Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Karakterisasi Bioplastik Berbasis Pati Singkong dengan Filler ZnO


Menggunakan Variasi Jenis dan Konsentrasi Polyvinyl Alcohol

BIDANG KEGIATAN
PKM RISET EKSAKTA

Diusulkan oleh:
Thofanda Muharam 201424026 2020
Desti Fitriani 211411039 2021
Devia Fataya Miftahul Jannah 211431010 2021
Dhea Nurul Amalia 201411038 2020
Muhammad Zidan Al Ghifari 191411086 2019

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN PKM-RE
1. Judul Kegiatan : Karakterisasi Bioplastik Berbasis Pati
Singkong dengan Filler ZnO
Menggunakan Variasi Jenis dan
Konsentrasi Polyvinyl Alcohol
2. Bidang Kegiatan : PKM – RE
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama : Thofanda Muharam
b.NIM : 201424026
c. Jurusan : Teknik Kimia
d.Alamat Rumah dan No : Jl. Rancabolang Indah II 0895365897754
Tel/HP
e. Email : thofanda.muharam.tkpb20@polban.ac.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 4 orang
5. Dosen Pembimbing :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng.
b.NIDN/NIDK : 0011078706
c. Alamat Rumah dan No : Jl. Adiwinangun no 12, Bandung
Tel/HP 085399998087
6. Biaya Kegiatan Total :
a. DIPA Politeknik Negeri : Rp5.000.000
Bandung
b.Sumber lain : Rp0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan

Bandung, 30 Juli 2022


Menyetujui, Ketua Pelaksana Kegiatan
Dosen Pembimbing

(Thofanda Muharam) NIM


(Rony Pasonang Sihombing, S.T., M.Eng.)
201424026
NIP 198707112019031008
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penggunaan plastik konvensional yang semakin meningkat merupakan salah satu
hal yang menjadi perhatian dunia. Hal tersebut disebabkan oleh karakteristik dari
plastik konvensional yang sulit untuk diuraikan sehingga penumpukan sampah
plastik dapat menimbulkan berbagai permasalahan di lingkungan. Berdasarkan
Badan Pusat Statistik (BPS) dan data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas),
Indonesia tercatat dapat menghasilkan 64 Juta ton sampah per tahun. Dari jumlah
besaran tersebut, 5 persen atau sekitar 3,2 juta ton di antaranya adalah sampah
plastik konvensional.

Selain itu, plastik konvensional juga diproduksi dari minyak bumi yang merupakan
bahan tidak terbarukan. Sebanyak 4% minyak bumi yang dihasilkan digunakan
sebagai bahan baku pembuatan plastik (British Plastic Federation 2019). Kebutuhan
dan permintaan konsumen terhadap plastik akan terus meningkat sehingga pada
tahun 2050 diperkirakan konsumsi minyak bumi untuk bahan baku produksi plastik
akan meningkat menjadi 20% (Lebreton & Andrady, 2019). Produksi plastik
berbahan dasar minyak bumi dapat berhenti di masa depan jika cadangan minyak
bumi habis.

Salah satu cara mengatasi kedua masalah tersebut yaitu dengan mengganti plastik
berbahan dasar minyak bumi dengan bahan lain yang memiliki karakteristik serupa
tetapi terbuat dari bahan yang terbarukan dan memiliki sifat biodegradable
sehingga dapat terurai secara alami dengan waktu yang relatif lebih cepat. Alternatif
yang bisa dijadikan solusi dan memenuhi kriteria tersebut adalah bioplastik.

Berdasarkan data terbaru dari Inaplas, tercatat kebutuhan plastik nasional pada 2016
sebanyak 5,2 juta ton. Sementara itu, kapasitas produksi komoditas biodegradable
baru menyumbang di bawah 1% permintaan plastik nasional (Jayabuana, 2017).
Porsi bioplastik tersebut masih sangat kecil, sehingga diperlukan pengembangan
lebih lanjut mengenai bioplastik. Salah satu jenis bioplastik yang paling potensial
adalah bioplastik berbasis pati. Pati merupakan bahan yang murah, melimpah,
terbarukan dan biodegradable yang dapat kita temukan pada salah satu hasil
pertanian utama Indonesia yaitu singkong.

Meskipun bioplastik berbasis pati sangat potensial untuk dikembangkan, bioplastik


jenis ini memiliki kelemahan seperti rendahnya karakteristik mekanik
dibandingkan dengan plastik konvensional, tetapi masalah tersebut bisa diatasi
dengan melakukan penambahan filler, plasticizer, serta bahan aditif lainnya untuk
memperbaiki karakteristik dari bioplastik seperti biodegradabilitas, kekuatan tarik,

3
elongasi, dan daya serap air. Filler, plasticizer, dan aditif yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah ZnO, gliserol, dan polyvinyl alcohol (PVOH).
Penelitian yang dilakukan akan berfokus pada mempelajari karakteristik bioplastik
dengan jenis dan konsentrasi PVOH yang bervariasi. Penambahan PVOH dapat
meningkatkan karakteristik mekanik bioplastik yaitu menurunkan kerapuhan dan
daya serap air. Selain itu pati dan PVOH memiliki kompatibilitas yang baik
(Judawisastra et al. 2017). Bioplastik yang dihasilkan nantinya akan dibandingkan
dengan plastik jenis LDPE yang merupakan jenis plastik yang pengaplikasiannya
sudah sangat luas di masyarakat. Berdasarkan standar ASTM D638, plastik LDPE
memiliki kekuatan tarik sebesar 4,1-16 MPa dan elongasi sebesar 90-800%. Tujuan
dari penelitian ini adalah dihasilkannya bioplastik yang memiliki nilai kekuatan
tarik dan elongasi yang mendekati plastik jenis LDPE sehingga bisa menjadi
alternatif plastik konvensional yang layak untuk dikembangkan.

1.2 Tujuan
1. Menghasilkan bioplastik sebagai alternatif plastik konvensional
2. Memberi informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai
pengaruh jenis dan konsentrasi polyvinyl alcohol terhadap daya serap air,
biodegrabilitas, kekuatan tarik dan elongasi bioplastik

1. 3 Luaran Kegiatan
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah keberhasilan pembuatan
bioplastik dengan parameter biodegradabilitas, daya serap air, kekuatan tarik dan
elongasi yang menyerupai plastik jenis LDPE. Tindak lanjut dari penelitian ini
berupa laporan kemajuan, laporan akhir, dan potensi publikasi artikel ilmiah.

4
BAB 2. TARGET LUARAN

Penelitian ini bertujuan menghasilkan bioplastik berbasis pati singkong dengan


filler ZnO menggunakan variasi jenis dan konsentrasi Polivinyl Alkohol. Pati
merupakan bahan yang murah, melimpah, terbarukan dan biodegradable yang
dapat kita temukan pada salah satu hasil pertanian utama Indonesia yaitu singkong.
Dengan melakukan komparasi studi pustaka, pati pada singkong berpotensi untuk
diolah menjadi bioplastik dengan penambahan filler, plasticizer, serta bahan aditif
lainnya.

Proses pembuatan bioplastik berbasis pati singkong ini mempunyai banyak


keuntungan, Proses berlangsung cepat tidak membutuhkan waktu yang lama, tidak
membutuhkan konsumsi energi yang banyak, ramah lingkungan, dan yang
terpenting menghasilkan yield yang tinggi dengan produk yang lebih bersih serta
tidak menghasilkan limbah yang berbahaya. Dikarenakan proses uji kekuatan tarik
dan elongasi belum dapat dilaksanakan di Laboratorium Politeknik Negeri Bandung
karena keterbatasan alat, maka target luaran penelitian ini berupa uji
biodegradabilitas dan daya serap air juga karya artikel ilmiah berupa narrative
review yang memberikan informasi mengenai pengaruh jenis dan konsentrasi
polyvinyl alcohol terhadap daya serap air, biodegrabilitas, kekuatan tarik dan
elongasi bioplastik. Penyusunan narrative review diperoleh dengan mengambil dan
menganalisis data dari penelitian yang telah dipublikasi sehingga isi dari narrative
review didasarkan dari penelitian tersbeut.

5
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Pembuatan bioplastik berbasis pati singkong dengan Filler ZnO menggunakan
variasi jenis dan konsentrasi Polyvinyl Alkohol dilakukan di Laboratorium Satuan
Proses Gedung Teknik Kimia Bawah, Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Bandung selama 2 bulan.

3.2 Alat dan Bahan


No. Alat No. Bahan

1 Hotplate 1 Singkong 2,5 kg


2 Motor Pengaduk 2 ZnO 100 gr
3 Gelas Kimia 500 mL 3 Gliserol 98% 200 mL
4 Gelas Kimia 250 mL 4 Aquades 2000 mL
5 Polyvinyl alcohol 100 gr
BB-05
BP-17
5 Saringan
BP-24
BF-05
Gohsenx Z-210
6 Cetakan akrilik (21 x 21 cm) 6 Mikroorganisme EM4 1000mL
7 Neraca Analitik
8 Neraca Teknis
9 Gelas Kimia 100 mL
10 Gelas Ukur 250 mL
11 Botol Semprot
12 Pipet Tetes
13 Spatula
14 Kain Saring
15 Blender
16 Kaca Arloji 100 cm
17 Kotak mika
Tensile Strength Testing
18
Machine
19 Neraca Analitik

6
3.3 Langkah Kerja

3.1.1 Pembuatan Pati

3.1.2 Pembuatan Bioplastik

3,7
5
gra
m

3.1.3 Karakterisasi

3,75
gra
m

7
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI
Singkong merupakan salah satu bahan pangan yang mengandung banyak pati yaitu
sebanyak 34,7 dalam 100 gram singkong . Kandungan dalam singkong ditunjukan
pada tabel 4.1 kandungan karbohidrat tersebut dapat diperoleh dengan
mengekstraksi pati dalam singkong.

Tabel 4.1 kandungan kalori dan komposisi zat gizi dalam 100 gram singkong
Komponen Kimia Kadar
Protein 1,2 gr
Phospohor 40 mg
Kalori 146 kal
Vitamin C 33 mg
Karbohidrat 34 gr
Besi 0,7 mg
Air 62,5 gr
Vitamin B1 0,06 mg
(Sumber : BPTTG Puslitbag Fisika Terapan-LIPI, 1990)

Percobaan ini dilakukan untuk membuat bioplastik berbahan dasar pati yang berasal
dari singkong. Langkah awal yang dilakukan adalah membuat pati. Singkong
tersebut dihaluskan lalu ditambah air dan diendapkan campurannya. Setelah proses
pengendapan terbentuk endapan pati dan air yang kemudian pati tersebut
dikeringkan didalam oven dengan suhu 60 oC.

Berdasarkan hasil proses ekstraksi dari singkong dengan metoda pelarutan dan
pengeringan menggunakan oven. Didapat enam kali run dengan kondisi operasi
yang sama diperoleh jumlah pati yang beragam, hasil pati yang diperoleh dapat
disajikan didalam tabel 4.2 kemudian didapatkan perolehan yield (%b/b) pati

Tabel 4.2 Perolehan hasil pati dari 100 gram singkong


Run Waktu pemanasan Massa sebelum Massa sesudah Yield (%b/b)
(menit) proses (gr) proses (gr)
1 30 99,9033 25,0434 25,07
2 30 100,6534 19,6808 19,55
3 30 101,2276 28,8863 28,54
4 30 101,5859 21,4597 21,12
5 30 100,2908 24,0214 23,95
6 30 99,4176 21,2903 21,42

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat dibuat grafik hubungan yield (%b/b) pada setiap
RUN yang ditunjukan pada gambar 4.1 dibawah ini

8
Gambar 4. 1 Hubungan persen Yield tiap Run

4.1 Pembuatan Bioplastik


Pati yang sudah jadi dengan hasil yield diatas, akan dijadikan sebagai bahan baku
untuk proses pembuatan bioplastik. proses pelarutan dilakukan dengan variasi jenis
dan konsentrasi PVA yang berbeda pada kondisi operasi yang telah ditetapkan yaitu
pada suhu 80 oC. Bahan lain yang digunakan antara lain ZnO, Gliserol. Komposisi
massa masing-masing bahan yang digunakan ditunjukan pada tabel 4.3 dibawah
ini.
Tabel 4.3 komposisi pembuatan bioplastik dengan variasi konsentrasi
Konsentrasi PVA
Nama Bahan
0% 2% 5% 7%
Air (gr) 150 147.3 143.25 140.55
Pati (gr) 15 15 15 15
ZnO (gr) 1.8 1.8 1.8 1.8
Gliserol (ml) 3 3 3 3
PVA 10% (ml) 0 3 7.5 10.5

Percobaan pertama dilakukan pada variasi PVA BP-05 dengan konsentrasi 7%,
hasil yang didapatkan pada percobaan pertama adalah terdapat bintik putih pada
bioplastik. Hal tersebut dikarenakan saat pelarutan pati tidak larut seluruhnya
sehingga terdapat serbuk pati didalam dan dipermukaan bioplastik.

Berdasarkan hasil percobaan pertama, percobaan kedua dilakukan dengan


penyaringan terlebih dahulu sebelum hasil pelarutan dituangkan ke cetakan. Pada
hasil percobaan yang kedua didapatkan hasil yang lebih merata dari sebelumnya.
Tidak terdapat bintik putih pati yang tidak larut pada bioplastik. Namun, terlihat
ada mikroorganisme jamur didalam bioplastik yang dihasilkan walaupun bioplastik
belum kering sepenuhnya. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya bintik hijau dalam
bioplastik

9
Percobaan ketiga dilakukan lagi atas dasar hasil dari percobaan sebelumnya.
Digunakan disinfektan untuk membersihkan semua alat dan cetakan yang
digunakan. Hasil yang didapatkan adalah masih terdapat mikroorganisme jamur
dalam bioplastik tersebut hal ini disebabkan jumlah pati yang dituangkan banyak
sehingga proses pengeringannya lebih lama dan memberikan waktu untuk
mikroorganisme untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu pada percobaan
keempat penuangan bioplastik dikurangi dari 100 gram menjadi 75 gram dan
didapatkan bioplastik tanpa adanya mikroorganisme.

Dari hasil bioplastik yang didapatkan yaitu PVA BP-05 dengan konsentrasi 7%
dilakukan pengujian biodegradable dan uji daya serap air. Dibawah ini merupakan
data tabel 4.4 yang menunjukkan perkembangan pengujian daya serap air dan tabel
4.5 yang menunjukkan perkembangan pengujian biodegradabilitas.

Tabel 4.4 Data pengujian daya serap air


uji daya serap air
Kode subject awal akhir
BP-05 7% bioplastik 1,9681 7,42
  gelas kimia 45,0303 52,4465
  total 46,9984 59,8665

7,42 − 1,9681
%Daya serap air = x100% = 73,47%
7,42

Tabel 4.5 Data pengujian biodegradabilitas


Uji Biodegradabilitas
KODE subject awal 2 jam 4 jam 6 jam 24 jam 2 hari 4 hari
bioplastik 1,82 1,71 1,42 1,15 0,76 0,61 0,49
BP-05 tempat +
52,15 52,15 52,15 52,15 52,15 52,15 52,15
7% bakteri
total 53,98 53,86 53,58 53,30 52,91 52,77 52,65

gambar 4.1 grafik berat terhadap waktu

10
1,82 − 0,49
%Terdegradasi = x100% = 73,03%
1,82

Berdasarkan hasil data pengujian, nilai biodegradabilitas dapat ditinjau dari


semakin tinggi yang dapat terurai maka yield nya akan semakin baik. Hasil yield
bioplastik dengan variasi konsentrasi PVOH BP-05 7% yang diharapkan pada
pengujian biodegradabilitas sebesar 73,03% dan nilai tersebut dikategorikan baik
dilihat dari pengurangan berat yang signifikan. Uji daya serap diukur untuk menguji
ketahanan bioplastik terhadap air kandungan air yang diserap oleh bioplastik
sedikit maka yield nya akan kecil. Hasil yield yang didapatkan pada pengujian daya
serap air konsentrasi PVOH BP-05 7% sebesar 73,47% dan nilai tersebut
dikategorikan belum baik karena tidak tahan terhadap air.

11
BAB 5. POTENSI HASIL

Plastik merupakan bahan yang sering digunakan untuk pengemasan serta untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga sepeti TV, remote dan lain sebagainya.
Penggunaan plastik yang berkala dan tinggi mampu menghasilkan limbah plastik
yang banyak dan dapat merugikan bagi lingkungan. Pada umumnya plastik sulit
untuk didegradasi atau diuraikan oleh mikroorganisme. Oleh karena itu, untuk
mengurangi penggunaan plastik konvensional, plastik ramah lingkungan dengan
bahan dasar pati yang berasal dari singkong menjadi salah satu substitusi plastik
konvensional. Bioplastik ini merupakan plastik yang dapat diuraikan oleh
mikroorganisme dalam waktu tertentu. Adapun beberapa aspek yang membuat
bioplastik sangat berpotensi untuk dikembangkan yang terdapat pada tabel 5.1

Tabel 5. 1 perbandingan antara plastik konvensional dan plastik biodegradable


pada beberapa aspek
Aspek Plastik konvensional Plastik biodegradable
Bahan baku Sebagian besar dibuat dari Dibuat dari bahan yang
bahan yang tidak dapat dapat diperbaharui (bahan
diperbaharui (minyak nabari)
bumi)
Teknologi Sudah mapan Sudah ada produsen yang
mengembangkan, namun
masih banyak yang dalam
tahap penelitian
Sosial Sudah banyak dikenal dan Belum banyak dikenal
digunakan masyarakat masyarakat
Ekonomi Harga lebih murah Harga sedikit lebih mahal
Lingkungan Tidak ramah lingkungan Ramah lingkungan (dapat
(perlu ratusan tahun untuk terdegradasi oleh alam
dapat terdegradasi oleh dalam waktu yang singkat
alam) menghasilkan emisi (sekitar 3-6 bulan) emisi
karbon yang tinggi karbon yang lebih rendah
(sumber : Jurnal litbang, 2017)

Dari beberapa pertimbangan aspek-aspek di atas terdapat kelebihan sekaligus


kekurangan dalam pembuatan bioplastik. Kekurangan tersebut dapat dilihat dari
aspek ekonomi. Pembuatan bioplastik memerlukan biaya yang relatif lebih mahal
daripada pembuatan plastik konvensional. Pada pembuatan plastik konvensional
proses yang dilakukan yaitu pemurnian serta pencampuran semua bahan yang
diperoleh dari alam yang tidak dapat diperbaharui lagi. Sedangkan pada bioplastik,
proses yang dilakukannya cukup panjang dimulai dari persiapan bahan pati,
pereaksian hingga menjadi bioplastik yang dapat digunakan. Terlepas dari
kekurangan penggunaan bioplastik, terdapat lebih banyak kelebihan dilakukannya
penggantian plastik konvensional menjadi bioplastik. Jika dilihat dari aspek bahan
baku dan lingkungan, bioplastik akan lebih menguntungkan untuk kelestarian
lingkungan maupun ilmu pengetahuan. Bioplastik merupakan salah satu teknologi
mutakhir dalam membantu melestarikan lingkungan dari pemanasan global akibat
pembakaran sampah plastik. Oleh karena itu, bioplastik ini layak untuk terus

12
dikembangkan. Namun yang menjadi tantangan adalah memperoleh bioplastik
dengan kualitas yang baik dan mampu menunjang kebutuhan masyarakat. Pada
penelitian ini, potensi hasil bioplastik yang terbaik dapat dilakukan dengan
penambahan filler, plasticizer, serta bahan aditif lainnya untuk memperbaiki
karakteristik dari bioplastik seperti biodegradabilitas, kekuatan tarik, elongasi, dan
daya serap air.

13
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya adalah pelaksanaan penelitian lanjutan di laboratorium


untuk melanjutkan proses pembuatan bioplastik dengan jumlah pati 15 gram
kemudian campuran disaring dan sebanyak 75 gram campuran dituang ke dalam
cetakan berukuran 21 cm x 21 cm agar pengeringan lebih cepat sehingga
mikroorganisme tidak tumbuh dan memungkinkan adanya kontaminasi pada
bioplastik. Hasil penelitian ini akan dianalisa untuk uji karakterisasinya antara lain
biodegradabilitas, daya serap air, kekuatan tarik dan elongasi. Selanjutnya
diperoleh hasil akhir yang dapat disimpulkan, penyusunan artikel ilmiah secara
keseluruhan, penyusunan laporan akhir,serta pengumpulan artikel ilmiah dan
laporan akhir.

14
DAFTAR PUSTAKA
A. H. D. Abdullah et al., “Harnessing the Excellent Mechanical, Barrier and
Antimicrobial Properties of Zinc Oxide (ZnO) to Improve the Performance of
Starch-based Bioplastic,” Polymer-Plastics Technology and Materials, vol.
59, no. 12, pp. 1259–1267, Aug. 2020, doi:
10.1080/25740881.2020.1738466.
British Plastic Federation. (2019). Oil Consumption.
https://www.bpf.co.uk/press/Oil_Consumption.
Farida Unggul Situmorang et al,2019. Pengaruh Konsentrasi Pati Ubi Talas
(Colocasia esculenta) dan Jenis Plasticizer terhadap Karakteristik Bioplastik
Hamzah Arifin Sinambela, & Maulida. (2018). PENGARUH KOMPOSISI
PENGISI SERTA TEKANAN HOT PRESS TERHADAP KEKUATAN
TARIK KOMPOSIT POLIESTER BERPENGISI PARTIKEL ZINC OXIDE
(ZnO). Jurnal Teknik Kimia USU, 7(2), 40–44.
https://doi.org/10.32734/jtk.v7i2.1649
Jayabuana, N. N. (2017, May 8). Bioplastik Ditargetkan Tumbuh 5%.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20170508/257/651816/bioplastik-
ditargetkan-tumbuh-5
Judawisastra, H., Sitohang, R. D. R., Marta, L., & Mardiyati. (2017). Water
absorption and its effect on the tensile properties of tapioca starch/Polyvinyl
Alcohol bioplastics. IOP Conference Series: Materials Science and
Engineering, 223, 012066. https://doi.org/10.1088/1757-899X/223/1/012066
K. Majdzadeh-Ardakani and B. Nazari, “Improving the mechanical properties of
thermoplastic starch/poly(vinyl alcohol)/clay nanocomposites,” Composites
Science and Technology, vol. 70, no. 10, pp. 1557–1563, Sep. 2010, doi:
10.1016/j.compscitech.2010.05.022.
Lebreton, L., & Andrady, A. (2019). Future scenarios of global plastic waste
generation and disposal. Palgrave Communications, 5(1), 6.
https://doi.org/10.1057/s41599-018-0212-7
Maryam, M., Rahmad, D., & Yunizurwan, Y. (2019). Sintesis Mikro Selulosa
Bakteri Sebagai Penguat (Reinforcement) Pada Komposit Bioplastik Dengan
Matriks PVA (Poli Vinil Alcohol). Jurnal Kimia Dan Kemasan, 41(2), 110.
https://doi.org/10.24817/jkk.v41i2.4055
Melani, Ani., dkk. “Bioplastik Pati Umbi Talas Melalui Proses Melt Intercalation
(Kajian Pengaruh Jenis Filler, Konsentrasi Filler Dan Jenis Plasticiezer)”,
Distilasi, Vol. 2, No. 2, Hal. 53-67, Sept. 2017.
Retno Ariadi Lusiana et al.(2021). Karakterisasi Fisikokimia Bioplastik Berbahan
Dasar Kitosan Tertaut Silang Asam Suksinat/Pati/Polyvinyl Alcohol
Sihombing, P. Rony, dkk. “Pengaruh Konsentrasi Kaolin dan ZnO dengan
Penambahan PVOH Terhadap Karakteristik Bioplastik Berbasis Pati”,

15
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar, pp.
801-806, July. 2022.
Tavares, K. M., Campos, A. de, Mitsuyuki, M. C., Luchesi, B. R., & Marconcini,
J. M. (2019). Corn and cassava starch with carboxymethyl cellulose films and
its mechanical and hydrophobic properties. Carbohydrate Polymers, 223,
115055. https://doi.org/10.1016/j.carbpol.2019.115055
Temitope, D. F., & Stephen, E. C. (2018). Trends on Bio-Synthesis of Plastics. Adv
Biotech & Micro, 10, 1–8.

16
LAMPIRAN
1. RAB Penggunaan Dana
Harga Satuan
No Jenis Pengeluaran Volume (Rp) Total (Rp)
Belanja bahan (max 60%)
Singkong 10 Kg 5000 50000
Aquadest 6 botol 3500 21000
Baki 2 buah 16000 32000
Lap 1 buah 2500 2500
Kain Saring 1 buah 2500 2500
Alumunium foil 1 buah 28000 28000
Label 1 bungkus 7000 7000
Sabun Sunlight 1 bungkus 2500 2500
Tissue 2 bungkus 20100 36300
1
Loyang 2 buah 12000 24000
ZnO 1 Kg 19000 19000
PVA BP-05 1 Kg 98700 98700
Botol 2 buah 5100 10200
Silica gel 1 bungkus 8500 8500
Cetakan acrylic 16 buah 30500 488000
Mikroorganisme 1 botol 7280 7280
Alkohol 1 botol 21900 21900
Gliserol 2 botol 11000 22000
Materai 2 buah 11000 22000
SUB TOTAL 903.380
Belanja Sewa (maks. 15%)
2
Akses Jurnal - - -
SUB TOTAL -
Perjalanan Lokal (maks 30%)
Kegiatan penyiapan
- - -
bahan
3
Kegiatan Lab dan
- - -
Pendampingan
Kegiatan Uji Sampel - - -
SUB TOTAL -
Lain-lain (maks 15%)
4 Uji kekuatan tarik dan
- - -
elongasi
SUB TOTAL -
GRAND TOTAL 903.380

17
GRAND TOTAL
(Terbilang: SEMBILAN RATUS TIGA RIBU TIGA RATUS DELAPAN
PULUH RUPIAH)

2. Bukti Kuintansi Pembelian Bahan dan lain-lain

18
3. Bukti Pendukung Kegiatan

Pemotongan Penghalusan Penyaringan Pati Pengendapan Pati


singkong singkong

Hasil Endapan Pengeringan Pati Pengeringan Pati Anggota Kelompok


(Oven) (dibawah sinar
matahari)

Pereaksian Hasil Bioplastik


bioplastik gagal

19

Anda mungkin juga menyukai