Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Karakterisasi Bioplastik Berbasis Pati Singkong dengan Filler ZnO


Menggunakan Variasi Jenis dan Konsentrasi Polyvinyl Alcohol

BIDANG KEGIATAN
PKM RISET EKSAKTA

Diusulkan oleh:
Thofanda Muharam 201424026 2020
Desti Fitriani 211411039 2021
Devia Fataya Miftahul Jannah 211431010 2021
Muhammad Zidan Al Ghifari 191411086 2019

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN PKM-RE

1. Judul Kegiatan : Karakterisasi Bioplastik Berbasis Pati


Singkong dengan Filler ZnO
Menggunakan Variasi Jenis dan
Konsentrasi Polyvinyl Alcohol
2. Bidang Kegiatan : PKM – RE
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama : Thofanda Muharam
b.NIM : 201424026
c. Jurusan : Teknik Kimia
d.Alamat Rumah dan No : Jl. Rancabolang Indah II
Tel/HP 0895365897754
e. Email : thofanda.muharam.tkpb20@polban.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rony Pasonang Sihombing, S.T.,M.Eng.
b.NIDN/NIDK : 0011078706
c. Alamat Rumah dan No : Jl. Adiwinangun no 12, Bandung
Tel/HP 085399998087
6. Biaya Kegiatan Total :
a. DIPA Politeknik Negeri : Rp5.000.000
Bandung
b.Sumber lain : Rp0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Bandung, 30 Juli 2022


Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua Pelaksana Kegiatan

(Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng.) (Thofanda Muharam)


NIP 198707112019031008 NIM 201424026

2
RINGKASAN

3
DAFTAR ISI

4
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan plastik konvensional yang semakin meningkat merupakan
salah satu hal yang menjadi perhatian dunia. Hal tersebut disebabkan oleh
karakteristik dari plastik konvensional yang sulit untuk diuraikan sehingga
penumpukan sampah plastik dapat menimbulkan berbagai permasalahan di
lingkungan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan data Asosiasi Industri
Plastik Indonesia (Inaplas), Indonesia tercatat dapat menghasilkan 64 Juta ton
sampah per tahun. Dari jumlah besaran tersebut, 5 persen atau sekitar 3,2 juta ton
di antaranya adalah sampah plastik konvensional.
Selain itu, plastik konvensional juga diproduksi dari minyak bumi yang
merupakan bahan tidak terbarukan. Sebanyak 4% minyak bumi yang dihasilkan
digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik (British Plastic Federation 2019).
Kebutuhan dan permintaan konsumen terhadap plastik akan terus meningkat
sehingga pada tahun 2050 diperkirakan konsumsi minyak bumi untuk bahan baku
produksi plastik akan meningkat menjadi 20% (Lebreton & Andrady, 2019).
Produksi plastik berbahan dasar minyak bumi dapat berhenti di masa depan jika
cadangan minyak bumi habis.
Salah satu cara mengatasi kedua masalah tersebut yaitu dengan mengganti
plastik berbahan dasar minyak bumi dengan bahan lain yang memiliki karakteristik
serupa tetapi terbuat dari bahan yang terbarukan dan memiliki sifat biodegradable
sehingga dapat terurai secara alami dengan waktu yang relatif lebih cepat. Alternatif
yang bisa dijadikan solusi dan memenuhi kriteria tersebut adalah bioplastik.
Berdasarkan data terbaru dari Inaplas, tercatat kebutuhan plastik nasional
pada 2016 sebanyak 5,2 juta ton. Sementara itu, kapasitas produksi komoditas
biodegradable baru menyumbang di bawah 1% permintaan plastik nasional
(Jayabuana, 2017). Porsi bioplastik tersebut masih sangat kecil, sehingga
diperlukan pengembangan lebih lanjut mengenai bioplastik. Salah satu jenis
bioplastik yang paling potensial adalah bioplastik berbasis pati. Pati merupakan
bahan yang murah, melimpah, terbarukan dan biodegradable yang dapat kita
temukan pada salah satu hasil pertanian utama Indonesia yaitu singkong.
Meskipun bioplastik berbasis pati sangat potensial untuk dikembangkan,
bioplastik jenis ini memiliki kelemahan seperti rendahnya karakteristik mekanik
dibandingkan dengan plastik konvensional, tetapi masalah tersebut bisa diatasi
dengan melakukan penambahan filler, plasticizer, serta bahan aditif lainnya untuk
memperbaiki karakteristik dari bioplastik seperti biodegradabilitas, kekuatan tarik,
elongasi, dan daya serap air. Filler, plasticizer, dan aditif yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah ZnO, gliserol, dan polyvinyl alcohol (PVOH).
Penelitian yang dilakukan akan berfokus pada mempelajari karakteristik bioplastik
dengan jenis dan konsentrasi PVOH yang bervariasi. Penambahan PVOH dapat
meningkatkan karakteristik mekanik bioplastik yaitu menurunkan kerapuhan dan
daya serap air. Selain itu pati dan PVOH memiliki kompatibilitas yang baik

5
(Judawisastra et al. 2017). Bioplastik yang dihasilkan nantinya akan dibandingkan
dengan plastik jenis LDPE yang merupakan jenis plastik yang pengaplikasiannya
sudah sangat luas di masyarakat. Berdasarkan standar ASTM D638, plastik LDPE
memiliki kekuatan tarik sebesar 4,1-16 MPa dan elongasi sebesar 90-800%. Tujuan
dari penelitian ini adalah dihasilkannya bioplastik yang memiliki nilai kekuatan
tarik dan elongasi yang mendekati plastik jenis LDPE sehingga bisa menjadi
alternatif plastik konvensional yang layak untuk dikembangkan.

1.2 Tujuan
1. Menentukan yield pati yang diperoleh dari 100 gram singkong
2. Mempelajari karakteristik bioplastik dengan penambahan filler ZnO dan
variasi konsentrasi Polyvinyil Alcohol
3. Mengetahui nilai biodegradabilitas dan daya serap air berdasarkan analisa
kemajuan
4. Mengetahui kualitas terbaik bioplastik dari uji kekuatan tarik dan elongasi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Bioplastik
Bioplastik merupakan plastik yang terbuat dari sumber biologis atau bahan
alam yang dapat diperbaharui, memiliki sifat kedap udara dan kedap air serta
mudah didegradasi oleh mikroorganisme ketika dibuang ke lingkungan (Temitope
and Stephen 2018).
Bioplastik perlu memiliki beberapa karakteristik agar bisa bersaing dan
menggantikan plastik konvensional secara kesuluruhan. Karakteristik bioplastik
yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah:
2.1.1 Kuat Tarik (Tensile Strength)
Komposisi optimal plastik ditentukan berdasarkan sifat mekanik bahan
yaitu pada kekuatan tarik. Secara spesifik, kuat tarik dapat didefinisikan sebagai
tarikan maksimum yang dapat dicapai sampai film tetap bertahan sebelum
putus/sobek.
2.1.2 Elongasi
Elongasi adalah ukuran kemampuan bahan untuk meregang saat ditarik
sampai putus, dan perpanjangan sampai putus tersebut menentukan keelastisan
bahan yang diuji.
2.1.3 Daya Serap Air
Daya serap air menunjukkan kemampuan bioplastik menahan serapan air.
Semakin rendah penyerapan air pada suatu plastik maka ketahanan airnya
semakin tinggi.
2.1.4 Biodegradabilitas
Biodegradabilitas menunjukkan kualitas yang digambarkan dengan
kerentanan suatu senyawa terhadap perubahan bahan akibat aktivitas
mikroorganisme. Plastik dapat terdegradasi apabila sifat hidrofilik dari film

6
tersebut tinggi. Sifat hidrofilik tersebut menyebabkan terjadinya pemotongan 4
rantai polimer menjadi lebih pendek dengan dioksidasi sehingga dapat
diuraikan oleh mikroorganisme.
2.2 Singkong
Singkong (Manihot esculenta) merupakan jenis tumbuhan umbi-umbian
yang menyimpan cadangan makanan berbentuk pati dalam umbinya. Pati
merupakan polimer monosakarida biodegradable hasil produksi tumbuhan
berpembuluh sebagai cadangan makanan yang tersusun atas dua komponen utama
yaitu amilum dan amilopektin. Pati perlu digelatinisasi untuk bisa dijadikan sebagai
bioplastik. Pati tergelatinisasi akan berperan sebagai matriks dari komposit
bioplastik yang akan dibuat dalam penelitian ini.
2.3 Plasticizer
Plasticizer merupakan bahan yang berperan dalam proses gelatinisasi pati.
Penambahan plasticizer dalam suatu material dapat meningkatkan elastisitas,
fleksibilitas, serta kekuatan material sehingga tidak kaku dan tidak rapuh (Callister
Jr. and Rethwisch 2014). Sifat-sifat yang buruk pada bioplastik berbasis pati seperti
rapuh, mudah sobek, serta permeabilitas uap dan gas yang tinggi dapat diperbaiki
dengan penambahan plasticizer.
Salah satu bahan yang biasa digunakan sebagai plasticizer dalam
pembuatan bioplastik adalah gliserol. Gliserol (C3H8O3) merupakan senyawa polar
yang netral, tidak berwarna dan berwujud cairan kental (viscous). Penambahan
gliserol pada campuran bioplastik dapat menurunkan kekuatan intermolekuler dan
meningkatkan fleksibilitas serta ekstenbilitas film sehingga menghasilkan
bioplastik dengan kualitas mekanik yang baik (Tavares et al, 2019).
2.4 Filler
Filler merupakan material yang ditambahkan kedalam suatu bahan untuk
meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan stabilitas bahan (Callister Jr. and
Rethwisch 2014). Salah satu jenis filler yang dapat digunakan dalam bioplastik
adalah ZnO.
ZnO (zink oksida) atau seng oksida merupakan senyawa anorganik
berwujud serbuk putih yang bersifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Dalam
pembuatan bioplastik, ZnO sering ditambahkan sebagai filler (zat pengisi) pada
bahan campuran berbasis pati karena dapat memperbaiki sifat mekanik bioplastik.
Penambahan filler jenis ZnO berfungsi untuk menguatkan dan mengeraskan
material penyusun bioplastik berdasarkan prinsip adhesi, yaitu gaya tarik-menarik
antara molekul-molekul dari jenis bahan yang berbeda. ZnO memiliki karakteristik
mekanik dan sifat barrier yang baik serta memiliki sifat antibakterial (A. H. D.
Abdullah, 2020 : 1259–1267). Penambahan ZnO dapat meningkatkan kuat tarik
sehingga bioplastik sehingga kekuatan tariknya relatif lebih baik dibandingkan
bioplastik tanpa ZnO (Sinambela & Maulida, 2018).

7
2.5 Polyvinyl Alcohol
Polyvinyl alkohol merupakan polimer sintetik semikristalin yang dapat larut
dalam air, sedikit larut dalam etanol, dan tidak larut dalam pelarut organik lainnya
(Marin et al. 2014). Hal yang menyebabkan PVOH banyak digunakan sebagai
bahan kemasan alternatif yang menjanjikan karena sifatnya yang sangat baik dalam
pembentukan kemasan, tahan terhadap minyak dan lemak, memiliki kekuatan tarik,
dan fleksibilitas tinggi (Maryam et al. 2019). PVOH diklasifikasikan menjadi dua
jenis, yaitu fully hydrolyzed dan partially hydrolyzed. PVOH BP-05, BP-17, dan
BP-24 termasuk jenis partially hydrolyzed (87-89%) yang memiliki gugus asetat
residu sehingga mengurangi tingkat kristalinitas, menurunkan titik leleh,
memberikan kelarutan air yang lebih besar, meningkatkan fleksibilitas, dan
meningkatkan kemampuan untuk melekat pada permukaan hidrofobik.

BAB 3. METODE RISET


3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Penelitian karakteristik daya serap air dan biodegradabilitas pada Bioplastik
berbasis pati singkong dengan penambahan Polyvinyl Alcohol dilakukan pada
rentang bulan September – Oktober 2022. Seluruh Proses dilakukan di
Laboratorium Satuan Proses, Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung. Setelah
bioplastik didapatkan maka dilakukan uji biodegradabilitas, daya serap air,
kekuatan tarik, dan elongasi agar bisa bersaing dengan plastik konvensional.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian karakteristik bioplastik berbasis
pati singkong dengan penambahan Polyvinyl Alcohol berdasarkan pada hasil
penelitian, jurnal, dan buku ilmiah.

3.3 Variabel Riset


Table 3.3 Data Variabel
Variabel bebas Variabel terikat Variabel terkontrol
1. Jenis Polyvinyl Karakteristik Bioplastik • Filler ZnO
Alcohol (PVOH) • Biodegradabilitas • Jumlah pati 15 gr
2. Konsentrasi • Daya serap air • Jumlah gliserol 3,75 gr
Polyvinyl Alcohol • Kekuatan tarik • Suhu operasi 80oC
(PVOH) • Elongasi • Kecepatan putar 650
rpm

3.4 Prosedur Kerja


3.4.1 Persiapan Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini di antaranya pati singkong
(Manihot esculenta), seng oksida (ZnO), gliserol, polyvinyl alcohol (PVOH) BP-
05 konsentrasi 7%, dan aquades. Peralatan yang digunakan di antaranya peralatan
gelas, hot plate, dan motor pengaduk Haocheng HM-100S.

8
3.4.2 Pembuatan Pati dari Singkong
Bahan baku penelitian ini adalah pati singkong yang direaksikan dengan
penambahan filler ZnO, gliserol, dan Polyvinyl Alcohol untuk mendapatkan plastik
yang biodegradable dan ramah lingkungan. Setelah pati singkong didapatkan dari
proses pengeringan, kemudian dilakukan perhitungan %yield.
3.4.3 Pembuatan Bioplastik
Penelitian kami dilakukan untuk menentukan karakteristik bioplastik
dengan penambahan variasi konsentrasi PVOH BP-05, BP-17, dan BP 24 dengan
konsentrasi 2%, 5%, dan 7% setiap variasi konsentrasi dan menentukan pengaruh
keberadaan filler ZnO. Karakteristik yang akan ditentukan di antaranya adalah daya
serap air, biodegradabilitas, kekuatan tarik, dan elongasi.
3.4.4 Uji Biodegradabilitas
Biodegradabiltas menunjukkan kemampuan bioplastik untuk bisa
terdegradasi (teroksidasi senyawa organik atau terurai) ketika terkena paparan
mikroorganisme. Pengujian biodegradabilitas dilakukan menggunakan Effective
Microorganism 4 (EM4) karena mengandung mikroorganisme hidup yang berguna
bagi proses penguraian dan persediaan unsur hara dalam tanah. Sampel berukuran
5 cm x 5 cm ditimbang berat awalnya kemudian direndam dalam 35 ml larutan EM4
selama 7 hari dan diamati perubahan berat setiap harinya. Berat akhir kemudian
ditimbang setelah perendaman selesai. Pengujian tersebut menghasilkan data
berupa berat awal dan berat akhir yang dapat diolah menjadi biodegradabilitas
bioplastik dengan persamaan berikut:

3.4.5 Uji Daya Serap Air


Daya serap air menggambarkan aspek ketahanan air pada bioplastik. Bioplastik
dengan daya serap air yang tinggi memiliki ketahanan air yang rendah. Penentuan
daya serap air dilakukan dengan standar ASTM D570. Sampel berukuran 60 mm x
60 mm ditimbang berat awalnya dan direndam dalam aquadest selama 2 jam.
Sampel yang telah direndam dikeringkan dengan lap kering dan langsung
ditimbang berat akhirnya. Berat awal dan akhir sampel kemudian digunakan untuk
menentukan daya serap air bioplastik dengan persamaan berikut:

3.4.6 Uji Kekuatan Tarik dan Elongasi


Uji ini dilakukan di instansi lain dan data kekuatan tarik dan elongasi akan diperoleh
dari hasil pengujian sampel dengan standar ASTM D638.

BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS


Singkong merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung banyak
pati yaitu sebanyak 34,7 dalam 100 gram singkong. Kandungan karbohidrat dalam
singkong sebesar 34 gram (BPTTG Puslitbag Fisika Terapan-LIPI, 1990) yang
dapat diperoleh dengan mengekstraksi pati dalam singkong.

9
Percobaan ini dilakukan untuk membuat bioplastik berbahan dasar pati yang
berasal dari singkong. Berdasarkan hasil proses ekstraksi dari singkong dengan
metoda pelarutan dan pengeringan menggunakan oven, didapat enam kali run
dengan kondisi operasi yang sama dengan diperoleh jumlah pati yang beragam.
Hasil pati yang diperoleh dapat disajikan didalam gambar 4.1 kemudian didapatkan
perolehan yield (%b/b) pati.

Hubungan yield tiap Run

30
25
Yield (%b/b)

20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6
RUN

Gambar 4. 1 Hubungan persen yield tiap Run


Pembuatan Bioplastik
Pati yang diperoleh dijadikan sebagai bahan bahu untuk proses pembuatan
bioplastik. Proses pelarutan dilakukan dengan variasi jenis dan konsentrasi PVA
yang berbeda pada kondisi operasi yang telah ditetapkan yaitu pada suhu 80 oC.
Bahan lain yang digunakan antara lain ZnO, Gliserol dan air. Komposisi massa
masing-masing bahan yang digunakan ditunjukan pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 komposisi pembuatan bioplastik dengan variasi konsentrasi
Nama Bahan Konsentrasi PVA
0% 2% 5% 7%
Air (mL) 150 147.3 143.25 140.55
Pati (gr) 15 15 15 15
ZnO (gr) 1.8 1.8 1.8 1.8
Gliserol (mL) 3 3 3 3
PVA 10% (mL) 0 3 7.5 10.5

Percobaan pertama dilakukan pada variasi PVA BP-05 dengan konsentrasi


5%, hasil yang didapatkan pada percobaan pertama adalah terdapat bintik putih
pada bioplastik seperti yang terlihat pada lampiran B. Hal tersebut dikarenakan saat
pelarutan pati tidak larut seluruhnya sehingga terdapat serbuk pati didalam dan
dipermukaan bioplastik.
Berdasarkan hasil percobaan pertama, percobaan kedua dilakukan dengan
penyaringan terlebih dahulu sebelum hasil pelarutan dituangkan ke cetakan. Pada
hasil percobaan yang kedua didapatkan hasil yang lebih merata dari sebelumnya.
Tidak terdapat bintik putih pati yang tidak larut pada bioplastik. Namun, terlihat

10
ada mikroorganisme jamur didalam bioplastik yang dihasilkan walaupun bioplastik
belum kering sepenuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya bintik hijau dalam
bioplastik.
Pada percobaan ketiga, digunakan disinfektan untuk membersihkan semua
alat dan cetakan yang digunakan. Hasil yang didapatkan adalah masih terdapat
mikroorganisme jamur dalam bioplastik tersebut (lampiran 3). Hal ini disebabkan
karena jumlah pati yang dituangkan banyak sehingga proses pengeringannya lebih
lama dan memberikan waktu untuk mikroorganisme untuk tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu, pada percobaan keempat penuangan bioplastik
dikurangi dari 100 gram menjadi 75 gram dan didapatkan bioplastik tanpa adanya
mikroorganisme seperti yang terlihat pada lampiran B.
Komposisi yang sudah didapatkan akan dilanjutkan proses pembuatannya
untuk membuat bioplastik dengan berbagai variasi konsentrasi dan jenis PVOH-
nya. Dari hasil yang dibuat didapatkan beberapa pengujian yaitu:

1. Daya Serap Air


Pengujian daya serap air bioplastik menghasilkan data yang digambarkan dalam
grafik pada Gambar 4.2.

Uji Daya Serap


80
Yield (%b/b)

60
40
20
0
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi PVA (%)

Gambar 4.2 Grafik Hubungan Konsentrasi PVA Terhadap Daya Serap Air

Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat bahwa daya serap air dari bioplastik
menurun seiring bertambahnya konsentrasi dan variasi PVOH yang semakin besar.
Karakteristik bioplastik pada jenis PVA BP-24 memiliki serapan air yang lebih
sedikit dibandingkan dengan BP-17 ataupun BP-05 karena Polyvinyl Alkohol
berfungsi sebagai pengikat antar molekul dan bersifat hidrofobik sehingga semakin
besar jenis PVA-nya, maka kekuatan daya serapnya semakin rendah.

2. Biodegradabilitas
Pengujian biodegradabilitas bioplastik menghasilkan data yang digambarkan
dalam grafik pada Gambar 4.3 dan Gambar 4.4

11
70
Uji Biodegradabilitas
60
50

Yield (%)
40
30
20
10
0
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi (%)

Gambar 4. 2 Yield Biodegradabilitas

biodegradabilitas
2.0000
1.8000 0%
1.6000
Berat Bioplastik (gr)

BP-05 2%
1.4000
BP-05 5%
1.2000
1.0000 BP-05 7%
0.8000
BP-17 2%
0.6000
0.4000 BP-17 5%
0.2000 BP-17 7%
0.0000
BP-24 2%
0 10 20 30
Waktu (Jam) BP-24 5%

Gambar 4. 3 Kurva biodegradabilitas

Berdasarkan grafik di atas, dapat terlihat bahwa biodegradabilitas bioplastik


menurun seiring bertambahnya konsentrasi dan variasi PVOH yang semakin besar.
Filler ZnO memiliki sifat anti bakterial sehingga penambahannya akan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada sampel dan menurunkan
biodegradabilitasnya. Semakin besar jenis PVOH, maka bioplastik akan semakin
bertekstur kaku dan elastis sehingga lebih sulit terdegradasi.

3. Elongasi
Elongasi menunjukkan persentasi pemanjangan bahan saat ditarik sebelum
akhirnya putus. Elongasi diujikan dengan alat Tensile Strength Meter – Autograph.
Hasil pengujian elongasi dituliskan dalam Gambar 4.5.

12
20.5
20
Elongasi
19.5

Elongasi (%)
19
18.5
18
17.5
17
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi (%)

Gambar 4. 4 Yield elongasi


Bioplastik dengan penambahan PVA yang semakin besar menunjukkan nilai
elongasi yang semakin bertambah. Namun berdasarkan data di atas, bahwa ada
beberapa data yang tidak sesuai dan yaitu pada konsentrasi 7% pada BP-17, hal ini
kemungkinan terjadi karena kondisi bioplastik yang masih lembab sehingga
bioplastik belum kering secara sempurna sehingga terjadinya kesalahan hasil data
yang diperoleh yang seharusnya elongasi pada data BP-17 7% lebih tinggi
dibandingkan dengan BP-17 5%. Hasil yang diperoleh dari pengujian elongasi pada
bioplastik jika dibandingkan dengan plastik konvensional bahwa ASTM D638 pada
LDPE sifat mekanik kantong plastik pada elongasi pada 90-80% sedangkan nilai
bioplastik yang paling tertinggi yaitu pada BP-24 7% memiliki hasil uji kuat tarik
sebesar 20,315% masih sangat jauh jika dibandingkan dengan kuat tarik pada
plastik konvensional.
4. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik menunjukkan beban yang dapat diterima oleh bioplastik
sebelum akhirnya terputus. Kekuatan tarik diuji dengan standar ASTM D882. Hasil
pengujian kekuatan tarik dituliskan dalam Gambar 4.6
70
60
Kekuatan Tarik
50
Stress (Pa)

40
30
20
10
0
0% 2% 5% 7% 2% 5% 7% 2% 5% 7%
BP-05 BP-17 BP-24
Konsentrasi PVA (%)
Gambar 4.6 Yield kekuatan tarik
Variasi konsentrasi dan jenis PVA pada bioplastik mengakibatkan kenaikan
kekuatan tarik bioplastik. Hal ini terjadi karena PVA merupakan protective colloid
yang dapat mencegah terjadinya penggumpalan material hidrofobik seperti ZnO
dan juga sebagai perekat dimana jenis PVA dinotasikan dengan BP. Jika angka BP

13
semakin tinggi menandakan panjang rantai karbonnya semakin banyak sehingga
berat molekul semakin besar, hal ini akan mempengaruhi viskositasnya karena
semakin panjang rantai karbon akan semakin kental cairan PVAnya sehingga
semakin tinggi jenis BPnya akan semakin kuat perekat yang digunakan. Hasil yang
diperoleh dari pengujian kekuatan tarik pada bioplastik jika dibandingkan dengan
plastik konvensional bahwa ASTM D638 pada LDPE sifat mekanik kantong plastik
pada kuat tarik pada 4,1-16 MPa sedangkan nilai bioplastik yang paling tertinggi
yaitu pada BP-24 7% memiliki hasil uji kuat tarik sebesar 62,84 Pa masih sangat
jauh jika dibandingkan dengan kuat tarik pada plastik konvensional.

Potensi Khusus
Bioplastik yang diperoleh memiliki karakteristik yang dapat terdegradasi oleh
mikroorganisme sehingga bioplastik sangat berpotensi untuk terus dikembangkan
karena plastik yang ramah lingkungan dapat dipasarkan ketika bioplastik memiliki
karakteristik seperti plastik konvensional. Ada beberapa aspek yang dapat
diperhatikan ketika menggunakan bioplastik terdapat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Aspek plastik biodegradable pada lingkungan
Aspek Plastik konvensional Plastik biodegradable
Dibuat dari bahan yang
Sebagian besar dibuat dari bahan yang
Bahan baku dapat diperbaharui (bahan
tidak dapat diperbaharui (minyak bumi)
nabari)
Ekonomi Harga lebih murah Harga sedikit lebih mahal
Ramah lingkungan (dapat
Tidak ramah lingkungan (perlu ratusan terdegradasi oleh alam dalam
Lingkungan tahun untuk dapat terdegradasi oleh alam) waktu yang singkat (sekitar
menghasilkan emisi karbon yang tinggi 3-6 bulan) emisi karbon
yang lebih rendah
Dari beberapa pertimbangan aspek-aspek di atas terdapat kelebihan
sekaligus kekurangan dalam pembuatan bioplastik. Kekurangan tersebut dapat
dilihat dari aspek ekonomi. Pembuatan bioplastik memerlukan biaya yang relatif
lebih mahal daripada pembuatan plastik konvensional. Terlepas dari kekurangan
penggunaan bioplastik, terdapat lebih banyak kelebihan dilakukannya penggantian
plastik konvensional menjadi bioplastik. Jika dilihat dari aspek bahan baku dan
lingkungan, bioplastik akan lebih menguntungkan untuk kelestarian lingkungan
maupun ilmu pengetahuan. Bioplastik merupakan salah satu teknologi mutakhir
dalam membantu melestarikan lingkungan dari pemanasan global akibat
pembakaran sampah plastik. Oleh karena itu, bioplastik ini layak untuk terus
dikembangkan. Dan dari hasil penelitian ini, terdapat bioplastik yang
karakteristiknya dapat bersaing dengan plastic konvensional yaitu bioplastic
dengan PVOH BP-24 7%.

14
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Pati yang diperoleh dalam setiap 100 gram singkong sebesar 23,28%
2. Karakteristik bioplastik dengan penambahan ZnO dan PVA akan
mempengaruhi dari kekuatan dari bioplastik dan elongasi
3. Nilai biodegradabilitasi tiap perbedaan jenis akan semakin menurun seiring
bertambahnya angka BP pada jenis PVA. Sedangkan nilai daya serap air
akan semakin menurun seiring meningkatnya konsentrasi dan jenis dari
PVA.
4. Kualitas terbaik yang diperoleh dari hasil pengujian yaitu pada PVA BP-24
7% karena memiliki bahan yang kuat dan tidak mudah sobek yang ditandai
oleh hasil pengujian kuat tarik dan elongasi, memiliki kemampuan dalam
menyerap air yang sedikit dan dapat diurai dalam waktu tertentu.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh saran dari penulis
untuk penelitian selanjutnya sebagai berikut.
1. Pada penelitian selanjutnya perlu dilakukan penghalusan bahan dengan alat
yang standar agar dihasilkan produk yang tehomogenisasi dengan lebih baik
2. Setiap alat harus dalam keadaan aseptis dengan menggunakan antiseptik
atau alkohol murni untuk menghindari terjadinya kontaminasi oleh
mikroorganisme

DAFTAR PUSTAKA
A. H. D. Abdullah et al., “Harnessing the Excellent Mechanical, Barrier and
Antimicrobial Properties of Zinc Oxide (ZnO) to Improve the Performance of
Starch-based Bioplastic,” Polymer-Plastics Technology and Materials, vol.
59, no. 12, pp. 1259–1267, Aug. 2020, doi:
10.1080/25740881.2020.1738466.
British Plastic Federation. (2019). Oil Consumption.
https://www.bpf.co.uk/press/Oil_Consumption.
Farida Unggul Situmorang et al,2019. Pengaruh Konsentrasi Pati Ubi Talas
(Colocasia esculenta) dan Jenis Plasticizer terhadap Karakteristik Bioplastik
Hamzah Arifin Sinambela, & Maulida. (2018). PENGARUH KOMPOSISI
PENGISI SERTA TEKANAN HOT PRESS TERHADAP KEKUATAN
TARIK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGISI PARTIKEL ZINC OXIDE
(ZnO). Jurnal Teknik Kimia USU, 7(2), 40–44.
https://doi.org/10.32734/jtk.v7i2.1649

15
Jayabuana, N. N. (2017, May 8). Bioplastik Ditargetkan Tumbuh 5%.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20170508/257/651816/bioplastik-
ditargetkan-tumbuh-5
Judawisastra, H., Sitohang, R. D. R., Marta, L., & Mardiyati. (2017). Water
absorption and its effect on the tensile properties of tapioca starch/Polyvinyl
Alcohol bioplastics. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 223, 012066. https://doi.org/10.1088/1757-899X/223/1/012066
K. Majdzadeh-Ardakani and B. Nazari, “Improving the mechanical properties of
thermoplastic starch/poly(vinyl alcohol)/clay nanocomposites,” Composites
Science and Technology, vol. 70, no. 10, pp. 1557–1563, Sep. 2010, doi:
10.1016/j.compscitech.2010.05.022.
Lebreton, L., & Andrady, A. (2019). Future scenarios of global plastic waste
generation and disposal. Palgrave Communications, 5(1), 6.
https://doi.org/10.1057/s41599-018-0212-7
Maryam, M., Rahmad, D., & Yunizurwan, Y. (2019). Sintesis Mikro Selulosa
Bakteri Sebagai Penguat (Reinforcement) Pada Komposit Bioplastik Dengan
Matriks PVA (Poli Vinil Alcohol). Jurnal Kimia Dan Kemasan, 41(2), 110.
https://doi.org/10.24817/jkk.v41i2.4055
Melani, Ani., dkk. “Bioplastik Pati Umbi Talas Melalui Proses Melt Intercalation
(Kajian Pengaruh Jenis Filler, Konsentrasi Filler Dan Jenis Plasticiezer)”,
Distilasi, Vol. 2, No. 2, Hal. 53-67, Sept. 2017.
Retno Ariadi Lusiana et al.(2021). Karakterisasi Fisikokimia Bioplastik Berbahan
Dasar Kitosan Tertaut Silang Asam Suksinat/Pati/Polyvinyl Alcohol
Sihombing, P. Rony, dkk. “Pengaruh Konsentrasi Kaolin dan ZnO dengan
Penambahan PVOH Terhadap Karakteristik Bioplastik Berbasis Pati”,
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar, pp.
801-806, July. 2022.
Tavares, K. M., Campos, A. de, Mitsuyuki, M. C., Luchesi, B. R., & Marconcini,
J. M. (2019). Corn and cassava starch with carboxymethyl cellulose films and
its mechanical and hydrophobic properties. Carbohydrate Polymers, 223,
115055. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2019.115055
Temitope, D. F., & Stephen, E. C. (2018). Trends on Bio-Synthesis of Plastics. Adv
Biotech & Micro, 10, 1–8.

16
LAMPIRAN

Lampiran A : Rancangan Anggaran Belanja


No Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan (Rp) Total (Rp)
Belanja bahan (max 60%)
Singkong 10 Kg 5000 50000
Aquadest 6 botol 3500 21000
Baki 2 buah 16000 32000
Lap 1 buah 2500 2500
Kain Saring 1 buah 2500 2500
Alumunium foil 1 buah 28000 28000
Label 1 bungkus 7000 7000
Sabun Sunlight 1 bungkus 2500 2500
Tissue 2 bungkus 20100 36300
Loyang 2 buah 12000 24000
ZnO 1 Kg 19000 19000
PVA BP-05 1 Kg 98700 98700
Botol 2 buah 5100 10200
1
Silica gel 1 bungkus 8500 8500
Cetakan acrylic 16 buah 30500 488000
Mikroorganisme 1 botol 7280 7280
Alkohol 1 botol 21900 21900
Gliserol 2 botol 11000 22000
Materai 2 buah 11000 22000
Blender 1 buah 160000 160000
Pisau 1 buah 50000 50000
PVA BP-17 1 Kg 100000 100000
PVA BP-24 1 Kg 99200 99200
Motor Pengaduk 1 buah 1350000 1350000
Gelas Kimia 500 mL 2 buah 43000 86000
Gelas ukur 500 mL 2 buah 165000 330000
Magnetic Stirer 2 buah 27000 54000
SUB TOTAL 3132580
Belanja Sewa (maks. 15%)
2
Akses Jurnal 1 150000 150000
SUB TOTAL 150000
Perjalanan Lokal (maks 30%)
Kegiatan penyiapan
4L 10000 40000
3 bahan
Kegiatan Lab dan
- - -
Pendampingan

17
Kegiatan Uji Sampel - - -
SUB TOTAL 40000
Lain-lain (maks 15%)
4 Uji kekuatan tarik dan
10 buah 125.000 1.250.000
elongasi
SUB TOTAL 1.250.000
GRAND TOTAL 4572580
GRAND TOTAL
(Terbilang: EMPAT JUTA LIMA RATUS TUJUH PULUH DUA RIBU LIMA
RATUS DELAPAN PULUH RUPIAH)

Lampiran B : Proses Pembuatan Bioplastik


a. Pembuatan Pati

Pemotongan Singkong Penghalusan Singkong Penyaringan

Pengendapan Pati Pengeringan pati dengan Pengeringan pati


Singkong sinar matahari menggunakan oven

b. Pembuatan Bioplastik

Penimbangan Melarutkan Air, Memasukan Pengadukan


bahan yang PVA, Gliserol Pati selama +- 1 jam
digunakan dan ZnO

18
Mencetak Pengeringan Hasil Akhir
bioplastik bioplastik

Lampiran C : Dokumentasi Hasil

Adanya pati yang tidak larut Tumbuhnya bakteri dan jamur Hasil bioplastik yang
pada bioplastik berhasil

Bioplastik tanpa PVOH (0%) Bioplastik dengan PVOH BP-05 2%

19
Bioplastik dengan PVOH BP-05 5% Bioplastik dengan PVOH BP-05 7%

Bioplastik dengan PVOH BP-17 2% Bioplastik dengan PVOH BP-17 7%

20
Bioplastik dengan PVOH BP-17 7% Bioplastik dengan PVOH BP-24 2%

Bioplastik dengan PVOH BP-24 5% Bioplastik dengan PVOH BP-24 7%

21

Anda mungkin juga menyukai