BIDANG KEGIATAN
PKM RISET EKSAKTA
Diusulkan oleh:
Thofanda Muharam 201424026 2020
Desti Fitriani 211411039 2021
Devia Fataya Miftahul Jannah 211431010 2021
Muhammad Zidan Al Ghifari 191411086 2019
2
RINGKASAN
3
DAFTAR ISI
4
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan plastik konvensional yang semakin meningkat merupakan
salah satu hal yang menjadi perhatian dunia. Hal tersebut disebabkan oleh
karakteristik dari plastik konvensional yang sulit untuk diuraikan sehingga
penumpukan sampah plastik dapat menimbulkan berbagai permasalahan di
lingkungan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan data Asosiasi Industri
Plastik Indonesia (Inaplas), Indonesia tercatat dapat menghasilkan 64 Juta ton
sampah per tahun. Dari jumlah besaran tersebut, 5 persen atau sekitar 3,2 juta ton
di antaranya adalah sampah plastik konvensional.
Selain itu, plastik konvensional juga diproduksi dari minyak bumi yang
merupakan bahan tidak terbarukan. Sebanyak 4% minyak bumi yang dihasilkan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik (British Plastic Federation 2019).
Kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap plastik akan terus meningkat
sehingga pada tahun 2050 diperkirakan konsumsi minyak bumi untuk bahan baku
produksi plastik akan meningkat menjadi 20% (Lebreton & Andrady, 2019).
Produksi plastik berbahan dasar minyak bumi dapat berhenti di masa depan jika
cadangan minyak bumi habis.
Salah satu cara mengatasi kedua masalah tersebut yaitu dengan mengganti
plastik berbahan dasar minyak bumi dengan bahan lain yang memiliki karakteristik
serupa tetapi terbuat dari bahan yang terbarukan dan memiliki sifat biodegradable
sehingga dapat terurai secara alami dengan waktu yang relatif lebih cepat. Alternatif
yang bisa dijadikan solusi dan memenuhi kriteria tersebut adalah bioplastik.
Berdasarkan data terbaru dari Inaplas, tercatat kebutuhan plastik nasional
pada 2016 sebanyak 5,2 juta ton. Sementara itu, kapasitas produksi komoditas
biodegradable baru menyumbang di bawah 1% permintaan plastik nasional
(Jayabuana, 2017). Porsi bioplastik tersebut masih sangat kecil, sehingga
diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai bioplastik. Salah satu jenis
bioplastik yang paling potensial adalah bioplastik berbasis pati. Pati merupakan
bahan yang murah, melimpah, terbarukan dan biodegradable yang dapat kita
temukan pada salah satu hasil pertanian utama Indonesia yaitu singkong.
Meskipun bioplastik berbasis pati sangat potensial untuk dikembangkan,
bioplastik jenis ini memiliki kelemahan seperti rendahnya karakteristik mekanik
dibandingkan dengan plastik konvensional, tetapi masalah tersebut bisa diatasi
dengan melakukan penambahan filler, plasticizer, serta bahan aditif lainnya untuk
memperbaiki karakteristik dari bioplastik seperti biodegradabilitas, kekuatan tarik,
elongasi, dan daya serap air. Filler, plasticizer, dan aditif yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah ZnO, gliserol, dan polyvinyl alcohol (PVOH).
Penelitian yang dilakukan akan berfokus pada mempelajari karakteristik bioplastik
dengan jenis dan konsentrasi PVOH yang bervariasi. Penambahan PVOH dapat
meningkatkan karakteristik mekanik bioplastik yaitu menurunkan kerapuhan dan
daya serap air. Selain itu pati dan PVOH memiliki kompatibilitas yang baik
5
(Judawisastra et al. 2017). Bioplastik yang dihasilkan nantinya akan dibandingkan
dengan plastik jenis LDPE yang merupakan jenis plastik yang pengaplikasiannya
sudah sangat luas di masyarakat. Berdasarkan standar ASTM D638, plastik LDPE
memiliki kekuatan tarik sebesar 4,1-16 MPa dan elongasi sebesar 90-800%. Tujuan
dari penelitian ini adalah dihasilkannya bioplastik yang memiliki nilai kekuatan
tarik dan elongasi yang mendekati plastik jenis LDPE sehingga bisa menjadi
alternatif plastik konvensional yang layak untuk dikembangkan.
1.2 Tujuan
1. Menentukan yield pati yang diperoleh dari 100 gram singkong
2. Mempelajari karakteristik bioplastik dengan penambahan filler ZnO dan
variasi konsentrasi Polyvinyil Alcohol
3. Mengetahui nilai biodegradabilitas dan daya serap air berdasarkan analisa
kemajuan
4. Mengetahui kualitas terbaik bioplastik dari uji kekuatan tarik dan elongasi
6
tersebut tinggi. Sifat hidrofilik tersebut menyebabkan terjadinya pemotongan 4
rantai polimer menjadi lebih pendek dengan dioksidasi sehingga dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.
2.2 Singkong
Singkong (Manihot esculenta) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian
yang menyimpan cadangan makanan berbentuk pati dalam umbinya. Pati
merupakan polimer monosakarida biodegradable hasil produksi tumbuhan
berpembuluh sebagai cadangan makanan yang tersusun atas dua komponen utama
yaitu amilum dan amilopektin. Pati perlu digelatinisasi untuk bisa dijadikan sebagai
bioplastik. Pati tergelatinisasi akan berperan sebagai matriks dari komposit
bioplastik yang akan dibuat dalam penelitian ini.
2.3 Plasticizer
Plasticizer merupakan bahan yang berperan dalam proses gelatinisasi pati.
Penambahan plasticizer dalam suatu material dapat meningkatkan elastisitas,
fleksibilitas, serta kekuatan material sehingga tidak kaku dan tidak rapuh (Callister
Jr. and Rethwisch 2014). Sifat-sifat yang buruk pada bioplastik berbasis pati seperti
rapuh, mudah sobek, serta permeabilitas uap dan gas yang tinggi dapat diperbaiki
dengan penambahan plasticizer.
Salah satu bahan yang biasa digunakan sebagai plasticizer dalam
pembuatan bioplastik adalah gliserol. Gliserol (C3H8O3) merupakan senyawa polar
yang netral, tidak berwarna dan berwujud cairan kental (viscous). Penambahan
gliserol pada campuran bioplastik dapat menurunkan kekuatan intermolekuler dan
meningkatkan fleksibilitas serta ekstenbilitas film sehingga menghasilkan
bioplastik dengan kualitas mekanik yang baik (Tavares et al, 2019).
2.4 Filler
Filler merupakan material yang ditambahkan kedalam suatu bahan untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan stabilitas bahan (Callister Jr. and
Rethwisch 2014). Salah satu jenis filler yang dapat digunakan dalam bioplastik
adalah ZnO.
ZnO (zink oksida) atau seng oksida merupakan senyawa anorganik
berwujud serbuk putih yang bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Dalam
pembuatan bioplastik, ZnO sering ditambahkan sebagai filler (zat pengisi) pada
bahan campuran berbasis pati karena dapat memperbaiki sifat mekanik bioplastik.
Penambahan filler jenis ZnO berfungsi untuk menguatkan dan mengeraskan
material penyusun bioplastik berdasarkan prinsip adhesi, yaitu gaya tarik-menarik
antara molekul-molekul dari jenis bahan yang berbeda. ZnO memiliki karakteristik
mekanik dan sifat barrier yang baik serta memiliki sifat antibakterial (A. H. D.
Abdullah, 2020 : 1259–1267). Penambahan ZnO dapat meningkatkan kuat tarik
sehingga bioplastik sehingga kekuatan tariknya relatif lebih baik dibandingkan
bioplastik tanpa ZnO (Sinambela & Maulida, 2018).
7
2.5 Polyvinyl Alcohol
Polyvinyl alkohol merupakan polimer sintetik semikristalin yang dapat larut
dalam air, sedikit larut dalam etanol, dan tidak larut dalam pelarut organik lainnya
(Marin et al. 2014). Hal yang menyebabkan PVOH banyak digunakan sebagai
bahan kemasan alternatif yang menjanjikan karena sifatnya yang sangat baik dalam
pembentukan kemasan, tahan terhadap minyak dan lemak, memiliki kekuatan tarik,
dan fleksibilitas tinggi (Maryam et al. 2019). PVOH diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu fully hydrolyzed dan partially hydrolyzed. PVOH BP-05, BP-17, dan
BP-24 termasuk jenis partially hydrolyzed (87-89%) yang memiliki gugus asetat
residu sehingga mengurangi tingkat kristalinitas, menurunkan titik leleh,
memberikan kelarutan air yang lebih besar, meningkatkan fleksibilitas, dan
meningkatkan kemampuan untuk melekat pada permukaan hidrofobik.
8
3.4.2 Pembuatan Pati dari Singkong
Bahan baku penelitian ini adalah pati singkong yang direaksikan dengan
penambahan filler ZnO, gliserol, dan Polyvinyl Alcohol untuk mendapatkan plastik
yang biodegradable dan ramah lingkungan. Setelah pati singkong didapatkan dari
proses pengeringan, kemudian dilakukan perhitungan %yield.
3.4.3 Pembuatan Bioplastik
Penelitian kami dilakukan untuk menentukan karakteristik bioplastik
dengan penambahan variasi konsentrasi PVOH BP-05, BP-17, dan BP 24 dengan
konsentrasi 2%, 5%, dan 7% setiap variasi konsentrasi dan menentukan pengaruh
keberadaan filler ZnO. Karakteristik yang akan ditentukan di antaranya adalah daya
serap air, biodegradabilitas, kekuatan tarik, dan elongasi.
3.4.4 Uji Biodegradabilitas
Biodegradabiltas menunjukkan kemampuan bioplastik untuk bisa
terdegradasi (teroksidasi senyawa organik atau terurai) ketika terkena paparan
mikroorganisme. Pengujian biodegradabilitas dilakukan menggunakan Effective
Microorganism 4 (EM4) karena mengandung mikroorganisme hidup yang berguna
bagi proses penguraian dan persediaan unsur hara dalam tanah. Sampel berukuran
5 cm x 5 cm ditimbang berat awalnya kemudian direndam dalam 35 ml larutan EM4
selama 7 hari dan diamati perubahan berat setiap harinya. Berat akhir kemudian
ditimbang setelah perendaman selesai. Pengujian tersebut menghasilkan data
berupa berat awal dan berat akhir yang dapat diolah menjadi biodegradabilitas
bioplastik dengan persamaan berikut:
9
Percobaan ini dilakukan untuk membuat bioplastik berbahan dasar pati yang
berasal dari singkong. Berdasarkan hasil proses ekstraksi dari singkong dengan
metoda pelarutan dan pengeringan menggunakan oven, didapat enam kali run
dengan kondisi operasi yang sama dengan diperoleh jumlah pati yang beragam.
Hasil pati yang diperoleh dapat disajikan didalam gambar 4.1 kemudian didapatkan
perolehan yield (%b/b) pati.
30
25
Yield (%b/b)
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6
RUN
10
ada mikroorganisme jamur didalam bioplastik yang dihasilkan walaupun bioplastik
belum kering sepenuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya bintik hijau dalam
bioplastik.
Pada percobaan ketiga, digunakan disinfektan untuk membersihkan semua
alat dan cetakan yang digunakan. Hasil yang didapatkan adalah masih terdapat
mikroorganisme jamur dalam bioplastik tersebut (lampiran 3). Hal ini disebabkan
karena jumlah pati yang dituangkan banyak sehingga proses pengeringannya lebih
lama dan memberikan waktu untuk mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu, pada percobaan keempat penuangan bioplastik
dikurangi dari 100 gram menjadi 75 gram dan didapatkan bioplastik tanpa adanya
mikroorganisme seperti yang terlihat pada lampiran B.
Komposisi yang sudah didapatkan akan dilanjutkan proses pembuatannya
untuk membuat bioplastik dengan berbagai variasi konsentrasi dan jenis PVOH-
nya. Dari hasil yang dibuat didapatkan beberapa pengujian yaitu:
60
40
20
0
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi PVA (%)
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Konsentrasi PVA Terhadap Daya Serap Air
Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat bahwa daya serap air dari bioplastik
menurun seiring bertambahnya konsentrasi dan variasi PVOH yang semakin besar.
Karakteristik bioplastik pada jenis PVA BP-24 memiliki serapan air yang lebih
sedikit dibandingkan dengan BP-17 ataupun BP-05 karena Polyvinyl Alkohol
berfungsi sebagai pengikat antar molekul dan bersifat hidrofobik sehingga semakin
besar jenis PVA-nya, maka kekuatan daya serapnya semakin rendah.
2. Biodegradabilitas
Pengujian biodegradabilitas bioplastik menghasilkan data yang digambarkan
dalam grafik pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4
11
70
Uji Biodegradabilitas
60
50
Yield (%)
40
30
20
10
0
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi (%)
biodegradabilitas
2.0000
1.8000 0%
1.6000
Berat Bioplastik (gr)
BP-05 2%
1.4000
BP-05 5%
1.2000
1.0000 BP-05 7%
0.8000
BP-17 2%
0.6000
0.4000 BP-17 5%
0.2000 BP-17 7%
0.0000
BP-24 2%
0 10 20 30
Waktu (Jam) BP-24 5%
3. Elongasi
Elongasi menunjukkan persentasi pemanjangan bahan saat ditarik sebelum
akhirnya putus. Elongasi diujikan dengan alat Tensile Strength Meter – Autograph.
Hasil pengujian elongasi dituliskan dalam Gambar 4.5.
12
20.5
20
Elongasi
19.5
Elongasi (%)
19
18.5
18
17.5
17
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi (%)
40
30
20
10
0
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi PVA (%)
Gambar 4.6 Yield kekuatan tarik
Variasi konsentrasi dan jenis PVA pada bioplastik mengakibatkan kenaikan
kekuatan tarik bioplastik. Hal ini terjadi karena PVA merupakan protective colloid
yang dapat mencegah terjadinya penggumpalan material hidrofobik seperti ZnO
dan juga sebagai perekat dimana jenis PVA dinotasikan dengan BP. Jika angka BP
13
semakin tinggi menandakan panjang rantai karbonnya semakin banyak sehingga
berat molekul semakin besar, hal ini akan mempengaruhi viskositasnya karena
semakin panjang rantai karbon akan semakin kental cairan PVAnya sehingga
semakin tinggi jenis BPnya akan semakin kuat perekat yang digunakan. Hasil yang
diperoleh dari pengujian kekuatan tarik pada bioplastik jika dibandingkan dengan
plastik konvensional bahwa ASTM D638 pada LDPE sifat mekanik kantong plastik
pada kuat tarik pada 4,1-16 MPa sedangkan nilai bioplastik yang paling tertinggi
yaitu pada BP-24 7% memiliki hasil uji kuat tarik sebesar 62,84 Pa masih sangat
jauh jika dibandingkan dengan kuat tarik pada plastik konvensional.
Potensi Khusus
Bioplastik yang diperoleh memiliki karakteristik yang dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme sehingga bioplastik sangat berpotensi untuk terus dikembangkan
karena plastik yang ramah lingkungan dapat dipasarkan ketika bioplastik memiliki
karakteristik seperti plastik konvensional. Ada beberapa aspek yang dapat
diperhatikan ketika menggunakan bioplastik terdapat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Aspek plastik biodegradable pada lingkungan
Aspek Plastik konvensional Plastik biodegradable
Dibuat dari bahan yang
Sebagian besar dibuat dari bahan yang
Bahan baku dapat diperbaharui (bahan
tidak dapat diperbaharui (minyak bumi)
nabari)
Ekonomi Harga lebih murah Harga sedikit lebih mahal
Ramah lingkungan (dapat
Tidak ramah lingkungan (perlu ratusan terdegradasi oleh alam dalam
Lingkungan tahun untuk dapat terdegradasi oleh alam) waktu yang singkat (sekitar
menghasilkan emisi karbon yang tinggi 3-6 bulan) emisi karbon
yang lebih rendah
Dari beberapa pertimbangan aspek-aspek di atas terdapat kelebihan
sekaligus kekurangan dalam pembuatan bioplastik. Kekurangan tersebut dapat
dilihat dari aspek ekonomi. Pembuatan bioplastik memerlukan biaya yang relatif
lebih mahal daripada pembuatan plastik konvensional. Terlepas dari kekurangan
penggunaan bioplastik, terdapat lebih banyak kelebihan dilakukannya penggantian
plastik konvensional menjadi bioplastik. Jika dilihat dari aspek bahan baku dan
lingkungan, bioplastik akan lebih menguntungkan untuk kelestarian lingkungan
maupun ilmu pengetahuan. Bioplastik merupakan salah satu teknologi mutakhir
dalam membantu melestarikan lingkungan dari pemanasan global akibat
pembakaran sampah plastik. Oleh karena itu, bioplastik ini layak untuk terus
dikembangkan. Dan dari hasil penelitian ini, terdapat bioplastik yang
karakteristiknya dapat bersaing dengan plastic konvensional yaitu bioplastic
dengan PVOH BP-24 7%.
14
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pati yang diperoleh dalam setiap 100 gram singkong sebesar 23,28%
2. Karakteristik bioplastik dengan penambahan ZnO dan PVA akan
mempengaruhi dari kekuatan dari bioplastik dan elongasi
3. Nilai biodegradabilitasi tiap perbedaan jenis akan semakin menurun seiring
bertambahnya angka BP pada jenis PVA. Sedangkan nilai daya serap air
akan semakin menurun seiring meningkatnya konsentrasi dan jenis dari
PVA.
4. Kualitas terbaik yang diperoleh dari hasil pengujian yaitu pada PVA BP-24
7% karena memiliki bahan yang kuat dan tidak mudah sobek yang ditandai
oleh hasil pengujian kuat tarik dan elongasi, memiliki kemampuan dalam
menyerap air yang sedikit dan dapat diurai dalam waktu tertentu.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh saran dari penulis
untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.
1. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penghalusan bahan dengan alat
yang standar agar dihasilkan produk yang tehomogenisasi dengan lebih baik
2. Setiap alat harus dalam keadaan aseptis dengan menggunakan antiseptik
atau alkohol murni untuk menghindari terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme
DAFTAR PUSTAKA
A. H. D. Abdullah et al., “Harnessing the Excellent Mechanical, Barrier and
Antimicrobial Properties of Zinc Oxide (ZnO) to Improve the Performance of
Starch-based Bioplastic,” Polymer-Plastics Technology and Materials, vol.
59, no. 12, pp. 1259–1267, Aug. 2020, doi:
10.1080/25740881.2020.1738466.
British Plastic Federation. (2019). Oil Consumption.
https://www.bpf.co.uk/press/Oil_Consumption.
Farida Unggul Situmorang et al,2019. Pengaruh Konsentrasi Pati Ubi Talas
(Colocasia esculenta) dan Jenis Plasticizer terhadap Karakteristik Bioplastik
Hamzah Arifin Sinambela, & Maulida. (2018). PENGARUH KOMPOSISI
PENGISI SERTA TEKANAN HOT PRESS TERHADAP KEKUATAN
TARIK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGISI PARTIKEL ZINC OXIDE
(ZnO). Jurnal Teknik Kimia USU, 7(2), 40–44.
https://doi.org/10.32734/jtk.v7i2.1649
15
Jayabuana, N. N. (2017, May 8). Bioplastik Ditargetkan Tumbuh 5%.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20170508/257/651816/bioplastik-
ditargetkan-tumbuh-5
Judawisastra, H., Sitohang, R. D. R., Marta, L., & Mardiyati. (2017). Water
absorption and its effect on the tensile properties of tapioca starch/Polyvinyl
Alcohol bioplastics. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 223, 012066. https://doi.org/10.1088/1757-899X/223/1/012066
K. Majdzadeh-Ardakani and B. Nazari, “Improving the mechanical properties of
thermoplastic starch/poly(vinyl alcohol)/clay nanocomposites,” Composites
Science and Technology, vol. 70, no. 10, pp. 1557–1563, Sep. 2010, doi:
10.1016/j.compscitech.2010.05.022.
Lebreton, L., & Andrady, A. (2019). Future scenarios of global plastic waste
generation and disposal. Palgrave Communications, 5(1), 6.
https://doi.org/10.1057/s41599-018-0212-7
Maryam, M., Rahmad, D., & Yunizurwan, Y. (2019). Sintesis Mikro Selulosa
Bakteri Sebagai Penguat (Reinforcement) Pada Komposit Bioplastik Dengan
Matriks PVA (Poli Vinil Alcohol). Jurnal Kimia Dan Kemasan, 41(2), 110.
https://doi.org/10.24817/jkk.v41i2.4055
Melani, Ani., dkk. “Bioplastik Pati Umbi Talas Melalui Proses Melt Intercalation
(Kajian Pengaruh Jenis Filler, Konsentrasi Filler Dan Jenis Plasticiezer)”,
Distilasi, Vol. 2, No. 2, Hal. 53-67, Sept. 2017.
Retno Ariadi Lusiana et al.(2021). Karakterisasi Fisikokimia Bioplastik Berbahan
Dasar Kitosan Tertaut Silang Asam Suksinat/Pati/Polyvinyl Alcohol
Sihombing, P. Rony, dkk. “Pengaruh Konsentrasi Kaolin dan ZnO dengan
Penambahan PVOH Terhadap Karakteristik Bioplastik Berbasis Pati”,
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar, pp.
801-806, July. 2022.
Tavares, K. M., Campos, A. de, Mitsuyuki, M. C., Luchesi, B. R., & Marconcini,
J. M. (2019). Corn and cassava starch with carboxymethyl cellulose films and
its mechanical and hydrophobic properties. Carbohydrate Polymers, 223,
115055. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2019.115055
Temitope, D. F., & Stephen, E. C. (2018). Trends on Bio-Synthesis of Plastics. Adv
Biotech & Micro, 10, 1–8.
16
LAMPIRAN
17
Kegiatan Uji Sampel - - -
SUB TOTAL 40000
Lain-lain (maks 15%)
4 Uji kekuatan tarik dan
10 buah 125.000 1.250.000
elongasi
SUB TOTAL 1.250.000
GRAND TOTAL 4572580
GRAND TOTAL
(Terbilang: EMPAT JUTA LIMA RATUS TUJUH PULUH DUA RIBU LIMA
RATUS DELAPAN PULUH RUPIAH)
b. Pembuatan Bioplastik
18
Mencetak Pengeringan Hasil Akhir
bioplastik bioplastik
Adanya pati yang tidak larut Tumbuhnya bakteri dan jamur Hasil bioplastik yang
pada bioplastik berhasil
19
Bioplastik dengan PVOH BP-05 5% Bioplastik dengan PVOH BP-05 7%
20
Bioplastik dengan PVOH BP-17 7% Bioplastik dengan PVOH BP-24 2%
21