net/publication/346457250
CITATIONS READS
0 604
3 authors:
Hoerudin Hoerudin
Indonesian Agency for Agricultural Research and Development
25 PUBLICATIONS 42 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Endang Warsiki on 21 April 2021.
E-mail: endangwarsiki@apps.ipb.ac.id
ABSTRAK
Kata kunci : Komposit bioplastik, Nanosilika, Pati kulit singkong, Sekam padi
ABSTRACT
Key words : Composite bioplastic, Nanosilica, Cassava skin starch, Rise husk
Metode W
WVTR = (2)
A×t
Pembuatan komposit bioplastik didasarkan
pada formulasi Torabi and Nafchi (2013) yang
Keterangan :
dimodifikasi. Proses pembuatannya
WVTR = Water Vapour Transmition Rate (g/m2)
menggunakan nanosilika (ukuran rata-rata
W = perubahan berat (g)
partikel 400 nm hingga 450 nm) sebanyak 0%,
A = Luas area bioplastik (m2)
2%, 4%, 6%, dan 8% (b/b) pati kulit singkong
t = waktu (24 jam)
didespersikan dalam 100 ml akuades selama 180
menit. Setelah itu, ditambahkan sedikit demi
Uji Kuat Tarik (ASTM (American Society for
sedikit pati kulit singkong sejumlah yang
Testing and Materials) 1995)
diperlukan sesuai dengan konsentrasi perlakuan,
Pada uji kuat tarik digunakan alat Universal
sambil dipanaskan diatas hot plate dengan suhu
Testing Machine (UTM). Film yang telah
90 oC dan kecepatan pengadukan 436 rpm
dikeringkan dipotong dengan ukuran panjang 100
menggunakan magnetic stirrer selama 10 menit.
mm dan lebar 25 mm. Kedua ujung sampel film
Kemudian ditambahkan sejumlah tertentu gliserol
dijepit pada mesin penguji. Tombol start ditekan
(30% volume gliserol/berat pati kulit singkong).
dan alat akan menarik sampel sampai putus.
Larutan diaduk kembali selama 10 menit dengan
Pengukuran elongasi dilakukan dengan cara
kecepatan 436 rpm pada suhu 90 oC hingga
yang sama dengan pengujian kekuatan tarik.
larutan terlihat homogen. Larutan diangkat dan
Perhitungan persamaan sebagai berikut :
diamkan selama 10 menit agar terbebas dari
gelembung udara. Lalu dicetak diatas cetakan 𝐹𝑚𝑎𝑥
petridish berdiameter 100 mm. Lembaran 𝜏= (3)
𝐴
bioplastik pada cetakan dikeringkan pada suhu
60 oC selama 20 jam sebelum dilepaskan dari Keterangan :
cetakan. Setelah komposit bioplastik diperoleh τ = kekuatan tarik (MPa)
maka dilakukan serangkaian uji. Fmax = tegangan maksimum (N)
A = luas penampang melintang (mm2)
Uji Ketebalan (Maran et al. 2013)
Ketebalan film bioplastik diukur dengan ∆𝐿
micrometer scrup yang memiliki ketelitian sampai %𝐸 = × 100% (4)
𝐿0
0.01 mm. Pengukuran dilakukan pada lima
tempat yang berbeda dan rata-rata pengukuran Keterangan:
dihitung sebagai ketebalan bioplastik. %E = Perpanjangan (%)
ΔL = Pertambahan panjang spesimen (mm)
Uji Densitas (ASTM (American Society for L0 = Panjang spesimen awal (mm)
Testing and Materials) 1995)
Penentuan densitas (bobot jenis) dapat Uji SEM
dilakukan dengan cara menghitung massa dan Uji SEM dilakukan untuk mengetahui
volume sampel. Persamaan sebagai berikut : morfologi serta ukuran serat dari sampel. Sampel
yang diuji merupakan sampel yang memberikan
𝑚
𝜌= (1) karakteristik terbaik hasil perlakuan penambahan
𝑣
nanosilika. Sebelum diuji, sampel terlebih dahulu
Keterangan : dilapis dengan emas selanjutnya diletakkan pada
ρ = densitas (g/cm3) plat alumunium 4 sisi. SEM diatur pada tegangan
m = massa bahan (g) 20 kV dengan perbesaran 2500 kali.
v = volume bahan (cm3)
Uji XRD
Uji Laju Transmisi Uap Air (Basha et al. 2011) Kristalinitas bioplastik diuji dengan
Bioplastik dikondisikan dalam ruangan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) Bruker
dengan kelembaban (RH) 75% selama 24 jam. D8. Sampel dipotong dengan diameter 3 cm dan
Bahan penyerap uap air sebanyak ± 8 g diuji menggunakan radiasi Kα Cu (λ= 1,54060).
ditempatkan dalam cawan dan ditutup dengan Sampel di bawah kondisi operasional pada 40 kV
Sifat nanosilika yang cenderung hidrofobik elongasi adalah perpanjangan atau pertambahan
mampu menjadi barrier yang kuat untuk uap air. regangan optimum bioplastik ketika ditarik hingga
Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian putus. Berdasarkan uji sidik ragam yang
Ristian (2015), Meindrawan et al. (2017), dan dilanjutkan dengan uji lanjut Tukey, penambahan
Wardana (2016) bahwa film bionanokomposit konsentrasi nanosilika (0%, 2%, 4%, 6%, dan
yang berbahan nanopartikel mampu menurunkan 8%) mampu meningkatkan nilai kuat tarik secara
WVTR secara signifikan. Adanya bahan pengisi signifikan. Tetapi tidak berbeda nyata dengan
dalam skala nanometer pada matriks polimer elongasi (Tabel 2).
menyebabkan permeabilitas uap air menjadi Pada konsentrasi 0% nanosilika (PK)
semakin kecil. Hal ini juga didukung oleh dengan nilai kuat tarik sebesar 1,5766 MPa
Sorrentino et al. (2006) bahwa penurunan merupakan perlakuan kontrol tanpa penambahan
permeabilitas uap air pada nanokomposit film nanosilika. Setelah ditambah nanosilika sebesar
berbasis pati disebabkan karena sifat 2% (PKNS1) mengalami kenaikan kuat tarik
nanopartikel yang menyebabkan jalur berliku sebesar 2,4229 MPa hingga terus naik menjadi
sehingga menghalangi jalur difusi uap air. Torabi 3,4749 MPa pada konsentrasi nanosilika 4%
and Nafchi (2013) dan Nafchi et al. (2013) juga (PKNS2). Namun, pada konsentrasi 6% (PKNS3)
menambahkan bahwa nanopartikel yang mengisi terjadi penurunan nilai kuat tarik menjadi 1,6798
struktur makromolekul atau polimer dapat MPa dan sedikit naik kembali pada konsentrasi
mengurangi permeabilitas uap air. nanosilika 8% (PKNS4) sebesar 2,2327 MPa.
Menurut Orellana et al. (2014)
Karakteristik Mekanis penambahan silika akan mempengaruhi sifat
Uji karakteristik mekanis dilakukan dengan mekanis dari material komposit. Perilaku mekanis
mengukur nilai kuat tarik (tegangan) komposit material komposit terhadap kuat tarik tergantung
bioplastik dan nilai elongasi (regangan). Kuat pada variasi silika yang ditambahkan. Diharjo et
tarik merupakan gaya optimum yang dapat al. (2014) membenarkan bahwa material
ditahan bioplastik hingga putus. Sedangkan nanokomposit memainkan peranan penting pada
Gambar 3. XRD bioplastik komposit pati kulit singkong dengan 4% (b/b) nanosilika (PKNS2)
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Penambahan nanosilika sekam padi pada
komposit bioplastik pati kulit singkong mampu Abiodun, Y. O., and A. A. Jimoh. 2018.
meningkatkan ketebalan sebesar dan kuat tarik “Microstructural Characterisation, Physical
secara signifikan sebesar masing-masing 20% and Chemical Properties of Rice Husk Ash
hingga 55% dan 6% sampai 100%. Sedangkan as Viable Pozzolan in Building Material: A
peningkatan nilai densitas, elongsi, dan laju Case Study of Some Nigerian Grown Rice
transmisi uap air hanya terlihat sedikit mengalami Varieties.” Nigerian Journal of Technology
peningkatan. Nanosilika yang dikembangkan 37 (1): 71.
pada penelitian ini memiliki jumlah batasan https://doi.org/10.4314/njt.v37i1.10.
konsentrasi yang digunakan dan perlakuan Akli, K., Khoiruddin, and I. G. Wenten. 2016.
terbaik diperoleh pada bioplastik komposit “Preparation and Characterization of
dengan 4% nanosilika. Kelemahan teknik Heterogeneous PVC-Silica Proton
pencampuran dan pembuatan bioplastik ini Exchange Membrane.” Journal of
adalah beraglomerasi (menggumpal) dan tidak Membrane Science and Research 2 (3):
homogen. Aglomerasi ini berdampak pada 141–46.
bentuk morfologi yang kasar sehingga https://doi.org/10.22079/jmsr.2016.20312.
berpengaruh pada tekstur fisik bioplastik ketika Alghdeir, Malek, Khaled Mayya, and Mohamed
akan diaplikasikan pada produk riil. Tingkat Dib. 2019. “Characterization of
kristalinitas plastik komposisi terbaik (4% Nanosilica/Low-Density Polyethylene
nanosilika) adalah 33,4%. Nanocomposite Materials.” Journal of