukkan terdapat partikel dengan matriks.

Gambar 1. Hasil Pengujian PSA

2a 2b 2c

Gambar 2. Mikro selulosa bakteri

Sintesis Micro-Nano Selulosa Bakteri......Maryam et al. 114


Gambar 3. Hasil SEM nano selulosa bakteri

Gambar 4. Hasil SEM bioplastik dengan penambahan 0% (a), 2% (b), 6% (c) dan 10%(d)

Gambar 5. Hasil tampilan visual bioplastik

Sifat fisik komposit bioplastik dapat mengetahui kekuatan tarik dari lembaran
diketahui dengan melakukan uji mekanik kuat bioplastik sebelum dan setelah menjadi
tarik dengan menggunakan alat uji Ultimate komposit. Pengujian kuat tarik ini dilakukan
Tensile Strength. Uji ini digunakan untuk sesuai dengan ASTM D 882-02. Hasil uji kuat

J. Kimia Kemasan, Vol.41 No.2 Oktober 2019 : 110 ± 118 115


tarik bioplastik dari semua perlakuan ditunjukkan gabungan dari gugus fungsi spesifik yang
dalam Tabel 3. Hasil perlakuan terbaik pada terdapat pada masing-masing komponen
perlakuan 2% dengan kekuatan tarik 15,72 MPa, penyusun bioplastik tersebut. Bioplastik yang
modulus young 16,3 GPa dan densitas didapat merupakan bioplastik yang dihasilkan
3
0,13 g/cm dengan tingkat degradasi 100%. melalui proses pencampuran (blending), hal ini
Penambahan mikro selulosa bakteri secara dapat dilihat karena tidak ditemukan gugus
signifikan meningkatkan kuat tarik (tensile fungsi baru. Selain itu, dapat disimpulkan pula
strength) bioplastik tetapi menurunkan nilai bahwa plastik yang terbentuk masih tetap
elongasi (tensile modulus). memiliki sifat hidrofilik seperti komponen
Penambahan selulosa mampu penyusunnya. Adanya gugus fungsi seperti C-H,
meningkatkan kekuatan tarik film plastik pada C-NO2, -N=N, ±(CH2)n, dan -OH, menunjukkan
variasi tertentu. Selulosa mempunyai rantai film plastik dapat terdegradasi dengan baik
polimer yang lurus dan panjang sehingga dapat ditanah. Spektroskopi FTIR dan SEM dapat
membuat plastik menjadi lebih kuat. Kadar digunakan sebagai instrumen analisis untuk
selulosa yang terlalu banyak akan menyebabkan mengklarifikasi kandungan selulosa dan
film plastik semakin tidak homogen. mengamati morfologi selulosa hasil hidrolisa dan
Ketidakhomogenan ini berakibat pada tidak bioplastik yang dihasilkan melalui metode
sempurnanya blending yang terjadi, sehingga casting (Muhaimin 2014).
ikatan yang terjadi antara pati-selulosa dan Bioplastik yang telah dihasilkan masih
gliserol tidak kuat. Ikatan antar komponen jauh dari sifat mekanik yang dimiliki plastik
penyusun ini sangat berpengaruh pada sintetis yaitu polipropilen tetapi memiliki
kekuatan tarik film plastik (Sultyo 2012). kelebihan dapat terurai dengan cepat karena
Uji FTIR (Fourier Transform Infrared menggunakan polivinil alkohol sebagai bahan
Spectroscopy) sebagai analisis yang dilakukan utamanya. Aplikasi penelitian ini kedepannya
untuk menentukan gugus fungsi pada polimer adalah untuk pengembangan kemasan pangan
dapat dilihat pada Gambar 6. Hasil identifikasi berupa smart packaging dan nanokomposit
gugus fungsi pada film bioplastik yang terbentuk bioplastik
pada spektrum serapan IR merupakan

Tabel 3. Hasil pengujian komposit bioplastik


TensileStrength TensileModulus Densitas Degradation
Perlakuan filler 3
(MPa) (GPa) (g/cm ) (%)
Perlakuan 0% 10,08 7,1 0,13 100%
Perlakuan 2% 15,72 6,3 0,13 100%
Perlakuan 6% 12,75 2,9 0,06 100%
Perlakuan 10% 15,34 6,7 0,04 100%

Gambar 6. Hasil pengujian FTIR

KESIMPULAN bakteri 535,8 nm. Telah diperoleh komposit


bioplastik dengan matriks polivinil alkohol dan
Hasil penelitian sintesis mikro selulosa filler mikro selulosa bakteri dengan komposisi
bakteri dengan metode hidrolisis pada kondisi terbaik pada penambahan filler 2%. Nilai
konsentrasi HCl 5M pada suhu 55qC selama kekuatan tariknya 15,72 MPa, modulus young
24 jam diperoleh ukuran partikel mikro selulosa

Sintesis Micro-Nano Selulosa Bakteri......Maryam et al. 116


3
16,3 GPa, densitas 0,13 g/cm , dan degradation Officinarum, L.) Terhadap Karakteristik
100%. Mikrokristalin.
http://repository.unand.ac.id.
UCAPAN TERIMAKASIH
Honavar, Z; Hadian, Z; Mashayekh, M. 2016.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada "Nanocomposite in food packaging
Politeknik ATI Padang dan Pusdiklat Industri, application and their risk assessment for
Kementerian Perindustrian yang telah health." Electronic Physician 8 (6):2531-
memberikan dana dalam bentuk hibah 2538.
penelitian.
Iriani, Evi Savitri; Wahyuningsih, Kendri; Sunarti,
DAFTAR PUSTAKA Titi Chandra; Permana, Asep W. 2015.
"Sintesis Nanoselulosa Dari Serat Nanas
[ASTM], American Society for Testing and dan Aplikasinya Sebagai Pada Film
Materials (US). 2002. Standard test Berbasis Polivinil Alkohol." Jurnal
methods for tensile properties of Penelitian Pasca Panen Pertanian 12
plastics, Standard Designation: D 882- (1):11-19.
02. Jain, KK. 2008. The Handbook of nanomedicine.
Abdolmohammadi, S.; Siyamak, S.; Ibrahim, Basel: Humana Press.
N.A.; Yunus, WMZW.; Rahman, MZA.; Kakroodi, A.R.; Cheng, S.; Sain, M., Asiri, A.
Aziz, S.; Fatehi, A. 2012. "Enhancement 2014. "Mechanical, Thermal, And
of Mechanical and Thermal Properties Morphological Properties of
of Polycaprolactone/Chitosan Blend by Nanocomposites Based on Polyvinil
Calcium Carbonate Nanoparticles." Alcohol And Celluloce Nanofiber from
International Journal of Moleculer Aloe Vera Rind." Journal of
Sciences 13 (4):4508-4522. Nanomaterials 3.
Baek, C.S; Cho, K.H; Ahn, J.W. 2014. "Effect of Kamsiati, Elmi. 2013. "Plastik Ramah
Grain Size and Replacement Ratio on Lingkungan." Buletin Inovasi Teknologi
the Plastic Properties of Precipitation Pertanian, 55-56.
Calcium Carbonat Using Limestone as Lin, OH; Ishak, ZAM; Akil, HM. 2009.
raw material." Journal of the Korean "Preparation and properties of
Ceramic Society 51 (2):127-131. nanosilica-filled polypropylene
Œ š}À ] U V K } “] U V š] U ^V a •š vU /X composites with PP-methyl POSS as
2015. "Application of polymer compatibiliser." Mater Design 30:748t
nanocomposite materials in food 751.
packaging." Croat J. Food Sci. Technol 7 Michael, Ioelovich. 2012. "Optimal Conditions
(2):86-94. for Isolation of Nanocrystalline Cellulose
Brito, B. S. L.; Pereira, Fabiona V.; Putaux, Jean- Particles." Journal of Nanoscience and
Luc; Jean, Bruno. 2012. "Preparation, Nanotechnology 2 (2):9-13.
Morphology and Structure of Cellulose Muhaimin, M; Astuti, Wijayanti Dwi; Sosiati,
Nanocrystals From Bamboo Fibers." Harini; Triyana, Kuwat. 2014. "Fabrikasi
Cellulose 19:1527 t 1536. Nanofiber Komposit Nanoselulosa/PVA
Darni, Y.; Fathanah, U. 2011. "Pembuatan dengan Metode Electrospinning."
Plastik Biodegradable dari Campuran Pertemuan Ilmiah XXVIII HFI Jateng &
Pati Ubi Jalar (Ipomoea Batatas) dan DIY, Yogyakarta.
Selulosa Residu Rumput Laut Mulyono, N.; Suhartono, MT.; Angelina, S.;.
(Eucheuma Spinossum) dengan Gliserol 2015. "Development of Bioplastic Based
sebagai Plasticizer." Seminar Nasional on Cassava Flour and Its Starch
Hasil Riset dan Standarisasi Industri, Derrivatives for Food Packaging."
Banda Aceh. Journal of Harmonized Research in
Edison, D; Neswati; Rahmi. 2016. Pengaruh Apllied Sciences 3 (2):125-132.
Konsentrasi HCl Dalam Proses Hidrolisis
0-Selulosa Dari Ampas Tebu (Saccharum

J. Kimia Kemasan, Vol.41 No.2 Oktober 2019 : 110 ± 118 117


Oke, Isdin. 2010. "Nanoscience in nature: Influence of Glycerol and Clay
cellulose nanocrystals." SURG 3 (2):77- Nanoparticles Content on Tensile and
80. Barrier Properties and Glass Transition
Roohani, M; Habibi, Y.; Belgacem, YM; Ebrahim, Temperature." LWT- Food Science and
G.; Karimi, A.N.; Dufresne, A. 2008. Technology 46:110-117.
"Cellulose Whiskers Reinforced Sultyo, H. W.; Ismiyati. 2012. "Pengaruh
Polyvinyl Alcohol Copolymer Formulasi Pati SingkongtSelulosa
Nanocomposites." European Polymer Terhadap Sifat Mekanik Dan
Journal 44:2489-2498. Hidrofobisitas Pada Pembuatan
Rosa, M. F.; Medeiros, E. S.; Malmonge, J. A.; Bioplastik." Konversi 1 (2):23-30.
Gregorski K. S.; Wood, D. F.; Mattoso, L. Syamsu, Khaswar.; Kuryani, Tutus. 2014.
H. C.; Glenn, G.; Orts, W. J.; Imam, S. H. "Pembuatan Biofilm Selulosa Asetat
2010. "Cellulose Nanowhiskers From Dari Selulosa Mikrobial Nata De
Coconut Husk Fibers: Effect Of Cassava." E-Jurnal Agroindustri
Preparation Conditions On Their Indonesia 3 (1):126-133.
Thermal And Morphological Behavior." Utomo, W.A.; Argo, B.D.; Hermanto, M.B. 2013.
Carbohydrate Polymers 81:83-92. "Pengaruh Suhu dan Lama Pengeringan
Sadeghifar, H.; Ilari, F.; Sarah, P. C.; Dermot F. Terhadap Karakteristik Fisikokimiawi
B.; Dimitris S. A. 2011. "Production Of Plastik Biodegradable dari Komposit Pati
Cellulose Nanocrystals Using Lidah Buaya (Aloe Vera)-Kitosan."
Hydrobromic Acid And Click Reactions Jurnal Bioproses Komoditas Tropis 1 (1).
On Their Surface. Springer." Journal Wang, N.; Enyong, D.; Rongshi, C. 2008.
Material Science 46 (22):7344-7355. "Preparation and Liquid Crystalline
Sanchez, MD.; Lagaron, JM. 2012. Properties of Spherical Cellulose
"Nanocomposite for food and beverage Nanocrystals." Langmuir 24:5-8.
packaging material." In Nanotechnology Xiong, R.; Xinxing, Z.; Dong, T.; Zehang, Z.;
in the Food, Beverage and Nutraceutical Canhui, L. 2012. "Comparing
Industries, edited by Qingrong Huang, Microcrystalline With Spherical
335-361. Woodhead Publishing. Nanocrystalline Cellulose From Waste
Souza, A.C.; Benze, R.;Ferrao, E.S.; Ditchfield, C.; Cotton Fabrics." Cellulose 19:1189t
Coelho, A.C.V.; Tadini, C.C. 2012. 1198.
"Cassava Starch Biodegradable Films :

Sintesis Micro-Nano Selulosa Bakteri......Maryam et al. 118

Anda mungkin juga menyukai