Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/346457250

SINTESA KOMPOSIT BIOPLASTIK PATI KULIT SINGKONG-PARTIKEL


NANOSILIKA DAN KARAKTERISASINYA

Article  in  Jurnal Kimia dan Kemasan · October 2020


DOI: 10.24817/jkk.v42i2.3535

CITATIONS READS

0 604

3 authors:

Endang Warsiki Iwan Setiawan


Bogor Agricultural University Indonesian Institute of Sciences
58 PUBLICATIONS   147 CITATIONS    8 PUBLICATIONS   3 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Hoerudin Hoerudin
Indonesian Agency for Agricultural Research and Development
25 PUBLICATIONS   42 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Active packaging View project

Dehydrated and Rehydrated Production Process of Sponge's Snakefruit View project

All content following this page was uploaded by Endang Warsiki on 21 April 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kimia dan Kemasan, 42(2), 37-45, 2020
©Author(s); http://dx.doi.org/10.24817/jkk.v42i2.3535

SINTESA KOMPOSIT BIOPLASTIK PATI KULIT SINGKONG-


PARTIKEL NANOSILIKA DAN KARAKTERISASINYA

Endang Warsiki1), Iwan Setiawan1), dan Hoerudin2)


1)Departemen
Teknologi Industri Pertanian FATETA IPB
Gedung FATETA Lantai 2 Kampus IPB Darmaga-Bogor 16680
2)Balai Besar Pascapanen, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementan

Jl. Tentara Pelajar No No.12 Cimanggu-Bogor 16122

E-mail: endangwarsiki@apps.ipb.ac.id

Received : 12 Desember 2017; revised : 7 Februari 2018; accepted : 12 September 2020

ABSTRAK

SINTESA KOMPOSIT BIOPLASTIK PATI KULIT SINGKONG-PARTIKEL NANOSILIKA DAN


KARAKTERISASINYA. Pada penelitian ini diproduksi bioplastik komposit dari pati kuit singkong yang
ditambahkan dengan nanosilika sebagai kemasan plastik biodegradable. Secara umum bioplastik berbasis pati
masih memiliki beberapa kelemahan dari segi karakteristik fisis dan mekanis sehingga penggunaan komersial
bioplastik ini masih terbatas. Berbagai usaha telah dilakukan untuk memperbaiki kelemahan sifat bioplastik ini.
salah satunya dengan penambahan bahan penguat/reinforce seperti nanosilika. Tujuan utama penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh penambahan nanosilika terhadap karakteristik bioplastik. Metode yang digunakan
dalam pembuatan bioplastik adalah dengan teknik casting (cetak). Konsentrasi nanopartikel silika yang
ditambahkan ke dalam larutan bioplastik yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8% (b nanosilika/b pati). Penambahan
nanosilika pada komposit bioplastik mampu meningkatkan ketebalan dan kuat tarik secara signifikan dari 0,20
mm (0% nanosilika) menjadi 0,31 mm (8% nanosilika) dan dari 1,6 Mpa (0% nanosilika) menjadi 3,5 MPa (4%
nanosilika). Sedangkan peningkatan nilai densitas, elongasi, dan laju transmisi uap air tidak memperlihatkan
perbedaan nyata secara statistik. Berdasarkan sifat fisik dan mekanis tersebut diperoleh bahwa perlakuan terbaik
pada penelitian ini adalah penambahan nanosilika dengan konsentrasi 4%. Film bioplastik hasil perlakuan terbaik
dianalisis bentuk morfologi permukaan menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM) dan tingkat
kristalinitas menggunakan X-Ray Diffraction (XRD). Hasil SEM menunjukkan bioplastik memiliki permukaan yang
kasar dan hasil XRD menjelaskan struktur penyusun komposit bioplastik lebih didominasi oleh jenis amorf daripada
kristalin. Dengan demikian, penambahan nanosilika dalam pembuatan bioplastik ini telah membuktikan dapat
memperbaiki sifat fisis dan mekanis film sehingga mempunyai peluang baik dalam penggunaan bioplastik komposit
ini sebagai kemasan komersial di masa yang akan datang

Kata kunci : Komposit bioplastik, Nanosilika, Pati kulit singkong, Sekam padi

ABSTRACT

SYNTHESIS OF CASSAVA SKIN STARCH-SILICA NANOPARTICLES BIOPLASTIC COMPOSITE AND ITS


CHARACTERIZATION. Currently, bioplastic-based material has several weaknesses in its characteristics that limit
its commercial use. Various efforts have been done to improve its physical and mechanical properties, one of which
is by adding silica nanoparticles. In this research, bioplastic composite made from cassava skin starch blended
with silica nanoparticles (SNPs) for biodegradable plastic has been carried out. The aim of this study was to
determine the effect of SNPs addition on physical and mechanical properties of bioplastic. The biofilm in this
research was made from cassava skin starch. Bioplastic was synthesized via solution casting by spreading the film
solution onto a flat surface. The ratio of SNPs addition into bioplastic batch was 0%, 2%, 4%, 6% and 8% (w/w).
The results showed that SNPs were able to increase the thickness and tensile strength of bioplastic significantly
from 0.20 mm (0% SNPs) to 0.31 mm (8% SNPs) and from 1.6 (0% SNPs) Mpa to 3.5 MPa (4% SNPs),
respectively. However, density, elongation and water vapor transmission rate, were not significantly different
statistically. Based on physical and mechanical properties of the bioplastic composite, the best treatment was the
one using 4% silica nanoparticles. The best treatment was then analyzed for its surface morphology using scanning
electron microscopy (SEM) and its crystallinity using X-ray diffraction (XRD). Secondary electron images showed
that the obtained bioplastic has rough surface area, whereas XRD analysis revealed that the structure of bioplastic
was dominantly occupied by amorphous state rather than the crystalline one. It was concluded the bioplastic
composite of silica nanoparticles-starch has better physical and mechanical properties than that of the control (the
one with no silica nanoparticles), and hence, it would be very promising for the future commercial packaging.

Key words : Composite bioplastic, Nanosilica, Cassava skin starch, Rise husk

Sintesa Komposit Bioplastik Pati Kulit …… Endang Warsiki et al. 37


PENDAHULUAN

Penggunaan plastik sebagai bahan memperbaiki karakteristik suatu produk telah


pengemas menghadapi berbagai persoalan dilakukan oleh Fu et al. (2008), diperoleh bahwa
lingkungan, yaitu sulit diuraikan secara alami oleh kehadiran nanosilika berpengaruh pada
mikroorganisme di dalam tanah (Karuniastuti meningkatnya kekakuan dan kekuatan rantai-
2013). Akibatnya, terjadi penumpukan sampah rantai polimer. Pada ukuran yang lebih kecil
plastik yang menyebabkan pencemaran dan (nanosize) proses penyusupan partikel-partikel
kerusakan lingkungan. Nasution (2015) akan lebih cepat dan merata sehingga struktur
menyatakan bahwa plastik sintetis butuh ratusan partikel menjadi lebih solid, luas permukaan
tahun agar dapat terurai di alam. Peningkatan interaksi menjadi lebih besar dan partikel-partikel
penggunaan barang-barang berbahan dasar yang berinteraksipun bertambah. Penambahan
plastik berbanding lurus terhadap limbah plastik fraksi nanosilika cenderung meningkatkan
yang dihasilkan sehingga akhirnya bermuara kekuatan tekan komposit hingga pada fraksi
pada rusaknya keseimbangan alam. Kelemahan tertentu (Marlina et al. 2012). Nanosilika dengan
lain plastik konvensional adalah sumber bahan konsentrasi 3% memberikan efek yang positif
baku utama berasal dari minyak dan gas bumi terhadap karakteristik membran kitosan
yaitu bahan anorganik buatan yang tersusun dari (Setiawan 2015). Semakin tinggi konsentrasi
bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi nanosilika yang ditambahkan pada membran
kesehatan dan lingkungan (Sulistyono 2016). kitosan maka daya serap air/metanol, kapasitas
Para peneliti yang fokus pada kelestarian penukar ion, dan konduktivitas ionik akan turun.
lingkungan berusaha mencari solusi terhadap Penelitian ini menunjukkan nanosilika mampu
permasalahan penggunaan plastik sintetis ini. meningkatkan sifat fisis dan mekanis membran
Salah satunya adalah penggunaan plastik dari kitosan.
bahan alam yang mudah terurai secara alami Penelitian pemanfaatan silika untuk
atau yang lebih dikenal dengan bioplastik. memperbaiki sifat-sifat bioplastik sudah banyak
Sumber bahan bioplastik yang mudah diperoleh dilakukan diantaranya adalah Lima et al. (2015)
dan mampu terdegradasi secara alami salah yang memberikan hasil bahwa penambahan 2 %
satunya dari pati kulit singkong. (b/b) nanopartikel silika dalam campuran
Pati kulit singkong telah banyak biodegradable poly-(butylene adipate-co-
dikembangkan sebagai bahan utama pembuatan terepthalate) (PBAT)/starch dapat meningkatkan
bioplastik. Tetapi, film berbahan baku pati ini sifat mekanis film. Penelitian lain oleh Torabi and
bersifat rapuh sehingga perlu dimodifikasi agar Nafchi (2013) telah menunjukkan bahwa
menghasilkan film yang bersifat hidrofobik dan peningkatan konsentrasi nanopartikel silika dapat
kuat secara fisis dan mekanis (Warsiki et al. 2011; meningkatkan sifat mekanis film komposit pati
Noviyanti 2014). Nurseha (2012),. menyatakan kentang. Demikian juga penggabungan
bioplastik dari ampas singkong cenderung lebih nanopartikel silika dalam struktur biopolimer
rapuh dan kurang elastis jika dibandingkan dapat menurunkan permeabilitas molekul gas
dengan bioplastik dari kulit singkong. Oleh karena dan uap air. Singkatnya, penambahan
itu diperlukan tambahan plasticizer seperti nanopartikel silika untuk meningkatkan sifat
gliserol (Warsiki, Sianturi, and Sunarti 2011a) dan fungsional komposit bioplastik sangat bermanfaat
aditif (Amin et al. 2019) sebagai penguat. untuk aplikasinya sebagai kemasan makanan.
Penambahan aditif penguat bioplastik Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
berbasis pati perlu dilakukan misalnya dengan pengaruh penambahan nanosilika sekam padi
penambahan silika. Film komposit nanosilika pada pembuatan film bioplastik terhadap
sering menunjukkan sifat fisis dan mekanis yang karakteristik bioplastik yang dihasilkan sehingga
lebih baik dibandingkan dengan film konvensional diperoleh konsentrasi nanosilika terbaik yang
(Alghdeir et al. 2019). Sumber silika terbesar dan memberikan sifat fisis dan mekanis film yang
mudah diperoleh adalah sekam padi. Selain memadai sebagai kemasan pangan.
silika (SiO2), sekam padi memilki komponen kimia
lain seperti CaO, MgO, Al2O3, dan NaO6 (Azmi et BAHAN DAN METODE
al. 2016; Abiodun and Jimoh 2018). Kandungan
aktif silika dari abu sekam padi sekitar 90% Bahan
(Foletto et al. 2006) dan 95.35% (Suka et al. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
2008) sedangkan sisanya adalah komponen lain. antara lain pati kulit singkong dan nanosilika
Silika sekam padi dapat dimanfaatkan sekam padi yang diproduksi oleh Balai Penelitian
untuk bahan pengisi atau filler dalam pembuatan Pasca Panen Bogor, asam klorida 8% (HCL)
matriks polimer nanokomposit. Penggunaan proanalisis grade Merk, silika gel, etanol, dan
silika sebagai bahan komposit untuk gliserol (kemurnian 98%). Sedangkan peralatan

J. Kimia Kemasan, Vol.42 No.2 Oktober 2020 : 37 – 45 38


yang digunakan antara lain Chromameter Minolta sampel sedemikian rupa sehingga bioplastik
CR-300, Sonikator, Ball Milling, plat kaca, tersebut tidak terdapat celah pada tepinya.
Piknometer, Mikrometer Skrup, Universal Testing Cawan ditimbang dengan ketelitian 0.0001 g,
Machine (UTM), Differential Scanning Calorimetri kemudian diletakkan di dalam wadah dengan
(DSC), Scanning Electron Microscope (SEM), kelembaban 75%. Cawan ditimbang tiap periode
dan X-Ray Diffraction (XRD). dan ditentukan pertambahan berat cawan.

Metode W
WVTR = (2)
A×t
Pembuatan komposit bioplastik didasarkan
pada formulasi Torabi and Nafchi (2013) yang
Keterangan :
dimodifikasi. Proses pembuatannya
WVTR = Water Vapour Transmition Rate (g/m2)
menggunakan nanosilika (ukuran rata-rata
W = perubahan berat (g)
partikel 400 nm hingga 450 nm) sebanyak 0%,
A = Luas area bioplastik (m2)
2%, 4%, 6%, dan 8% (b/b) pati kulit singkong
t = waktu (24 jam)
didespersikan dalam 100 ml akuades selama 180
menit. Setelah itu, ditambahkan sedikit demi
Uji Kuat Tarik (ASTM (American Society for
sedikit pati kulit singkong sejumlah yang
Testing and Materials) 1995)
diperlukan sesuai dengan konsentrasi perlakuan,
Pada uji kuat tarik digunakan alat Universal
sambil dipanaskan diatas hot plate dengan suhu
Testing Machine (UTM). Film yang telah
90 oC dan kecepatan pengadukan 436 rpm
dikeringkan dipotong dengan ukuran panjang 100
menggunakan magnetic stirrer selama 10 menit.
mm dan lebar 25 mm. Kedua ujung sampel film
Kemudian ditambahkan sejumlah tertentu gliserol
dijepit pada mesin penguji. Tombol start ditekan
(30% volume gliserol/berat pati kulit singkong).
dan alat akan menarik sampel sampai putus.
Larutan diaduk kembali selama 10 menit dengan
Pengukuran elongasi dilakukan dengan cara
kecepatan 436 rpm pada suhu 90 oC hingga
yang sama dengan pengujian kekuatan tarik.
larutan terlihat homogen. Larutan diangkat dan
Perhitungan persamaan sebagai berikut :
diamkan selama 10 menit agar terbebas dari
gelembung udara. Lalu dicetak diatas cetakan 𝐹𝑚𝑎𝑥
petridish berdiameter 100 mm. Lembaran 𝜏= (3)
𝐴
bioplastik pada cetakan dikeringkan pada suhu
60 oC selama 20 jam sebelum dilepaskan dari Keterangan :
cetakan. Setelah komposit bioplastik diperoleh τ = kekuatan tarik (MPa)
maka dilakukan serangkaian uji. Fmax = tegangan maksimum (N)
A = luas penampang melintang (mm2)
Uji Ketebalan (Maran et al. 2013)
Ketebalan film bioplastik diukur dengan ∆𝐿
micrometer scrup yang memiliki ketelitian sampai %𝐸 = × 100% (4)
𝐿0
0.01 mm. Pengukuran dilakukan pada lima
tempat yang berbeda dan rata-rata pengukuran Keterangan:
dihitung sebagai ketebalan bioplastik. %E = Perpanjangan (%)
ΔL = Pertambahan panjang spesimen (mm)
Uji Densitas (ASTM (American Society for L0 = Panjang spesimen awal (mm)
Testing and Materials) 1995)
Penentuan densitas (bobot jenis) dapat Uji SEM
dilakukan dengan cara menghitung massa dan Uji SEM dilakukan untuk mengetahui
volume sampel. Persamaan sebagai berikut : morfologi serta ukuran serat dari sampel. Sampel
yang diuji merupakan sampel yang memberikan
𝑚
𝜌= (1) karakteristik terbaik hasil perlakuan penambahan
𝑣
nanosilika. Sebelum diuji, sampel terlebih dahulu
Keterangan : dilapis dengan emas selanjutnya diletakkan pada
ρ = densitas (g/cm3) plat alumunium 4 sisi. SEM diatur pada tegangan
m = massa bahan (g) 20 kV dengan perbesaran 2500 kali.
v = volume bahan (cm3)
Uji XRD
Uji Laju Transmisi Uap Air (Basha et al. 2011) Kristalinitas bioplastik diuji dengan
Bioplastik dikondisikan dalam ruangan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) Bruker
dengan kelembaban (RH) 75% selama 24 jam. D8. Sampel dipotong dengan diameter 3 cm dan
Bahan penyerap uap air sebanyak ± 8 g diuji menggunakan radiasi Kα Cu (λ= 1,54060).
ditempatkan dalam cawan dan ditutup dengan Sampel di bawah kondisi operasional pada 40 kV

Sintesa Komposit Bioplastik Pati Kulit …… Endang Warsiki et al. 39


dan 35 mA dengan kecepatan pemindaian maka permeabilitas terhadap air maupun gas
1o/min. dapat menurun (Wardana 2016).
Pengukuran bobot jenis menggunakan alat
HASIL DAN PEMBAHASAN piknometer ditujukan untuk mengetahui
kepadatan material penyusun komposit
Pembuatan komposit bioplastik bioplastik. Berdasarkan perhitungan statistik, nilai
menggunakan konsentrasi nanosilika 0%, 2%, densitas bioplastik pada setiap perlakuan tidak
4%, 6%, dan 8%. Pada komposit bioplastik berbeda nyata. Hal ini diduga karena rentang
dilakukan serangkaian uji karakteristik yaitu konsentrasi yang diberikan pada setiap perlakuan
ketebalan, densitas, laju transmisi uap air, kuat terlalu rapat. Namun, jika diamati nilai densitas
Tarik, dan elongasi. Hasil terbaik dari komposit seperti yang disajikan pada Tabel 1, terlihat ada
bioplastik dianalisis bentuk morfologi permukaan perbedaan nilai densitas antara sampel yang
menggunakan SEM dan struktur material ditambahkan nanosilika dengan sampel yang
penyusun bioplastik dengan XRD. Komposit tidak ditambahkan nanosilika. Nilai densitas
bioplastik yang dihasilkan dapat dilihat pada komposit bioplastik tanpa nanosilika (PK 0%)
Gambar 1. yaitu sebesar 0,9775 g/cm3 sedangkan perlakuan
sampel yang ditambahkan nanosilika berkisar
Karakteristik Fisik dengan nilai 0,9932 g/cm3 (PKNS1 2%), 0,9902
Ketebalan bioplastik pati kulit singkong- g/cm3 (PKNS2 4%), 0,9933 g/cm3 (PKNS3 6%),
nanosilika (PKSN) diukur dengan mikrometer dan 0,9917 g/cm3 (PKNS4 8%). Menurut
dengan satuan mm. Ketebalan plastik komposit penelitian yang dilakukan Diharjo, Elharomy, dan
ini memperlihatkan nilai yang berbeda satu sama Purwanto (2014), penambahan filler nanosilika
lain berdasarkan tingkat konsentrasi nanosilika dapat meningkatkan densitas komposit
yang ditambahkan. Bioplastik komposit nanosilika-phenolic. Peningkatan densitas akibat
nanosilika-pati kulit singkong bertambah tebal semakin tinggi fraksi volume nanosilika, maka
seiring dengan penambahan konsentrasi kepadatan pada komposit semakin meningkat.
nanosilika (Tabel 1). Ketebalan bioplastik dengan Supraptiningsih dan Lestari (2005)
nilai tertinggi pada perlakuan PKNS4 dengan menambahkan bahwa peningkatan berat jenis
konsentrasi nanosilika 8% sebesar 0.3067 mm. (densitas) disebabkan karena semakin banyak
Sedangkan ketebalan bioplastik terkecil yaitu molekul dalam senyawa silika yang terikat pada
dengan bioplastik tanpa pemberian nanosilika polimer karet menjadikan kompon karet makin
(PK) dengan nilai 0,1967 mm. padat sehingga berat jenisnya makin besar.
Penambahan nanopartikel dapat Laju transmisi uap air merupakan uji
meningkatkan ketebalan bioplastik yang terbuat tingkat perpindahan uap air yang mampu
dari metil selulosa sebesar 42% dibandingkan melewati bioplastik. Uji ini bertujuan untuk
dengan kontrol (Espitia et al. 2013) dan pada film mengetahui banyaknya uap air yang melewati
komposit gelatin/seng oksida meningkat bioplastik pada luas dan waktu tertentu.
ketebalannya dari 58.2±1.6 µm menjadi 63.9-68.6 Penambahan nanosilika pada komposit bioplastik
µm tergantung pada nanopartikel seng oksida dari berbagai perlakuan terlihat mampu
yang ditambahkan (Shankar et al. 2015). menurunkan permeabilitas air secara signifikan.
Selanjutnya Layuk (2012) juga menambahkan Berdasarkan Tabel 1, semakin besar pemberian
bahwa penambahan partikel asam palmitat nanosilika akan semakin menurunkan
tapioka pada film edible pektin dari daging buah permeabilitas uap air yang melewati bioplastik.
pala dapat meningkatkan ketebalan sebesar Nilai tertinggi WVTR yaitu sebesar 12,4656 g/m2
0,04% hingga 0,08%. Ketebalan bioplastik pada perlakuan kontrol (PK) tanpa pemberian
mempengaruhi sifat mekanis (Layuk 2012; nanosilika. Sedangkan nilai terendah sebesar
Shankar et al. 2015; Espitia et al. 2013) dan 8,7403 g/m2 pada perlakuan PKNS4 dengan
permeabilitas bioplastik. Semakin tebal bioplastik konsentrasi nanosilika 8%.

J. Kimia Kemasan, Vol.42 No.2 Oktober 2020 : 37 – 45 40


Gambar 1.Komposit bioplastik pati kulit singkong dengan (a) 10%; (b). 2%; (c) 4%; (d) 6% dan (e) 8% nanosilika

Tabel 1. Karakteristik fisik komposit bioplastik


Kode Nanosilika Ketebalan Densitas WVTR
sampel (%) (mm) (g/cm3) (g/m2)
PK 0 0,1967d 0,9775a 12,4656a
PKNS1 2 0,2367c 0,9932a 11,5357a
PKNS2 4 0,2567b 0,9902a 10,5705a
PKNS3 6 0,2733b 0,9933a 9,1433a
PKNS4 8 0,3067a 0,9917a 8,7403a
Keterangan : PK = Pati Kulit; PKNS = Pati Kulit-Nanosilika;
Huruf a,b, c, d dan e menunjukkan berbeda nyata (α=5%) pada Uji Tukey

Sifat nanosilika yang cenderung hidrofobik elongasi adalah perpanjangan atau pertambahan
mampu menjadi barrier yang kuat untuk uap air. regangan optimum bioplastik ketika ditarik hingga
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian putus. Berdasarkan uji sidik ragam yang
Ristian (2015), Meindrawan et al. (2017), dan dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey, penambahan
Wardana (2016) bahwa film bionanokomposit konsentrasi nanosilika (0%, 2%, 4%, 6%, dan
yang berbahan nanopartikel mampu menurunkan 8%) mampu meningkatkan nilai kuat tarik secara
WVTR secara signifikan. Adanya bahan pengisi signifikan. Tetapi tidak berbeda nyata dengan
dalam skala nanometer pada matriks polimer elongasi (Tabel 2).
menyebabkan permeabilitas uap air menjadi Pada konsentrasi 0% nanosilika (PK)
semakin kecil. Hal ini juga didukung oleh dengan nilai kuat tarik sebesar 1,5766 MPa
Sorrentino et al. (2006) bahwa penurunan merupakan perlakuan kontrol tanpa penambahan
permeabilitas uap air pada nanokomposit film nanosilika. Setelah ditambah nanosilika sebesar
berbasis pati disebabkan karena sifat 2% (PKNS1) mengalami kenaikan kuat tarik
nanopartikel yang menyebabkan jalur berliku sebesar 2,4229 MPa hingga terus naik menjadi
sehingga menghalangi jalur difusi uap air. Torabi 3,4749 MPa pada konsentrasi nanosilika 4%
and Nafchi (2013) dan Nafchi et al. (2013) juga (PKNS2). Namun, pada konsentrasi 6% (PKNS3)
menambahkan bahwa nanopartikel yang mengisi terjadi penurunan nilai kuat tarik menjadi 1,6798
struktur makromolekul atau polimer dapat MPa dan sedikit naik kembali pada konsentrasi
mengurangi permeabilitas uap air. nanosilika 8% (PKNS4) sebesar 2,2327 MPa.
Menurut Orellana et al. (2014)
Karakteristik Mekanis penambahan silika akan mempengaruhi sifat
Uji karakteristik mekanis dilakukan dengan mekanis dari material komposit. Perilaku mekanis
mengukur nilai kuat tarik (tegangan) komposit material komposit terhadap kuat tarik tergantung
bioplastik dan nilai elongasi (regangan). Kuat pada variasi silika yang ditambahkan. Diharjo et
tarik merupakan gaya optimum yang dapat al. (2014) membenarkan bahwa material
ditahan bioplastik hingga putus. Sedangkan nanokomposit memainkan peranan penting pada

Sintesa Komposit Bioplastik Pati Kulit …… Endang Warsiki et al. 41


peningkatan dan pembatasan sifat material. Pemilihan Komposit Bioplastik dan Analisis
Partikel-partikel yang berukuran nano tersebut Terbaik
memiliki luas permukaan interaksi yang tinggi. Pemilihan komposit terbaik bioplastik
Semakin banyak partikel yang berinteraksi, berdasarkan kepada sifat karakteristik fisis dan
semakin kuat pula material. Inilah yang membuat mekanis. Perlakuan yang dipilih yaitu PKNS2
ikatan antar partikel semakin kuat sehingga sifat dengan perlakuan nanosilika 4%. Alasan
mekanik material bertambah. Namun, perlakuan PKNS2 dijadikan perlakuan terbaik
penambahan partikel-partikel nano tidak berdasarkan nilai kuat tarik tertinggi dan nilai
selamanya akan meningkatkan sifat mekanisnya. elongasi yang kecil. Serta didasarkan kepada
Ada batas tertentu dimana saat dilakukan penelitian yang menyebutkan konsentrasi terbaik
penambahan, kekuatan material justru semakin nanosilika pada pembuatan komposit berkisar
berkurang. Namun pada umumnya, material dibawah 5% (0% hingga 4%). Selanjutnya
nanokomposit menunjukkan perbedaan sifat perlakuan 4% nanosilika dilakukan analisis SEM
mekanis. Selain itu, peningkatan kandungan dan XRD.
bahan pengisi menyebabkan terbentuknya Bentuk morfologi permukaan komposit
aglomerat yang besar pada partikel pengisi. bioplastik dilihat dari atas dengan perbesaran
Ketika tingkat aglomerasi meningkat, maka 1000x (Gambar 2). Permukaan bioplastik terlihat
interaksi antara pengisi dan matriks menjadi kasar meski sudah terjadi inkorporasi antara
lemah (Turmanova et al.2012). komponen nanosilika, komponen pati, dan
Penelitian yang dilakukan Akli, Khoiruddin, gliserol. Hal ini menandakan masih terjadi
and Wenten (2016) menyatakan penambahan aglomerasi pada nanosilika sehingga permukaan
konsentrasi nanosilika yang optimum pada komposit bioplastik cenderung kurang homogen.
pembuatan membran yaitu sebesar 1%. Menurut Diharjo et al. (2014), permukaan yang
Sementara Ma et al. (2009), mencoba memberi lebih kasar dari komposit nanosilika disebabkan
penambahan konsentrasi nanopartikel 0% oleh tidak sempurnanya kontak permukaan
sampai dengan 4% pada pati kacang polong antara matriks dan filler.
dapat meningkatkan kuat tarik dari 3,94 MPa Uji X-Ray Diffraction (XRD) dilakukan
hingga 10,80 MPa dan menurunkan nilai untuk mengetahui struktur bahan yang menyusun
elongasinya dari 42,2% hingga 20,4%. Namun komposit bioplastik. Data berupa nilai kristalinitas
Udjiana et al. (2019) memperlihatkan dan amorf yang menyusun bioplastik.
penambahan konsentrasi nanopartikel 6% dapat Berdasarkan analisis yang dilakukan, tingkat
menurunkan kuat tarik dan meningkatkan kristalinitas komposit bioplastik yaitu 33,4%
elongasi. Penelitian nanopartikel yang sudah sedangkan struktur amorf sebesar 66,6%.
dilaksanakan oleh peneliti terdahulu Gambar 3 mengindikasikan bahwa makin lebar
menunjukkan hal yang serupa dengan penelitian puncak difraksi sinar X maka semakin kecil
komposit bioplastik berbahan nanosilika dan pati ukuran kristalinitasnya. Grafik XRD pada
kulit singkong ini. Rentang nilai konsentrasi komposit bioplastik membuktikan bahwa
nanopartikel yang mampu meningkatkan komposit merupakan gabungan antara dua fasa
karakteristik mekanis yaitu sebesar 1% sampai atau lebih yang tidak saling melarutkan dan terdiri
dengan 4% nanosilika. dari filler dan matrik (Nikmatin et al. 2010).

Tabel 2 Karakteristik mekanis komposit bioplastik

Kode Sampel Nanosilika Kuat Tarik Elongasi


(%) (MPa) (%)
c
PK 0 1,5766 35,1065a
b
PKNS1 2 2,4229 54,0135a
a
PKNS2 4 3,4749 33,7074aa
bc
PKNS3 6 1,6798 40,8015a
bc
PKNS4 8 2,2327 50,7913a
Keterangan : PK = Pati Kulit; PKNS = Pati Kulit-Nanosilika
Huruf a,b, c, d dan e menunjukkan berbeda nyata (α= 5%) pada Uji Tukey

J. Kimia Kemasan, Vol.42 No.2 Oktober 2020 : 37 – 45 42


Gambar 2. Morfologi permukaan komposit biolastik pati kulit singkong dengan 4%(b/b) nanosilika (PKNS2)

Gambar 3. XRD bioplastik komposit pati kulit singkong dengan 4% (b/b) nanosilika (PKNS2)

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Penambahan nanosilika sekam padi pada
komposit bioplastik pati kulit singkong mampu Abiodun, Y. O., and A. A. Jimoh. 2018.
meningkatkan ketebalan sebesar dan kuat tarik “Microstructural Characterisation, Physical
secara signifikan sebesar masing-masing 20% and Chemical Properties of Rice Husk Ash
hingga 55% dan 6% sampai 100%. Sedangkan as Viable Pozzolan in Building Material: A
peningkatan nilai densitas, elongsi, dan laju Case Study of Some Nigerian Grown Rice
transmisi uap air hanya terlihat sedikit mengalami Varieties.” Nigerian Journal of Technology
peningkatan. Nanosilika yang dikembangkan 37 (1): 71.
pada penelitian ini memiliki jumlah batasan https://doi.org/10.4314/njt.v37i1.10.
konsentrasi yang digunakan dan perlakuan Akli, K., Khoiruddin, and I. G. Wenten. 2016.
terbaik diperoleh pada bioplastik komposit “Preparation and Characterization of
dengan 4% nanosilika. Kelemahan teknik Heterogeneous PVC-Silica Proton
pencampuran dan pembuatan bioplastik ini Exchange Membrane.” Journal of
adalah beraglomerasi (menggumpal) dan tidak Membrane Science and Research 2 (3):
homogen. Aglomerasi ini berdampak pada 141–46.
bentuk morfologi yang kasar sehingga https://doi.org/10.22079/jmsr.2016.20312.
berpengaruh pada tekstur fisik bioplastik ketika Alghdeir, Malek, Khaled Mayya, and Mohamed
akan diaplikasikan pada produk riil. Tingkat Dib. 2019. “Characterization of
kristalinitas plastik komposisi terbaik (4% Nanosilica/Low-Density Polyethylene
nanosilika) adalah 33,4%. Nanocomposite Materials.” Journal of

Sintesa Komposit Bioplastik Pati Kulit …… Endang Warsiki et al. 43


Nanomaterials 2019: 1–9. Majalah Pusdiklat Migas 3 (1): 6–14.
https://doi.org/10.1155/2019/4184351. Layuk, P. 2012. “KARAKTERISASI KOMPOSIT
Amin, Md. R, M.A Chowdhury, and Md. A Kowser. FILM EDIBLE PEKTIN DAGING BUAH
2019. “Characterization and Performance PALA (Myristica Fragrans Houtt) DAN
Analysis of Composite Bioplastics TAPIOKA [Characterization of Edible Film
Synthesized Using Titanium Dioxide Composite Made of Pectin from Nutmeg
Nanoparticles with Corn Starch.” Heliyon 5 Mesocarp and Tapioca].” Jurnal Teknologi
(8): e02009. Dan Industri Pangan 13 (2): 178.
https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2019.e020 Lima, R.A., R.R. Oliveira, C.H. Wataya, and
09. E.A.B. Moura. 2015. “Biodegradable
ASTM (American Society for Testing and Starch/Copolyesters Film Reinforced with
Materials). 1995. “Standard Test Methods Silica Nanoparticles: Preparation and
for Density and Specific Gravity ( Relative Characterization.” TMS Annual Meeting
Density ) of Plastics” 14: 1–6. 2015-Janua (January): 687–93.
Azmi, M. A., N. A.A. Ismail, M. Rizamarhaiza, A. https://doi.org/10.1002/9781119093404.ch
A.K.W.M. Hasif, and H. Taib. 2016. 87.
“Characterisation of Silica Derived from Ma, X, P Chang, J Yang, and J Yu. 2009.
Rice Husk (Muar, Johor, Malaysia) “Preparation and Properties of Glycerol
Decomposition at Different Temperatures.” Plasticized-Pea Starch/Zinc Oxide-Starch
AIP Conference Proceedings 1756. Bionanocomposites.” Carbohydrate
https://doi.org/10.1063/1.4958748. Polymers. 75 (3): 472—478.
Basha, R. K, K Konno, H Kani, and T Kimura. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2008.08.0
2011. “Water Vapor Transmission Rate of 07.
Biomass Based Film Materials.” Maran, J Prakash, V Sivakumar, R Sridhar, and K
Engineering in Agriculture, Environment Thirugnanasambandham. 2013.
and Food 4 (2): 37–42. “Development of Model for Barrier and
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/S188 Optical Properties of Tapioca Starch Based
1-8366(11)80018-2. Edible Films.” Carbohydrate Polymers 92
Diharjo, K, I Elharomy, and A Purwanto. 2014. (2): 1335–47.
“Pengaruh Fraksi Volume Filler Terhadap https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2012.09.0
Kekuatan Bending Dan Ketangguhan Impak 69.
Komposit Nanosilika – Phenolic.” Jurnal Marlina, L, I Sriyanti, F Iskandar, and K
Rekayasa Mesin Universitas Brawijaya 5 Khairurijal. 2012. “Pengaruh Komposisi
(1). Sekam Padi Dan Nano Silika Terhadap
Espitia, P.J.P, F. S. N. De Fátima, RF. Teófilo, J.S Kuat Tekan Material Nanokomposit.” Jurnal
Dos Reis Coimbra, D.M. Vitor, R.A Batista, Penelitian Sains 15 (3).
S.O Ferreira, N.J De Andrade, and E.A.A Meindrawan, Bayu, Nugraha Edhi Suyatma, Tien
Medeiros. 2013. “Physical-Mechanical and Ruspriatin Muchtadi, and Evi Savitri Iriani.
Antimicrobial Properties of Nanocomposite 2017. “Aplikasi Pelapis Bionanokomposit
Films with Pediocin and ZnO Berbasis Karagenan Untuk
Nanoparticles.” Carbohydrate Polymers 94 Mempertahankan Mutu Buah Mangga
(1): 199–208. Utuh.” Jurnal Keteknikan Pertanian 5 (1).
https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2013.01.0 Nafchi, A. M, R Nassiri, S Sheibani, F Ariffin, and
03. A. A. Karim. 2013. “Preparation and
Foletto, E. L, E Gratieri, L. H de Oliveira, and S. L Characterization of Bionanocomposite
Jahn. 2006. “Conversion of Rice Hull Ash Films Filled with Nanorod-Rich Zinc Oxide.”
into Soluble Sodium Silicate.” Materials Carbohydrate Polymers 96 (1): 233–39.
Research 9 (3): 335–38. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2013.03.0
https://doi.org/10.1590/S1516- 55.
14392006000300014. Nasution, R. S. 2015. “Berbagai Cara
Fu, S.Y, X.Q Feng, B Lauke, and Y.W Mai. 2008. Penanggulangan Limbah Plastik.” Journal
“Effects of Particle Size, Particle/Matrix of Islamic Science and Technology 1 (1):
Interface Adhesion and Particle Loading on 97–104.
Mechanical Properties of Particulate– Nikmatin, S, S Purwanto, A Maddu, and T
Polymer Composites.” Composites Part B: Mandang. 2010. “Sebagai Filler
Engineering 39 (6): 933–61. Bionanokomposit Dengan Difraksi Sinar-X.”
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.com Jurnal SainsMateri Indonesia Indonesian
positesb.2008.01.002. Journal OfMaterials Science, 97–102.
Karuniastuti, N. 2013. “Bahaya Plastik Terhadap Noviyanti. 2014. “Bioplastik Komposit Pati
Kesehatan Dan Lingkungan.” Swara Patra: Tapioka Dan Lilin Lebah Dengan Tambahan

J. Kimia Kemasan, Vol.42 No.2 Oktober 2020 : 37 – 45 44


Natrium Alginat Sebagai Pengemulsi.” Dari Petrokimia Dengan Bahan Dasar
Nurseha, D. 2012. “Pengaruh Penambahan Minyak Dan Gas Bumi Memanfaat Dan
Plasticizer Sorbitol Untuk Pembuatan Bahayanya Bagi Kesehatan Dan
Bioplastik Dari Pati Kulit Singkong,” no. Lingkungan.” Forum Teknologi 06 (2): 90–
07630005. 101.
Orellana, F., J. Lisperguer, and C. Nuñez. 2014. Supraptiningsih, S, and S. B. P Lestari. 2005.
“Synthesis and Characterization of “Pengaruh Rss/Sbr Dan Filler CaCO3
Polypropylene-Silica, Alumina and Titania Terhadap Sifat Fisis Kompon Karpet Karet.”
Nanoparticles, Prepared by Melting.” Majalah Kulit, Karet, Dan Plastik.
Journal of the Chilean Chemical Society 59 https://doi.org/10.20543/mkkp.v21i1.316.
(1): 2389–93. Torabi, Z., and A. Mohammadi Nafchi. 2013. “The
https://doi.org/10.4067/S0717- Effects of SiO2 Nanoparticles on
97072014000100030. Mechanical and Physicochemical
Ristian, I. 2015. “Bahan Pengemas Antimikroba Properties of Potato Starch Films.” The
Berbasis Nanokomposit Film Pati Tapioka, Journal of Chemical Health Risks 3 (1): 33–
Montmorilonit, Dan Nanopartikel Perak Ina 42.
Ristian.” Disertasi. Turmanova, S, S Genieva, and L Vlaev. 2012.
Setiawan, W. K. 2015. “Preparasi Nanosilika Dari “Obtaining Some Polymer Composites
Abu Ketel Dengan Metode Kopresipitasi Filled with Rice Husks Ash-A Review.”
Sebagai Aditif Membran Elektrolit Berbasis International Journal of Chemistry 4 (4).
Kitosan,” 1–53. https://doi.org/10.5539/ijc.v4n4p62.
Shankar, S, X Teng, G Li, and J.W Rhim. 2015. Udjiana, S, S, S Hadiantoro, M Syarwani, and H
“Preparation, Characterization, and Suharti, P. 2019. “Pembuatan Dan
Antimicrobial Activity of Gelatin/ZnO Karakterisasi Plastik Biodegradable Dari
Nanocomposite Films.” Food Hydrocolloids Umbi Talas ( Xanthosoma Sagittifolium )
45: 264–71. Dengan Penambahan Filler Kitosan Dan
https://doi.org/10.1016/j.foodhyd.2014.12.0 Kalsium Silikat” 3 (9): 10–19.
01. Wardana, A.A. 2016. “Pembuatan Pelapis
Sorrentino, A., M. Tortora, and V. Vittoria. 2006. Bionanokomposit Tapioka, Nanopartikel
“Diffusion Behavior in Polymer-Clay ZnO Dan Asam Stearat Serta Aplikasinya
Nanocomposites.” Journal of Polymer Pada Mangga Terolah Minimal,” 1–51.
Science, Part B: Polymer Physics 44 (2): Warsiki, E, J Sianturi, and C Sunarti. 2011a.
265–74. https://doi.org/10.1002/polb.20684. “Physical-Mechanical Properties And
Suka, I.G, W Simanjuntak, S Sembiring, and E Permeability Evaluation Of Chitosan Film”
Trisnawati. 2008. “Karakteristik Silika 21 (3): 139–45.
Sekam Padi Dari Provinsi Lampung Yang Warsiki, E, J Sianturi, and T.C Sunarti. 2011b.
Diperoleh Dengan Metode Ekstraksi.” Mipa “Physical-Mechanical Properties and
37 (1): 47–52. Permeability Evaluation of Chitosan Film.”
Sulistyono. 2016. “Penggunaan Produk Plastik Journal of Agroindustrial Technology 21 (3).

Sintesa Komposit Bioplastik Pati Kulit …… Endang Warsiki et al. 45

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai